Anda di halaman 1dari 8

"MENJINAKKAN" DBD DENGAN OBAT TRADISIONAL

http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=10908

Wabah demam berdarah dengue (DBD) masih saja memakan banyak korban. Agar
tidak terlambat, harus ditangani sedini mungkin. Ada, lo, pengobatan tradisional
yang bisa dijadikan pilihan pengobatan.

Seringkali, penyakit demam berdarah dengue (DBD) baru diketahui ketika sudah
akut. Gejalanya yang mirip dengan penyakit lain, acap kali membuat penanganannya
jadi terlambat.

Menurut pakar herbal dan pengobatan Timur, dr. Setiawan Dalimartha, gejala utama
penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah demam, sakit kepala, dan mual.
Setelah digigit nyamuk, masa tunasnya sekitar seminggu. Gejala permulaan yang
timbul setelah masa tunas antara lain nyeri kepala, badan pegal-pegal, tidak napsu
makan, kadang-kadang menggigil, dan ada ruam (bintik kemerahan).

Selain itu, terjadi pembengkakan akibat kebocoran pada pembuluh darah. "Kelopak
mata membengkak, atau kalau pakai cincin susah dikeluarkan. Ini karena cairan dari
pembuluh darah merembes ke jaringan, sehingga semua bagian tubuh
membengkak. Yang juga khas adalah terjadi pembengkakan hati," papar Dalimartha.

BELUM TENTU DBD


Yang harus diketahui, pada tahap awal gejala, diagnosis bandingnya banyak. "Belum
tentu DBD. Bisa measles (campak Jerman), radang tenggorok, atau bahkan
Chikungunya. Semua penyakit akibat virus, gejalanya memang mirip. Trombosit
sama-sama turun, meski pada Chikungunya misalnya, trombosit tidak turun sampai
di bawah 100 ribu. Demamnya sih, sama."

Pada gejala permulaan seperti itu, biasanya diberikan pengobatan simtomatik.


"Kalau demam, diberi obat penurun demam, kalau radang tenggorok, diberi
antibiotik," kata Setiawan. Jika memang DBD, pengobatan simtomatik biasanya tak
banyak berpengaruh. "Panas tingginya tetap, tidak turun. Pada hari ketiga baru
dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar trombosit, leukosit (sel darah
putih), dan hematokrit (kekentalan darah)," jelas Setiawan.

Kadar hematokrit akan menentukan kekentalan darah, akibat bocornya pembuluh


darah yang terjadi pada pasien DBD. Jika kadar hematokrit meningkat 20 persen di
atas normal (dari permulaan diperiksa), berarti sudah terjadi kebocoran pembuluh
darah. "Berarti, kemungkinan memang terkena DBD. Begitu pula kadar trombosit.
Jika turun hingga sampai di bawah 100 ribu, kemungkinan memang terkena DBD."

HARI KETIGA
Terkadang, pada hari ketiga demam, dilakukan tes Widal untuk melihat kemungkinan
terkena tipus. Jika hasil tes Widal negatif dan trombosit cenderung turun terus (di
atas 100 ribu, di bawah 200 ribu), biasanya dilakukan pemeriksaan ulang. Kadar
mormal trombosit adalah sekitar 200- 350 ribu. "Di bawah 100 ribu, kita anjurkan
masuk rumah sakit, supaya perkembangan turun-naiknya trombosit bisa diikuti
terus. Sementara jika jumlah trombosit masih 100-150 ribu, dilakukan pengobatan
simtomatik, istirahat, dan banyak minum, karena belum tentu DBD."

1
Nah, di tahap ini (jumlah trombosit antara 100 ribu-150 ribu), pasien atau orang tua
pasien biasanya sudah 'panik'."Dianjurkan banyak minum, entah oralit, jus jambu
biji, rebusan angkak, obat Cina, dan sebagainya, untuk mengatasi kekurangan
cairan, sekaligus membantu menaikkan jumlah trombosit. Biasanya, kalau memang
positif DBD, trombosit akan tetap turun. Karena pada saat itu, pembuluh darah
sudah bocor dan cairan merembes keluar ke jaringan. Karena merembes keluar,
maka kadar hematokrit biasanya akan meningkat. Kalau berat, kadar leukosit juga
turun."

Pada hari kelima, jumlah trombosit biasanya baru berangsur naik. "Yang ditakutkan
adalah jika trombosit terus turun sampai di bawah 10 ribu. Di tahap ini, biasanya
diberikan tambahan cairan trombosit, supaya tidak terjadi perdarahan di otak yang
bisa berakibat fatal. Kebocoran pembuluh darah juga berakibat syok atau kadang-
kadang terjadi bekuan darah di pembuluh darah yang bisa berakibat kematian,"
tandas Setiawan.

Jika baru pertama kali digigit nyamuk dengan virus DBD, lanjut Setiawan, tubuh
biasanya masih bisa melawan, dan kemudian sembuh sendiri, seperti halnya
penyakit virus lainnya. "Penderita DBD berat biasanya karena gigitan yang kedua
atau ketiga, yang mengandung virus dari tipe lain yang lebih berat."

2
ANGKAK: Bumbu Penyedap Penangkal Demam Berdarah
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0403/25/060922.htm

Ramuan obat tradisional ini sebenarnya masuk dalam kelompok bumbu masak. Ia
sejenis rempah-rempah dari Cina yang membuat masakan daging menjadi lebih harum
dan sedap. Walaupun masih diperdebatkan kemanjurannya, tak sedikit yang meyakini
khasiatnya.

Ini sebuah kisah nyata. Pada bulan Oktober 2000, Komaraningsih (50) dirawat selama
kurang lebih lima hari di sebuah rumah sakit di Depok, Jawa Barat. Dokter menyatakan dia
terkena demam berdarah. Melalui pemeriksaan laboratorium diketahui nilai trombosit dalam
darahnya sekitar 40.000. Padahal, untuk orang dewasa, angka trombosit normal sekitar
150.000-450.000. Ini berarti nilai trombositnya jauh di bawah standar. Selama dirawat pun
angkanya hanya berkisar 50.000-83.000. Dokter mengizinkannya pulang saat angkanya
sudah mencapai 100.000. Ibu Komariah bersikeras pulang karena memikirkan biaya yang
semakin membengkak.

Ketika sedang dalam masa perawatan di rumah, ada seorang atasannya yang memberitahu
agar mencoba membuat minuman yang terbuat dari angkak. Angkak bentuknya seperti beras
ketan hitam, tetapi warnanya merah tua.

"Waktu itu saya beli seperempat kilo. Saya ambil dua sendok. Dua sendok makan angkak
direbus dengan dua gelas air, hingga setelah mendidih kira-kira menjadi satu gelas. Setelah
dingin, baru diminum," ungkap Komaraningsih tentang resep yang masih diingatnya kepada
SENIOR.

Pada waktu itu Komaraningsih meminumnya di pagi hari. Siangnya dia pergi ke
laboratorium untuk memeriksakan jumlah trombositnya. Sempat timbul rasa pesimis dalam
dirinya kalau angka trombositnya tidak akan naik drastis, mengingat pengalamannya dirawat
di rumah sakit.

3
Namun, apa yang terjadi, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa trombositnya mencapai
432.000, atau sudah mendekati batas tertinggi dari angka normal. Pengalaman ini lalu dia
sampaikan dengan niatan membantu mereka yang sedang tergolek tidak berdaya karena
terserang demam berdarah.

Demam pun Hilang

Ada lagi, seorang bapak satu anak yang yang juga tinggal di Depok, sebut saja namanya
Budi, suatu hari mengalami demam dan meriang. Ia merasa kakinya pegal dan panas
dingin. Karena khawatir demam berdarah, bapak satu anak ini segera memeriksakan
dirinya ke dokter.

Walaupun dokter sudah meyakinkan bahwa dia tidak terkena demam berdarah, Budi tetap
penasaran. Selagi penasaran, dia juga mendengar belakangan ini orang sedang meributkan
soal angkak yang bisa menyembuhkan demam berdarah, yaitu dengan menaikkan kadar
trombosit dalam darah.

Dia segera merebus angkak dan mengambil airnya untuk diminum. Pagi dan sore dia minum
sebanyak satu gelas. Boleh percaya atau tidak, esok harinya dia sudah tidak merasakan
demam dan panas dingin, terutama pada bagian kedua kakinya.

Dari dua ilustrasi di atas, memang bisa dipastikan bahwa angkak berguna untuk pengobatan,
terutama dalam mengobati demam berdarah. Meski begitu, tidak banyak literatur kesehatan
yang menyebutkan fungsi angkak ini, khususnya pengobatan modern. Hanya saja, dalam
pengobatan ala Tiongkok kuno, angkak digunakan sebagai ramuan obat tradisional karena
bahannya mudah didapat dan murah.

Angkak bisa dijumpai dalam kelompok bumbu dapur yang biasa menjual rempah-rempah
masakan Cina. Mereka memakai angkak untuk memberikan warna merah pada masakan
daging. Selain itu juga memberikan efek rasa manis, sedap, dan wangi.

Berwujud Buah

 Hingga sekarang orang mengetahui angkak berwujud seperti beras. Padahal,


aslinya angkak berasal dari kembang atau buah, seperti diungkapkan terapis dan
konsultan aura Tom Suhalim.

Menurut redaktur khusus Tabloid Senior ini, buah atau kembang itu berwujud seperti
belimbing yang bersegi enam. Seperti yang lain, dia menegaskan bahwa angkak dipakai untuk
meningkatkan trombosit darah penderita demam berdarah.

Namun, hal itu tidak serta merta dibenarkan oleh Martani Wiranata, seorang akupunturis.
Menurutnya, angkak berbentuk seperti beras ketan yang karena sudah mengalami proses
frementasi, berubah warna menjadi merah.

"Memang, bumbu masak yang sehari-hari digunakan untuk memerahkan daging ini
digunakan untuk mengobati trombosit darah seseorang yang menurun," ujar pria yang sehari-
hari dipanggil Pak Willy ini.

4
Menurut sekretaris DPP Ikatan Naturopatis Indonesia ini, bila berdasarkan deskripsi Tom
Suhalim, berarti itu bukan angkak, melainkan peka, juga termasuk rempah-rempah dalam
masakan Cina.

"Peka sangat berbeda jauh dengan angkak. Persamaannya, peka juga dipakai sebagai bumbu
masak. Khusus peka, sifatnya sebagai pewangi masakan," tutur Willy.

Dalam dunia pengobatan Timur, karena sifatnya wangi, peka hanya digunakan untuk kasus
penyakit dalam saja. Namun, Willy tidak menjelaskan penyakit dalam apa saja yang bisa
ditangani dengan peka ini.

Belum Direkomendasikan

 Terlepas dari perdebatan mengenai sumber pastinya, belakangan ini angkak


sedang banyak dicari. Khususnya berkaitan dengan masalah demam berdarah.
Harganya pun mulai melambung.

Seperti pengalaman seorang ibu di Bandung yang mendapatkan angkak seharga Rp 10.000.
Namun, tidak dijelaskan seberapa banyak angkak yang diperoleh.

Sebagai gambaran, sekantong plastik berisi sekitar tiga sendok makan angkak dijual seharga
seribu rupiah di sebuah toko bumbu dapur di lantai dua Pasar Palmerah, Jakarta. Di toko
obat tradisional di kawasan Petak Sembilan dan Glodok, Jakarta Barat, sebungkus angkak
berisi kira-kira lima sendok makan dijual dengan harga Rp 2.000.

Kalangan medis memang belum merekomendasikan angkak sebagai obat untuk mengatasi
demam berdarah. Alasannya, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa angkak
bisa meningkatkan trombosit darah.

Lantas, kapan kalangan kedokteran Indonesia atau Depkes akan mengadakan penelitian?
Haruskah pasien yang tengah terkapar di rumah sakit menunggu hasil penelitian itu?

Penggunaan Angkak

 William Adi Teja, MD, M.Med, seorang peminat pengobatan ala Cina, mencoba
menjelaskan apa itu angkak.

Dari literatur yang dibacanya, angkak sebenarnya berasal dari beras putih yang diolah
sedemikian rupa hingga menjadi merah warnanya. Bila diolah dengan tape akan menjadi arak.
Arak ini biasa dipakai untuk memasak tim ayam, sifatnya hangat, manis, dan tidak beracun.

"Nah, saya melihat angkak ini mempunyai sifat hangat dan manis, yang berarti mempunyai
fungsi tonifikasi atau menyejukkan. Padahal, penyakit menular, dalam hal ini demam
berdarah, bersifat panas lembab," kata William.

Menurutnya, dalam pengobatan ini ada kontradiksi. Karena itu, untuk mengobati demam
berdarah seharusnya dicari obat yang sifatnya berlawanan, yaitu sejuk, agak pedas, dan pahit
untuk menghilangkan hawa panas dan lembab yang mengganggu pencernaan.

"Dengan kata lain, pemakaian angkak untuk pengobatan tidak bisa digunakan sendiri, harus
didukung oleh obat tradisional lainnya yang mempunyai sifat yang telah disebutkan di atas.
Menyejukkan dan menghilangkan hawa lembab," lanjutnya.

