Anda di halaman 1dari 5

Seringkali banyak orang dibuat bingung saat akan mendirikan sebuah bisnis yang akan

mereka jalani untuk pertama kalinya. Salah satu permasalahan tersebut adalah kemampuan yang
dianggap masih kurang untuk menjalankan sebuah usaha. Sebagai contohnya saja ingin berbisnis
di bidang teknologi tapi tidak memiliki dasar pendidikan di bidang tersebut atau ingin
mendirikan bimbingan belajar tapi tidak memiliki kemampuan untuk mengajar.

Padahal kendala diatas bisa diatasi dengan mudah, salah satu contoh pebisnis wanita yang
sukses mengatasi keterbatasannya adalah Cynthia Tenggara. Cynthia Tenggara merupakan
seorang wanita muda yang sukses mendirikan bisnis katering online dengan nama BerryKitchen.
Fakta yang harus kalian ketahui adalah ia bukanlah orang yang pintar memasak dan tidak begitu
menggemari dunia memasak.

Lalu seperti apa Cynthia Tenggara mengatasi keterbatasannya tersebut hingga dapat
sukses mendirikan Berry Kitchen ?
Cynthia Tenggara lahir 11 September 1985 yang lulusan jurusan hubungan masyarakat di
Universitas Pelita Harapan ini, berinovasi melahirkan Berrykitchen sebagai satu-satunya
perusahaan catering di Indonesia yang menawarkan variasi lauk berbeda sebanyak 15 hingga 20
menu setiap harinya. Cynthia bukanlah perempuan yang gemar memasak, serta sama sekali tidak
memiliki pengalaman yang mumpuni dalam bidang bisnis. Bahkan awal karirnya ia sempat
melakoni pekerjaan sebagai karyawan di bidang hubungan masyarakat dan pemasaran. Salah
satunya adalah menjadi tim kreatif di stasiun TV RCTI, Manajer Humas di Yayasan Cinta Anak
Bangsa (YCAB), serta Account Manajer di Groupon Indonesia.
Namun, berkat dukungan sang suami Ferry Tenka, yang memang sudah memiliki pengalaman di
bidang startup, Cynthia pun mulai tergerak untuk merintis startupnya sendiri. Pada tahun 2012 ia
mulai membuka online catering dengan nama Berrykitchen. Berrykitchen merupakan satu-
satunya perusahaan catering yang menawarkan 15-20 menu berbeda setiap harinya. Semua menu
ini dapat dipesan secara online melalui situs Berrykitchen.

Ide awal Cyhthia Tenggara membuat BerryKitchen adalah karena saat ia bekerja di
kantor sering kali mendapatkan makan siang. Namun, makanan yang diberikan tersebut tidak
menarik dan ia sendiri tidak bisa memilih untuk mendapatkan makanan apa yang ia sukai. Disaat
inilah Cynthia mulai mencari katering makan siang di internet untuk jatah makan satu orang
ditambah lagi dengan bisa memilih menu dan ada layanan jasa antar ke tempat. Setelah dicari
ternyata ada sedikit sekali yang menawarkan dan kalau pun ada jasa katering tersebut memiliki
minimum order. Dari sanalah ia mulai sadar bahwa bisnis katering makan siang untuk
perorangan tidak ada di Jakarta dan kemudian mulailah muncul ide untuk mendirikan katering
online perorangan. Meskipun memiliki ide untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat di Jakarta yang kesulitan untuk mendapatkan makan siang via katering, nyatanya
Cynthia tidak memiliki kemampuan memasak untuk mendukung ide bisnisnya tersebut.

Lalu apa yang dilakukannya ?

Menemukan orang yang tepat yang memiliki kemampuan memasak mumpuni untuk
bergabung ke dalam bisnis yang dijalankannya. Cynthia Tenggara sadar akan kelemahan yang
dimilikinya dan mencari pemecahan masalah tersebut dengan bekerja sama dengan orang yang
mampu.

