Anda di halaman 1dari 28

Alat Musik Tradisional Aceh

1. ARBAB
Arbab merupakan alat musik tradisional Aceh yang terbuat dari alam. Alat musik arbab ini
dibuat dari tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai, sementara busur penggeseknya
terbuat dari kayu, rotan atau serat tumbuhan. Terdiri dari 2 bagian, yaitu instrumen induk yang
disebut arbab dan penggeseknya yang disebut dengan Go Arbab.
Alat musik tradisional Aceh yang dibunyikan dengan cara digesek ini pernah berkembang di
daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Diperkirakan alat musik Arbab ada pada jaman
Belanda. Akan tetapi sayangnya, saat ini alat musik Arbab sudah jarang dan mungkin hampir
punah dari Serambi Mekah. Wah.. bahaya nih kalo beneran sudah punah. Nah, biar enggak
kehilangan jejak ini dia penampakan dari Alat Musik Tradisional Arbab :

Alat musik Arbab pada zamannya biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional,
bersama Geundrang/Rapai dan sejumlah alat musik trandisional lainnya, di mana Arbab berperan
sebagai instrumen utama pembawa lagu. Dalam tradisinya, musik Arbab biasa dimainkan dalam
acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat dan pasar malam.
Musik Arbab disajikan ke tengah penontonnya oleh dua kelompok, yakni pemusik dan penyanyi.
Kelompok penyanyi terdiri dari dua orang lelaki, di mana salah seorang di antara mereka
memerankan tokoh wanita, lengkap dengan busana dan dandanan seperti wanita. Penyanyi yang
memerankan perempuan tersebut dikenal dengan sebutan Fatimah Abi.
Pada umumnya, mereka membawakan lagu-lagu hikayat dan lagu-lagu yang mengandung
muatan humor. Di antara lagu-lagu hikayat yang pernah dibawakan dalam pertunjukan musik
Arbab, tercatat salah satunya berjudul Hikayat Indra Bangsawan. Beberapa literature
menyebutkan bahwa alat musik Arbab pernah hidup dan berkembang di daerah Pidie, Aceh
Besar dan Aceh Barat. Dewasa ini, kesenian Arbab sangat jarang dijumpai, dan diperkirakan
mulai kehilangan tempatnya.

SERUNE KALEE
Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh adalah alat khas tradisional Aceh Musit
yang dimainkan sejak jaman dahulu.

Instrumen ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Alat musik
tradisional serune kalee ini biasanya dimainkan dalam hubungannya dengan Gendrang Rapai dan
acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan pada raja raja kerajaan zaman keemasan
Aceh Darussalam.
Serune Kalee bersama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik sejak
masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap menghiasi / warna musik
dalam budaya tradisional Aceh. Instrumen ini adalah salah satu alat musik layaknya seruling atau
klarinet, tersebar di komunitas Melayu.
Kata Serune Kalee mengacu pada dua hal yang berbeda. Kata pertama, menunjuk ke kuningan
Serune tradisional Aceh yang sering bermain bersama Rapai. Sementara Kalee adalah nama dari
sebuah nama desa di Laweung, Pidie.
Peralatan musik tidak hanya digunakan oleh orang-orang Aceh, tetapi juga Minangkabau, Agam,
dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat. Bahkan, distribusi pasokan ini mencapai
Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia. Semacam ini alat musik juga ditemukan di daerah pesisir
lainnya dari Provinsi Aceh dan, seperti Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, dan dengan
nama yang sama (Burhan Paradise, ed, 1986:. 81). Setiap daerah yang menggunakan jenis musik
ini memberikan berbagai variasi dalam peralatan, sehingga bentuk dan namanya juga bermacam-
macam. Namun, di antara beberapa variasi serune, ada kesamaan dalam nuansa mengangkat
suara, laras nada, getaran, Volume suara, dinamika suaranya.

Berdasarkan data yang ada, peralatan ini telah ada sejak kedatangan Islam ke Aceh. Ada
beberapa yang mengatakan peralatan ini berasal dari Cina (ZH Idris, 1993: 48-49).

Pada saat ini budaya di Aceh juga berkembang pesat, salah satunya adalah seni, dengan gaya
Islam yang kuat. Peralatan Serune Kalee masih saat ini memegang peranan penting dalam
berbagai seni pertunjukan, dalam berbagai upacara, dan acara lainnya Kalee Serune game musik.
Telah menghibur masyarakat Aceh sejak dulu sampai sekarang.

