Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
A. Identitas

Satuan Pendidikan : SMA


Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Palangka Raya
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA/II
Materi Pokok : Larutan Penyangga
Sub Materi : Larutan Penyangga Asam
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

B. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya

C. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga
dalam tubuh makhluk hidup

D. Indikator
1. Kognitif
a. Menghitung pH larutan penyangga dari campuran asam lemah dengan
garam yang berasal dari basa kuat.
b. Menghitung pH larutan penyangga asam yang dibuat dengan
mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat.
c. Menghitung pH larutan penyangga asam dengan penambahan asam.
d. Menghitung pH larutan penyangga asam dengan penambahan basa.
e. Menghitung pH larutan penyangga asam dengan penambahan air
(pengenceran).

2. Afektif
1. Karakter

50
a. Jujur.
b. Tanggung jawab.
c. Hati-hati.
d. Teliti.

2. Keterampilan sosial:
a. Kerja tim.
b. Menyumbang ide atau berpendapat.
c. Menjadi pendengar yang baik.
d. Berkomunikasi.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dari campuran asam
lemah dengan garam yang berasal dari basa kuat.
b. Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga asam yang dibuat
dengan mencampurkan asam lemah berlebih dengan basa kuat.
c. Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga asam dengan
penambahan asam.
d. Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga asam dengan
penambahan basa.
e. Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga asam dengan
penambahan air (pengenceran).

2. Afektif

1) Karakter : Siswa memperlihatkan kemajuan karakternya terlibat dalam


proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai
membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter kejujuran, tanggung jawab,
menghargai orang lain, kerja sama, tekun, dan cermat.

2) Keterampilan Sosial : Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat


pada siswa, paling tidak siswa dinilai membuat kemajuan dalam

51
menunjukkan perilaku keterampilan sosial bertanya, menjawab pertanyaan,
bekerja sama dalam kelompok, menyumbang ide atau berpendapat, dan
berkomunikasi.

F. Materi Pembelajaran
1. Materi Pra syarat :
Konsep pH larutan asam basa

Menurut Arrhenius, asam dan basa adalah elektrolit yang apabila


dilarutkan kedalam air, maka keduanya mengalami proses penguraian
menjadi ion-ion.

HA(aq) ⇄ H+(aq) + A–(aq)

Asam lemah ion Hidrogen

M(OH)(aq) ⇄ M+(aq) + OH–(aq)

Basa lemah ion Hidroksida

Penentuan pH asam lemah dan basa lemah

pH larutan asam lemah dan basa lemah dapat ditentukan jika


diketahui tetapan kesetimbangannya. Harga Ka untuk asam lemah kecil.
Semakin kecil harga 𝛼 asam lemah, semakin kecil pula harga Ka nya.
Hubungan antara derajat ionisasi dengan tetapan kesetimbangan ionisasi
asam lemah sebagai berikut.

𝐾𝑎
𝛼=√ [H+] = √𝐾𝑎. 𝑎
𝑎

Keterangan :

Ka= Tetapan kesetimbangan ion asam

52
[H+] = konsentrasi ion H+ dalam larutan

𝛼 = Derajat ionisasi

a = Konsentrasi molar asam mula-mula

Basa lemah mengalami ionisasi sebagian (𝛼 < 1). Larutan basa

lemah mengandung molekul-molekul basa, ion-ion OH-, dan ion-ion

logam yang berada dalam kesetimbangan. Reaksi ionisasi basa lemah,

secara umum dirumuskan sebagai berikut.

LOH(aq) ⇌ L+(aq) + OH-(aq)

Keterangan : [OH-] = konsentrasi ion OH- dalam larutan

Kb = tetapan kesetimbangan ion basa

b = konsentrasi basa mula-mula ;

𝛼 = derajat ionisasi

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Menurut teori asam basa Bronsted Lowry , asam adalah spesi (ion atau
molekul) yang berperan sebagai donor proton (pemberi proton atau H+) kepada
suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi (molekul atau ion) yang bertindak
menjadi akseptor proton (penerima proton atau H+).

Jika suatu asam memberi proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai
kemampuan menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut
dinamakan basa konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika suatu basa
menerima proton (H+), maka basa yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk
melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam konjugasi dari basa semula.
Secara umum pasangan asam basa konjugasi ini bisa digambarkan sebagai
berikut:

53
Contoh :
HCl(g) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl–(aq)
Asam 1 Basa 2 Asam 2 Basa 1
HCl dan Cl– serta H2O dan OH– merupakan pasangan asam basa konjugasi. HCl
adalah asam konjugasi dari ion Cl– dan sebaliknya Cl– merupakan basa konjugasi
dari HCl.

Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau


kebasaan suatu larutan. Perhitungan-perhitungan mengenai konsentrasi H+ atau
OH- dalam suatu larutan selalu menyangkut bilangan-bilangan yang sangat kecil,
maka bilangan-bilangan itu dinyatakan dalam harga logaritma negatifnya.
Secara matematis, derajat keasaman dan kebasaan dirumuskan dengan :
pH = -log [H+] dan POH = -log [OH-]

Jika pelarut yang digunakan adalah air maka :


Kw = [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] [OH-]
-log 10-14 = -log [H+] [OH-]
14 = -log [H+] -log[OH-]
14 = pH + pOH
pH = 14 - pOH

Ukuran keasaman suatu larutan :


- Larutan asam : [H+] > 10-7 M atau pH < 7

54
- Larutan basa : [OH-] < 10-7 atau pH > 7
- Larutan netral : [H+] = 10-7 atau pH = 7

pH Asam lemah

Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak
dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya
asam kuat).

Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung


konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :

[H+] = √ Ka . [HA]

pH = - log [H+]

Ket : Ka = tetapan ionisasi asam lemah

[HA] = konsentrasi asam lemah

2. Materi Ajar
Pengertian Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk

mempertahankan perubahan pH ketika larutan ditambahkan asam atau basa

dalam jumlah tertentu. Dengan kata lain, pH larutan penyangga akan bertahan

pada kisarannya walaupun ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat, atau

larutan tersebut diencerkan.

55
Larutan penyangga mengandung asam lemah dan basa konjugasinya

atau basa lemah dan asam konjugasinya. Dalam larutan penyangga, baik spesi

asam maupun spesi basa berada dalam keadaan kesetimbangan.

Komponen dan Cara Kerja Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang berasal dari

campuran asam lemah dan basa konjugasinya. Dalam pembentukan larutan

penyangga asam, basa konjugasi berasal dari garamnya. Larutan penyangga asam

berfungsi mempertahankan pH pada daerah asam (ph < 7). Contohnya larutan

penyangga asam adalah sebagai berikut:

1) CH3COOH dengan CH3COOK

2) HNO2 dengan Ba(NO2)2

Cara Membuat Larutan Penyangga Asam

 Mencampurkan asam lemah dengan basa kuat dimana asam lemah

dicampurkan dalam jumlah berlebih.

Contoh : 100 mL CH3COOH 0,3 M direaksikan dengan 100 mL NaOH 0,1 M

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O


Mula-mula : 0,03 mol 0,01 mol - -
Reaksi ∶ 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
Sisa : 0,02 mol - 0,01 mol 0,01 mol

Larutan Penyangga Asam

56
 Mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya (garam terbentuk dari

asam lemah dengan basa kuat).

Contoh : 100 mL CH3COOH 0,3 M direaksikan dengan 50 mL CH3COONa

0,1 M.

Cara Kerja Larutan Penyangga Asam

Larutan penyangga asam mengandung komponen asam dan basa

konjugasinya, sehingga dapat mengikat dengan baik ion H+ maupun ion OH-.

Oleh karena itu, penambahan sedikit asam kuat dan sedikit basa kuat tidak

mengubah pH-nya secara signifikan.

Cara kerja larutan penyangga dapat dipahami dari contoh berikut:

Larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-, dalam

larutan tersebut terdapat kesetimbangan sebagai berikut:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq)

Pada Penambahan asam:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri, ion H+ yang

ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul

CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Pada Penambahan basa :

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan

57
bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion H+ dapat

dipertahankan. Jadi penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen

asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan

asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O (l)

Penentuan pH Larutan Penyangga Asam

Campuran CH3COOH dengan CH3COONa merupakan sistem penyangga.

Dalam hal ini CH3COOH meng-ion sebagian menurut reaksi kesetimbangan,

sedangkan CH3COONameng-ion sempurna. Di dalam sistem tersebut maka

reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq) ......................(1)

CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq) ......................(2)

Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah

(CH3COOH) dengan basa konjugasinya (CH3COO-). Sistem campuran tersebut

dibuat langsung dari asam lemah dengan garam yang mengandung basa

konjugasi pasangan dari asam lemah tersebut, atau sering disebut campuran

asam lemah dengan garamnya.

