Anda di halaman 1dari 3

Nama : Istnaini Roudhotul Fauziah

NIM : 165080501111031

Kelas / No. Absen : B2 / 32

Kondisi Bisnis Perikanan di Indonesia Saat Ini

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat dalam penghujung tahun 2017
kinerja sub sektor perikanan budidaya menunjukkan capaian positif. Catatan kinerja positif
sub sektor perikanan budidaya tersebut antara lain dapat dilihat dari indikator kegiatan yang
telah memberikan kontribusi dalam membawa perubahan positif bagi kinerja pembangunan
nasional. Secara makro ekonomi, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan
PDB Nasional sektor perikanan tahun 2017 sebesar 6,75 % atau naik sebesar 31 persen dari
tahun 2016. Angka PDB tersebut tercacat paling progresif dan berada diatas rata-rata
pertumbuhan PDB Nasional yang hanya 5,03 persen. Pencapaian produksi perikanan
budidaya tidak terlepas dari upaya KKP yang mendorong berbagai program prioritas di
berbagai daerah. Hal tersebut sangat membantu dalam meningkatkan target produksi di
sektor perikanan budidaya. Hasil analisis terhadap kinerja perdagangan dunia hingga
September 2017 menunjukkan bahwa produk perikanan budidaya pada tataran perdagangan
global memiliki tingkat daya saing kompetitif yang sangat tinggi. Kinerja ini ditunjukkan Indeks
Spesialisasi Perdagangan (IPS) yang mencapai sebesar 0,97 yang berarti Indonesia tengah
mengalami tahap pertumbuhan dan merupakan negara net eksportir.
Tahun 2018, berdasarkan pertimbangan positif capaian tahun 2017, KKP akan tetap
fokus memberikan dukungan langsung kepada masyarakat pembudidaya ikan. Dari anggaran
Ditjen Perikanan Budidaya yang mencapai sekitar Rp. 944,85 milyar, sebesar 75,9% akan
dialokasikan untuk berbagai program/kegiatan utama/prioritas dalam rangka mendorong
perkembangan usaha pembudidayaan ikan di berbagai daerah. Target produksi perikanan
budidaya tahun 2018 sebesar 24,08 juta ton terdiri atas 7,91 juta ton ikan dan 16,17 juta ton
rumput laut. NTPi ditargetkan sebesar 102,75 dan produksi ikan hias ditargetkan sebesar 2,3
milyar ekor.
Kegiatan prioritas yang akan didorong pada tahun 2018 yaitu : (1) pengelolaan KJA
offshore di tiga lokasi yakni Pangandaran, Karimunjawa dan Sabang; (2) pembangunan pabrik
pakan skala medium sebanyak 1 unit di Kabupaten Pangandaran; (3) pengembangan Sentra
Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di tiga lokasi yakni Kota Sabang; (4) pembangunan
embung di Kabupaten Pangandaran; (5) pengembangan usaha budidaya lele sistem bioflok
sebanyak 150 unit usaha yang tersebar di 18 (delapan) belas Propinsi; (6) Rehabilitasi
Saluran Irigasi Tambak / Kolam Partisipatif pada 16 kawasan di 8 (delapan) Kabupaten; (7)
dan pengembangan minapadi seluas 250 hektar yang tersebar di 8 (delapan) Kabupaten.
Khusus kegiatan rehabilitasi irigasi tambak dan minapadi menjadi program padat karya
andalan KKP.
Pengelolaan sistem KJA offshore di tiga lokasi yakni Pangandaran, Karimunjawa, dan
Sabang masing-masing wilayah terdapat delapan lubang karamba. Dari delapan lubang
tersebut bisa menghasilkan 800 ton ikan. Program pengelolaan tersebut dilakukan oleh KKP
sesuai dengan visi Presiden, karena nelayan tidak hanya menangkap ikan saja, tetapi juga
budidaya dengan kapasitas industri. Dengan adanya program pengelolaan KJA offshore
tersebut akan meningkatkan industri perikanan budidaya yang saat ini masih dikembangkan.
Pembangunan KJA offshore merupakan bagian strategi KKP untuk meningkatkan produksi
ikan laut dengan budidaya ikan kakap putih. Ikan jenis tersebut dipilih karena Indonesia telah
mengalami pengalaman mengembangkannya. Komoditas yang sudah dikembangkan yakni
ikan kakap putih.
Selain pengelolaan sistem KJA, KKP juga membangun pabrik pakan skala medium
sebanyak 1 unit di Kabupaten Pangandaran. Pembagunan pabrik pakan ini bertujuan agar
KKP fokus untuk mengurangi biaya pakan ditekan hingga 60% dalam rangka
mengembangkan budidaya ikan air tawar di Tanah Air. Biaya yang dikeluarkan pembudidaya