BerryKitchen yang diusung oleh Cynthia Tenggara ternyata cukup berbeda dan unik
dibandingkan dengan konsep katering yang lainnya. Kalian sebagai pelanggan tidak perlu repot-
repot memesan makanan lewat telepon karena semua pemesanan bisa dilakukan via online.
Kalian juga bisa bebas memilih menu yang disukai dan yang lebih penting lagi tidak ada
minimum order yang harus kalian penuhi serta bebas biaya pengantaran. Yang kedua Berry
Kitchen juga menawarkan layanan ready to eat yang bisa dipesan sepanjang hari. Namun saat
menggunakan layanan ini, kalian tidak bisa memilih menu karena makanan sudah dipaket
layaknya bento siap saji. Terakhir Berrykitchen menawarkan konsep ready to cook yang
merupakan layanan pemesanan bahan-bahan mentah lengkap dengan bumbu yang siap dimasak.
Sebagai contohnya disaat kalian memasan menu sop ayam, maka didalam paket tersebut telah
tersedia daging ayam, sayuran, berbagai macam bumbu lengkap dengan panduan untuk memasak
makanan tersebut. Jadi kita tinggal mengikuti panduannya saja dan tidak perlu repot menyiapkan
berbagai bahannya lagi.

Awal mula berrykitchen didirikan pada tahun 2012 dengan empat karyawan menyiapkan
kurang dari 50 makanan siap saji/hari. Saat ini, Cynthia mempekerjakan setidaknya 100 orang
yang membantu memompa sekitar 4.000 unit makanan setiap hari, termasuk bentos dan makanan
ringan. Dan memiliki empat koki selebriti yaitu Edwin Lau, Juna Rorimpandey, Vindy Lee, dan
Pattiradjawane yang telah bergabung dengan BerryKitchen untuk menawarkan menu khusus bagi
pelanggan yang ingin mencicipi gaya kuliner para koki. Untuk jangka panjang, Cynthia ingin ke
depannya Berrykitchen bisa jadi online catering atau food commerce terbesar di Indonesia.
Untuk jangka pendeknya, inginnya dalam satu tahun, paling tidak bisa mengantarkan 50 ribu
boks makanan setiap harinya

Visi misi Cynthia saat membuka bisnis ini adalah menjadi salah satu food–commerce
terbesar di Indonesia.

Berikut wawancara dengan Cynthia tenggara

 Menurut Cynthia, apa tantangan terbesar yang dialami wanita saat


berbisnis? Apa strategi Cynthia untuk menanganinya?

Tantangan terbesar tentu saat menjalankan bisnis ini yang istilahnya


belum ‘proven’ dan bisnis model seperti ini terbilang masih baru, belum ada
contoh dan harus belajar dari beberapa e-commerce serta food technology bisnis
yang ada di luar. Banyak trial, error dan banyak juga yang meragukan bisnis ini
apakah bisa berjalan khususnya untuk konsumen Indonesia.

Jika ditanya cara menanganinya, pertama ketika menjadi business women


atau seorang enterpreneur harus tekun dan nggak mudah menyerah. Dan paling
penting harus punya tim yang suportif, bukan hanya ada saat berhasil tapi ada
waktu perusahaannya sedang jatuh beberapa kali. Dari situ kita bisa terdorong
untuk belajar memperbaiki kesalahan dan berusaha lebih baik lagi.

 Di era yang semua informasi dan pendapat dapat tersampaikan secara cepat,
bagaimana strategi Cynthia untuk menghadapi kompetitor ataupun
komplain dari pelanggan?

Kalau menghadapi komplain, dari dulu BerryKitchen selalu menganggap


setiap komplain itu penting karena kami paling cepat bertumbuh lewat komplain
yang masuk dari konsumen. Menurut kami komplain merupakan sebuah input jadi
kami tahu area mana yang harus diperbaiki, kalau nggak ada komplain yang
masuk, jadinya merasa semua baik-baik saja. So, we are always take complain
seriously dan selalu bertumbuh dari komplain. Karena itu juga kalau ada customer
yang memberi masukan secara detail biasanya kami akan beri compliment.

Untuk menghadapi kompetitor? Kami nggak pernah fokus untuk


mengalahkan kompetitor sih, tapi fokus kami lebih bagaimana BerryKitchen bisa
lebih baik setiap harinya dan berharap bisa ‘lari’ lebih cepat dari yang lainnya.

 Menurut Cynthia, sektor apa yang menjadi inti di bisnis catering online?

Ada tiga yang menjadi inti dari bisnis ini. Pertama service, kedua
teknologi, dan ketiga operasional. Ketiga bagian ini merupakan hal yang cukup
krusial agar bisnis ini dapat berjalan. Karena BerryKitchen itu full-stack startup
jadi dari awal sampai akhir dikerjakan sendiri. Nah, kalau dari ketiga bagian ini
ada yang kurang atau lalai, meskipun bagian pertama dan kedua oke banget, tetap
sampai ke customer-nya jadi nggak baik.

 Apa motivasi Cynthia untuk berbisnis hingga sampai di posisi yang seperti
sekarang ini? Apakah sudah cukup puas dengan apa yang dicapai saat ini?

Puas atau belum? Tentu saja belum. Motivasinya lebih ketika bisnisnya
sudah jalan dan berkembang semakin besar. Melihat orang-orang yang berkerja di
BerryKitchen juga membuat saya ingin membawa mereka going on to the next
level supaya bisnisnya juga bisa berkembang lebih maksimal dari sebelumnya.

 Adakah pesan khusus untuk para entrepreneur muda yang ingin memulai
bisnis nya?

Pesan khusus untuk para entrepreneur muda, cobalah mulai sekarang.


Kebanyakan saya melihat pebisnis muda itu banyak idenya tapi ketika eksekusi
banyak juga alasannya, misalnya nggak punya modal, nggak bisa ini dan nggak
bisa itu. Menurut saya nggak bakal ada waktu di mana kamu akan siap. Jadi mulai
sebelum semua itu ada juga tidak menjadi masalah.

 Seberapa penting peran wanita di era masa kini saat semua serba digital?

Penting sekali! Karena menurut saya segala sesuatu yang unbalance itu
kurang baik, begitu juga segala sesuatu yang didominasi oleh pria. Akan lebih
seimbang jika ada pria dan wanita dalam komunitas atau dunia entrepreneur ini.
 Cynthia sudah berkeluarga, bagaimana memposisikan diri dalam keluarga
mengingat mengembangkan bisnis pasti juga membutuhkan perhatian
ekstra?

Caranya sebenarnya nggak susah kok. Pertama, saya banyak membahas


bisnis juga dengan suami di rumah jadi kami selalu bisa ngomongin bisnis di
manapun dan kapanpun. Kedua, saya tipikal orang yang lumayan ‘strict’ soal
waktu, jadi saat menjalankan pekerjaan, saya selalu usahakan tepat waktu untuk
datang ke kantor dan ketika jam pulang bagaimana caranya pekerjaan sudah harus
selesai. Cynthia sudah berkeluarga, bagaimana memposisikan diri dalam keluarga
mengingat mengembangkan bisnis pasti juga membutuhkan perhatian ekstra?

Saya juga bukan tipe orang yang suka lembur di kantor sampai larut
malam, karena nggak balance juga dengan kehidupan pribadi dan keluarga.
Memang sulit tapi asal bisa manage waktu dengan baik menurut saya tidak jadi
masalah.

 Apa motto hidup dari Cynthia Tenggara?

Motto saya ‘ We do our best and God do the rest’. Saya itu selalu berusaha
melakukan yang terbaik semampu saya, tapi tetap harus ingat bahwa ada porsi
yang di luar kontrol kita. Jadi ya hidup juga harus seimbang antara spiritual dan
jasmani.

Anda mungkin juga menyukai