58
Pada sistem campuran tersebut, CH3COOH atau HA merupakan asam

lemah yang sedikit terionisasi, sehingga konsentrasinya dianggap tetap dan

selanjutnya disebut sebagai konsentrasi asam atau [HA]. Konsentrasi ion

[CH3COO-] atau [A-] berasal dari dua komponen, yaitu dari dari asam lemah

CH3COOH (HA) dan dari CH3COONa (NaA). Oleh karena CH3COOH (HA)

merupakan asam lemah, maka hanya dihasilkan ion CH3COO- atau A- dalam

jumlah yang sangat sedikit, sehingga CH3COO- atau A- yang dari asam

diabaikan. Jadi [CH3COO-] atau [A-] dianggap sama dengan berasal dari

CH3COONa (NaA) dan selanjutnya disebut sebagai konsentrasi basa

konjugasinya.

Dari reaksi kesetimbangan (1) didapat:

[H+ ] [CH3 COO− ] [H+ ] [A− ]


Ka = atau Ka =
[CH3 COOH] HA]

......................(3)

Sehingga konsentrasi ion H+ dalam sistem dinyatakan:

[CH3 COOH] [HA]


[H + ] = K a atau [H + ] = K a ......................(4)
[CH3 COO− ] [A− ]

Dari persamaan (4) maka untuk menentukan [H+] larutan penyangga asam

lemah dengan basa konjugasinya dapat dirumuskan:

[asam lemah]
[H + ] = K a
[basa konjugat]

59
[asam]
[H + ] = K a
[garam]

[A]
[H + ] = K a
[G]

Jika konsentrasi dinyatakan sebagai banyaknya mol tiap liter larutan atau M =

n/V maka :

n asam /Vcampuran
[H + ] = K a x
n basa konjugat /Vcampuran

mol asam lemah


[H + ] = K a
mol basa konjugat

Maka pH dapat dirumuskan sebagai berikut:

mol asam lemah


−log [H + ] = −log K a − log
mol basa konjugat

mol asam lemah


pH = pKa − log
mol basa konjugat

G. Metode Pembelajaran, Pendekatan dan Strategi Pembelajaran

Model Pembelajaran : Pembelajaran Langsung


Metode Pembelajaran : Diskusi Informasi

H. Media, Alat, dan Sumber


 Buku Kimia kelas X, semester 2
 Lembar kerja siswa dan lembar soal (postes 1 dan postes 2)

60
I. Langkah-Langkah Kegiatan

Kegiatan Waktu
PERTEMUAN I
A. Pembukaan
o Guru mengucapkan salam 5 menit
o Guru mengabsen siswa
o Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan
menanyakan tentang Teori Asam Basa Arrhenius dan
Teori Asam Basa Bronsted Lowry. Selain itu, guru
mengingatkan kembali tentang konsep pH.
o Guru memotivasi siswa dengan memberikan handout
mengenai larutan penyangga asam.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai
larutan penyangga asam
B. Kegiatan Inti
o Guru menyampaikan materi larutan penyangga asam
melalui diskusi informasi dan memberikan contoh-
contoh soal kepada siswa 40 menit
o Guru memberikan soal dan meminta beberapa siswa
untuk maju di depan kelas mengerjakan soal tersebut,
untuk mengetahui pemahaman siswa
o Guru memberikan postes I (pemberian tes awal setelah 45 menit
pembelajaran)
C. Penutup
o Guru mengucapkan salam
PERTEMUAAN II
A. Pembukaan
o Guru mengucapkan salam
o Guru mengabsen siswa 2 menit
o Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan

61
mengingatkan kembali tentang pelajaran terdahulu yaitu
larutan penyangga asam.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
o Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok
o Guru membagikan LKS-Latihan Soal Terstruktur
kepada masing-masing kelompok
o Guru membimbing siswa berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing dalam menyelesaikan 43 menit
LKS-Latihan Soal Terstruktur
o Guru menyuruh perwakilan kelompok untuk menuliskan
hasil kerja LKS mereka, dan kelompok yang lain
menanggapi jawaban kelompok yang maju
o Guru mengarahkan hasil jawaban kelompok ke jawaban
yang benar.
C. Penutup
o Guru memberikan soal postes II (pemberian tes akhir
setelah pemberian LKS-Latihan Soal Terstruktur) 45 menit
o Guru mengucapkan salam

J. Penilaian

Kognitif : Tes postes 1 dan tes postes 2

62

Anda mungkin juga menyukai