Lapres Raemas
Lapres Raemas
HALAMAN PENGESAHAN
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan resmi Pratikum Dasar Teknik Kimia 1 dengan
lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Penyusunan Laporan Resmi Pratikum Dasar Teknik Kimia 1
ditujukan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Pratikum Dasar Teknik
Kimia 1 yang sedang kami lakukan pada semester ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Orang tua kami,
2. Dr. Ing Silviana ST,MT.selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik
Kimia 1,
3. Bapak M. Rustam dan Ibu Dini I. selaku Laboran,
4. Asisten Cryspalina Dwiocta Caroline sebagai Koordinator asisten
LDTK 1,
5. Asisten Fernanda Arvin sebagai asisten laporan pratikum
Argento- Gravimetri kami,
6. Segenap asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1
yang telah membantu dan membimbing kami dalam setiap
pratikum,
7. Teman-teman rekan kerja yang telah membantu, baik dalam
segi waktu maupun motivasi.
Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang saat ini
bisa kami ajukan, namun kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu
kami perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan.
Penyusun
(2.1)
2Ag+ + CrO42- Ag2CrO4 (endapan merah
coklat)
(2.2)
b. Metode Fajans
Dalam metode ini digunakan indikator adsorpsi. Bila suatu
senyawa organik yang berwarna diadsorpsi pada permukaan suatu
endapan, dapat terjadi modifikasi struktur organiknya, dan warna itu
dapat sangat berubah dan dapat menjadi lebih tua. Gejala ini dapat
digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam
perak.
Mekanisme bekerjanya indikator semacam itu berbeda dari
mekanisme apapun yang telah dibahas sejauh ini. Fajans menemukan
fakta bahwa fluoresein dan beberapa fluoresein tersubstitusi dapat
bertindak sebagai indikator untuk titrasi perak. Bila perak nitrat
ditambahkan ke dalam suatu larutan natrium klorida, partikel perak
klorida yang sangat halus itu cenderung memegangi pada
permukaannya (mengadsorpsi) sejumlah ion klorida berlebihan yang
ada dalam larutan itu. Ion-ion klorida ini dikatakan membentuk
lapisan teradsorpsi primer dan dengan demikian menyebabkan
partikel koloidal perak klorida itu bermuatan negatif. Partikel negatif
(AgCl) . Cl- M+
(AgCl) . Ag+ X-
c. Metode Volhard
Metode ini menggunakan prinsip back to titration, yaitu pada
sampel halogenida ditambah suatu larutan standar AgNO3 secara
berlebih, kemudian sisa AgNO3 dititrasi kembali dengan larutan
standar NH4CNS. Indikator yang dipakai adalah Ferri Amonium
Sulfat. Dalam prosesnya larutan harus bersifat asam dengan tujuan
untuk mencegah hidrolisa garam ferri menjadi ferri hidroksida yang
warnanya mengganggu pengamatan TAT. Suasana asam dapat dibuat
dengan menambahkan HNO3 pekat. Tetapi penggunaan HNO3tidak
terlalu pekat karena dapat menyebabkan NH4CNS teroksidasi menjadi
NO dan CO2.
3NH4CNS + 13HNO3 16NO + 3CO2 + 3NH4HSO4 + 5H2O
(2.3)
Pada metode ini dalam mekanisme reaksinya akan
terbentuk perak klorida dan perak tiosianat.
Cl- + AgNO3 encerAgCl (2.4)
AgNO3 sisa + NH4CNS AgCNS (2.5)
(2.9)
Dengan H2S dalam suasana asam / netral membentuk
endapan Ag2S.
Reaksi: 2AgNO3 + H2S Ag2S +HNO3 (2.10)
Dengan Na2CO3 membentuk endapan Ag2CO3 putih
kekuningan.
Reaksi: 2AgNO3 + Na2CO3 Ag2CO3 + 2NaNO3 (2.11)
3. NH4CNS
3.1.2. Alat
1. Buret, Statif, dan Klem
2. Corong
3. Erlenmeyer 250 ml
4. Beaker Glass 250 ml
5. Gelas Ukur 10 ml
6. Kompor Listrik
7. Termometer
8. Pipet Volume 10 ml
9. Pipet Tetes
Fungsi :
- Statif sebagai peyangga
- Klem sebagai penjepit buret
- Buret sebagai tempat titran
Fungsi :
Membantu memasukkan larutan ke
gelas, untuk menyaring cairan kimia
Fungsi :
Sebagai tempat untuk menampung
zat analit
Fungsi :
Sebagai tempat untuk menampung
larutan
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan
Fungsi :
Untuk memanaskan larutan
Fungsi :
Untuk mengukur suhu
larutan
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan
Fungsi : memindahkan
larutan dalam skala kecil
(VxN)𝑁𝑎 𝐶𝑙
N AgNO3 = V 𝐴𝑔 𝑁𝑂3
N AgNO3 : normalitas larutan AgNO3 (N)
V NaCl : volume larutan NaCl
yang dititrasi (ml) N NaCl :
normalitas larutan NaCl yang
dititrasi (N)
V AgNO3 : volume titran AgNO3 yang dibutuhkan (ml)
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASA
4.1. Metode Mohr
4.1.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan
4.1.2 Pembahasan
Alasan Kadar Praktik Lebih Kecil Dari Kadari Teoritis
Argentometri adalah analisa kuantitativ volumetric unutk menentukan kadar
dalam sampel dengan menggunakan ion perak / larutan standar AgNO3 pada
suasana tertentu.Metode yang digunakan adalah metode mohr.Metode mohr
biasa menggunakan indicator K2CrO4.Awalnya larutan AgNO3 di standarisasi
dengan NaCl diketahui kadar AgNO3 adalah 0,047 N.
Menurut Perhitungan ksp:
AgCl Ag+ + Cl- Ag2CrO4 2Ag+ + CrO42-
KSP = S . S KSP = (2S) 2 S
S2 = 1 . 10-10 4S3 = 2 . 10-2
S = 1 . 10-5 S = 1,4 . 10-5
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pada sampel I kadar Cl- yang ditemukan adalah 1533.6 dan kadar
asli adalah 1100 ppm.
2. Pada sampel II kadar Cl- yang ditemukan adalah 1533.6 dan kadar asli
adalah
994 ppm.
3. Faktor yang memengaruhi praktikum ini adalah Ksp dan konsentrasi
larutan.
5.2. Saran
1. Titrasi sebaiknya dilakukan pada suasana netral atau alkalis (pH 7-
10,5).
2. Lakukan proses pengocokan untuk mempermudah pengamatan
pencapaian TAT.
3. Hindari kontak langsung dengan matahari karena dapat
meningkatkan temperatur.
4. Larutan jangan terlalu encer agar perubahan warna dapat mudah
diamati.
5. Sebaiknya standarisasi dilakukan lebih dari sekali.
DAFTAR PUSTAKA