Anda di halaman 1dari 2

Pasal 2

Asas ini didasari pada Pasal 2 ayat (1) UUPA. Sesuai dengan pendirian tersebut, perkataan “dikuasai” di sini
bukan berarti dimiliki, akan tetapi adalah pengertian yang memberikan wewenang kepada Negara sebagai
organisasi kekuasaan bangsa Indonesia pada tingkatan yang tertinggi untuk:

Pasal 14

Bahwa merujuk dari pasal 2 UUPA dan untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita bangsa dan Negara
Indonesia dalam bidang agraria, perlu adanya suatu rencana mengenai peruntukan, penggunaan dan
persediaan bumi, air, dan ruang angkasa untuk berbagai kepentingan hidup rakyat dan Negara. Rencana
ini dibuat dalam bentuk Rencana Umum yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, yang kemudian dirinci
lebih lanjut menjadi rencana-rencana khusus tiap daerah sesuai dengan keadaan daerah masing-masing.

Pasal 15

Dalam pasal ini ingin mengatakan bahwa setiap orang tanpa terkecuali termasuk badan hukum dan
instansi-instansi yang mempunyai hubungan dengan tanah wajib memelihara, menjaga kesuburan dan
mencegah kerusakan selain itu orang, badan hukum, dan instansi-instansi tersebut yang diberi kewajiban
memelihara juga tetap harus memerhatikan pihak yang ekonomisnya lemah.

PP No 16 Tahun 2004
bahwa dalam rumusan menimbang PP No. 16 Tahun 2004 menyebutkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16
ayat (2) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang maka perlu ditetapkannya suatu Peraturan
Pemerintah tentang Penatagunaan Tanah.

Bahwa yang dimaksud penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang
meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan
tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan
sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil.

Pasal 2
Penatagunaan tanah berasaskan keterpaduan, berdayaguna dan berhasilguna, serasi, selaras,
seimbang, berkelanjutan, keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum.
Pasal 3
Penatagunaan tanah bertujuan untuk:
a. mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan fungsi
kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;
c. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;
d. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi
masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang telah ditetapkan.

UU NO 26 Tahun 2007\

bahwa pada bagia menimbang UU 26/2007 ini bahwa Undang-Undang Nomor


24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang sudah tidak sesuai dengan
kebutuhan pengaturan penataan ruang sehingga perlu diganti dengan
undang-undang penataan ruang yang baru;

Anda mungkin juga menyukai