Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Makroekonomi Islam

Menurut Chapra (2002: 307), salah satu masalah utama dalam kehidupan social di
masyarakat adalah mengenai cara melakukan pengalokasian dan pendistribusian
sumber daya yang laksa tanpa harus bertentangan dengan tujuan
makroekonominya. Tanpa adanya keseimbangan ini, maka masyarakat mungkin
akan menghadapi berbagai masalah. Misalnya, Ketika terlalu banyak proporsi
sumber daya yang dialokasikan untuk konsumsi, maka tabungan dan tingkat
investasi yang ada mungkin tidak cukup untuk dapat mewujudkan full
employment (kesempatan kerja penuh) dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
optimal.
Lebih lanjut Chapra (2002:307), menyatakan bahwa pengalokasian sumber daya
untuk konsumsi yang terlalu kecil, dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
resesi dan pengangguran akibat tidak terpenuhinya permintaan konsumen. Bahkan
seandainya pula sumber daya yang dialihkan untuk keperluan konsumsi secara
aggregate mampu mencukupi, tetap terbuka kemungkinan bahwa tidak semua
kebutuhan pokok tiap individu dalam masyarakat dapat dipenuhi.
Selain itu, Kahf (2002:308), menyebutkan bahwa pendapat umum dalam diskusi-
diskusi yang telah dilakukan sejauh ini dibidang makroekonomi Islam
menganggap bahwa meskipun system pasar sangat penting, namun masih belum
memadai. Mekanisme ini perlu didukung tidak hanya melalui peran efektif dari
pemerintah, melainkan juga dengan reformasi moral dari individu-individu yang
ada di pasar sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, agar tujuan kemanusiaan
dari masyarakat dapat direalisasikan secara efektif tanpa intervensi pemerintah
yang berlebihan.
2. Tujuan Ekonomi Islam
Menurut Nik Mustofa (1992: 23-24), Islam berorientasi pada tujuan (Goal
Oriented). Prinsip-prinsip yang mengarahkan pengorganisasian kegiatan-kegiatan
ekonomi pada tingkat individu dan kolektif bertujuan untuk mencapai tujuan-
tujuan menyeluruh yang dalam tata social Islam.
Secara umum tujuan-tujuan itu dapat digolongkan sebagai berikut ini:
a) Menyediakan dan menciptakan peluang-peluang yang sama dan luas bagi
semua orang untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Peserta serta
individu dalam kegiatan ekonomi merupakan tanggung jawab keagamaan.
Individu diharuskan menyediakan dan menopang setidaknya kebutuhan hidupnya
sendiri dan orang-orang yang bergantung padanya.
b) Memberantas kemiskinan aboslut dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
bagi semua individu masyarakat. Kemiskinan bukan hanya merupakan penyakit
ekonomi, tetapi juga mempengaruhi spiritualisme individu. Islam menomor
satukan pemberantasan kemiskinan. Pendekatan Islam dalam memerangi
kemiskinan ialah dengan merangsang dan membantu setiap orang untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan-kegiatan ekonomi.
c) Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi. Islam memandang posisi ekonomi manusia tidak statis.
Dengan ungkapan yang sangat jelas, Allah telah menjamin bahwa semua makhluk
diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Gagasan tentang peningkatan
kesejahteraan ekonomi manusia rupanya sebuah proposisi religious. Karena
terdapat sintesis antara aspek-aspek material dan spiritual dalam skema Islam
mengenai kegiatan manusia, kemajuan ekonomi yang diciptakan oleh Islam juga
member sumbangan bagi perbaikan spiritual manusia. Stabilitas ekonomi dalam
Islam menunjukan pada pencapaian stabilitas harga dan tiadanya pengangguran.
Kedua tujuan ini, berbeda dalam wilayah keadilan ekonomi

Perbandingan Ekonomi Makro Islam dengan Ekonomi Makro Konvensional


Makro ekonomi adalah ilmu ekonomi yang mengkhususkan membahas
mekanisme perekonomian secara global atau keseluruhan, perekonomian yang
berhubungan terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
berbagai kebijakan serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya
perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal baru.

Persoalan-persoalan pokok dalam ekonomi makro yang dihadapi Negara,


yaitu: petumbuhan ekonomi, pendapatan nasional potensial, masalah
pengangguran dan masalah inflasi.
Ekonomi makro konvensional (kaoitakisme) menjadikan sekulerisme yang
menghalangi agama, sedangkan ekonomi makro islam membahas permasalahan
kebijakan ekonomi berupa pengelolaan dan pengadilan sesuai dengan ajaran
islam.

Yang membedakan ekonomi makro konvensional dengan ekonomi makro


islam , yang paling mendasar adalah bahwa ekonomi konvensional hanya
membahas masalah demi masalahsecara global tanpa melihat kembali manfaat
dan tujuan untuk kemaslahatan/ kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan makro
ekonomi islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan
di dunia dan di akhirat. Sumber ekonomi islam adalah Al-Qur’an dan As-sunnah.
Berbeda dengan ekonomi konvensional yang hanya berdasarkan pada hal-hal yang
bersifat positivistic.

Anda mungkin juga menyukai