Studio Purbalingga 1
1. Assyifa Shafira Prahasti 15/384899/TK/43405
2. Nadira Sekar Prameswari 15/378815/TK/42757
3. Najma Iliyya Zamzamy 15/384899/TK/43561
4. Ovina Faizha 15/384903/TK/43565
5. Ardanto Septian Christiadi 15/384876/TK/43538
6. Muhammad Fahmi Mubarak 15/381175/TK/43353
7. Febrian Yudha Swara 15/384884/TK/43546
8. Tito Kurniawan Velma 15/379902/TK/43167
PENDAHULUAN
Proses perencanaan pada tingkat wilayah kabupaten melibatkan aspek-aspek yang saling
berkalitan seperti Fisik Dasar, Kependudukan, Ekonomi, Sarana dan Prasarana serta Fisik Ruang
yang perlu direncanakan secara matang melalui proses pengumpulan data primer mauun sekunder,
analisis data, yang nantinya akan ditujukan untuk mengembangkan potensi dan mengurangi atau
menyelesaikan masalah di wilayah tersebut.
Keberhasilan suatu rencana pada tingkat wilayah kabupaten akan sangat bergantung ada
analisis data yang dilakukan. Oleh karena itu analisis harus mampu mencakup segala aspek agar
rencana yang dibuat nantinya mampu menampung kebutuhan, tepat sasaran, dan menjawab isu-
isu strategis yang ada di wilayah kabupaten yang akan direncanakan.
Tujuan dari Penulisan Laporan Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Purbalingga ini adalah:
1. Merumuskan Masalah dan Potensi kedalam Pohon Masalah dan Pohon Potensi untuk
menyusun konsep perencanaan.
2. Mengkaji Isu-isu Strategis dan mengembangkannya sebagai acuan dalam perencanaan.
3. Merencanakan Struktur, Pola Ruang, dan Kawasan Strategis sebagai arahan dari
Perencanaan.
4. Merencanakan Program Prioritas beserta rencana pembiayaan program prioritas.
5. Menentukan Visi, Misi, tujuan, Sasaran, dan Indikator untuk menjadi Implementasi yang
nyata dari Perencanaan.
Laporan Studio Analisis Wilayah Kabupaten Purbalingga disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodelogi serta sistematika
penulisan.
BAB II Gambaran Wilayah
Berisi informasi mengenai profil wilayah, potensi, masalah, dan konsep pengembangan
wilayah di Kabupaten Purbalingga. Bab ini juga berisi preseden yang dapat diadaptasi
di Kabupaten Purbalingga.
Bab ini membahas tentang kerangka dari konsep yang di rencankan yaitu Visi, Misi,
Tujuan, dan Sasaran Pembangunan, alu Indikator Sasaran Pembangunan
Bab ini berisi Rencana Struktur Ruang Wilayah, Rencana Pola Ruang Wilayah, Rencana
Kawasan Strategis, dan Arahan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
Bab ini berisi target pembangunan series dan pembagian pentahapan pembangunan di
Kabupaten Purbalingga yang sesuai dengan arahan konsep perencanaan yang telah
disusun sebelumnya
Bab ini berisi analisis mendalam mengenai program-program prioritas yang terpilih di
Kabupaten Purbalingga dengan melihat latar belakang, tujuan program, landasan
hukum, metode perencanaan, kerangka berpikir, konsep rencana, rencan detail, dan
pentahapan program
BAB II
GAMBARAN WILAYAH
2.1 PROFIL WILAYAH
2.1.1 Kependudukan
Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga 2012-2016
Jumlah
Tahun
Penduduk
2012 879729
2013 887675
3014 894062
2015 903181
2016 907507
Tabel 2.1 : Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Purbalingga 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Purbalingga 2017
Laju pertumbuhan
3.00%
2.00% 2.14%
1.00% 1.06% 1.02%
0.32% 0.48%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016
Laju pertumbuhan
Dengan jumlah penduduk yang mencapai 907.507 pada tahun 2016, maka kepadatan
penduduk bruto di Kabupaten Purbalingga mencapai 86 jiwa/hektar. Dimana Kecamatan
Purbalingga menjadi kecamatan terpadat, yang diikuti dengan Kecamatan Kalimanah,
Kecamatan Padamara dan Kecamatan Bojongsari.
