Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TIJAUAN TEORI

A. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan

serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melalui jalan lahir (Hacker, 2001).

Persalinan normal adalah proses alamiah yang dialami aleh setiap

manita hamil cukup bulan dengan kehamilan normal.

Persalinan tidak normal adalah jika bayi dilahirkan sebelum waktu

(prematur), lewat waktu (postmatur) atau dengan bantuan alat, seperti

forseps, ekstrasi vakum, atau bisa juga lewat pembedahan (bedah caesar)

(Edjun, 2004)

Masa nifas atau post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai dengan pulihnya alat-alat reproduksi sampai

keadaan sebelum hamil, berlangsung 6-8 minggu.

Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan

berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru

pulih kembali seperti sebalum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Ada yang membagi nifas dalam 3 periode :

1. Puerperium dini yaitu masa pemulihan dimana dimana ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

4
2. Puerperium intermedial adalah pemulihan menyeluruh alat-alat genitalia

yang lamanya 6-8 minggu.

3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi.

B. Etiologi

Penyebab mulainya persalinan.

Penyebab persalinan belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang turut

berperan dan saling berkaitan.

1. Perubahan kadar hormon

Perubahan kadar hormon mungkin disebabkan oleh penuaan plasenta dan

terjadi sebagai berikut :

a. Kadar progesteron menurun (relaksasi otot menghilang).

b. Kadar esterogen dan prostaglandin meninggi.

c. Oksitosin pituitari dilepaskan (pada kebanyakan kehamilan, produksi

hormon ini akan disupresi).

2. Distensi uterus

Distensi uterus menyebabkan terjadinya hal berikut :

a. Serabut ototyang teregang sampai batas kemampuan nya akan

bereaksi dengan mengadakan kontraksi.

b. Produksi dan pelepasan prostagladin F miometrium.

5
c. Sirkulasi plasenta mungkinterganggu sehingga menimbulkan

perubahan hormonal (seperti atas).

3. Tekanan janin

Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam uterus, ia

akan menyebabkan :

a. Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus.

b. Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul

kontraksi.

4. Faktor-faktor lain

a. Penurunan tekanan secara mendadak ketika selaput amnion pecah.


b. Gangguan emosional yang kuat (lewat rantai korteks-hipotalamus
hipofise) dapat menyababkan pelepasan oksitosin.

C. Manifestasi klinis

1. Adapun tanda-tanda persalinan yaitu :

a. Lightening atau pengosongan

Penurunan secara bertahap, wanita akan merasa lebih lega dan lebih

mudah bernafas. Tetapi akibat pergeseran ini terjadi peningkatan

tekanan pada kandung kemih sehingga akan lebih sering berkemih.

b. Persalinan palsu

Selama 4 sampai 8 minggu akhir masa kehamilan rahim menjalani

kontraksi tak teratur dan bersifat sporadik. Pada bulan terakhir

kehamilan, kadang-kadang setiap 10 sampai 20 menit dengan

6
intensitas lebih besar. Mengeluh merasa nyeri yang menetap pada

punggung bagian bawah dan tekanan pada sakroiliaka. Kadang-

kadang mengalami kontraksi yang kuat, sering (braxton hicks).

c. Pembukaan serviks

Serviks sering dirasakan melunak akibat peningkatan kandung air dan

lisis kolagen. Pembukaan secara serentak, atau penipisan sementara

serviks itu melebar ke dalam segmen bawah uterus. Lendir vagina

yang keluar semakin banyak akibat besarnya kongesti selaput lendir

vagina. Lendir serviks berwarna kecoklatan atau bercak darah (bloody

show) keluar. Serviks menjadi lunak (matang), sebagian menipis dan

berdilatasi ketuban pecah dengan spontan (jensen, 2005).

1. Power yaitu kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot

volunter dari ibu yaitu kontraksi otot perut dan diafrakma sewaktu ibu

mengejan atau meneren.

2. Passage bagian tulang punggul, serviks, vagina dan dasar panggul

(displacement).

3. Passager terutamam janin (secara khusus bagian kepala janin) plus

plasenta, selaput dan cairan ketuban/amnion.

Gambar jalannya persalinan secara klinis ditemukan sebagai berikut :

1. Tanda persalinan sudah dekat

a. Terjadinya lightening.

b. Terjadinya his permulaan (palsu).

7
2. Tanda persalinan

a. Terjadinya his persalinan.

b. Terjadinya pengeluaran pembawa tanda.

c. Terjadinya pengeluaran cairan.

3. Pembagian waktu persalinan

a. Kala I = sampai pembukaan lengkap.

b. Kala II = pengusiran janin.

c. Kala III = pengeluaran uri.

d. Kala IV = observarsi 2 jam.

4. Pimpinan persalinan

Sikap menghadapi setiap pembagian waktu persalinan.

5. Perawatan diruang inap

Konsep rawat gabung dan mobilisasi dini.

