Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH AZOLLA PADA SISTEM

MINAPADI - AZOLLA

Noeriwan B. Soerjandono1 dan Titi Sopiawati2

S istem usaha tani minapadi telah dikembangkan di


Indonesia sejak satu abad yang lalu (Ardiwinata 1987).
Selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, sistem ini
BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Padi,


juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk me- Sukamandi, Subang, selama 3 bulan pada MH 2003. Bahan
ningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan (Syamsiah yang digunakan meliputi benih padi, ikan mas, azolla, urea,
et al. 1988). KCl, dan SP-36. Alat yang dipakai adalah papan kayu Albizia
falcata, paku, timbangan manual, meteran gulung, cangkul,
Minapadi merupakan salah satu subsistem usaha tani saringan dengan diameter 1 cm, dan gayung atau serok.
padi dan ikan di lahan sawah irigasi. Ikan ditebar 5-7 hari
setelah tanam padi dan dipanen setelah padi berumur 50-60 Percobaan dilaksanakan di sawah irigasi teknis pada
hari. Sistem usaha tani ini bervariasi dari satu daerah ke petak percobaan berukuran 10 m x 10 m. Pengolahan tanah
daerah lain bergantung pada ketersediaan air irigasi, curah dilakukan dua kali. Pertama tanah dibajak dengan meng-
hujan, benih ikan, pasar, dan status sosial ekonomi masya- gunakan tenaga sapi, dan pengolahan tanah kedua dilakukan
rakat (Suriapermana dan Syamsiah 1995). setelah petakan dibuat. Pengolahan tanah kedua dikerjakan
menggunakan cangkul untuk menggemburkan dan merata-
Minapadi-azolla yang memadukan ikan dan padi dengan kan tanah. Sebagai tempat tumbuh dan untuk memudahkan
azolla dalam suatu hamparan dapat meningkatkan kesuburan pemanenan ikan, dibuat caren atau parit pada petakan de-
tanah serta mampu mengendalikan gulma dan hama padi (Fagi ngan tipe caren tengah, berukuran lebar 40 cm dan dalam 20
et al. 1992). Suriapermana dan Syamsiah (1995) menjelaskan cm. Pembuatan caren dimaksudkan agar genangan air lebih
bahwa adanya ikan bersama padi di sawah dapat menambah dalam dan ikan lebih leluasa bergerak. Caren tengah adalah
ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh tanam- caren di tengah sawah sejajar dengan pematang menurut
an seperti N, Ca, P, K, dan Mg. arah panjang atau lebar petak sawah. Agar ikan pada awal
Azolla merupakan tumbuhan paku air yang serba guna, tanam sampai menjelang panen tidak kekurangan air, ke-
karena dapat mengikat N dan urea dengan bantuan Anabaena dalaman air dipertahankan antara 12-15 cm dari dasar sawah.
azollae, sehingga dapat berperan sebagai pupuk organik Setelah pengolahan tanah kedua, petakan yang telah jadi
atau sumber pupuk N. Selain itu, azolla juga banyak me- ditanami bibit padi berumur 21 hari setelah sebar (HSS) de-
ngandung K. Azolla segar lebih baik dibanding azolla kering, ngan 2-3 bibit tiap lubang, menggunakan jarak tanam 25 cm
karena kandungan unsur haranya terutama N lebih tinggi 4- x 25 cm. Untuk memacu pertumbuhan tanaman, pemupukan
5% daripada azolla kering (Suriapermana dan Syamsiah 1995). diberikan pada periode awal tumbuh. Pupuk yang digunakan
Cara pengambilan contoh azolla sebagai parameter adalah urea tablet, SP-36, dan KCl masing-masing dengan
pengamatan pada sistem minapadi sering menyulitkan para takaran 60 kg N/ha, 35 kg P2O5/ha, dan 15 kg K2O/ha. Pupuk
pelaksana di lapangan, karena azolla sering berpindah- urea diberikan seluruhnya pada umur 7-10 hari setelah tanam
pindah tempat akibat terbawa aliran air atau tertiup angin. (HST) dengan dibenamkan 5-10 cm, sedangkan pupuk SP-36
Tujuan percobaan ini adalah mencari cara yang efektif dalam dan KCl diberikan sebagai pupuk dasar pada saat tanam.
pengambilan contoh azolla pada sistem sawah minapadi. Azolla jenis Azolla microphylla No. 4074 yang di-
introduksi dari IRRI ditebar pada 2 HST padi dan dilakukan
sebelum peletakan kotak contoh. Bobot azolla yang ditebar
yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4 t/ha. Ikan mas disebar 5 HST dengan
syarat kondisi ikan sehat, mempunyai panjang 10 cm, dan
bobot 25-30 g/ekor. Kebutuhan ikan mas untuk percobaan
1
adalah 2.000 ekor/ha sehingga kebutuhan setiap petak (100
Teknisi Litkayasa Pelaksana dan 2Teknisi Litkayasa Pemula pada Loka
Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian, Jalan Raya Jakenan- m2) adalah 20 ekor. Penebaran azolla dan ikan dilaksanakan
Jaken km 5, Pati, Telp. (0295 385215 bila semua petakan sudah ditanami padi.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005 33