Alat Musik Tradisional Bali –

"Gamelan Bali"

Bali yang kita kenal sebagai pulau dewata juga memiliki gamelan seperti halnya provinsi lain di
pulau Jawa. Gamelan sendiri merupakan seperangkat alat musik tradisional yang terdiri dari
gong, kendang, kempul dan gambang. Bahan pembuatan gamelan antara lain terbuat dari logam,
menghasilkan suara yang nyaring dan gema yang yang bagus, dipakai dalam upacara agama dan
mengiringi tarian.
Walaupun bisa dikatakan memiliki fungsi yang sama dengan gamelan dari pulau Jawa, akan
tetapi bentuk ornamen atau hiasan gamelan Bali menjadi salah satu ciri yang membedakannya.
2. Alat Musik Tradisional Bali - "Rindik"

Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Alat musik yang dimainkan dengan cara
dipukul tersebut terbuat dari susunan bambu.
Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik. Rindik biasa digunakan sebagai musik
pengiring hiburan rakyat "Joged Bumbung. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini
Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai
pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu.

Alat musik tradisional Bali - Rindik

Alat Musik Tradisional Jawa Timur, Gambar,


Penjelasan dan Cara Memainkannya
Gamelan

Alat musik ini adalah salah satu alat musik yang banyak peminatnya, dalam ruang
lingkup manca negara atau dalam negeri sendiri.
Gamelan dimainkan dengan cara berbeda-beda, disesuaikan dengan bentuk gamela itu
sendiri. Singkatnya, cara memainkannya alat musik tersebut terbagi dalam empat
kelompok, berikut pemaparannya menurut informasi dari laman ini.

1. Idiophones adalah instrumen yang cara memainkannya dengan ditabuh atau dipukul
dengan alat pukul. Gamelan yang cara memainkannya dengan ditabuh adalah semua
gamelan yang berbentuk pencon (pencu) dan bilahan.

2. Chordophones adalah instrumen yang terbuat dari kawat dan cara memainkannya
dengan digesek. Contohnyaa rebab, siter, dan celempung.

3. Aerophones adalah instrumen yang cara memainkannua ditiup. Contohnya seruling.

4. Membranophones adalah instrumen yang terbuat dari kulit binatang dan cara
memainkannya dengan ditabuh, contohnya gendang, bedug, dan rebana.

Bonang

Kabarnya, alat musik Bonang adalah instrumen melodi terkemuka di Degung Gamelan
Sunda. Benarkah demikian? Ya, memang benar adanya. Hal ini terbukti dengan banyak
informasi di internet terkait hal tersebut.

Sepeti Kendang, alat musik tradisional Bonang juga dimainkan dengan cara dipukul
atau ditabuh. Bagian mana yang di pukul? Pada bagian atasnya yang menonjol atau
disebut dengan pencu (pencon) dengan menggunakan dua pemukul khusus yang
terbuat dari tongkat berlapis yang disebut dengan sebutan bindhi.

Bonang terbagi menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang penerus.
Terompet Reog

Gambar: Blogger
Daerah Ponorogo Jawa Timur adalah asal daerah Terompet Reog. Fungsi dari alat
musik ini umumnya dipakai sebagai pengiring saat pertunjukan Reog Ponorogo. Alat
musik tradisional tersebut dimainkan dengan cara di tiup karena termasuk dalam jenis
alat musik tiup (aerofon).

Dalam beberapa pertunjukkan kesenian dan budaya, alat musik zaman dulu ini sangat
sering di jadikan bahan panjangan untuk dilihat.

Nah, terkait fungsi, Terompet Reog ini ternyata berfungsi sebagai pemanggil arwah
Reog, katanya.

Terbuat dari kayu serta bambu dan tempurung kelapa, Terompet reog jika dimainkan,
suara yang dihasilkan memiliki ciri spesial dan bunyi yang unik.
Apa lagi ya keterangan tentang alat musik ini?

Oh iya, hampir saja lupa. Ternyata Terompet Reog ini mempunyai 6 lubang yang
berfungsi buat mengatur nada dan 1 lubang dipangkal buat meniup.

Angklung Reog
Angklung Reyog dikena sebagai alat musik dari bambu dengan hiasan benang warna
merah dan kuning dan lengkungan bambu yang di tata dengan rapi dan indah yang
digunakan untuk mengiringi kesenian Reyog ponorogo di Jawa Timur.

Cara Memainkan Angklung Reog

Bagi Anda yang ingin belajar memainkan alat musik Angklung Reog, simak ulasannya
berikut ini.
– Cara dikenal sebagai yang utama, yaitu dengan memegang ujung bambu pada
angklung seperti memegang pistol.
– ada juga cara memegang leher dan pinggul angklung (seperti memegang kuda
kepang), sebagaimana angklung dimainkan namun pada cara ini lebih di hentakan.
– Hampir sama dengan cara yang sudah disinggung diatas, tetapi di butuhkan gerakan
tangan dari kanan ke kiri sehingga menimbulkan suara yang lebih panjang, biasanya
untuk penutupan pertunjukan reyog atau potrojayan.

Perlu diingat, dalam memainkan angklung tidak boleh asal, harus dimainkan dengan
cara teratur dan serempak. Pada Angklung bernada tinggi mengikuti bunyi gong dan
Angklung bernada rendah mengikuti suara Kenong, selanjutnya suara Angklung akan di
ikuti suara para senggak.

