Anda di halaman 1dari 12

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO.

1, PEBRUARI 2012:8192

PENGARUH RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP


KUALITAS LINGKUNGAN PADA PERUMAHAN
MENENGAH ATAS

Wega Syamdermawan
Surjono
Eddi Basuki Kurniawan

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan
ruang terbuka hijau terhadap kualitas lingkungan pada kawasan perumahan
menengahatas di Kota Malang. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
indor environment quality type multinorm MI6201 dan dianalisis menggunakan
analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh
positif luas ruang terbuka (X1) terhadap kualitas lingkungan (Y), dan (2) ada
pengaruh negatif sebaran ruang terbuka hijau (X2) dan jenis vegetasi (X3) terhadap
kualitas lingkungan (Y). Pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap tingkat kebisingan (Y1)
terlihat pada persamaan Y1 = 55,361 + 0,007 X1 - 37,816 X2 - 1,731 X3, sedang
pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap kadar CO (Y2) terlihat pada persamaan Y2 =
5,687 + 0,003 X1 - 0,361 X2 - 0,635 X3.

Kata-kata kunci: ruang terbuka hijau, kualitas lingkungan

Abstract: The effect of green open space to the quality of environment of upper-middle
residence. This research attemps to identify the effect of green open space to the quality
of environment upper-middle residential in Malang. The tool to collect data in this
reaserch is the indoor environment quality type multinorm MI6201. Data was analyzed
by using a correlation analysis and regresion. The results of this research show that (1)
open space area (X1)has a positve effect to the environment quality (Y), and (2) green
open space spread (X2) and kind of vegetation (X3) have negative effect to the environ-
ment quality (Y). The effects of X1, X2, and X3 to noise (Y1) can be expressed by the
equation of Y1 = 55.361 + 0.007 X1 – 37.816 X2 – 1.731 X3, and the effects of X1, X2,
and X3 to quality of CO (Y2) can be expressed by the equation of Y2 = 5.687 + 0.003
X1 - 0.361 X2 – 0.635 X3.

Keywords: green open space, environment quality

S ebagai pusat pelayanan yang men-


dukung aktivitas penduduknya, kota
akan selalu mengalami perkembangan.
Perkembangan kota tidak selamanya se-
Wega Syamdermawan adalah Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil Minat Perencanaan Wilayah dan
Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Surjono dan Eddi Basuki Kurniawan adalah Dosen Pengajar
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Alamat Kampus: Jl. MT. Haryono No. 167 Malang 65145.

81
82 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:8192

suai dengan daya dukungnya. Akibat bat adanya perkembangan ekonomi dan
keterbatasan ini, muncul berbagai perma- letak yang cukup strategis, yang berimpli-
salahan seperti tingginya tingkat pertum- kasi pada pesatnya pertumbuhan jumlah
buhan penduduk, terutama akibat arus penduduk kota. Seiring dengan perkem-
urbanisasi, sehingga menyebabkan pe- bangan Kota Malang hampir seluruh
ngelolaan ruang kota makin berat. Jumlah kawasan permukiman telah berkembang
penduduk perkotaan yang tinggi dan menjadi permukiman penduduk yang
terus meningkat dari waktu ke waktu relatif padat. Umumnya tingkat kepadat-
tersebut akan memberikan implikasi pada an yang tinggi terdapat di pusat kota,
tingginya tekanan terhadap pemanfaatan sehingga pembangunan di Kota Malang
ruang kota, sehingga penataan ruang terasa telah melebihi kapasitas karena
kawasan perkotaan perlu mendapat per- nyaris menutup seluruh ruang terbuka yang
hatian yang khusus, terutama yang terkait ada. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
dengan penyediaan kawasan hunian, fasi- Kota Malang semakin menyusut. Wahana
litas umum dan sosial, serta ruang-ruang Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur
terbuka publik (open spaces) di perkota- Simpul Malang mencatat dalam kurun
an untuk mengatasi kondisi lingkungan waktu 10 tahun terakhir hutan kota di
kota. Secara umum bentuk ruang terbuka Malang sudah banyak yang beralih fungsi.
hijau (RTH) perumahan dapat berupa Alih fungsi hutan kota yang paling
lahan kawasan hutan atau lahan non- tampak nyata adalah Akademi Penyuluh
kawasan hutan, seperti taman, jalur hijau, Pertanian (APP) Malang yang menjadi
lahan pekarangan, kebun campuran atau kawasan perumahan elit dan lapangan
penghijauan di atap dan di samping olahraga yang berubah menjadi mall.
bangunan. Ruang terbuka hijau (RTH) Saat ini, RTH di Malang hanya tersisa
perumahan atau taman lingkungan umum- 1,8% dari luas kota Malang 110,6 km.
nya memiliki konfigurasi planologis, Idealnya, luas RTH setidaknya 30% dari
yaitu mengikuti bentuk pola struktur kota total luas wilayah yang terdiri dari 20%
(Purnomohadi, 2006). Untuk meningkat- ruang publik dan 10% ruang privat. Hal
kan fungsi dan kemampuan tanaman, ini sesuai dengan Undang-undang (UU)
maka pemilihan jenis tanaman tertentu No. 26/2007 tentang tata ruang. Kondisi
akan berlainan dan tergantung pada eko- ini secara tidak langsung menunjukkan
sistem setempat. Jadi jenis-jenis pohon pembangunan kota yang belum sepenuh-
atau tanaman yang ditanam pada suatu nya memperhatikan keseimbangan ling-
bidang tanah dapat mempengaruhi siklus kungan (www.halomalang.com).
dan kesetimbangan air pada sistem ter- Kota Malang sebagai kota yang terus
sebut. Sebaliknya siklus dan kesetimbang- mengalami perkembangan tentunya me-
an air dalam sistem ini pada gilirannya munculkan potensi pengembangan peru-
juga mempengaruhi kompetisi antara kom- mahan yang lebih berwawasan lingkung-
ponen tanaman yang ada (Suprayogo, an, terutama pada perumahan mengengah
2009). ke atas dimana lebih mengutamakan ke-
Kota Malang merupakan salah satu tersediaan fasilitas penunjang sebagai
kota di Indonesia yang sedang berupaya salah satu daya tarik perumahan itu sendiri.
menyeimbangkan pembangunan dengan Sebagai bentuk kampanye pembangunan
memperhatikan luasan dan kualitas ruang yang berkelanjutan, pembangunan peru-
terbuka hijau. Kondisi beberapa tahun mahan baru oleh pengembang (developer)
terakhir mengindikasikan bahwa Kota masih memiliki prospek yang cukup
Malang mengalami perubahan kawasan menjanjikan. Dengan pangsa pasar yang
perkotaan yang sangat pesat sebagai aki- jelas, yaitu masyarakat dengan ekonomi
Syamdermawan, dkk., Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Kualitas Lingkungan 83