Cara Pembuatan dan Peletakan Kotak Contoh minggu untuk mengetahui pertambahan bobot azolla tiap
minggu. Pengambilan contoh azolla dilakukan dengan meng-
Papan yang sudah disiapkan dipotong dengan ukuran 0,1 m gunakan saringan berdiameter 1 cm, kemudian contoh di-
x 1 m x 1 m, semuanya berjumlah empat buah. Kotak papan di- tiriskan selama 5 menit. Contoh azolla yang diamati dan
buat dengan posisi berdiri dan pada kedua sisinya dipasang ditimbang diambil dari dalam kotak contoh. Penimbangan
kayu sebagai kaki penyangga agar posisi kotak tetap stabil azolla dilakukan pada semua kotak contoh yang ditempatkan.
dan ikan dapat dengan bebas memakan azolla (Gambar 1).
Azolla pada masing-masing kotak contoh ditimbang
Kotak papan diletakkan secara permanen sejak azolla untuk mengetahui pertambahan bobot azolla setiap minggu.
disebar sampai ikan dipanen. Pengambilan contoh dilakukan Setelah penimbangan, contoh azolla dikembalikan ke kotak
secara diagonal pada petakan dengan ukuran 10 m x 10 m. contoh semula. Untuk menghindari kekeliruan dalam pe-
Pada pusat diagonal dan sudut-sudut diagonalnya masing- ngembalian contoh azolla, maka kotak contoh diberi label
masing dipasang kotak contoh, sehingga setiap petak sawah yang memuat urutan angka atau huruf dan kode perlakuan.
terdapat 5 kotak contoh (Gambar 2).
Kotak contoh diletakkan tepat di tengah-tengah barisan
tanaman padi (Gambar 3). Untuk jarak tanam padi 25 cm x 25
cm terdapat 16 rumpun tanaman padi tiap kotak. Batas B
kedalaman kotak contoh dari permukaan air dibuat setengah s

dari lebar papan. Hal ini dimaksudkan agar azolla tidak dapat
berpindah-pindah tempat untuk memudahkan pengamatan. A A

Pengambilan Contoh

Contoh azolla diambil pada saat tanaman padi berumur 9 HST.


Selanjutnya pengambilan contoh azolla dilakukan setiap 10 m
A

1 m
s

s
s

s
10 cm
1 m ------- t
A A
s

---------
----
-------- -

t
-
----- - - -

s
-
--

10 m s
--

Papan kotak contoh azolla Kaki


s

Keterangan: A = kotak contoh azolla, B = luas petakan


dari Albizia falcata penyangga
Gambar 2. Posisi kotak contoh azolla yang disusun secara diagonal
Gambar 1. Posisi papan kotak contoh azolla dan kaki penyangga pada petakan perlakuan berukuran 10 m x 10 m

12,5 cm 25 cm 25 cm 25 cm 12,5 cm
s

s
s

s
s

s
Permukaan air Azolla 5 cm
t
s s
5 cm
t

+ 15 cm
Ikan
t
//////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

Gambar 3. Posisi kotak contoh azolla dilihat dari samping barisan tanaman padi

34 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005


HASIL DAN PEMBAHASAN agar data yang diperoleh dari petak percobaan dapat me-
wakili perlakuan yang dicobakan.
Pertumbuhan azolla cenderung menurun dengan makin
bertambahnya umur ikan dan tanaman (Tabel 1). Bobot azolla Pengambilan contoh azolla dengan cara mengurung
pada perlakuan azolla 1 dan 2 t/ha mencapai puncaknya azolla dalam kotak contoh dan mengambangkannya se-
masing-masing 10,1 dan 12,4 t/ha saat azolla berumur 28 hari tengah dari lebar papan sangat efektif. Ini dikarenakan azolla
dan kemudian menurun sampai mencapai nol pada umur yang diamati tidak tersebar keluar atau berpindah tempat dari
azolla 49 dan 56 hari. Pada saat tanaman padi pada fase kotak contoh, serta air dan ikan dapat tetap bergerak ke
vegetatif sampai reproduktif (umur padi 72-79 hari), bobot segala tempat dalam petakan. Untuk itu, tinggi permukaan air
azolla pada perlakuan 1 dan 2 t/ha mencapai nol. perlu dipertahankan.