Alat musik tradisional Sulawesi Barat –

Kecapi Mandar

Kecapi Mandar atau disebut juga kacaping tobaine yaitu alat musik tradisional yang berasal dari
Poliwali Mandar. Bentuk kecapi mandar ini sekilas seperti miniatur perahu. Dibuat dari kayu dan
memiliki 2 dawai.
Kecapi Mandar ini sudah sangat langka dan saat ini hanya ada 2 orang yang masih
memainkannya yaitu Satuni dan kakak perempuannya, Marayama, yang berusia sekitar 81 tahun.
Awalnya kecapi Mandar dimainkan untuk "pelipur lara" untuk individu di rumah-rumah,
kemudian berkembang menjadi hiburan untuk acara-acara sunatan dan perkawinan. Kecapi
dimainkan dari rumah ke rumah, lorong ke lorong.
Untuk lagunya, ada tiga tema besar yang dibawakan, yaitu Tolo (yang berisi cerita
kepahlawanan), Tere (nyanyian pujian pada orang), dan Masala (nyanyian religi). Uniknya, lirik
yang dibawakan tidak terbatas. Pemain kecapi bisa spontan membuat lirik berdasarkan apa yang
dia lihat ketika tampil atau disesuaikan dengan tema acara.
- Pakkeke

Pakkeke adalah salah satu alat musik tiup tradisional Mandar yang mempunyai keunikan, yaitu
selain dari bentuknya, keke juga memiliki kekhasan bunyi yang dihasilkan. Alat musik keke
terbuat dari bambu yang berukuran kecil yang diujungnya terdapat daun kelapa kering yang
dililitkan sebagai pembawa efek bunyi yang dihasilkan oleh alat ini.
Biasanya alat tiup tradisional jenis keke ini dimainkan di sawah atau di ladang milik warga untuk
mengisi kesepian para petani saat menunggui ladang atau sawah mereka. Kini alat musik keke
acapkali dimainkan untuk kepentingan seni pertunjukan dan dikolaborasikan dengan alat musik
tradisional lainnya.
Alat musik Sulawesi Tengah –
Tutuba

Tutuba adalah merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah yang
merupakan alat musik berdawai yang terbuat dari bambu. Tutuba adalah alat musik khas suku To
Wana.
Suku Wana (To Wana), adalah penduduk asli di kawasan Wana Bulang yang berada di wilayah
kabupaten Morowali, pemukiman berada di kecamatan Mamosolato, Petasia, dan Soyojaya, dan
tedapat juga di wilayah pedalaman di kabupaten Luwuk Banggai - Sulawesi Tengah. Suku
Wana disebut juga sebagai Tau Taa Wanayang berarti "orang yang tinggal di hutan". Sedangkan
mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Tau Taa, atau "orang Taa".

- Geso Geso
Geso-geso adalah alat musik gesek yang berasal dari Sulawesi Tengah. Sama halnya dengan
tutuba dan tatali, geso-geso merupakan alat musik khas suku To Wana. Akan tetapi ada pula alat
musik serupa yang dipergunakan oleh masyarakat toraja atau tepanya di Kecamatan Saluputti.

Alat musik geso-geso terbuat dari kayu dan tempurung kelapa yang diberi dawai. Cara
membunyikan dawai adalah dengan digesek dengan alat khusus yang terbuat dari bilah bambu
dan tali sehingga menimbulkan suara khas. Alat ini mengeluarkan nada sesuai dengan tekanan
jari si pemain pada dawai.
Alat Musik Tradisional Papua,
1. Triton

Sumber: Google
Merupakan alat musik tradisional masyarakat Papua, cara memainkan alat murik Triton
memakai mulut, yaitu dengan cara ditiup. Untuk menemukan alat musik ini, biasanya
dengan mudah ditemukan di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen,
Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Amat.

Konon, alat musik tradisional tersebut cuma digunakan untuk sarana komunikasi, yaitu
difungsikan sebagai alat panggil atau pemberi tanda. Sekarang, alat musik ini juga
digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Papua.

2. Pikon
Termasuk sebagai alat musik tradisional asli Papua, Pikon sebenarnya asal dari kata
Pikonane, dan dalam bahasa Baliem berarti alat musik bunyi. Pikon adalah alat musik
tradisional khas suku Dani yang biasa dimainkan oleh kaum pria.

Biasanya masyarakat setempat memainkan alat ini sambil beristirahat setelah lelah
bekerja seharian atau ketika bersantai di Honai. Yang membuat aneh, bunyi suara yang
dihasilkan oleh Pikon sebenarnya tidaklah merdu, malahan cenderung sumbang.

Lebih lanjut, Pikon disebut sebagai alat musik yang cukup spesifik dan tidak sembarang
orang dapat memainkan alat ini karena cara memainkannya yang cukup rumit.

Sudah cara memainkannya sulit alias rumit, Pikon cuma menghasilkan suara yang
sumbang. Unik, bukan?