menengah ke atas, membuka peluang pe- Penelitian ini masuk dalam kategori
ngembang untuk menyediakan perumah- penelitian kuantitatif. Hal ini dikarenakan
an yang berwawasan lingkungan dengan pembahasan dalam penelitian mengenai
salah satu indikator dari perumahan ter- pengaruh ruang terbuka hijau terhadap
sebut adalah penyediaan ruang terbuka kualitas udara pada kawasan perumahan
hijau yang memadai bagi penghuninya. menengah atas Kota Malang. Adapun
Keberadaan ruang terbuka hijau akan ber- metode analisis yang digunakan dalam
pengaruh pada tingkat kebisingan peru- penelitian ini berupa metode analisis ko-
mahan, terutama pada kadar CO dan ting- relasi, untuk mengetahui pengruh ruang
kat kebisingan. Kondisi tersebut melatar- terbuka hijau terhadap kualitas udara, dan
belakangi peneliti dalam menyusun studi metode analisis regresi, untuk mengetahui
ini guna mengidentifikasi pengaruh ruang hubungan ruang terbuka hijau terhadap
terbuka hijau terhadap kualitas udara pada kualitas udara.
perumahan menengah atas di Kota Malang. Yang menjadi wilayah studi pada
Tujuan dari penelitian ini untuk me- penelitiaan ini adalah pada perumahan
ngetahui bagaimana pengaruh ruang ter- menengah atas di Kota Malang. Secara
buka hijau terhadap kualitas udara pada khusus untuk memperoleh hasil yang
kawasan perumahan menengah atas di tepat sesuai dengan tujuan penelitian
Kota Malang. Terdapat batasan masalah maka lokasi penelitian akan dikhususkan
dalam kajian ini untuk memfokuskan pada beberapa kawasan perumahan me-
pembahasan agar tidak semakin meluas, nengah atas yang ada di Kota Malang
yaitu ruang terbuka hijau (RTH) perumah- terutama kawasan perumahan penduduk
an yang dimaksud dalam penelitian ini berpenghasilan menengah ke atas, dari
adalah RTH yang berada pada kawasan tingkat penjualan yang selalu mengalami
perumahan, seperti taman, lapangan olah peningkatan tiap tahunnya, jumlah peng-
raga, jalur hijau (boulevard), dan sempa- huni lebih dari 70% dari jumlah unit
dan sungai. Variabel pada penelitian ini rumah yang tersedia, dan memiliki fasi-
adalah luasan ruang terbuka hijau, sebar- litas RTH di dalamnya.
an ruang terbuka hijau dan jenis vegetasi. Pada pengambilan sampel untuk ting-
Penelitian ini hanya sebatas hasil pada kat kebisingan Menurut Keputusan Direk-
kondisi eksisting, tidak membahas perbaik- tur Jenderal Bina Marga No. 076/KPTS/
an tingkat kebisingan pada perumahan. Db/1999, kriteria daerah bising adalah
sebagai berikut: (1) Daerah Aman Bising
(DAB). Daerah dengan lebar 2130 m
METODE
dari tepi perkerasan jalan, tingkat ke-
Penyusunan diagram alir dalam pe- bisingannya kurang dari 65 dBA; (2)
nelitian “Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Daerah Moderat Bising (DMB). Daerah
Terhadap kualitas udara Pada Kawasan dengan lebar 1120 m dari tepi perkeras-
Perumahan Menengah Atas Kota Malang” an jalan, tingkat kebisingan antara 6575
bertujuan untuk mempermudah proses dBA; dan (3) Daerah Resiko Bising
pelaksanaan penelitian. Diagram alir pe- (DRB). Daerah dengan lebar 010 m dari
nelitian ini menggambarkan rangkaian tepi perkerasan jalan, tingkat kebisingan-
atau tahapan yang perlu dilakukan untuk nya lebih dari 75 dBA. Sesuai dengan
memperoleh hasil penelitian terutama Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
yang mampu menjawab rumusan per- No. 48 Tahun 1996, baku tingkat ke-
masalahan yang telah disusun sebelum- bisingan dapat dilihat pada Tabel 1.
nya. Diagram alir penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.
84 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:8192

