Anda di halaman 1dari 11

Adat Istiadat Suku Jawa Lengkap dengan

Gambar dan Penjelasannya


17 Mei 2017 Oleh Delvatinson

ADAT ISTIADAT SUKU JAWA – Mungkin dari salah satu diantara kalian belum ada yang
mengetahui mengenai adat istiadat suku jawa, maka dari itu pada artikel ini saya akan menulis
tentang adat istiadat suku jawa.

Dengan adanya pembahasan mengenai adat istiadat suku jawa ini mudah-mudahan dapat
menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca isi dari artikel ini.

Penduduk-penduduk Jawa hidup didalam lingkungan yang memiliki adat istiadat yang sangat
kental. Adat istiadat suku jawa ini masih kerap dipakai ketika ada kegiatan-kegiatan yang di
selenggarakan oleh masyarakat-masyarakat jawa.

Adat istiadat Jawa ini selain digunakan dalam adanya kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh
masyarakat setempat, adat istiadat ini pun kerap digunakan dalam kehidupan-kehidupan
manusia, misalnya seperti masa-masa kehamilan sampai kematian pun adat istiat Jawa ini masih
kerap digunakan.

Adat istiadat Jawa ini oleh penduduk asli jawa digunakan dan diterapkan didalam kehidupan
sehari-harinya.

Penduduk suku Jawa ini merupakan penduduk yang jumlah nya terbesar di Nusantara Indonesia.
Jumlah dari penduduk suku Jawa ini hampir mencapai setengah dari seluruh jumlah populasi
penduduk yang tinggal di Negara Indonesia.

Berasal nya suku Jawa ini dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY (Yogyakarta), dan Jawa
Timur. Semua sendi-sendi (Pondasi) pada kehidupan di penduduk suku Jawa ini tidak ada yang
namanya lepas dari adat istiadat. Yang emang adat istiadat ini sudah dipercayai sejak jaman
dahulu kala.

Adat istiadat suku Jawa ini merupakan bentuk kebisaan dan budaya yang telah diwarisi oleh
leluhur-leluhur penduduk Jawa, yang dilakukan oleh sebagian besar penduduk Jawa.

Bagi masyarakat penduduk jawa, apabila ada sebagian orang yang tak melakukan adat istiadat
suku Jawa atau mulai meninggalkanny adat istiadat tersebut, maka akan di anggap oleh
masyarakat Jawa sebagai orang yang tak wajar, bahkan akan sering mendapatkan celaan dari
penduduk-penduduk sekitar.

Kebanyakan adat istiadat ini memliki sumber dari kepercayaan-kepercayaan nenek moyang pada
zaman dahulu, tetapi adat istiadat suku Jawa ini tidak memiliki sumber selain sumber utama nya
adalah Agama Islam, kebanyakan dari penduduk Jawa ini rata-rata semuanya hampir memeluk
Agama Islam.

Maka dari itu, hal demikian banyak sekali dari penduduk Jawa yang mulai meninggalkan ritual-
ritual pelaksanaan dalam adat istiadat suku Jawa. Mengapa demikian? Karena bagi mereka
ketika mengikuti ritual-ritual adat ini banyak yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran didalam
Agama Islam.

Seperti yang sudah disebutkan didalam pelaksanaan adat istiadat suku Jawa ini, bahwa didalam
adat istiadat suku Jawa ini memiliki berbagai aspek kehidupan manusia.

Adat istiadat suku jawa ini mulai dilakukan dari hamilnya seorang perempuan, pernikahan,
kematian, dan lain sebagainya.

Baiklah dibawah ini akan ada penjelasan mengenai adat istiadat suku Jawa, yuk langsung saja
kita simak penjelasan-penjelasan mengenai adat istiadat suku jawa tersebut. Monggo di baca

Contents [hide]

 1 1. Adat Istiadat Suku Jawa Ketika Perempuan Sedang Hamil


 2 2. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Sekaten
 3 3. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Kenduren
 4 4. Adat Istiadat Suku Jawa – Pernikahan dalam Suku Jawa
 5 5. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Tedak Sinten
 6 6. Adat Istiadat Suku Jawa – Acara Ruwatan
 7 7. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Kematian
o 7.1 Bagikan ini:
o 7.2 Terkait

1. Adat Istiadat Suku Jawa Ketika Perempuan Sedang


Hamil
hot.detik.com

Pasti semua orang menggap bahwa ketika seorang perempuan hamil itu harus benar-benar dijaga
supaya tidak akan terjadi hal-hal yang buruk menimpa dan anaknya.

Didalam Adat istiadat suku jawapun mempunyai kepercayaan-kepercayaan seperti ini.