Sex ratio di Kabupten Purbalingga dalam lima tahun terakhir cenderung ada pada
angka yang sama yaitu pada angka 0.98. Dengan demikian perbandingan antara laki-laki
dan perempuan di Kabupaten Purbalingga terbilang cukup merata.
2.1.2 Ketenagakerjaan
Tabel Ketenagakerjaan
Kegiatan Utama Laki Perempuan Total
Laki
Usia kerja/Tenaga 324066 340126 664192
Kerja
Angkatan Kerja 271607 180348 451955
- Bekerja 252978 177119 430097
- Pengangguran 18629 3229 21858
Bukan Angkatan 52459 159778 212237
Kerja
Tingkat 6,86% 1,79% 4,84%
Pengangguran
Tabel 2.2 : Tabel Angkatan Kerja Kabupaten Purbalingga 2012-2016
Sumber: BPS Kabupaten Purbalingga 2017 dan Olahan Penulis
Usia kerja atau usia produktif Kab. Purbalingga sebanyak 664.192 jiwa dengan usia
tidak produktif sebanyak 243.135 jiwa, dengan jumlah tersebut rasio
ketergantungannya adalah 36,63 atau dapat dikatakan setiap 100 orang produktif
menanggung 37 orang tidak produktif, angka ini dapat dikatakan baik karena semaikn
kecil rasio ketergantungan semakin baik.
Tingkat pengangguran total Kab. Purbalingga sebesar 4,84%, sedangkan
pengangguran berdasarkan jenis kelamin , laki-laki memiliki tingkat pengangguran
lebih tinggi dibanding dengan perempuan yakni laki-laki sebesar 6,86% dan
perempuan sebesar 1,79%.
60
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
2.1.3 Perekonomian
STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN PURBALINGGA
A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
2.2.1 Struktur
Gambar 2.3 : Struktur Ruang Eksisting Kabupaten Purbalingga
Sumber: Olahan Penulis 2017
Kabupaten Purbalingga memiliki jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas. Jalan Tersebut merupakan Jalan Kolektor
Primer.
Hirarki Tertinggi berada pada Kecamatan Purbalingga yang merupakan ibukota Kabupaten
Purbalingga. Hirarki Kedua berada pada Kecamatan Kalimanah yang merupakan PKLp atau
wilayah promosi untuk hirarki PKL, kecamatan tersebut memiliki terminal tipe B. Hirarki
ketiga berada pada Kecamatan Bobotsari yang memiliki Terminal tipe A.
Wilayah Pengembangan Perkotaan saat ini tersebar di berbagai kecamatan, terutama
disekitar Kecamatan Purbalingga sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan perdagangan
barang dan jasa.
Pada pola ruang eksisting sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Purbalingga adalah
sawah, kemudian pola pemukiman yang ada terlihat sangat menyebar dimana sebagian besar ada
di bagian selatan wilayah.
2.3 POTENSI
2.4 MASALAH
Resilient
Region
Shatte dan Reivich (2002) menyebutkan bahwa resilience adalah kemampuan untuk
merespon secara sehat dan produktif ketika menghadapi rintangan atau trauma. Sementara
menurut Grotberg (1999) resilience adalah kemampuan untuk menghadapi, mengatasi dan
menjadi kuat ketika menghadapi rintangan dan hambatan. Terdapat 3 sub konsep yang akan
dikembangkan di Kabupaten Purbalingga.
a. Disaster Resilient
Mengingat Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki
kerawanan terhadap bencana, maka perlu upaya penanggulangan dan kesiapan untuk
menghadapi bencana yang ada.
b. Food Security
Adanya sub konsep ini juga mendukung konsep pengembangan kawasan Agropolitan.