Tujuan Penelitian
mengidentifikasi pengaruh ruang terbuka hijau terhadap kualitas udara
pada perumahan menengah atas di Kota Malang

Pengumpulan Data

Survei Primer Survei Sekunder


 Wawancara.  Studi kepustakaan: tinjauan pustaka,
 Observasi studi terdahulu, dan literatur
 Uji laboratorium mengenai RTH di kawasan
perumahan Kota Malang.
 Dokumen dari instansi/organisasi
terkait.

Analisis Data

Analisis korelasi
Hubungan RTH terhadap kualitas lingkungan

Analisis regresi
Pengaruh RTH terhadap kualitas lingkungan

Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap


Kualitas Lingkungan pada Kawasan
Perumahan Menengah Atas Kota Malang

Simpulan dan Saran

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Penentuan titik sampel tingkat ke- pada perumahan menengah atas akan di-
bisingan ditentukan berdasarkan kriteria ambil 5 titik sampel yang dipilih dengan
daerah bising yang telah dijelaskan se- cara non random sampling, yaitu sampel
belumnya. Pada masing-masing perumah- yang telah ditentukan sebelumnya. Kon-
an akan diambil sebanyak lima titik sam- disi normal kadar karbon monoksida di
pel kebisingan yang radiusnya diambil udara adalah 0.5–5.0 ppm, pengukuran
dari jalan utama perumahan, pengambil- kualitas udara akan dilakukan pada lokasi
an dua titik sampel tambahan yang di- yang menjadi Ruang Terbuka Hijau pada
ambil berdasarkan karakteristik masing- perumahan tersebut seperti taman, boule-
masing perumahan. Pengambilan titik vard, dan sepadan sungai. Metode pe-
sampel untuk karbon monoksida (CO) ngumpulan data yang dilakukan untuk
Syamdermawan, dkk., Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Kualitas Lingkungan 85

Tabel 1. Tingkat Kebisingan Tabel 2. Kekuatan Hubungan Koefisien


Korelasi
Peruntukan Tingkat
Kawasan/Lingkungan Kebisingan Koefisien
Kesehatan (dB) Kekuatan Hubungan
Korelasi
a. Peruntukan kawasan 0,00 – 0,20 Korelasi sangat lemah
1. Perumahan 55
0,21 – 0,40 Korelasi lemah
pemukiman
2. Perdagangan dan jasa 70 0,41 – 0,70 Korelasi kuat
3. Perkantoran dan 65 0,71 – 0,90 Korelasi sangat kuat
perdagangan 0,91 – 0,99 Korelasi sangat kuat sekai
4. Ruang terbuka hijau 50 1 Korelasi sempurna
5. Industri
6. Pemerintahan dan 70 (Sumber: Agus, 2009)
fasilitas umum
7. Rekreasi 60 Dimana dengan menggunakan software
8. Khusus 70 SPSS, keterangan output uji statistik Kai-
- Bandar udara Kuadrat dan koefisien korelasi dalam
- Stasiun kereta api 60 tabel adalah: (1) Output bagian pertama
- Pelabuhan laut 70 (crosstab antarvariabel dependen dan
- Cagar budaya independen) terlihat tabel silang yang
b. Lingkungan kegiatan memuat hubungan diantara kedua varia-
- Rumah sakit atau 55 bel; dan (2) Output bagian kedua (uji
sejenisnya Kai-Kuadrat). Uji ini untuk mengamati
- Sekolah atau 55
ada tidaknya hubungan antar variabel
sejenisnya
- Tempat ibadah atau 55 (baris dan kolom). Di dalam SPSS juga
sejenisnya akan dilengkapi dengan nilai uji Spear-
man dan beberapa alat uji yang sama
(Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup tujuannya.
No. 48 Tahun 1996)

