Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KI2121

KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN 2
Analisis Kualitatif

Nama : Erica Kusuma


NIM : 10517049
Kelompok :3
Tanggal Percobaan : 1 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan: 8 Oktober 2018
Asisten : -Angga
-Fitira

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
Percobaan 1

Analisis Kualitatif

I. Tujuan
1. Menentukan kation dan anion sampel melalui uji kelarutan dan
identifikasi.

II. Teori Dasar

Analisis kualitatif adalah metode analisa yang dilakukan untuk


menentukan jenis zat atau komponen bahan yang dianalisa, atau proses
mengidentifikasi keberadaan senyawa kimia dalam suatu larutan atau sampel.
Tujuan analisis kualitatif ialah untuk memisahkan dan mengidentifikasi zat yang
terkandung dalam sampel. Tahap lanjutan dari analisis kualitatif biasanya
analisis kuantitatif, yaitu menentukan jumlah zat yang terkandung dalam sampel.
Biasanya dengan pengukuran massa atau volume, dilanjutkan dengan
perhitungan stoikiometri.

Reaksi dalam analisis kualitatif terbagi atas 2 macam uji, yaitu:

a. Reaksi kering
Uji yang dapat dilakukan dalam keadaan kering, tanpa melarutkan
sampel. Contohnya yang sering dilakukan adalah reaksi nyala dengan
kawat nikrom, uji pemanasan, uji spektroskopi.
b. Reaksi basah
Uji yang dilakukan pada zat dalam larutan. Reaksi berlangsung
dengan ciri-ciri berikut;
1. Terbentuk endapan
2. Pembebasan gas
3. Perubahan warna

Untuk dapat melakukan analisis kualitatif, diperlukan pengetahuan akan sifat-


sifat kation dan anion.

Kation dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu:


-
Golongan I
Kation mengendap dalam HCl encer. Kation: Pb2+, Hg22+, Ag+.
- Golongan II
Kation mengendap dengan ion sulfida atau hidroksida dalam
keadaan sedikit asam. Kation: Cd2+, Cu2+, Bi3+, Sn2+,
Sn4+, Hg2+, Sb3+, Sb5+, dan Pb2+.
- Golongan III

Kation mengendap dengan ion sulfide atau hidroksida dalam keadaan


sedikit basa. Kation: Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Al3+, Zn2+, dan
Mn2+.

- Golongan IV
Tidak bereaksi dengan pereaksi golongan I, II, III. Kation: Ca2+,
Ba2+, Mg2+, Na+, K+ dan NH4+.

Metode deteksi anion masih belum sesistematik metode identifikasi


kation. Umumnya, dilakukan uji kelarutan dengan air terlebih dahulu. Anion
dikelompokkan menjadi 3 golongan besar yaitu:

- Golongan sulfat:
Mengendap dengan ion BaCl2 dalam suasana basa. Anion: SO42-,
SO32-. PO43-, Cr2O42-, BO33-. AsO43-, AsO33-.
- Golongan klorida:
Mengendap dengan AgNO3 dalam larutan asam (HNO3). Anion: Cl-,
Br-, I-, S2, SCN-.
- Golongan nitrat:
Larut dalam semua reagen sehingga tidak membentuk endapan
dengan AgNO3 dan BaCl2 . Anion: NO3-, NO2-, CH3COO-, ClO3-.
III. Cara Kerja

Disiapkan enam tabung reaksi yang bersih, lalu kedalam tiap tabung reaksi
ditempatkan sekitar 50 mg sampel. Lalu ditambahkan berturut-turut sekitar 1-2
mL air, HCL 6 M, HNO3 6 M, H2SO4 3 M, NH4OH 6 M, NaOH 6 M kedalam
masing-masing tabung reaksi. Perubahan yang terjadi di dalam tiap tabung reaksi
diamati. Dari pengamatan, kemungkinan kation dan anion dalam sampel
dikurangi. Uji identifikasi terhadap kation yang diduga dilakukan. Identifikasi
terhadap anion juga dilakukan.

IV. Data Pengamatan


A. Sampel 20c

Tabel uji kelarutan:


REAGEN H2O H2SO4 HNO3 HCl NH4OH NaOH

Kelarutan Larut Membentuk Membentuk Membentuk Larut Membentuk


endapan endapan putih endapan endapan
putih putih putih

Warna Bening Keruh Keruh Keruh Bening Keruh


larutan
Bau Tidak Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
berbau

Dugaan Tidak Ba2+ Tidak Tidak Tidak Tidak


mengan mengandung mengandung mengandung mengandung
dung NO3- , NO2-, Ag+, Pb2+, NH4+ Na+
Ag+, ClO3-, Hg22+
Pb2+, CH3COO-
Hg22+

Senyawa 20c : BaCl2


B. Sampel 2a

Tabel uji kelarutan:

REAGEN H2O H2SO4 HNO3 HCl NH4OH NaOH

Kelarutan Larut Larut Larut Larut Larut Larut

Warna Bening Bening Bening Bening Bening Bening


larutan
Bau Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau

Dugaan Tidak Mengandun Mengandun Mengandung Mengandun Mengandun


mengandung g NH4+ g NH4+ NH4+ g NH4+ g NH4+
Ag+, Pb2+, Hg22+

Senyawa 2a : NH4Br

C. Sampel 7c
Tabel uji kelarutan:
REAGEN H2O H2SO4 HNO3 HCl NH4OH NaOH

Kelarutan Larut Membentuk Larut Membentuk Membentu Membentuk


endapan cepat endapan k endapan endapan
putih putih putih putih

Warna Bening Keruh Bening Keruh Keruh Keruh


larutan
Bau Tidak Tidak berbau Tidak Tidak berbau Tidak Tidak berbau
berbau berbau berbau

Dugaan Tidak Mengandung Tidak Tidak


mengandung Ag+, Pb2+, mengandun mengandung
Ag+, Pb2+, Hg22+ g NH4+ Al3+, Zn3+,
Hg22+ Cr3+,Fe2+,

Senyawa 7c : Pb(NO3)2
V. Pembahasan

Analisis kualitatif adalah metode analisa yang dilakukan untuk menentukan jenis zat
atau komponen bahan yang dianalisa, atau proses mengidentifikasi keberadaan senyawa kimia
dalam suatu larutan atau sampel yang tidak diketahui. Tujuan analisis kualitatif ialah untuk
memisahkan dan mengidentifikasi zat yang terkandung dalam sampel. Dalam melakukan
analisis kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat bahan, baik sifat fisis maupun sifat
kimianya. Tahap lanjutan dari analisis kualitatif biasanya analisis kuantitatif, yaitu menentukan
jumlah zat yang terkandung dalam sampel. Biasanya dengan pengukuran massa atau volume,
dilanjutkan dengan perhitungan stoikiometri. Analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan

Jika memiliki padatan anorganik murni yang tidak diketahui rumus kimianya, maka
untuk memperoleh kation dan anionnya dapat dilakukan dengan uji analisis kualitatif. Caranya
masing sampel yang tidak diketahui kation dan anionnya ditambahkan air, HCL 6 M, HNO3 6
M, H2SO4 3 M, NH4OH 6 M, NaOH 6 M kedalam masing-masing tabung reaksi. Lalu lihat
reaksi yang terjadi ketika ditambahkan reaksi. Ketiga pereaksi asam kuat memberikan reaksi
yang berbeda pada sampel.

Pada sampel 20c, sampel larut dengan air dan NH4OH 6 M tapi membentuk endapan
putih dengan HCL 6 M, HNO3 6 M, H2SO4 3 M, dan NaOH 6 M. Untuk mencari kation pada
sampel, dilakukan uji nyala terlebih dahulu. Ternyata uji nyala menghasilkan warna hijau
kuning, sehingga dapat dipastikan bahwa kation yang terdapat pada sampel adalah Ba 2+. Jika
diuji kelarutan dengan Ba2+ dimana ke dalam sampel ditambahkan K2CrO4 maka terbentuk
endapan BaCrO4 berwarna kuning.
Ba2+ + K2CrO4  BaCrO4 + 2K+
Untuk mencari anion sampel, ditambahkan AgNO3 ke dalam sampel. Ketika dicampur,
terbentuk endapan putih. Maka kemungkinan anion sampel golongan klorida yaitu Cl-, Br-, I-,
S2, SCN-. Lalu diuji satu per satu dengan Cl-, Br-, I-, S2, SCN-. Maka diperoleh Cl- ketika ke
dalam sampel ditambahkan dua tetes larutan AgNO3 dan setetes HNO3 2M akan terbentuk
endapan putih dan jika endapan dipisah dan ditambah sepuluh tetes larutan ammonium karbonat
maka endapan akan larut kembali.
Cl- + AgNO3  AgCl + NO3-
Sehingga dapat dipastikan bahwa sampel pertama adalah BaCl2.
Pada sampel kedua yaitu 2a, sampel larut semua dalam air, HCL 6 M, HNO3 6 M,
H2SO4 3 M, NH4OH 6 M, NaOH 6 M. Namun pada sampel kedua tercium bau ammonia ketika
sampel direaksikan. Maka kemungkinan kation adalah NH4+. Jika diuji kation dengan NH4+ ,
akan dihasilkan gas NH3 yang memiliki bau khas
NH4+ + NaOH  NH3 + Na+ + H2O
Untuk mencari anion sampel 2a, ditambahkan AgNO3 ke dalam sampel. Ketika
dicampur, terbentuk endapan putih. Maka kemungkinan anion sampel golongan klorida yaitu
Cl-, Br-, I-, S2, SCN-. Lalu diuji satu per satu dengan Cl-, Br-, I-, S2, SCN-. Maka diperoleh Br-
ketika ke dalam sampel ditambahkan dua tetes larutan AgNO3 dan setetes HNO3 2M akan
terbentuk endapan kekuningan AgBr dan endapan tersebut tidak larut dengan ammonium
karbonat.
Br- + AgNO3  AgBr + NO3-
Sehingga dapat dipastikan bahwa sampel 2a adalah NH4Br.

Pada sampel ketiga yaitu 7c, sampel larut dalam air dan HNO3 6 M. Tetapi membentuk
endapan putih dengan HCL 6 M, H2SO4 3 M, NH4OH 6 M dan membentuk endapan cokelat
dengan NaOH 6 M. Untuk mencari kation pada sampel, dilakukan uji nyala terlebih dahulu.
Ternyata uji nyala gagal. Maka dilakukan uji lain. Dengan mengetahui bahwa sampel
membentuk endapan dengan HCL sesuai dengan golong kation kelompok 1 maka kemungkinan
kation dalam sampel adalah Pb2+, Hg22+, Ag+. Lalu diuji masing-masing kemungkinan kation
ke dalam sampel. Pertama uji Pb2+, ketika ke dalam sampel ditambahkan setetes larutan kalium
dikromat terbentuk endapan kuning PbCrO4 dan ketika ke dalam sampel ditambahkan setetes
H2SO4 2M dan setetes alkohol akan terbentuk endapan putih PbSO4.
Pb2+ + KCrO42-  PbCrO4 + K+
Pb2+ + H2SO4  PbSO4 + 2H+
Untuk mencari anion sampel, ditambahkan AgNO3 ke dalam sampel. Ketika dicampur,
AgNO3 larut ke dalam sampel sehingga bukan termasuk golongan klorida. Ketika dicampur,
BaCl2 larut ke dalam sampel sehingga bukan termasuk golongan sulfat. Maka anion termasuk
golongan nitrat yaitu NO3-, NO2-, CH3COO-, ClO3-. Karena anion akan membentuk garam yang
larut dengan kation sehingga tidak akan membentuk endapan baik dengan larutan AgNO3
maupun BaCl2. Untuk mendapatkan anion sampel, diuji satu per satu anion di golongan nitrat.
Pada sampel tidak tercium bau cuka sehingga tidak mungkin CH3COO-, jadi kita uji anion lain.
Lalu kita coba dengan uji NO3-, ke dalam sampel ditambahkan setetes asam asetat encer dan HI
kemudian dipanaskan maka larutan ini berubah menjadi kuning cokelat. Dengan berubahnya
warna sampel menandakan adanya NO3-. Sehingga dapat dipastikan bahwa sampel 7c
merupakan .
Untuk membedakan air ledeng dan air distilasi yaitu dengan cara dididihkan. Jika
mendidih mendekati 90-100 o C, maka air tersebut merupakan air distilasi karena pada air
distilasi sudah tidak terdapat mineral. Jika ditambahkan ion Pb2+ dan mengendap maka air
tersebut merupakan air ledeng. Untuk membedakan asam benzoat dengan natrium benzoat yaitu
dengan dilakukan uji nyala. Jika padatan berwarna kuning maka padatan tersebut natrium
benzoate, jika bukan maka padatan tersebut asam benzoat. Cara membedakan ammonium
karbonat dan ammonium klorida yaitu kedua larutan dilarutkan di HNO3 panas. Jika terbentuk
gelembung gas maka zat tersebut adalah ammonium karbonat jika bukan maka zat tersebut
ammonium klorida. Untuk membedakan kals=ium kloridan dan kalsium klorida yaitu dengan
ditambahkan air. Kalsium klorida akan larut dalam air sedangkan kalsium fosfat tidak larut.

Untuk memastikan jenis anion dan kation dalam sampel maka dapat dilakukan uji
nyala, uji kation dan uji anion. Jika pada uji nyala menghasilkan warna kuning maka zat
mengandung Na+. Jika berwarna ungu, zat mengandung K+. Jika berwarna hijau kuning, zat
mengandung Ba+. Dengan uji kation, jika dalam zat terdapat NH4+, maka akan memiliki bau
khas yaitu bau ammonia. Jika dalam zat terdapat Ba2+, maka dapat ditambahkan K2CrO4 maka
terbentuk endapan BaCrO4 berwarna kuning. Jika zat mengandung Fe3+, ke dalam zat
ditambahkan setetes KSCN 2M dan terbentuk larutan merah. Jika zat mengandung Co2+, ke
dalam zat ditambahkan sedikit KSCN padat dan setetes amil alkohol maka larutan menjadi
berwarna biru. Jika zat mengandung Mn2+, ke dalam zat ditambahkan HNO3 6M dan KIO4 maka
akan terbentuk warna ungu. Jika larutan mengandung Cd2+, ke dalam zat ditambahkan setetes
Na2S maka akan terbentuk endapan kuning CdS. Jika dalam zat mengandung Pb2+, ke dalam
larutan ditambahkan setetes kalium dikromat maka akan terbentuk endapan kuning PbCrO4
yang akan larut dalam NaOH.

Dengan uji anion yang menandakan zat mengandung Cl-, ke dalam larutan
ditambahkan AgNO3 dan HNO3 maka akan terbentuk endapan putih. Jika dalam zat
mengandung Br- dan I-, , ke dalam larutan ditambahkan AgNO3 dan HNO3 maka akan terbentuk
endapan kuning. Jika zat mengandung NO3-, ke dalam sampel ditambahkan setetes asam asetat
encer dan HI kemudian dipanaskan maka larutan ini berubah menjadi kuning cokelat. Jika zat
mengandung SO42-, ke dalam zat diteteskan larutan Ba+ akan terbentuk endapan putih. Jika zat
mengandung CO32-, ditambahkan larutan perak nitrat akan terbentuk endapan putih Ag2CO3.
VI. Kesimpulan

6.1 Kation dan anion sampel 20c yaitu Ba2+ dan Cl2-.

6.2 Kation dan anion sampel 2a yaitu NH4+ dan Br-.

6.3 Kation dan anion sampel 7c yaitu Pb2+ dan NO3-.

VII. Daftar pustaka


D. Harvey, Modern Analytical Chemistry, 1st ed. Mc Graw-Hill, 2000, Singapore.
p.27-29.
Bureau of Indian Standards. (2012). IS/ISO 4787 (2010): Laboratory Glassware –
Volumetric Instruments – Methods for Testing of Capacity and for Use.
Bureau of Indian Standards. (2008). IS 878 (2008): Laboratory glassware –
Graduated measuring cylinders.

Anda mungkin juga menyukai