Ketika seorang perempuan sedang hamil/mengandung bayi didalam perutnya, didalam suku jawa
seorang perempuan yang sedang mengandung itu akan benar-benar yang namanya dijaga, supaya
tidak akan terjadi hal yang buruk menimpa perempuan dan calon anaknya itu.

Untuk mengenai hal ini, biasanya didalam penduduk suku jawa akan menyelenggarakan acara
semacam selamatan-selamatan.

Mengadakannya acara selamatan ini dilakukan selama dua kali selama masih pada masa-masa
mengandung/kehamilan, pertama adanya acara selametan ini ketika usia sang bayi didalam
kandungan mencapai tiga bulan, dan acara selamatan yang kedua ini dilakukan ketika usia sang
bayi sudah mencapai umur 7 bulan.
Ketika setiap melakukan selamatan-selamatan itu ada namanya tersendiri, yaitu selamatan-
selamatan yang pertama itu diberi dengan sebutan nama “Neloni”, dan selamatan yang kedua
atau yang terakhir ini disebut dengan sebutan nama “Mitoni”.

Ketika kedua selamatan itu dijalankan, maka akan dibuatnya beberapa jenis makanan untuk
dibagikan kepada kerabat-kerabat terdekat, atau diberikan kepada tetangga-tetangga.

Makanan-makanan yang dibuat itu seperti jenang blowok, apa jenang blowok itu? Jenang
blowok itu adalah kue yang dibuat dari tepung terigu dengan dilengkapi oleh bungkusan daun
nangka.

Selain dari jenang blowok juga ada makanan yang namanya trancam, trancam itu adalah
makanan yang dibuat dari potongan-potongan timun, kacang toro, tempe goreng, dan setelah itu
dicampur dengan parutan kelapa.

Jenis-jenis makanan yang telah disebutkan pada tulisan diatas ini memang harus dibuat ketika
adanya acara seperti selametan ketika wanita hamil dan tidak boleh yang namanya ditinggalkan.
Ada salah satu ritual yang harus dilakukan untuk ibu hamil, ritual untuk ibu hamil itu disebut
dengan tingkeban (Upacara kehamilan 7 bulan).

Ketika berjalannya ritual ini, perempuan yang sedang mengandung itu akan dimandikan dengan
air yang dicampur bunga-bunga. Selain itu, kain yang akan digunakan sebagai kemben pun harus
7 jumlahnya, dan digunakan secara bergantian ketika acara tingkeban berlangsung.

Apabila bayi yang sedang dikandung oleh perempuan itu sudah lahir, didalam suku Jawa juga
mempunyai ritual (Selamatan) khusus untuk menyambutnya lahirnya si dedek bayi.

Adanya ritual (Selametan) ini berfungsi untuk memberi keselamatan pada dedek bayi yang baru
lahir, dan menjaga dedek bayi dari kejadian-kejadian butuk yang akan menimpanya.

2. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Sekaten


qubicle.id

Didalam suku jawa adanya upacara sekaten ini merupakan bentuk rasa hormat masyarakat Jawa
kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW yang mana Rasulullah SAW ini sudah menyebarkan
agama yang mulia (Islam) di tanah Jawa ini.

Selain itu, upacara sekaten juga merupakan upacara peringatan kelahiran Rasulullah SAW yang
mana upacara sekaten ini diadakan selama 7 hari.

Pada saat ini upacara sekaten ini masih dilestarikan di kawasan kerajaan-kerajaan, seperti di
Yogyakarta dan Kota Solo. Bahkan ketika upacara sekaten dimulai, dari pihak kerajaan keraton
didaerah Surakarta ini mengeluarkan 2 jenis alat musik gamelan, yaitu gamelan Guntur Sari, dan
gamelan Kyai Gunturmadu.

3. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Kenduren


wangsasyailendra.org

Apakah kamu pernah melihat sesaji seperti gambar diatas? Sesaji diatas ini identik dengan
upacara adat suku jawa ini, yaitu upacara kenduren atau lebih dikenal oleh orang-orang sebagai
sebutan nama selamatan.

Adanya upacara kenduren ini meruapakan hasil penggabungan budaya Jawa dan agama Islam di
pada abad 16 masehi.

Pada awalnya, upacara kenduren ini menggunakan doa-doa agama budha atau menggunakan
doa-doa agama hindu. Kemudian setelah mengalami penggabungan dengan agama Islam,
digantikanlah doa-doa itu menjadi doa-doa yang biasa digunakan di agama Islam.