Hipotesis:
mengetahui kualitas udara pada perumah-
an menengah atas Kota Malang ada  Ho: tidak ada hubungan antara
dengan uji laboratirum menggunakan alat baris dan kolom; dan
indor environment quality type multinorm  H1: ada hubungan antara baris dan
MI6201. kolom.
Adapun dasar pengambilan keputus-
Analisis Korelasi an mengenai hubungan tersebut ada-
lah jika berdasarkan probabilitas de-
Analisis korelasi digunakan untuk
ngan tingkat signifikansi 5%. Dalam
mengetahui hubungan antar variabel apa-
hal ini, jika probabilitas > 0,05 maka
kah memiliki suatu keterkaitan atau
Ho diterima dan jika probabilitas
tidak. Hubungan antar variabel yang akan
< 0,05 maka Ho ditolak.
diuji adalah korelasi antara ruang terbuka
hijau dengan kualitas udara. Variabel in-
Analisis Regresi Berganda
dependen (X) adalah ruang terbuka hijau
dan variabel dependen (Y) adalah kuali- Analisis Regresi Berganda digunakan
tas udara. Adapun koefisien korelasi ber- untuk mengukur pengaruh antara lebih
kisar antara -1 sampai +1 dengan kekuat- dari satu variabel prediktor (variabel
an hubungan korelasi dapat dilihat pada bebas) terhadap variabel terikat.
Tabel 2.
86 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:8192

Rumus: yang diajukan adalah teruji, bahwa ada


hubungan antara luasan ruang terbuka
Y = a + b1X1+b2X2+…+bnXn
hijau dengan tingkat kebisingan.
Y = variabel terikat
a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi Hubungan Luasan Ruang Terbuka
X1, X2 = variabel bebas Hijau dengan Kadar CO
Hasil korelasi antara luasan ruang
Analisa regresi dilakukan setelah terbuka hijau dengan kadar CO memiliki
analisa korelasi, dimana analisa regresi nilai -0,530 yang berarti memiliki hu-
ini dugunakan untuk mengetahui variabel bungan korelasi keeratan kuat antara
ruang terbuka hijau yang paling ber- kadar CO pada kawasan perumahan me-
pengaruh terhadap kualitas udara. nengah atas Kota Malang dengan luasan
RTH. Nilai negatif pada nilai korelasi
menandakan bahwa hubungan korelasi
HASIL antara luasan RTH dengan Kadar CO
Hubungan RTH terhadap Kualitas berkebalikan. Berdasarkan nilai sing.(2-
Udara pada Kawasan Perumahan Me- tailed) sebesar 0,016 yang lebih kecil dari
nengah Atas Kota Malang Hubungan nilai level of significant (α) 5%, maka H1
Luasan Ruang Terbuka Hijau dengan yang berarti hipotesis yang diajukan ada-
Tingkat Kebisingan lah teruji, bahwa ada antara luasan RTH
Pada hasil korelasi luasan ruang ter- dengan kadar CO pada perumahan me-
buka hijau dengan tingkat kebisingan nengah atas.
diperoleh nilai sebesar -0,609, yang ber-
arti korelasi keeratan kuat. Jadi tingkat Tabel 4. Korelasi antara Luasan RTH de-
kebisingan pada kawasan perumahan ngan Kadar CO pada Perumahan Menengah
Atas Kota Malang
menengah atas kota malang dipengaruhi
luasan RTH dengan nilai yang berkebalik- Luasan CO
an. Maksud dari nilai berkebalikan ada- Luasan Pearson
1 -,530(*)
Correlation
lah apabila luasan RTH pada perumahan Sig. (2-tailed) ,016
mengengah atas bertambah, maka tingkat N 40 20
kebisingan akan menurun. Berdasarkan CO Pearson
-,609(**) 1
nilai sing.(2-tailed) sebesar 0,01 yang Correlation
lebih kecil dari nilai level of significant Sig. (2-tailed) ,004
(α) 5%, maka H1 yang berarti hipotesis N 20 20

** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)


Tabel 3. Korelasi Antara Luasan RTH de-
ngan Tingkat Kebisingan pada Perumahan
Menengah Atas Kota Malang Variabel Sebaran Ruang Terbuka
Hijau dengan Tingkat Kebisingan
Luasan Kebisingan
Luasan Pearson Korelasi antara sebaran ruang ter-
1 -,609(**) buka hijau dengan tingkat kebisingan
Correlation
Sig. (2-tailed) ,004 pada kawasan perumahan menegah atas
N 40 20 kota malang memiliki korelasi negatif,
Kebisingan Pearson dengan nilai sebesar -0,740 yang berati
-,609(**) 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,004
memiliki hubungan korelasi keeratan
N 20 20
sangat kuat. Jadi pada variabel ini sebar-
an ruang terbuka hijau mempengaruhi
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) tingkat kebisingan pada kawasan peru-
Syamdermawan, dkk., Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Kualitas Lingkungan 87

mahan menegah atas kota malang dengan sing.(2-tailed) sebesar 0,034 yang lebih
pengaruh yang berkebalikan. Berdasar- kecil dari nilai level of significant (α) 5%,
kan nilai sing.(2-tailed) sebesar 0,000 maka H1 yang berarti hipotesis yang
yang lebih kecil dari nilai level of signi- diajukan adalah teruji, bahwa terdapat
ficant (α) 5%, maka H1 yang berarti hipo- hubungan antara sebaran RTH dengan
tesis yang diajukan adalah teruji, bahwa kadar CO.
terdapat hubungan antara sebaran RTH
dengan tingkat kebisingan. Variabel Vegetasi Ruang Terbuka
Hijau dengan Tingkat Kebisingan
Tabel 5. Korelasi antara Sebaran RTH de-
ngan Tingkat Kebisingan pada Perumahan Korelasi antara vegetasi dengan ting-
Menengah Atas Kota Malang kat kebisingan memiliki korelasi positif
dengan nilai -0,693 yang berarti hubung-
Sebaran Kebisingan an korelasi keeratan kuat antara jenis ve-
Sebaran Pearson
Correlation
1 -,740(**) getasi dan tingkat kebisingan. Jadi tingkat
Sig. (2-tailed) ,000 kebisingan pada kawasan perumahan me-
N 40 20 nengah atas kota malang dipengaruhi
Kebisingan Pearson jenis vegetasi dengan nilai yang berke-
-,740(**) 1
Correlation balikan (negatif). Maksud dari nilai ber-
Sig. (2-tailed) ,000 kebalikan adalah apabila jenis vegetasi
N 20 20 pada perumahan mengengah atas ber-
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) tambah, maka tingkat kebisingan akan
menurun. Dan berdasarkan nilai sing.(2-
Variabel Sebaran Ruang Terbuka tailed) sebesar 0,001 yang lebih besar
Hijau dengan Kadar CO dari nilai level of significant (α) 5%, maka
H0 yang berarti hipotesis yang diajukan
Hubungan antara sebaran RTH de-
adalah teruji, bahwa tidak ada hubungan
ngan kadar CO memiliki korelasi negatif
antara jenis vegetasi RTH dengan tingkat
dengan nilai -0,475 yang berarti hubung-
kebisingan.
an keeratan kuat. Nilai negatif pada nilai
korelasi menandakan adanya hubungan Tabel 7. Korelasi antara Vegetasi RTH de-
yang berkebalikan antara sebaran RTH ngan Tingkat Kebisingan pada Perumahan
dengan kadar CO dalam udara, sehingga Menengah Atas Kota Malang
setiap pertambahan luasan, maka akan Vegetasi Kebisingan
mengurangi kadar CO. Berdasarkan nilai Vegetasi Pearson
1 -,693(**)
Correlation
Tabel 6. Korelasi antara Sebaran RTH de- Sig. (2-tailed) ,001
ngan Kadar CO pada Perumahan Me- N 40 20
nengah Atas Kota Malang Kebisingan Pearson
-,693(**) 1
Correlation
Sebaran CO
Sig. (2-tailed) ,001
Sebaran Pearson
1 -,475(*) N 20 20
Correlation
Sig. (2-tailed) ,034 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
N 40 20 Variabel Vegetasi Ruang Terbuka
CO Pearson Hijau dengan Kadar CO
-,475(*) 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,034 Korelasi antara vegetasi RTH de-
N 20 20 ngan kadar CO memiliki nilai korelasi
negatif yaitu -0,614 yang berarti memiliki
** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
keeratan kuat antara jenis vegetasi de-
88 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:8192

ngan kadar CO. Nilai negatif pada nilai Pengaruh RTH terhadap Kualitas
korelasi tersebut menunjukkan bahwa Udara pada Kawasan Perumahan Me-
korelasi yang terbentuk adalah korelasi nengah Atas Kota Malang
berkebalikan, dimana setiap peningkatan Pengaruh Ruang Terbuka Hijau ter-
jenis vegetasi maka akan mengurangi hadap Tingkat Kebisingan
kadar CO dalam udara. Berdasarkan nilai Pada analisa regresi hasil yang di-
sing.(2-tailed) sebesar 0,004 yang lebih peroleh adalah tingkat kebisingan ber-
kecil dari nilai level of significant (α) 5%, korelasi positif dengan luasan, sebaran
maka H1 yang berarti hipotesis yang dan jenis vegetasi pada ruang terbuka
diajukan adalah teruji, bahwa terdapat hijau. Dengan hubungan sangat kuat untuk
hubungan yang significan antara jenis luasan, hubungan rendah untuk sebaran
vegetasi RTH dengan kadar CO. dan hubungan sangat lemah untuk jenis
vegetasi.
Tabel 8. Korelasi antara Vegetasi RTH
dengan Kadar CO pada Perumahan Me- Tabel 9. Analisa Regresi antara Ruang
nengah Atas Kota Malang Terbuka Hijau terhadap Tingkat Kebi-
singan
Vegetasi CO
Vegetasi Pearson Model Summary
1 -,614(**) Std. Error
Correlation Adjusted
Model R R Square of the
Sig. (2-tailed) ,004 R Square
Estimate
N 40 20
1 ,781(a) ,610 ,537 4,40855
CO Pearson
-,614(**) 1
Correlation a Predictors: (Constant), Vegetasi, Sebaran, Luasan
Sig. (2-tailed) ,004
N 20 20

ANOVA(b)
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 487,227 3 162,409 8,356 ,001(a)
Residual 310,965 16 19,435
Total 798,192 19
a Predictors: (Constant), Vegetasi, Sebaran, Luasan
b Dependent Variable: Kebisingan

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
T Sig.
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 55,361 6,608 8,378 ,000
Luasan ,007 ,017 ,192 ,374 ,713
Sebaran -37,816 18,104 -,476 -2,089 ,053
Vegetasi -1,731 1,838 -,540 -,942 ,360
a Dependent Variable: Kebisingan
Syamdermawan, dkk., Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Kualitas Lingkungan 89

Berdasarkan tabel analisa regresi nilai ini telah sesuai dengan Keputusan
tersebut dapat diketahui bahwa: (1) Dari Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun
ketiga variabel ruang terbuka hijau yang 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
digunakan sebagai variabel bebas dalam Pada Perumahan. Persamaan regresi ter-
penelitian ini dapat digunakan semua un- sebut berarti bahwa jika tidak ada per-
tuk menjelaskan persamaan analisa regresi ubahan pada nilai luasan (X1), sebaran
yang dilakukan. Tidak ada variabel bebas (X2) dan vegetasi (X3), maka nilai tingkat
yang dikeluarkan dari proses analisa; kebisingan adalah 55,361 dB. Apabila
(2) Nilai Adjusted R Square sebesar luasan RTH bertambah maka akan ber-
0,537 memiliki arti bahwa sebesar 53,7% banding lurus dengan tingkat kebisingan
variabel tingkat kebisingan pada peru- (Y1), sedangkan untuk luasan dan vege-
mahan menengah atas dipengaruhi oleh tasi RTH memiliki hubungan yang ber-
luasan, sebaran dan jenis vegetasi, dan banding terbalik dengan tingkat kebising-
sisanya sebesar 46,3% dipengaruhi oleh an. Koefisien luasan RTH 0,007 m2 me-
variabel lain diluar variabel yang diguna- nyatakan bahwa setiap penambahan satu
kan. R square berkisar pada angka 0 sam- satuan luasan akan berbanding lurus de-
pai 1, dengan catatan semakin kecil ngka ngan kenaikan tingkat kebisingan sebesar
R square semakin lemah hubungan antara 0,007 dB. Koefisien sebaran -7,816 m2
kedua variable, (3) Tingkat signifikan
dalam persamaan ini adalah 0,001 (lebih Tabel 10. Analisa Regresi antara Ruang
kecil dari taraf signifikansi 0,05), maka Terbuka Hijau terhadap Nilai CO
persamaan yang terbentuk dapat diguna- Model Summary
kan untuk memprediksi tingkat kebisingan R
Adjusted Std. Error of
atau H1 diterima, (4) Persamaan regresi Model R Squar
R Square the Estimate
e
yang terbentuk adalah : Y1 dB= 55,361 + 1 ,636(a) ,405 ,293 1,00491
0,007 m2 X1 - 37,816 m2 X2 -1,731 X3.
Konstanta regresi sebesar 55,361 dB, a Predictors: (Constant), Vegetasi, Sebaran, Luasan

ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,980 3 3,660 3,624 ,036(a)
Residual 16,158 16 1,010
Total 27,138 19
a Predictors: (Constant), Vegetasi, Sebaran, Luasan
b Dependent Variable: CO