Yi

Alat musik tradisional Papua yang ini terbuat dari kayu dan bambu. Ada 2 fungsi alat
musik Yi, yaitu: pertama, sebagai alat bunyi untuk memanggil penduduk, dan kedua
berfugsi untuk mengiringi acara kesenian tari-tarian.
Tifa

Alat musik Tifa mirip dengan alat musik gendang. Dengan begitu cara memainkannya
dengan cara dipukul. Tifa terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi
isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi. Untuk penutupnya kulit dari binatang
Rusa sebagai bahan untuk membuatnya. Kulit Rusa tersebut dikeringkan guna
menghasilkan suara yang bagus dan indah.Anda pernah makan daging Rusa?

Alat Musik Tradisional Jawa Barat, Contoh dan Cara


Memainkannya
1. Gong

Ada kenal dengan Gong?


Gong adalah sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Sangat disayang, sekarang ini tidak banyak dijumpai lagi perajin Gong seperti ini.
Kabar lain menyebutkan, Gong merupakan alat musik tradisional yang berasal dari
Vietnam dan berkembang di Indonesia. Benarkah demikian?

2. Angklung

Angklung. Gambar: Tes.com


Cara memainkan alat musik Angklung dinilai unik. Mulai dari mengatur posisi yang
tepat, menggetarkan. Dimana pada saat menggetarkan, ada jenis-jenisnya yang terdiri
dari:

– Teknik Getaran panjang,


– Teknik Staccato,
– Teknik Tengkep.

3. Kecapi

Sumber: Wikipedia
Jadi alat musik khas Jawa Barat, alat musik Kecapi dimainkan dengan cara dipetik,
mirip seperti gitar yang memiliki beberapa senar. Kecapi atau ada juga yang sebut
Kacapi dipetik dengan jari tangan kanan dan jari tangan kiri.
Kapan alat musik Kecapi dimainkan? Biasanya dimainkan dalam pertunjukan acara-
acara adat setempat

4. Rebab

Sumber: bananatree.startlogic.com
Mempunyai arti Indera, Rebab kabarnya menjadi alat musik tradisional asal Jawa Barat
yang cara memainkannya dengan menggesek dua buah senarnya.
Kayu adalah bahan Rebab, dan buat menggetarkan suaranya ditutup menggunakan
kulit tipis yang mempunyai tangga nada pentatonis.

Alat Musik Tradisional Asal Kalimantan Barat

Agukng

Agukng adalah alat musik tradisional yang kita kenal sebagai Gong. Alat musik yang dimainkan
dengan cara dipukul ini merupakan salah satu alat musik yang kerap dipakai dan dianggap
sakral. Agukng / Gong dapat ditemui hampir di seluruh kelompok Dayak dan dipercaya
diturunkan langsung oleh para dewa dari kayangan untuk dimainkan dalam upacara. Instrumen
ini dipercaya dapat mengusir roh jahat dan mendatangkan roh para leluhur atau makhluk gaib
lainnya. Hal ini karena Agukng suara agukng adalah bunyi yang agung untuk mengiring
kedatangan roh para leluhur atau makhluk gaib yang dapat membantu dalam melaksana ritual.
Sumber http://mbahdinan.blogspot.com

Sapek

https://www.flickr.com/photos/ngap-sayot/3826465178/
Sapek (sebutan lain: sampek, sampiq) adalah alat musik dawai pada masyarakat Dayak di
Kalimantan, baik di wilayah negara Indonesia, Malaysia, maupun Brunei. Dari ratusan kelompok
masyarakat (etnis) dan sub-etnis Dayak, sapek paling banyak terdapat di Dayak Kayaan dan
Kenyah. Alatnya tampak seperti gitar, dengan tubuh yang panjang dan leher yang sangat pendek-
-mungkin leher alat lute terpendek di dunia.
Sangat beda dengan gitar, fret (batas nada, dalam istilah setempat disebut lasar) yang jumlahnya
belasan itu hanya 2-3 saja, bahkan kadang tidak ada sama sekali yang terletak pada bagian leher.
Hampir seluruh lasar terpasang di bagian tubuh. Keunikan lainnya, lasar-lasar itu bisa digeser
atau dipindah-pindah, karena pemasangannya tidak tertanam permanen seperti gitar, melainkan
ditempelkan dengan lem yang sangat kental dan tak pernah kering, yang terbuat dari madu-lebah.
Dengan cara pemindahan lasar itulah laras atau "susunan-nada" (modus) sapek berganti-ganti.
Jika kita cermati struktur alatnya, sapek merupakan jenis lut-siter (lute-zither), yakni campuran
antara lut (berleher, kawat terbentang melebihi tubuh) dan siter (bentangan kawat pada tubuh).
Bahkan untuk sapek yang seluruh lasar-nya berada di bagian tubuh, ia adalah siter,
dan leher dalam sapek seperti itu hanya berupa "sambungan" antara tubuh dan kepala (tempat di
mana pengencang dawai menancap).
Hiasan di bagian kepala dan pangkal biasanya berbentuk binatang mitologis, yang dianggap
punya kekuatan untuk menaklukan unsur apa pun yang akan mengganggu. Jenis binatang yang
paling banyak diukirkan adalah burung engang dan anjing. Hiasan-hiasan yang berbentuk meliuk
konon adalah binatang sejenis lintah, yang licin, yang pandai menelusup ke sana-sini seperti
bunyi musik yang juga lihai menelusup hati, mencari dan membuat jalan pengembaraan batin.
Sapek biasa dimainkan sebagai instrumen menyendiri (melulu musik) atau juga untuk iringan
tari. Sapek adalah salah satu musik Dayak yang spesial. Walaupun banyak orang yang bisa main,
namun para pemain yang khusus memiliki teknik yang spesial pula, memiliki cara tersendiri baik
untuk jari-jari tangan kiri (yang berpindah-pindah memainkan nada) maupun tangan kanannya
yang memetik. (Endo Suanda, disarikan dari wawancara dengan Dominikus Ayub,
pemain sapek di Pontianak, Kalimantan Barat).

Keledik

Keledi adalah alat musik tiup tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat. Keledik /
Kedire ini merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan benang. Keledi atau organ mulut
dibuat dari buah labu yang sudah tua (berumur 5-6 bulan) kemudian dikeluarkan isinya,
direndam selama satu bulan, dan selanjutnya dikeringkan. Buah labu dan batang-batang bambu
disatukan dengan menggunakan perekat dari sarang kelulut (sejenis lebah hutan berukuran kecil).
Alat musik ini menghasilkan nada pentatonik. keledi dimainkan untuk mengiringi nyanyian
tradisional, tarian, teater tutur (berupa syair dalam nyanyian yang berisi nasihat dan petuah) serta
saat upacara adat pada suku bangsa Dayak.

http://budaya-indonesia.org/Keledi/
Alat musik tradisional Sumatera Selatan –
"Burdah / Gendang Oku"

Burdah atau Gendang Oku ini adalah alat musik tradisional dari Sumatera Selatan sejenis rebana
yang terbuat dari kayu dan kulit binatang. Dibandingkan dengan rebana, ukuran burdah lebih
besar. Di Sumatera Selatan, alat musik tradisional Burdah / gendang oku ini dimainkan untuk
mengiringi lagu Islami (barjanji) pada acara keagamaan yang dimainkan sendiri maupun
berkelompok. Burdah juga sering digunakan untuk mengiringi kesenian pencak silat.

Alat Musik Burdah - hak cipta gambar http://www.indonesiaheritage.org

Alat Musik Tenun

Alat musik tradisional dari Sumatera Selatan selanjutnya disebut dengan alat musik tenun.
Disebut alat musik tenun dikarenakan alat musik ini biasanya dipergunakan sebagai penghibur
para pekerja yang sedang menenun. Alat musik tenun ini terbuat dari kayu yang berbentuk
persegi panjang, dengan ornamen segitiga berangkai ditengahnya. Segitiga berangkai yang
berada di tengah alat musik inilah yang dibunyikan dengan cara dipukul sehingga menimbulkan
bunyi dengan nada-nada tertentu.

Alat Musik Tenun - Sumber gambar http://www.indonesiaheritage.org


- Gambus

Alat musik gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur
Tengah. Walaupun alat musik gambus ini dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, akan
tetapi bentuk alat musik gambus dari Sumatera Selatan ini tentu saja memiliki ciri khas seperti
gambar dibawah ini.

Alat Musik Gambus - Sumber gambar http://www.indonesiaheritage.org

Alat musik tradisional Sumatera Utara –

"Pangora"
Kalo di Jawa kita mengenal alat musik Gong, dengan bentuk yang relatif sama di
Sumatera Utara alat musik semacam itu disebut dengan alat musik Pangora. Namun
beda daerah beda pula ciri khasnya. Di Sumatera Utara, alat musik pangora ini berbunyi
"pok". Hal ini disebabkan karena alat musik pangora ini dipukul dengan menggunakan
stik dan bagian pinggiran pangora diredam dengan pegangan tangan. Pangora ini adalah
jenis gong yang paling besar dengan diameter sekitar 37 cm dan ketebalan sekitar 6 cm.

Pangora, Alat musik dari Sumatera Utara


"Gordang"
Lain Pangora lain pula Gordang.. di Pulau Jawa kita mengenal alat musik
gendang/kendang yang dimainkan dalam kesenian gamelan dsb, nah di Sumatera Utara
kita bisa mengenal alat musik yang mirip dengan kendang. Namanya adalah alat musik
Gordang.

Gordang (single headed drum) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu satu
buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem
konstan mau pun ritem variable.

Alat musik dari Sumatra Utara yang dikenal dengan nama Gordang ini dibuat dari kayu
dan dimainkan dengan cara dipukul.

