BAB 1 Toksikologi Fikri Julian (1507113762)
BAB 1 Toksikologi Fikri Julian (1507113762)
Perhatian dunia untuk melakukan kerja sama didasarkan fakta, bahwa uji nuklir di masa
tahun1950-1960 berpengaruh terhadap seluruh dunia, juga zat kimia yang digunakan industry
seperti misalnya PCB (poliklorobifenil) dan pestisida, dapat menyebar ke tempat yang sangat
jauh dari sumbernya. Pertemuan dunia tentang hal ini, berhasil sepakat membuat
rekomendasi, a.l.:
1. Perlu dilakukan penelitian dan penilaian tentang sumber-sumber pencemar, media
transport, dan paparan serta resiko yang terjadi terhadap organisme. Memberikan
penyuluhan, bantuan teknis untuk dapat mempercepat partisipasi berbagai negara;
tertulis sebagai rekomendasi nomor 37 dalam konferensi “Stockholm” pada tahun
1972.
2. Perlu dilakukan kerjasama penilitian dalam bidang:
i. Ekologi terrestrial
ii. Membuat jaringan kerja sama regional dan global dalam rangka Man and
the Biosphere Program (MBP) di semua ekosistem regional utama
iii. Melakukan surveilans tentang efek pencemaran
iv. Melaksanakan pemantauan tentang terjadinya akumulasi zat berbahaya pada
komponen biotik dan abiotic serta pengaruh terhadap proses reproduksi
yang bersifat akumulatif serta jumlah populasi berbagai spesies. Juga UNEP
melakukan apa yang disebut Earth Watch.
Perhatian dunia terhadap toksikologi lingkungan ini juga didasarkan atas hasil
inventarisasi ataupun perkiraan jumlah produksi zat kimia yang semakin meningkat.
Kasus bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Detonasi bom secara langsung
menyebarkan panas yang tidak terkira dan mematikan semua organisme dalam
radius sekitar satu mil, tergantung dari kekuatan bom dan topografi. Selain itu
kebakaran yang terjadi di kota akan menyebarkan toksin seperti hasil
pembakaran plastic , dll. Masyarakat yang hidup jauh dari pusat jatuhnya bom
atom tidak meninggal tetapi menderita berbagai penyakit seperti leukemia.
Pencemar Hg yang pernah di identifikasi bersumber dari pabrik plastic dengan
bahan baku vinylklorida dan setaldehida. Pabrik ini membuang merkuri ke
teluk Minamata, dan merkuri masuk pula ke sungai Minamata. Ikan yang
berada dalam perairan tersebut mengandung 27-102 ppm berat kering Hg.
Selama tahun 1953-1960 ditemukan keracunan HG pada 111 orang nelayan.
Di Indonesia pencemaran merkuri ditemukan di banyak tempat, namun tidak
pernah ada investigasi atau laporan adanya penderita penyakit Minamata atau
keracunan merkuri.
Pencemaran Cd yang pernah di dokumentasi bersumber dari buangan
pertambangan timah hitam dan Zn di Toyama, Jepang. Uap logam yang
mengandung Cd akhirnya dibawa oleh air kedalam sawah dan memasuki beras.
Beras dimakan masyarakat setempat yang akhirnya menderita keracunan Cd
yang disebut penyakit “Itai-itai”.
TCDD atau 2,3,7,8-tetrakloro-dibenzo-p-dioxin mencemari lingkungan akibat
meledaknya pabrik kimia di Sevesso, Italia, pada tanggal 10 Juli 1976, karena
reactor yang menjadi lebih panas dari semestinya. Beberapa ribu orang terpapar
TCDD/dioxin.
Penelitian keracunan Fluor dalam bentuk fluorosis gigi dan kerangka yang
dihubungkan dengan kadar Fluor dalam air sumur, pernah dilakukan di Punjab,
India.
Pencemaran Pb bersumber kendaraan bermotor yang dibubuhkan ke dalam
BBM dalam bentuk Tetra Etil Lead (TEL) sebanyak 0,42 mg/l sejak 1990.
Pencemaran laut. Semua pencemar, baik berasalkan dari udara, air dan tanah
sebagian besar akan tersalurkan air dan masuk kedalam laut.
Trihalometan, suatu senyawa organoklorin, terbentuk dari zat organic dan
klorin. Trihalometan (THM) terbentuk dalam system pengolahan air minum
apabila menggunakan air baku yang mengandung banyak zat organic, dan
dilakukan desinfeksi klorin, seperti halnya di Indonesia.
Insektisida di Indonesia sudah lama dipergunakan dalam industrialisasi
pertanian dan untuk pemberantasan berbagai penyakit bawaan vector, seperti
Malaria dan Demam Berdarah. Banyak yang telah dicapai tetapi banyak pula
efek samping yang terjadi, seperti resistensi insekta terhadap berbagai
insektisida dan terdapatnya pencemaran air sumur penduduk dan sayuran.
Kebakaran hutan memberi banyak kontribus pada pencemaran udara dalam
waktu yang relative singkat.
Dari uraian sebelum ini dapat dipahami bahwa kebanyakan zat pencemar itu pada
hakikatnya dapat digolongkan kedalam zat beracun, baik yang hidup maupun yang tidak
hidup, sehingga menimbulkan berbagai efek keracunan. Saat ini Indonesia, berlaku peraturan
pemerintah (PP) no. 85 th 1999 sebagai perbaikan dan perubahan PP no.18 th 1999 tentang
limbah B3, yang mengharuskan dilakukannya pengujian berbagai limbah secara TCLP dan
bioesei untuk menentukan apakah limbah tersebut tergolong B3. Selanjutnya PP tersebut juga
menentukan diperlukan tidaknya uji bioesei lanjutan untuk melihat efek akut dan kronis zat
B3 tersebut.
1.4 Definisi
1.4.1 Toksikologi
Hakekatnya toksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun, antara lain yang
penting adalah sebagai berikut :
Ilmu yang mempelajari jejas atau kerusakan/ cedera pada organisme ( hewan,
tumbuhan, manusia ) yang diakibatkan oleh suatu materi, substansi, dan/atau
energy.
Ilmu yang mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme
terjadinya efek tersebut pada organisme.
Ilmu yang mempelajari secara kuantitatif dan kualitatif pengaruh jelek dari zat
kimiawi, fisis, dan biologis terhadap system biologis.
1.4.4 Toksisitas
Toksisitas diartikan sebagai kemampuan racun ( molekul ) untuk
menimbulkan kerusakan apabila masuk kedalam tubuh dan lokasi organ yang rentan
terhadapnya ( Sax, 1957 ).
Spesies uji
Cara racun memasuki tubuh/ portal entry
Frekuensi dan lamanya paparan
Konsentrasi zat pemapar
Bentuk, sifat kimia/fisika zat pencemar
Kerentanan berbagai spesies terhadap pencemar.