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error


1 (Constant) 5,687 1,506 3,776 ,002
Luasan ,003 ,004 ,505 ,797 ,437
Sebaran -,361 4,127 -,025 -,088 ,931
Vegetasi -,635 ,419 -1,076 -1,517 ,149
a Dependent Variable: CO
90 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:8192

menyatakan bahwa setiap penambahan dengan CO sebesar 0,003 ppm. Koefisien


satu satuan sebaran RTH akan mengu- sebaran RTH -0,361 m2 menyatakan
rangi tingkat kebisingan sebesar 37,816 bahwa setiap penambahan satu satuan
dB. Koefisien vegetasi RTH -1,731 me- sebaran RTH akan mengurangi kadar CO
nyatakan bahwa setiap penambahan satu sebesar 0,361 ppm. Koefisien vegetasi
satuan vegetasi RTH akan mengurangi RTH -0,635 menyatan bahwa setiap pe-
tingkat kebisingan sebesar 1,731 dB. nambahan satu satuan vegetasi RTH akan
mengurangi CO sebesar 0,635 ppm.
Pengaruh Ruang Terbuka Hijau ter-
hadap Nilai CO
PEMBAHASAN
Tingkat kadar CO memiliki nilai ko-
relasi negatif atau berkebalikan dengan Hubungan yang paling besar antara
luasan, sebaran dan jenis vegetasi pada ruang terbuka hijau terhadap kualitas
ruang terbuka hijau. Dengan tingkat ke- udara pada perumahan menengah atas
eratan kuat untuk luasan dan keeratan Kota Malang adalah luasan ruang terbuka
kuat untuk sebaran RTH dan keeratan hijau. Hal ini berarti semakin besar luas-
sangat lemah untuk jenis vegetasi. an ruang terbuka hijau maka akan dapat
meredam tingkat kebisingan dan dapat
Berdasarkan tabel analisa regresi mengurangi kadar CO pada perumahan
tersebut dapat diketahui bahwa: (1) Dari mengah atas Kota Malang. Sedangkan
ketiga variabel ruang terbuka hijau yang variabel ruang terbuka hijau yang ber-
digunakan sebagai variabel bebas dalam pengaruh terhadap kualitas udara adalah
penelitian ini dapat digunakan semua sebaran ruang terbuka hijau dan jenis
untuk menjelaskan persamaan analisa re- vegetasi. Semakin banyak sebaran ruang
gresi yang dilakukan. Tidak ada variabel terbuka hijau pada perumahan semakin
bebas yang dikeluarkan dari proses ana- bisa meredam tingkat kebisingan dan
lisa. (2) Nilai Adjusted R Square sebesar mengurangi kadar CO di udara. Jika pada
0,293 memiliki arti bahwa sebesar 29,3% sebaran ruang terbuka hijau tersebut
variabel kadar CO pada perumahan me- terdapat beberapa jenis vegetasi yang
nengah atas dipengaruhi oleh luasan, se- juga sebagai tanaman peredam bising,
baran dan jenis vegetasi, dan sisanya se- maka hasil penelitian ini sesuai dengan
besar 70,5% dipengaruhi oleh variabel penelitian Sri Utami (2011) menjelaskan
lain diluar variabel yang digunakan. tanaman pohon saja, atau perdu dapat
(3) Tingkat signifikan dalam persamaan mereduksi bising. Untuk tanaman yang
ini adalah 0,036 (lebih kecil dari taraf dikombinasikan antara perdu dan tanaman
signifikansi 0,05), maka persamaan yang pohon dengan kerimbunan daun sekitar
terbentuk dapat digunakan untuk mem- 75% yang merata dari muka tanah hingga
prediksi tingkat kebisingan atau H1 di- ketinggian 5 meter dapat mereduksi ke-
terima. (4) Persamaan regresi yang ter- bisingan sekitar 25%.
bentuk adalah: Y3 ppm = 5,687 + 0,003 m2 Apabila tingkat kebisingan pada pe-
X1 -0,361 m2 X2 - 0,635 X3. Konstanta rumahan melebihi ambang batas pada
regresi sebesar 5,687 berarti bahwa apa- standar yang telah ditentukan yaitu 55 dB
bila tidak terjadi perubahan pada luasan maka memiliki efek terhadap kesehatan.
(X1), sebaran (X2) dan vegetasi (X3), Karena kebisingan merupakan suatu ma-
maka nilai CO2 (Y3) adalah sebesar 5,687 salah kesehatan lingkungan, hasil pene-
ppm. Koefisien luasan RTH 0,003 m2 litian tutiek rahayu (2010;63) menjelas-
menyatakan bahwa setiap penambahan kan efek kebisingan terhadap kesehatan
satu satuan luasan RTH berbanding lurus terbagi menjadi dua efek, yaitu efek ter-
Syamdermawan, dkk., Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Kualitas Lingkungan 91