Alat Musik Tradisional Gordang

- "Doli-Doli"
Doli-doli adalah alat musik dari Sumatera Utara yang terbuat dari 4 bilah kayu yang dimainkan
dengan cara ditiup. Alat musik tradisional Sumatera Utara jenis ini banyak dijumpai di daerah
Nias.
ALAT MUSIK TRADISIONAL NUSA TENGGARA BARAT
(NTB)

Pareret

Alat musik ini terbuat dari bambu. Pareret merupakan alat musik tiup sejenis terompet yang
dimainkan dalam orkestra yang berfungsi sebagai pembawa melodi. Alat musik ini berkembang
di Lombok bagian barat dalam subkultur Hindu yang dibawa oleh orang-orang Bali. Selain itu,
pareret juga terdapat di daerah Karangasem, Bali meskipun kini sudah jarang
keberadaanya.Dalam membuat pareret diperlukan hari baik yaitu pada hitungan pasaran Pahing,
sedangkan harinya apa saja. Selain itu, disediakan sesajen (andang-andang) terdiri dari beras,
kepeng bolong (satakan), buah pinang, dan benang kotak setukel. Andang-andang mempunyai
makna perlindungan agar si pembuat tidak leles (mata merah dan berair). Pareret dimainkan
sebagai salah satu kelengkapan upacara persembahyangan dan adalah ulang tahun pura bagi
orang Bali yang hidup di Lombok Barat.

Satong Srek

Satong Srek (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari bambu dan seng. Satong srek dibuat dari bambu yang salah satu
bagiannya diberi penampang berupa lempengan seng yang dibuat tajam dan kasar
permukaannya. Jika permukaan seng digesek atau dipukul akan mengeluarkan bunyi. Satong
srek dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam suatu bentuk orkestra kesenian tradisional
dan dapat pula dimainkan secara solo / individual. Alat musik ini biasanya untuk mengiringi
tarian nguri, syier male, badede, bulan kasandung, ngumang rame. Satong srek dapat juga
dipadukan dengan alat-alat musik modern.

Palompong (https://www.indonesiaheritage.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam. Palompong termasuk dalam jenis alat musik silofan.
Cara memainkannya, pemain duduk dengan dua kaki dalam posisi lurus ke depan, sementara
palompong diletakkan di atas paha kemudian bilah dipukul dengan dua pemukul. Rongga di
antara paha dan bilah-bilah palompong berfungsi sebagai resonator.

Dahulu alat ini dimainkan secara tunggal dan biasanya dimainkan oleh laki-laki pada saat
menunggu sawah atau ladang untuk mengusir sepi. Saat ini palompang juga dimainkan oleh
wanita dan menjadi bagian dari orkestra Gong Genang yang berfungsi sebagai alat musik ritmik
untuk mengiringi tari-tarian pada saat irama cepat. Palompang merupakan alat musik khas
Kabupaten Sumbawa, namun ada juga alat musik sejenis ini di daerah Lombok dengan sebutan
“cungklik”.

Sarone

Sarone (https://sulaimantbn.blogspot.com)
Alat musik ini terbuat dari bambu dan daun kelapa. Sarone merupakan alat musik tiup sejenis
klarinet terdiri dari 3 bagian, yaitu mulut (gulungan daun lontar). Pada bagian mulut terdapat
lidah tunggal (single reed) yang direkatkan terbuat dari bambu tipis. Lidah-lidah berfungsi
sebagai alat bantu tiup yang langsung mengenai bibir pemain.Sarone ini dilengkapi dengan
empat lubang nada dan dimainkan dengan cara berkelompok bersama alat musik lainnya, seperti
Rebana Rea dan Rebana Ode. Sarone juga menjadi bagian dari ensambel gong gendang sebagai
pembawa melodi yang dimainkan bersama gong dan gendang. Konon sebelum dimainkan sarone
diasapi terlebih dahulu dengan kemenyan agar dapat menghasilkan suara-suara yang jernih dan
menarik. Oleh masyarakat Sumba suara sarone dipercaya dapat menarik gadis dan menolak dari
gangguan orang-orang yang memiliki itikad tidak baik.

Alat Musik Tradisional Sumatera Barat –

"Saluang"

Saluang adalah alat musik tradisional dari Sumatera Barat yang terbuat dari Bambu
Talang.Saluang memiliki diameter sekitar 3-4 cm, panjangnya 40 - 60 cm dan hanya memiliki 4
lubang. Alat musik tradisional Saluang ini dimainkan dengan cara ditiup.

Keunikan dari saluang ini adalah bahwa peniup saluang akan dapat memainkan Saluang tanpa
henti dari awal sampai akhir lagu. Hal ini dimungkinkan karena peniup saluang memiliki teknik
Mampasalisiahan Hangok (Menyisihkan napas) yaitu teknik pernapasan dalam meniup saluang.