5
Beberapa keluhan yang bisa diredakan dengan menggunakan angkak, menurut William, di
antaranya memperlancar dan menstabilkan darah, memperkuat fungsi pencernaan,
mencegah penyakit menular. Angkak juga dipakai untuk mengobati luka dalam akibat
pukulan, benturan, atau jatuh, serta membantu memperlancar dan mengurangi rasa sakit
perut ketika haid.

Menurut William, takaran ramuan yang digunakan untuk keluhan di atas hampir sama.
Biasanya, 30 sampai 100 gram angkak dimasak dengan 200 - 400 ml air (sekitar dua gelas).
Tunggu hingga sekitar 20 menit dan mendidih atau hingga air tinggal setengahnya. Biarkan
dingin, minum airnya.

Lakukan rutin hingga gejala mereda. @ Suharso Rahman

6
Obat DBD

Barangkali ini bisa membantu utk penyakit yg lagi bikin topik besar.....

Untuk jaga jaga kalau teman, anak, sdr dll. terkena demam berdarah,
pengobatannya cukup gampang dan ini telah saya buktikan ke anak saya
sendiri. Dua minggu yang lalu adik saya sendiri juga terkena DB,
langsung saya minumi obat ramuan saya sendiri dan dokter kaget kok
begitu cepat trombositnya naik kata dokter, dimininumi apa katanya lagi.
Dijawab oleh adik saya dapet ramuan dari kakak saya. Dari kejadian ini
menurut dokter paling tidak harus dirawat seminggu, tapi adik saya hanya
dirawat 3 hari. Dan itu dirawat 3 hari karena saya dapat laporan sudah
hari kedua di rumah sakit, kalau seandainya sebelum ke RS lapor ke saya
tentunya tidak perlu masuk RS. Hal ini juga sudah pernah kejadian 2
tahun lalu menimpa istri saya sendiri, yang saat itu saya bawa ke RS
Meiril di Tebet, kata dokter, ini harus dirawat dan sudah tidak boleh
pulang, kalau pulang saya tidak tanggung jawab kata dokter, tapi saya
ngotot biarkan dok saya akan rawat sendiri. Ketika itu mertua sayapun
marah, tapi saya mengatakan saya bertanggung jawab kalau terjadi apa apa
atas istri saya. Saat itu jam 12.00 istri saya, saya bawa pulang dengan
waktu tempuh kurang lebih 30 menit, sampai dirumah saya minumi ramuan
yang saya buat sendiri, dan 4 jam kemudian istri saya sudah pulih dan
minta makan.

Adapun ramuan itu adalah :

1. Daun pepaya tua = 2 lembar

2. Kunyit = 3 - 4 buah

3. Temu ireng = 2 - 3 buah

4. Daun meniran = 3 - 4 pohon : banyak tumbuh ditempat yang lembab,


daunnya mirip daun duri yang ketika tersentuh kemudian menutup, tapi
dibalik daun itu ada bintik bintik sebesar menir (beras) 5. Garam
secukupnya.

Dicuci bersih, diblender, berikan air segelas, diperas dan diminum


setiap 4 jam sampai pulih. Ramuan ini tidak ada effek sampingan.

Fungsi masing masing ramuan.

1. Daun pepaya, untuk membunuh virus

2. Kunyit sebagai anti biotik

7
3. Temu ireng menyembuhkan luka lambung, sekaligus menaikkan nafsu makan

4. Daun meniran untuk menaikkan trombosit.

5. Garam untuk menaikkan tekanan darah.

http://myhealthblogging.com/herbal/2007/06/13/resep-demam-berdarah-a-la-balittro/

Resep Obat Demam Berdarah a la Balittro


Anda pernah sakit Demam Berdarah? Untuk saya, awal tahun 2007 ini adalah kali ketiga saya
terserang sakit Demam Berdarah Sayangnya lagi, saya, yang tinggal di Bogor ini, ketinggalan
berita tentang resep obat herbal untuk mengatasi Demam Berdarah a la Balittro (Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik). Nah, karena itu, saya jadi merasa perlu menuliskan
resep tersebut di blog ini

Resep

1. Bahan-bahan
- Kunyit 2-4 jari
- Temuireng 2-3 buah
- Daun menuran 3-4 buah
- Daun pepaya tua 2 lembar
- Daun jambu merah 2-3 lembar
- Garam secukupnya

2. Cara Pemakaian
- Semua bahan dicuci bersih, dihancurkan dengan blender + 1 gelas air
- cairan diperas dan diminum setiap 4 jam sampai pulih

Anda mungkin juga menyukai