hadap pendengaran dan efek terhadap terbuka hijau memiliki pengaruh yang
non pendengaran. Masing-masing efek searah. Persamaan regresi di atas akan
tersebut adalah: (1) efek terhadap pen- berlaku apabila sesuai dengan kriteria
dengaran terdiri dari pergeseran nilai sebagai berikut: (1) Untuk perumahan
ambang batas sementara (Temporary yang memiliki fasilitas Ruang Terbuka
Threshold Shift) yang bersifat sementara Hijau publik seperti taman, lapangan olah-
dan nonpatologis dan ambang pergeseran raga, jalur hijau (boulevard), dan sepadan
ambang batas nilai ambang batas menetap sungai; (2) Tingkat hunian pada perumah-
(Permanent Threshold Shift) yang ber- an sebesar 70% dari total ketersediaan
sifat platologis dan menetap terjadi karena hunian yang disediakan oleh developer;
trauma kebisingan dan (2) Efek gangguan (3) Memiliki perbandingan luasan ruang
non pendengaran, gangguan berupa stress terbuka hijau 70% untuk lahan terbangun
akibat kelelahan. dan dan 30% untuk lahan tidak terbangun;
Hubungan ruang terbuka hijau de- (4) Ruang Terbuka Hijau tersebar merata
ngan kadar CO pada perumahan menegah pada perumahan minimal sebesar 49%
atas Kota Malang memiliki hubungan dari keseluruhan luas keseluruhan peru-
kuat, jenis vegetasi memiliki pengaruh mahan; dan (5) Memiliki keragaman jenis
yang sangat kuat untuk mengurangi kadar vegetasi minimal memiliki 49 jenis vege-
CO pada udara, setiap penambahan jenis tasi yang tersebar di perumahan.
vegetasi akan mengurangi kadar CO pada Saran yang dapat diberikan untuk
udara karena peningkatan kadar CO di penelitian selanjutnya adalah pada pene-
udara bisa membahayakan bagi kesehat- litian ini pembahasan variabel ruang
an manusia hal ini sesuai dengan peneliti- terbuka hijau hanya dibatasi pada 3 sub-
an Anak Agung Gede Sugiarta (2008), variabel, yaitu luasan ruang terbuka hijau,
menjelaskan dampak dari peningkatan sebaran ruang terbuka hijau dan jenis
kadar CO akan dapat mengikat kadar ok- vegetasi. Untuk peneliti selanjutnya dapat
sigen dalam darah dan dapat mengurangi menambahkan sub variabel lain seperti
pasokan oksigen ke seluruh tubuh, yang kepemilikan ruang terbuka hijau, sistem
pada akhirnya akan mengakibatkan rasa drainase dan fasilitas penunjang. Peneliti-
pusing bahkan pingsan. an ini hanya tebatas pada tipe perumahan
menengah atas di Kota Malang, sehingga
untuk saran penelitian selanjutnya dapat
SIMPULAN DAN SARAN
dikembangkan pada tipe perumahan yang
Hubungan Luasan, sebaran ruang lain.
terbuka hijau dan jenis vegetasi dengan
kualitas udara memiliki hubungan yang
berkebalikan (-), yang artinya setiap pe- DAFTAR RUJUKAN
nambahan luasan sebaran dan jenis vege- Eko, S. Agus. 2009. Aplikasi Statistik
tasi mengurangi tingkat kebisingan dan dengan SPSS 16.0. Jakarta: Penerbit
kadar CO. Dapat disimpulkan bahwa Prestasi Pustaka Publisher.
ruang terbuka hijau memiliki hubungan Peraturan Menteri no. 05/PRT/M/2008
negatif dengan kualitas udara pada pe- tentang Pedoman Penyediaan dan
rumahan menengah atas Kota Malang. Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
Pengaruh ruang terbuka hijau ter- di Kawasan Perkotaan.
hadap kualitas udara menunjukkan bahwa Rahayu T. 2010. Dampak Kebisingan
variabel sebaran dan jenis vegetasi me- terhadap Munculnya Gangguan Ke-
miliki pengaruh yang berkebalikan, se- sehatan. Yogyakarta: Badan Penerbit
dangkan untuk variabel luasan ruang UNY.
92 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 1, PEBRUARI 2012:8192

Sasongko D.P, A. Hadiarto, Sudharto P. Sugiarta, A. Agung. 2008. Dampak


Hadi, Nasio A.H, A. Subagyo. 2000. Bising dan Kualitas Udara pada
Kebisingan LingkunganI. Semarang: Lingkungan Kota Denpasar.
Badan Penerbit Universitas Dipone- Suprayogo, D., Lusiana, B., Noordwijk,
goro. M. (2008). Neraca Air dalam Sistem
Sastra M., Suparno, dan Endi Marlina. Agroforestri. (online) http://www.
2006. Perencanaan dan Pengem- agroforestrycentre.org.
bangan Perumahan. Yogyakarta: Utami S. 2011. Pengaruh Tata Hijau ter-
Penerbit Andi. hadap Tingkat Kebisingan pada Pe-
rumahan Jalan Ratulangi Makassar.
Makasar: Badan Penerbit Unand.

Anda mungkin juga menyukai