Begitu juga dengan sesaji yang dulu biasanya digunakan ketika adanya upacara kenduren ini,
namun pada saat ini sesaji-sesaji itu tidak di gunakan lagi. Untuk saat ini upacara kenduren ini
hanya ditujukan untuk makan-makan bersama, itupun sebagai tanda syukur kepada Allah SWT,
bukan untuk persembahan-persembahan seperti budaya Kejawen pada zaman dulu.

4. Adat Istiadat Suku Jawa – Pernikahan dalam Suku Jawa


cvfajarhazmee.wordpress.com

Jika kamu pernah menghadiri ke pernikahan teman kamu yang berada di tanah Jawa, pasti
setelah menghadiri ke pernikahan teman yang berasal dari suku Jawa, kamu pasti bakal tahu
susunan-susunan upacara adat pernikahannya.

Pernikahan tradisional adat Jawa ini sangat dikenal dengan kesuciannya, bahkan sampai saat ini
pernikahan tradisional adat Jawa masih dilestarikan.

Dibawah ini akan ada urutan-urutan pernikahan tradisional adat Jawa:

1. Siraman.
2. Ngerik.
3. Midodareni.
4. Serah-serahan.
5. Nyantri.
6. Balangan Suruh.
7. Panggih.
8. Ritual wiji dadi.
9. Kacar kucur.
10. Dhahar Klimah.
11. Tumplek Sunjen.
12. Sungkeman.

Itulah susunan-susunan pernikahan tradisional didalam adat Jawa.

5. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Tedak Sinten

nyonyamelly.com

Tedal siten ini adalah selamatan, yang mana didalam kebudayaan adat Jawa harus mengadakan
tedak siten. Selamatan ini dimulai dari si bayi sudah mulai bisa belajar berjalan. Di beberapa
bagian kawasan lain yang berada di Negara Indonesia mengenal tradisi ini dengan sebutan nama
turun tanah.

Dalam upacara tedak siten ini tidak ada maksud tujuan lain/tujuan yang berkaitan dengan hal-hal
mistik. Upacara tedak siten ini tujuannya hanya untuk mengungkapka rasa syukur kepada sang
pecipta, karena Allah telah memberikan nikmat kesehatan, dan nikmat kesempurnaan fisik pada
sang bayi.
6. Adat Istiadat Suku Jawa – Acara Ruwatan

kompas.com

Jika kamu anak tunggal dan kamu hidup di zaman dulu, kamu pasti sudah yang namanya
diruwat. Soalnya, masyarakat-masyarakat jawa percaya jika anak tunggal harus melakukan ritual
ruwatan untuk menghilangkan kesialan dari dirinya.

Tradisi ruatan ini masih di lestarikan, tetapi hanya di dataran tinggi dieng saja, itupun hanya
untuk anak-anak yang berambut gimbal. Masyarakat-masyarakat sana percaya bahwa anak-anak
yang berambut gimbal ini mempunyai keturunan raksasa atau buto, maka dari itu anak-anak yang
berambut gimbal harus diruwat.

7. Adat Istiadat Suku Jawa – Upacara Kematian


kisahasalusul.blogspot.com

Apabila ada salah satu penduduk suku Jawa ada yang meninggal, ritual ada istiadat jawa pun
tidak akan lepas untuk mengirinya. Yang dimaksud dengan ritual ini adalah supaya orang yang
meninggal dunia dapat mendapatkan tempat yang terbaik di akhirat nanti. Ritual (Selamatan).

Biasanya sebelum jenazah dibawa ke pemakaman itu ada ritual-ritul khusus yang dilakukan oleh
seluruh pihak keluarga si jenazah tersebut.

Ritual yang biasa diakukan ini adalah brobosan namanya, yang mana brobosan ini melintas di
bawah mayat yang telah diatas tandu dengan cara berjongkok.

Sesudah melakukan brobosan, ritual adat istiadat suku Jawa pun belum selesai. Ritual ini
dinamakan sebagai istilah sebutan Selamatan. Selamatan orang meninggal ini dilakukan selama
tujuh hari secara berturut-turut, dan acara salamatan ini dilakukan ketika malam hari sesudah
solat maghrib atau sesudah solat isya.

Itulah adat istiadat suku jawa yang digunakan untuk wanita hamil, orang meninggal, selamatan
bayi, anak tunggal, dan lain sebagainya.
Semua adat istiadat suku Jawa ini dilakukan dengan cara turun menurun. Selain itu juga, kita
harus pandai-pandai memilih dalam mana yang memang diperbolehkan oleh syariat-syariat Islam
atau tidak.

Mudah-mudahan adanya artikel ini bisa menambah wawasan ilmu mengenai kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai