Anda di halaman 1dari 5

Faringitis

1. Farigitis akut
Farigitis yang dapat disebabkan karea infeksi.
a. Farigitis viral
Salah satu dari penyebab farigitis viral adalah Rhinovirus yang awal gajalanya
menimbulka rinitis dan kemudian akan timbul farigitis.
1) Manifestasi

Demam disertai rhinore, mual, nyeri tenggorokan, dan sulit menelan. Pada
pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis. Virus influenza, coxashievirus dan
cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat. Coxachievirus dapat meimbulkan lesi
vaskular di orofarinf dan lesi kulit berupa miculopapular rash.

Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis, juga menimbulkan gejala


konjungtivitis terutama pada anak-anak. Epstein Barr Virus (EBV) menyebabkan
faringitis yang disertai produksi eksudat pada faring yang bayak. Terdapat pembesaran
kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama tertro-servikal dan hepatosplenomegali.

Faringitis yang disababkan HIV-1 keluhan nyeri tonggorok, nyeri menelan, mual
dan demam. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemas, terdapat eksudat,
laimfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah

2) Terapi
Istirahat dan minum yang cukup. Kumur air hangat Anaigetik jika perlu dan
dengan tablet hisap. Antivirus mentisoprinol (lsoprenosine) di berikan pada infeksi
herpes simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari
pada orang dewasa dan pada anak <5 tahun dibenkan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali
pemberianhan .

b. Faringitis bacterial

infeksi grup A Streptokokus beta Dihemolitikus merupakan penyebab faringitis


akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%).
1) manifestasi

Gejala dan tanda Nyon kepala yang hebat, muntah, kadang kadang disertai
demam dengan suhu yang tinggi, jarang disetai batuk. Pada pemeriksaan tampak tonsil
hiperemis, terdapat eksudat di permukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak
petechie pada palatumdan faring. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal dan
nyeri pada penekanan.

2) Terapi
a) Antibiotik

Diberikan terutama bila diduga penyebab fanngitis akut ini grup A Streptokokus
beta hemolitikus. Penicillin G Banzatin 50 000 U/kgBB, IM dosis tunggal, atau
amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x
500 mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4 x 500 mg/hari.

b) Kortikosteroid

deksametason 8-16 mg, IM 1 kali Pada anak 0.08 -0,3 mg/kgBB, IM 1 kali.

c) Analgetika
d) Kumur dengan air hangat atau antiseptik

c. Faringitis fungal

Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring. Gejala dan tanda
Keluhan nyeri tenggorok, dan nyeri menelan Pada pemeriksaan tampak plak putih di
orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis Pembiakan jamur ini dilakukan dalam
agar Sabouroud dextrosa.

Terapi Nystasin 100 000-400 000 2 kali/hari Analgetika.

d. Faringitis gonorea

Hanya terdapat melakukan kontak orogenital. sefalosponn generasi ke-3.


Ceftrakson 250 mg, IV.
2. Faringitis kronik
a. Faringitis kronik hiperplastik

Pada faringitis kronik hiperplattok terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring
Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi. Pada
pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata, bergranular.

1) Manifestasi

Pasien mengeluh mula-mula tonggorok kering, gatal dan akhimya batuk yang
berdahak .

2) Terapi

Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan
nitras argenti atau dengan listrik (electo cauter) Pengobatan simptomatis diberikan obat
kumur atau tablet hisap. Jika dperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau
ekspektoran. Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati.

b. Faringitis kronik atrofi

Faringitis kronik atrofi vering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi Pada rinits atrofi
udara pemapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan
serta infeksi pada faring.

1) Manifestasi

Pasian mengeluh tenggorok kering, tebal, serta mulut berbau Pada pemeriksaan
tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa
kering

2) Terapi

Pengobatan ditujukan pada rinitisatrofinya dan untuk faringitis kronik atrofi


ditambhakan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

3. Faringitis spesifik
a. Faringitis luetika

Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti juga penyakit
lues di organ lain. Gambaran kliniknya tergantung pada stadium penyakit primer, sekunder
tertier.

1) Stadium primer

Kelainan pada stadium primer terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil dan dinding
posterior faring berbentuk bercak keputihan. Bila infeksi terus berlangsung maka timbul
ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia yaitu tidak nyeri. Juga didapatkan
pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan.

2) Stadium sekunder

Stadium ini jarang ditemukan. Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar ke
arah laring.

3) Stadium tertier

Pada stadium ini terdapat guma, Predileksinya pada tonsil dan palatum. Jarang pada
dinding posterior faring. Guma pada dinding posterior faring dapat meluas ke vertebra
servikal dan bila pecah dapat menyebabkan kematian . Guma yang terdapat di palatum mole,
bila sembuh akan terbentuk jaringan parut yang dapat menimbulkan gangguan fungsi
palatum secara permanen.

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan serologik. Terapi penisilin dalam dosis


tinggi merupakan obat pilihan utama.

b. Faringitis tuberkulosis

Faringitis tuberkulosis merupakan proses sekunder dari tuberkulosis paru. Pada


infeksi kuman tahan asam jenis bovinum dapat timbul tuberkulosis faring primer, Cara
infeksi eksogen yaitu kontak dengan sputum yang mengandung kuman atau Inhalasi kuman
melalui udara Cara infeksi endogen yaitu penyebaran melalui darah pada tuberkulosis
miliaris. Bila infeksi timbul socara hematogen maka tonsil sisi dan lesi sering dapat terkena
pada kedua ditemukan pada dinding posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral
hipofaring, palatum mole dan palatum durum. Kelenjar regional leher membengkak saat ini
juga penyebaran secara limfogen.

Gejala, Keadaan umum pasien buruk karena anoreksi dan odinofagia, Pasien
mengeluh nyeri yang hebat di tenggorok, nyeri di telinga atau otalgia serta pembesaran
kelenjar limfa servikal. Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sputum basil
tahan asam. foto toraks untuk melihat adanya tuberkulosis paru dan biopsi jaringan yang
terinfeksi untuk menyingkirkan proses keganasan serta mencari kuman basil tahan asam di
jaringan. Untuk terapinya sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.

Anda mungkin juga menyukai

  • Status Kasus Psikiatri
    Status Kasus Psikiatri
    Dokumen6 halaman
    Status Kasus Psikiatri
    Apriliani Nur Puspita Sari
    Belum ada peringkat
  • Form April
    Form April
    Dokumen4 halaman
    Form April
    Apriliani Nur Puspita Sari
    Belum ada peringkat
  • Geriatri
    Geriatri
    Dokumen21 halaman
    Geriatri
    Apriliani Nur Puspita Sari
    Belum ada peringkat
  • HHH
    HHH
    Dokumen9 halaman
    HHH
    Apriliani Nur Puspita Sari
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik Abdomen
    Pemeriksaan Fisik Abdomen
    Dokumen5 halaman
    Pemeriksaan Fisik Abdomen
    Apriliani Nur Puspita Sari
    Belum ada peringkat