D. Komplikasi

Komplikasi post partum (Varly, 2000: 267-273)

1. Infeksi puerpeural, yang disebabkan oleh persalinan lama, KPD dan

teknik aseptik yang tidak dipatuhi.

2. Trauma traktus genitourinarius yang terinfeksi.

3. Endometritis

4. Mastitis

5. Tromboflebitis

6. Emboli pulmonal

8
7. Perdarahan post partum

8. Depresi pasca partum

E. Pemeriksaan pengunjung

a. Hemoglobin

b. Hematokrit

c. Golongan darah

d. Luekosit

F. Adaptasi fisiologis dan psikologis post partum

1. Adaptasi fisologis

a. Tanda-tanda vital

Suhu 24 jam pertama meningkat kurang dari 38°C akibat adanya

dehidarasi dan perubahan hormonal, relaksasi otot, normal kembali

dalam 24 jam pertama, bila kenaikan suhu lebih dari 2 hari maka

pasien menunjukan adanya sepsis peurpeural infeksi traktus

urinarius, endometriasis, mastistis pembengkakan payudara pada hari

kedua ketiga dapat menyebabkan peningkatan suhu pasien.

b. Sistem kardiovoskuler

Dapat terjadi bradikardi setelah persalinan, takhikardi bisa terjadi

merefleksikan atau menunjukan adanya kesulitan dalam proses

persalinan atau persalinan lama, perdarahan yang berlebihan

(hemorogie post partum).

9
c. Tekanan darah normal setelah melahirkan, penambahan sistolok 30

mmHg atau penambahan diastolik 15mmHg khususnya bila diseratai

adanya sakit kepala atau gangguan pengelihatan.

d. Laktasi

Produk ASI mulai hari ke-4 post partum, pembesaran payudara,

puting susu menonjol, kolostrum berwarna kuning keputihan, areola

mamae berwarna hitam dan kembali normal setelah minggu pertama.

e. Sistem gastrointestinal

Pengendalian fungsi defekasi lambat dalan minggu pertama,

peristaltik usus terjadi penurunan segera setelah bayi lahir.

f. Sistem muskulo skeletal

Terjadi peregangan dan penekanan otot, oedema ekstremitas bahwa

akan berkurang dalam minggu pertama.

g. Sistem perkemihan

Kandung kemih oedema dan sensitifitas menurun sehingga

menimbulkan overdestension.

h. Sistem reproduksi

Terjdi proses involusio uteri dimana terjadi perubahan penebalan alat

genetalia interna dan eksterna ang berangsur-angsur pulih kembali

seperti keadaan sebelum hamil (Wiknjosastro, 2000:237).

Macam-macam lochea atau darah niifas adalah :

(1) Lochea rubra : berwarna merah pada hari pertama sampai hari

kedua paska persalinan.

10
(2) Lochea sanguinolenta : berwarna merah kecoklatan pada hari

ketiga sampai hari ketujuh paska persalinan.

(3) Lochea serosa : berwarna merah kekuningan pada hari ketujuh

sampai hari keempat belas paska persalinan.

(4) Lochea alba : berwarna putih setelah dua minggu paska persalinan.

i. Sistem indokrin

Mengalami perubahan secara tiba-tiba dalam kala IV persalinan.

Setelah plasenta lahir terjadi penurunan estrogen dan progesteron.

Prolaktin menurun pada wanita yang tidak meneteki bayinya dan akan

meningkat pada wanita yang meneteki. Menstruasi biasanya setelah

12 minggu post partum pada ibu yang tidak menyusui dan 36 minggu

pada ibu yang menyusui.

j. Induksi oksitosin

Sifat farmakologi oksitosin adalah kontraksi bersifat ritmik, sedikit

bersifat deuritik, waktu paruh sangat singkat (3 menit) dan awal kerja

5 menit. Syarat pemberian oksitosin, kelahiran aterm, ada kemunduran

his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi, sefalopelvik, janin

presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai

mendatar dan mulai membuka). Induksi persalinan kemungkinan

besar akan berhasil bila skor bishop lebih dari 8.

k. Payudara bengkak (Engorgement)

Payudara terasa lebih penuh / tegang dan nyeri sekitar hari ketiga atau

keempat sesudah melahirkan akibat statis di vena dan pembuluh limfe,

11
tanda bahwa ASI mulai banyak di sekresi. Sering terjadi pada

payudara yang elastissitasnya kurang. Bila tidak dikeluarkan , ASI

menumpuk dalam payudara sehingga areola menjadi menonjol, puting

lebih datar dan sukar diisap bayi. Kulit payudara nampak lebih merah

mengkilap, ibu demam, dan payudara terasa nyeri sekali.

Untuk pencegahan susukan bayi setelah lahir bila memungkinkan

tanpa dijadwal (on demand) keluarkan ASI dengan tangan.

l. Prolaktin

Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat pada trimester

pertama dan meningkat secara progresif sampai aterm. Secara umum

diyakini bahwa walaupun semua unsur hormontal (estrogen,

progesteron, tiroid, insulin dan kartisol bebas) yang diperlukan untuk

pertambuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang

meningkat selama kehamilan kadar estrogen yang tinggi menghambat

pengikatan prolaktin pada jaringan. Sehingga menghambat efek

proloktin pada epitel target.

m. Estrogen

Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi :

1. Pertumbuhan uterus.

2. Pertumbuhan payudara.

3. Retensi air dan natrium.

4. Pelepasan hormon hipofise.

12
n. Progesteron

Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui :

1. Relaksasi otot polos.

2. Relaksasi jaringan ikat.

3. Kenaikan suhu.

4. Perkembangan duktus laktoferus dan alveoli.

5. Perubahan sekretonik dalam payudara.

2. Adaptasi psikologis ibu dalam menerima perannya sebagai orang tua.

Setelah melahirkan secara bertahap.

a. Fase taking in

Terjadi pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan. Ibu

membutuhkan perlindungan dan pelayanan, memfokuskan energi pada

bayi yang menyebabkan persepsi penyempitan dan kemampuan

menerima informasi kurang.

b. Fase taking hold

Mulai dari hari ketiga setelah melahirkan. Pada minggu keempat

sampai kelima ibu siap menerima peran barunya dalam belajar tentang

hal-hal baru.

c. Fase letting go

Dimulai sekitar minggu kelima setelah melahirkan. Anggota keluarga

telah menyesuaikan diri dengan lahirnya bayi.

13
G. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan (Dongoes, 2000:338).

Tujuan : nyeri berkurang.

Kriteria hasil : mengungkapkan hilang nya nyeri setelah dilakkukan

tindakan, dibuktikan dengan pasien mengatakan nyeri berkurang.

Intervensi :

a. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri.

b. Beri informasi mengenai penyebab nyeri.

c. Kaji suhu dan nadi.

d. Ajarkan teknik relaksasi.

e. Kolaborasi pemberian analgetika.

2. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan

dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000).

Tujuan : pasien dapat mendemonstrasikan dan mengungkapkan

pemahaman diri post partum.

Kriteria hasil :

a. Pasien paham cara-cara perawatan diri dan bayi.

b. Pasien mampu mendemonstrasikan.

Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien.

b. Beri informasi tentang perawatan diri dan dan bayi.

c. Beri pendidikan kesehatan.

d. Dorong pasien untuk melakukan sendiri.

14
e. Libatkan keluarga ketika memberi pendidikan kesehaatan.

3. Perubahan pola eliminasi: BAB (konstipasi) berhubungan dengan

penurunan otot abdomen, penurunan peristaltik usus (Doenges, 2000).

Tujuan : pola eliminasi normal.

Kriteria hasil : pasien bila BAB dengan konstipasi

lembek. Intervensi :

a. Anjurkan klien untuk tidak menahan BAB.

b. Berikan cairan per-oral 6-7gelas perhari.

c. Observasi penyabab gangguan eliminasi BAB.

d. Ajarkan untuk ambulasi dini sesuai toleransi.

e. Kolaborasi pemberian obat pencahar.

f. Kolaborasi pemberian diit tinggi serat.

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (Doenges,

2000).

Tujuan : infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

a. Luka episiotomi membaik.

b. Tidak ada tanda infeksi.

Intervensi :

a. Monitor tanda vital terutama suhu.

b. Observasi tanda-tanda infeksi .

c. Lakukan perawatan luka.

d. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

15
e. Kolaborasi tentang pemberian antibiotik.

f. Jaga kebersihan sekitar luka.

5. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan pendarahan pasca

partum.

Tujuan : tidak terjadi kekurangan volume cairan.

Kriteria hasil :

a. Individu akan mempertahankan masukan cairan dan elektrolit.

b. Mengidentifikasi cairan yang abnormal dan mengganti cairan sesuai

dengan kebutuhan.

c. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.

Intervensi :

a. Beritahu pasien tentang jumlah lochea yang normal.

b. Anjurkan untuk menghubungi dokter bila pengeluaran lochea

berlebihan.

c. Hindari masase yang tak perlu pada fundus, yang dapat menyebabkan

relaksasi uterus dan hemoragic.

d. Ppertahankan cairan parenteral sesuai instruksi.

e. Ukur intake dan output cairan.

6. Perubahan proses keluarga, parenting berhubungan dengan kelahiran

anak I, harapan tidak realistik dan stresor (Doenges, 2001).

Tujuan : klien dan pasangan menceritakan perasaan berkenaan dengan

menjadi orang tua dan secara aktual melakukan tugas perawatan bayi.

16
Intervensi :

a. Kaji usia status perkawinan, ketersediaan sumber pendukung dan latar

belakang budaya.

b. Dorongan untuk menceritakan kesulitan mmenjadi orang tua .

c. Beri informasi tentang kebutuhan dan perawatan bayi.

d. Biarkan orang tua mengawasi perawat saat merawat anak.


e. Beri dorongan orang tua untuk ikut serta dalam perawatan

17

Anda mungkin juga menyukai