Di Ranah Minang, saluang biasanya tidak hanya terdengar sendiri. Alat musik yang terbuat dari
seruas buluh ini, menjadi pengiring dendang pantun. Pantun yang dilantunkan, biasanya berisi
sindiran, ratapan, nasehat, ataupun gurauan. Biasanya Kalau Saluang di tiup Tanpa di iringi
nyanyian di tujukan untuk Pengobatan dan kebathinan. Dalam Video diatas diperlihatkan antara
Pedendang dan Tukang Saluang dengan Pendengar/ Penonton tidak ada batas pemisah melainkan
kebersamaan dalam menikmati alunan Saluang dan olah suara. Ini melambangkan kebersamaan
demokrasi di Ranah Alam Minangkabau dalam filsafat " Duduak Surang basampik sampik,
duduak basamo balapang lapang".
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.

Alat musik Saluang

"Talempong"
Talempong adalah alat musik pukul tradisional khas minangkabau. Alat musik tradisional yang
berkembang di masyarakat Sumatera Barat ini terbuat dari kuningan, namun sebagian ada pula
yang terbuat dari kayu dan batu. Alat musik tradisional talempong ini sama bentuknya sama
dengan alat musik bonang dalam seni gamelan di Pulau Jawa.

Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian
bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol
berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang
berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

Talempong biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti
Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang.
Talempong - rujukan id.wikipedia.org

- "Pupuik Batang Padi"

Pupuik batang padi merupakan alat musik tradisional yang berkembang di daerah Agam
Sumatera Barat. Alat musik tradisional Pupuik batang padi ini memang terbuat dari ruas batang
padi yang sudah tua dan berbuku. Proses pembuatan pupuik (puput) batang padi terhitung
sederhana. Batang padi yang sudah tua dipecah secara hati-hati di dekat pangkal bukunya.
Pecahan batang itu akan membentuk semacam pita suara yang menjadi sumber bunyi. Jika
ditiup, pita suara itu akan mengeluarkan bunyi yang melengking.

Walaupun pupuik batang padi ini hanya terbuat dari batang padi, akan tetapi alat ini menjadi
bagian dari hiburan rakyat yang menyemarakkan kehidupan masyarakat Sumatera Barat. Alat
musik tradisional Sumatera Barat ini kemudian dapat disambung dengan lilitan daun kelapa
sehingga suara yang dihasilkan semakin melengking dan dapat didengar hingga jarak 2
kilometer.
sumber rujukan indonesiakaya.com

"Serunai"
Serunai adalah alat musik tradisional yang terbuat dari batang padi, kayu atau bambu, tanduk
kerbau atau daun kelapa yang dimainkan dengan cara ditiup. Serunai berasal dari kata Shenai
yang merupakan alat musik yang berasal dari Lembah Kasmir di datara India Utara. Dan se

Alat musik Serunai banyak ditemukan secara merata di Provinsi Sumatera Barat, terutama di
bagian dataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota, dan juga di
sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat.

Serunai memiliki panjang sekitar 20 cm,memiliki 4 lubang berjarak 2,5 cm. Fungsi dari lubang
tersebut adalah untuk mengatur irama. Sementara, nada alat musik ini sama dengan alat musik
modern lainnya, yaitu nada pentatonis atau do-re-mi-fa-sol. Nada ini memang lazim pada alat
musik tradisional Minang.
"Tambua & Tansa"
Tambua merupakan alat musik dari Sumatera Barat yang terbuat dari kayu yang dilubangi
tengahnya, biasanya berukuran panjang 60-70 Cm dan diameter lingkaran 40-50 Cm serta
memiliki ketebalan lingkarannya 1-1,5 Cm. Pada kedua sisi nya diberi kulit binatang (biasanya
kulit kambing) yang telah dikeringkan dan dikencangkan sedemikian rupa mengunakan tali yang
ikatan nya pun dibuat menarik.

Alat kesenian ini dipakai untuk melambangkan suka-cita dan biasa dipakai pada acara pesta
pernikahan, penyambutan tamu-tamu istimewa atau dalam rangka acara Batagak Gala Adat atau
Batagak Gadang.

Tambua dipukul secara serentak dengan irama dan gerakan yang teratur yang dikomandoi oleh
sebuah alat kesenian bernama "Tansa". Berdasarkan irama Tansa ini lah alat kesenian Tambua
ini ditabuh. Tansa berupa bejana berbentuk kuali dengan diameter 14 inch. terbuat bahan
alumunium yang permukaannya ditutup kulit tipis, pada awal perkembangan tambua tansa
dipakai kulit kijang, namun sesuai dengan perkembangan zaman, kulit kijang sudah mulai tidak
pakai lagi, saat ini tansa memakai mika plastic / drum head.

Tambua dan Tansa dimainkan oleh minimal 4 pemain. permainan tambua tansa juga di iringi ole
alat musik lain seperti Talempong, pupuik tanduak / sarunai dan juga pupuik batang padi.
Dengan alat ini maka bunyi Tambua Tansa akan semakin ramai
ALAT MUSIK DARI SULAWASI UTARA
Alat musik satu ini merupakan alat musik tradisional yang khas dari Minahasa, Sulawesi Utara. Namanya
adalah Kolintang.