Dengan konsep ini diharapkan mampu mempertahankan kawasan pertanian yang ada dan
mengembangkan agroindustri. Sehingga pada akhirnya mampu mewujudkan ketahanan
pangan.
c. Economic Resilient
Sub konsep ketangguhan yang terakhir adalah ketangguhan secara ekonomi.
Ketangguhan ekonomi dirasa penting guna mewujudkan masyarakat Purbalingga yang
sejahtera.
3.2 KONSEP PENATAAN RUANG
AGROPOLITAN
Konsep penataan ruang yang akan digunakan dalam perencanaan Kabupaten Purbalingga
adalah agropolitan. Konsep Agropolitan adalah bentuk pembangunan yang memadukan pertanian
dengan sektor industri dengan berbagai fasilitas modern yang ada. Namun dalam pengembangan
Kabupaten Purbalingga terdapat 3 poin utama, yaitu agroindustry, agrobisnis dan agrowisata.
Ketiga poin tersebut akan menjadi dasar dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang
Kabupaten Purbalingga.
Dalam memperluas keragaman sumber makanan, Singapura bekerja erat dengan industri
untuk melakukan misi pengadaan ke berbagai negara. Pada tahun 2013, kami memimpin dan
memfasilitasi perjalanan sumber luar negeri ke negara-negara seperti Indonesia, Filipina, Israel,
Polandia, Denmark, dan China untuk membantu para pedagang kami membangun jaringan dengan
para pemasok potensial.
Selangkah lebih maju, diversifikasi sumber pangan dapat ditingkatkan dengan bergerak ke hulu.
Dalam mengamankan makanan di sumbernya, seperti melalui pertanian kontrak, kita dapat
mengendalikan persediaan dan kualitas makanan dengan lebih baik, serta memperoleh hak
pembelian pertama pada saat terjadi kekurangan pasokan. Ini sudah ditunjukkan melalui investasi
Singapura di Zona Pangan di Jilin. Singapura telah memberikan saran teknis kepada pihak
berwenang Jilin untuk membantu mereka mempertahankan zona bebas penyakit di Zona Pangan.
Pada waktunya, kami menantikan impor reguler item makanan utama, seperti produk daging babi,
dari Jilin.
b. Chicago
4.1.1 Visi
Terwujudnya Kabupaten Purbalingga yang Tangguh dan Sejahtera Melalui Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing.
Tangguh
Kemampuan untuk menghadapi dan menjadi kuat ketika terdapat rintangan dan hambatan.
Tangguh pada Kabupaten Purbalingga dinilai dari 3 aspek yakni ketahanan ekonomi, tangguh
bencana, dan ketahanan pangan.
Sejahtera
Kondisi terpenuhinya kebutuhan warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri. Kebutuhan warga negara tesebut sesuai dengan tingkat hidup.
Berdaya Saing
Kemampuan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dalam lingkungan dengan
meningkatkan kemampuannya dalam memanfaatkan sumber daya alam disekitarnya.
4.1.2 Misi
Meningkatnya kualitas
Meningkatnya Indeks
masyarakat sebagai pengembang
Pembangunan Manusia
Perwujudan perekonomian potensi sumber daya alam daerah
masyarakat mandiri dengan
mengembangkan potensi sumber Meningkatkan perekonomian Meningkatnya Pendapatan
Meningkatkan kesejahteraan daya alam daerah masyarakat Mastarakat
masyarakat melalui pengembangan
1 Menciptakan pengelolaan
ekonomi berbasis pengembangan Tidak berkurangnya luasan lahan
sumberdaya alam yang
agroindustri dan agrowisata untuk bidang primer
berkelanjutan
Terselenggaranya Pelatihan
Terwujudnya kesejahteraan Mengadakan Pelatihan kapasitas Penggunaan Teknologi
masyarakat melalui pengembangan masyarakat dalam penggunaan Meningkatnya penerapan
teknologi teknologi teknologi dalam agroindustri dan
agrowisata
Tercukupinya sarana pendidikan
Penambahan sarana pendidikan
yang merata di tiap kecamatan