Pada sistem minapadi-azolla, penurun bobot azolla ber- Pengambilan contoh sebaiknya dilakukan pada saat
kaitan dengan umur ikan. Makin tua umur ikan makin tinggi cuaca cerah agar pengamatan dapat dikerjakan dengan tepat.
pula konsumsi azolla (Hickling 1971). Selain oleh ikan, Untuk memudahkan pengambilan contoh di tengah-tengah
penurunan azolla disebabkan juga oleh pertumbuhan padi. petak, perlu dibuat bangku sebagai pijakan.
Menurut Anwar et al. (1984), pada fase reproduktif sampai
pematangan biji, daun dan malai padi secara bertahap akan
menutupi permukaan air sawah. Akibatnya azolla tidak dapat KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan fotosintesis sehingga mati membusuk.
Penempatan kotak contoh azolla secara permanen dapat mem-
Manfaat dari teknik pengambilan contoh azolla ini berikan hasil pengamatan yang tepat pada percobaan sistem
adalah memudahkan pengambilan contoh dan pengamatan minapadi azolla. Teknik tersebut dapat memudahkan peng-
oleh pelaksana lapang. Selain itu, air dapat mengalir tanpa ambilan contoh dan pengamatan sehingga data yang diper-
terhambat kotak contoh, dan ikan dapat bergerak ke segala oleh lebih tepat. Pengambilan contoh azolla dilakukan setiap
tempat untuk berkembang biak. Contoh azolla yang diamati minggu agar data yang didapat sesuai dengan kebutuhan
dapat diketahui perubahan bobotnya tiap minggu, dan data penelitian. Pertumbuhan azolla cenderung menurun dengan
yang diperoleh lebih tepat. semakin bertambahnya umur ikan dan tanaman. Untuk meng-
Keberhasilan pengambilan contoh azolla pada awal dan hindari kesalahan saat pengambilan dan pengembalian
menjelang panen tanaman sangat diharapkan. Peletakan contoh azolla maka kotak contoh diberi label huruf atau angka
kotak contoh pada sudut-sudut dan tengah petak bertujuan dan kode perlakuan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Tabel 1. Rata-rata bobot azolla tiap minggu dari tiap perlakuan pada
percobaan minapadi-azolla, Sukamandi, MH 2003.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. I. Johari Sasa,
Umur (hari) Bobot azolla (t/ha) pada perlakuan MS atas bantuan dan sarannya dalam penulisan makalah ini.
Padi Ikan Azolla (1) (2) (3) (4) (5) (6)
23 12 0 - - 1 2 3 4
30 19 7 - - 2,6 3,5 4,8 6,8
DAFTAR PUSTAKA
37 26 14 - - 4,1 6,6 8,6 11,0
44 33 21 - - 6,2 10,7 12,8 16,6
51 40 28 - - 10,1 12,4 17,0 21,0 Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam, dan A.J. Whitten. 1984.
58 47 35 - - 7,2 9,3 20,5 24,1 Ekologi Ekosistem Sumatera. Gadjah Mada University Press,
65 54 42 - - 3,0 5,3 23,6 28,6 Yogyakarta. hlm. 653.
72 61 49 - - 0 0,8 17,6 22,2 Ardiwinata, R.D. 1987. Rice-fish culture on paddy fields in
79 68 56 - - 0 0 10,6 15,2 Indonesia. Proceedings of Indo Facific Fish Council. 7 (II-III):
86 75 63 - - 0 0 3,0 7,1 11-154.
93 82 70 - - 0 0 0 1,0
100 89 77 - - 0 0 0 0 Fagi, A.M., S. Suriapermana, dan I. Syamsiah. 1992. Rice-fish
107 96 - - - 0 0 0 0 farming research in lowland area: the West Java case. In C.R.
115 - - - - 0 0 0 0 Dela Cruz, C. Lihtfoot, B.A. Costa Pierce, V.R. Carangal, and
M.P. Bimbo (Eds.). Proceeding of Rice-Fish Research and
Perlakuan: (1) padi; (2) minapadi; (3) minapadi + azolla 1 t/ha; (4)
Development in Asia. ICLARM Conf. Proc. p. 273-286.
minapadi + azolla 2 t/ha; (5) minapadi + azolla 3 t/ha, dan (6)
minapadi + azolla 4 t/ha. Hickling, C.P. 1971. Fish Culture. Faber and Faber. London. p. 253.

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005 35


Suriapermana, S. dan I. Syamsiah. 1995. Tanam jajar legowo pada Syamsiah, I., S. Suriapermana, and A.M. Fagi. 1988. Research on
sistem usaha tani minapadi-azolla di lahan sawah irigasi. hlm Rice Fish Culture: Past experiences and future research
74-83. Dalam Z. Zaini dan M. Syam (Ed.). Risalah Seminar programs. Paper Presented at The Workshop on Rice-Fish
Hasil Penelitian Sistem Usaha Tani dan Sosial Ekonomi. Farming Research and Development. Ubon, Thailand, 21-25
Bogor 4-5 Oktober 1994. Pusat Penelitian dan Pengembangan March 1988.
Tanaman Pangan, Bogor.

36 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10, Nomor 1, 2005

Anda mungkin juga menyukai