selama ini untuk pembelian pakan ikan cukup tinggi, berkisar 70-80 persen dari biaya
keseluruhan. KKP juga menghimbau agar kelompok pakan ikan mandiri (Pokanri) yang
terpisah dari kelompok pembudidaya, untuk menghasilkan pakan berkualitas sesuai Standar
Nasional Indonesia, dalam jumlah yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan kelompok
pembudidaya di wilayahnya secara kontinu. Yang nantinya akan diberikan penilaian terhadap
semua Pokanri, dari segi kreativitas, kontinuitas, konsistensi, kualitas dan juga
pengembangan usahanya. Sehingga akan mendorong munculnya Pokanri yang berprestasi.
Pembangungan SKPT di Sabang oleh KKP dilandaskan dengan tujuan untuk
mensejahterahkan masyarakat nelayan. Kondisi tersebut diyakini memiliki kesempatan baik
dalam mengembangkan potensi dalam membangun industri perikanan. SKPT memungkinkan
wilayah perbatasan nasional seperti Sabang untuk menjadi teras nasional yang sejahtera dan
berdaulat sebagai pagar penjaga batas laut Indonesia.
KKP juga berencana akan membangun embung di Kabupaten Pangandaran,yg
nantinya lahan tersebut akan dibuat sebagai lahan budidaya perikanan dalam mendukung
peningkatan produksi perikanan budidaya, pengendali banjir serta untuk mendukung kawasan
pariwisata Kabupaten Pangandaran. Pembangunan embung ini diharapkan dapat
meningkatkan produksi ikan budidaya dan menjadi salah satu sentra utama perikanan
tangkap, pengolahan perikanan serta memiliki potensi untuk pengembangan perikanan
budidaya.
Pelatihan bimbingan teknis untuk mengenali sistem bioflok dalam rangka membantu
berbagai kelompok pembudidaya perikanan untuk meningkatkan hasil produksi. Pelatihan ini
juga mampu mengembangkan usaha budidaya sistem bioflok khususnya budidaya Lele. KKP
menyediakan bimbingan teknis bantuan pemerintah budidaya ikan lele sistem bioflok di Balai
Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Bimbingan teknis itu diselenggarakan dalam
rangka persiapan pelaksanaan kegiatan budidaya lele bioflok bagi penerima bantuan tahun
2018. Dengan begitu, kesuksesan program ini dapat tercapai serta kelemahan di tahun lalu
dapat diantisipasi sedini mungkin. Bantuan pengembangan usaha budi daya perikanan air
tawar dengan mengenalkan sentuhan teknologi pola bioflok tersebut merupakan upaya
pemerintah mendorong pelaku usaha agar semakin serius menggeluti usahanya.
Seiring meningkatnya kebutuhan pangan dan semakin terbatasnya lahan untuk
memproduksi ikan hasil budidaya khususnya untuk budidaya ikan di air tawar, Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) fokus mengembangkan budidaya ikan dengan sistem mina
padi yang merupakan kombinasi dan integrasi antara budidaya ikan dan budidaya padi di
sawah. Melalui mina padi, produktifitas sawah diyakini akan meningkatkan produksi ikan
secara organik dan ramah lingkungan, baik dari padi yang dihasilkan maupun hasil panen dari
ikan. Selain itu, mina padi juga dipercaya akan mencegah dan menahan laju alih fungsi lahan
pangan menjadi lahan non-pangan. Seiring meningkatnya keberhasilan program mina padi
ini, KKP memprioritaskan mina padi sebagai program utama dalam kinerja Tahun 2018.
Bantuan KKP untuk sarana budidaya mina padi pada tahun 2018 mencapai Rp 7,5 miliar
dengan rincian 250 unit tersebar di 6 provinsi yang mencakup 9 kabupaten.
Saran yang dapat saya berikan sebagai mahasiswa perikanan yakni dari beberapa
kegiatan prioritas untuk mencapai target yang diselenggarakan oleh pemerintah khususnya
pihak KKP sangat baik yakni dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam berbisnis
di sektor perikanan. Pengembangan sektor budidaya dinilai menjadi sangat penting. Namun,
pengembangan budidaya perlu diikuti dengan kebijakan yang mendukung. Kedepannya agar
industri dapat disertakan dalam pembuatan kebijakan. Disamping itu pengembangan yang
seperti ini akan lebih terus ditingkatkan lagi dari waktu ke waktu agar tercipta sistem yang
baru di sektor perikanan.

Anda mungkin juga menyukai