Apakah Kolintang itu?

Kolintang adalah salah satu alat musik tradisional masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara. Alat musik ini
terbuat dari kayu khusus yang disusun dan dimainkan dengan cara dipukul. Sekilas Kolintang ini hampir
sama dengan alat musik Gambang dari Jawa, namun yang membedakan adalah nada yang dihasilkan
lebih lengkap dan cara memainkannya sedikit berbeda. Kolintang merupakan salah satu alat musik
tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Minahasa, dan sering digunakan untuk mengiringi upacara
adat, pertunjukan tari, pengiring nyanyian, bahkan pertunjukan musik.

Sejarah Dan Perkembangan Kolintang

Menurut sejarahnya, alat musik Kolintang sudah ada sejak zaman dahulu dan digunakan masyarakat
untuk upacara ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur. Sejak masuknya agama
Kristen dan Islam di tanah Minahasa, Kolintang tidak lagi difungsikan sebagai pengiring upacara adat,
namun lebih difungsikan sebagai pengiring tarian, pengiring lagu, atau pertunjukan musik.

Alat musik Kolintang awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakan dan disusun
berjejer diatas kedua kaki pemainnya. Kemudian dikembangkan menggunakan alas yang terbuat dari
dua batang pisang. Kolintang mulai menggunakan peti resonator sejakPangeran Diponegoro berada di
Minahasa. Konon pada saat itu peralatan Gamelan juga dibawa oleh rombongannya. Sesudah perang
dunia ke 2, alat musik Kolintang mulai dikembangkan lagi dari segi nada yang dihasilkan lebih mengarah
ke susunan nada musik universal.

Bentuk Alat Musik Kolintang

Alat musik Kolintang merupakan jenis alat musik tradisional terbuat dari kayu yang dipotong sesuai
dengan ukuran dan disusun diatas alas kayu yang berfungsi sebagai resonator. Kayu yang digunakan
untuk balok Kolintang biasanya terbuat dari kayu khusus yang agak ringan tapi cukup padat dan serat
kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar. Kayu yang digunakan biasanya
merupakan kayu telur, bandaran, wenang, kakinikdan kayu sejenisnya.

Jenis Alat Musik Kolintang

Pada saat ini alat musik Kolintang terbagi menjadi beberapa jenis yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut terlihat dari suara yang dihasilkannya. Jenis alat musik Kolintang terdiri dari 9 jenis, yaitu
: loway (bass), cella(cello), karua (tenor 1), karua rua (tenor 2), uner (alto 1), uner rua (alto
2), katelu (ukulele), ina esa (melodi 1), ina rua (melodi 2) dan ina taweng(melodi 3).
Cara Memainkan Alat Musik Kolintang

Seperti yang dikatakan sebelumnya, cara memainkan alat musik kolinang adalah dengan cara dipukul
menggunakan stick khusus. Agar suara yang dihasilkan terdengar bagus maka di unjung stick biasanya
diberi bantalan kain, seperti halnya alat pukul musik Gamelan. Stick yang digunakan tersebut biasanya
terdiri dari tiga stick yang diberi nomor tersendiri.

Stick nomer satu biasnya digunakan di tangan kiri, sedangkan nomer dua dan tiga dipegang di tangan
kanan. Khusus untuk stick dua dan tiga biasanya dipasang di sela-sela jari sesuai dengan accord yang
dimainkan. Sama halnya dengan alat musik pada umumnya, alat musik Kolintang mempunyai accord
sendiri yang dipukul secara bersamaan. Namun untuk jenis Kolintang bass dan melodi biasanya
dimainkan tanpa accord, namun disesuaikan dengan nada yang diinginkan sehingga untuk memaikannya
hanya butuh dua stick saja.

Pertunjukan Musik Kolintang

Pada saat ini fungsi alat musik Kolintang lebih bervariatif, baik dimainkan untuk pengiring tari, lagu, atau
dimainkan secara orkestra. Dalam pertunjukan musik Kolintang biasanya semua jenis alat musik tersebut
dimainkan secara padu sehingga menghasilkan nada yang pas dan enak didengar. Namun untuk
kalangan profesional biasanya hanya menggunakan 6 alat saja sudah bisa menghasilkan suara yang
lengkap.

Dalam pertunjukan biasanya semua jenis musik Kolintang disusun dengan formasi tertentu agar
menghasilkan perpaduan nada yang pas dan agar mudah dikombinasikan. Untuk susunan lengkap
biasanya pada bagian depan diisi oleh melodi. Lalu pada bagian belakang kiri biasanya diisi dengan
bass. Sedangkan bagian belakang kanan diisi dengan cello. Untuk alat lain biasanya tergantung lebar
panggung yang digunakan dengan memperhatikan fungsi tenor dan alto.

Anda mungkin juga menyukai