OLEH:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Sebagian besar lahan yang ada di Indonesia berupa lahan kering. Lahan
kering biasa didefinisikan sebagai dataran tinggi yang lahan pertaniannya lebih
banyak menggantungkan diri pada curah hujan. Lahan kering mempunyai potensi
yang cukup luas untuk dikembangkan, dengan luas yang mencapai 52,5 juta ha
(Haryati, 2002) untuk seluruh indonesia maka pengembangan sangat perlu
dilakukan.
INOVASI TEKNOLOGI
Dengan demikian peternak juga dapat mengatur waktu yang tepat kapan
melakukan proses perkawinan, terkait dengan permintaan pasar dan musim
dimana ketersediaan pakan hijauan yang cukup saat melahirkan dan menyusui
anaknya, sehingga diharapkan angka kematian pedet dapat dikurangi. Mahyuddin
et al. (1995) melaporkan pada penelitiannya yang menggunakan kerbau Lumpur
bahwa pada kelompok kerbau yang diberi konsentrat 1% dari bobot badan,
dibandingkan tanpa konsentrat dan rumput Gajah diberikan ad libitum pada kedua
kelompok selama delapan minggu, kemudian diberi prostaglandin (PGF 2α) untuk
sinkronisas estrus dan diinseminasi setelah 72 jam estrus. Ternyata pada
kelompok kerbau yang hanya diberi rumput Gajah tanpa konsentrat hanya 50%
yang menunjukkan aktivitas ovarinya, sementara pada kelompok yang diberi
konsentrat 100% memberikan profil progesteron yang menandakan adanya
aktifitas ovari.
Untuk memperoleh keturunan dengan jenis kelamin yang diinginkan dapat
dilakukan melalui perkawinan menggunakan semen hasil pemisahan sel
spermatozoa pembawa kromosom penentu jenis kelamin (sexing spermatozoa).
Dengan sexing, rasio spermatozoa pembawa kromosom X (betina) dan Y
(jantan) yang awalnya 50:50 dapat dirubah menjadi sekitar 70:30 atau
bahkan lebih. Pemisahan secara sederhana didasarkan pada perbedaan ukuran
antara spermatozoa pembawa kromosom X dan Y. Ukuran spermatozoa
pembawa kromosom Y lebih kecil dibandingkan dengan spermatozoa pembawa
kromosom X. Hal pokok yang menyebabkan rendahnya angka kelahiran kerbau
adalah kondisi induk kerbau yang kurang prima, karena kualitas pakan yang
rendah dan serangan parasit yang tinggi, kecuali itu estrus lebih banyak terjadi
pada malam hari, saat pejantan mungkin tidak berada pada kandang yang sama.
Umur pertama kali dikawinkan dan umur mencapai bobot potong optimal yang
lama, disebabkan kualitas nutrisi yang rendah dengan sistem pemeliharaan yang
tradisional, yang hanya memberikan rumput alam tanpa pernah memberikan obat
cacing (Siregar et al.,1997).
ALTERNATIF PENGEMBANGAN
PENDEKATAN KEGIATAN
MODEL PENGEMBANGAN