Anda di halaman 1dari 23

DOSEN : SYAMSUDDIN S SKM.,M.

Kes

MATA KULIAH : PENYEHATAN AIR-A

“LAPORAN KUNJUNGAN PDAM RATULANGI KOTA MAKASSAR”

Oleh:

KELOMPOK II

D-IV II B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D.IV

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas anugrah-
NYA kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “LAPORAN
KUNJUNGAN PDAM RATULANGI KOTA MAKASSAR”dengan tepat
waktu dan penuh rasa tanggung jawab, mengingat ini merupakan salah satu
kriteria penilaian Guru terhadap siswa khususnya dalam mata pelajaran kimia.

Adapun dalam penulisan laporan ini kami dihadapkan dengan berbagai


kesulitan dan hambatan-hambatan, namun semua itu dapat teratasi berkat adanya
bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moral, maupun materiil.

Oleh karena itu, ijinkan kani menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu, akhirnya kami menyadari bahwa
“tiada gading yang tak retak” begitu pula kami selaku insan manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Olehnya saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan.

Makassar, 6 Juli 2017

Penulis

DAFTAR ISI

i
Kata pengantar ........................................................................................................ i

Daftar isi .................................................................................................................ii

BAB I. Pendahuluan

A. Latar belakang ............................................................................................ 1


B. Tujuan ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian air bersih ................................................................................... 3


B. Sumber air bersih ....................................................................................... 4
C. Standar kualitas air baku ............................................................................ 5
D. System penyediaan air bersih ..................................................................... 7

BAB III . METEDOLOGI PENGAMATAN

A. Gambaran umum PDAM ........................................................................... 8


B. Jenis kegiatan PDAM Ratulangi .............................................................. 14

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ......................................................................................................... 16
B. pembahasan .............................................................................................. 16

BAB V . PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 17
B. Saran ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak
akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut
maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme.Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini.Dalam
bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk
budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat
penting di dalam mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang
sangat besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau mentransmisikan
berbagai penyakit ( Anwar Daud, 2007). Air merupakan sumberdaya yang paling
penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya
jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan
air meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan
di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat
dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan
hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain.

Mengingat air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan seharihari, air


memiliki peranan penting untuk mendukung kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Tersedianya air yang memadai akan mendorong perkembangan sektor
pembangunan di masyarakat. Program yang dilakukan oleh PDAM baik didaerah
perkotaan maupun dipedesaan mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan
pada masyarakat mendapatkan air bersih yang sehat dan memadai untuk keperluan
rumah tangga maupun industri untuk menunjang perkembangan ekonomi dan
derajat kesehatan penduduk.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

mengetahui gambaran mengenai proses pengolahan air PDAM I Ratulangi.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mengetahui instalasi penjernihan air PDAM PDAM I Ratulangi.


b. Mahasiswa mengetahui proses pengolahan air PDAM I Ratulangi.

1
C. Manfaat

Adapun manfaat daripada kunjungan ini adalah:

a. Mendapatkan pengetahuan lebih dalam mengenai PDAM Ratulangi


b. Menambah pengetahuan mengenai proses pengolahan air hingga
pendistribusiannya ke masyarakat.
c. Sebagai bahan informasi atau literature bagi mahasiswa lainmaupun
pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian air bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :

1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam

3
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi,
memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik
penyediaan air minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

B. Sumber Air Bersih

Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu


perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih,
disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu
adalah:

1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah.
Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam
jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian
ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara
umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu,
karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung
air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.

Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan
Lokal, 1999):

4
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung
diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang
tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah
tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat
untuk diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat
dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali
penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air
tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi,
batuan, dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan
muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam
di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang
bertopografi rendah.

C. Standar Kualitas Air Baku

Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-
zat yang alamiah dan buatan manusia.Untuk menggarap air alam,
meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu
kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar
kotoran tersebut tidak begitu besar.

Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih,
maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di
Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416
tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku
mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:

1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.


2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.

5
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka


kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:

1. Syarat fisik, antara lain:


A. Air harus bersih dan tidak keruh.
B. Tidak berwarna
C. Tidak berasa
D. Tidak berbau
E. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
F. Syarat kimiawi, antara lain:

1. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.


2. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3. Cukup yodium.
4. pH air antara 6,5 – 9,2.
5. Syarat bakteriologi, antara lain:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera,


dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga
semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar
harga jual air bersih.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:

1. Aman dan higienis.


2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.

6
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar
masyarakat.

D. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara


lain: unit sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi,
unit distribusi dan unit konsumsi.

1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air
bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa
diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya
sesuai dengan yang diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya
memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika,
kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum
memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau
minum yang aman bagi manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih
yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak
didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem
pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit
bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi
menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan
air bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-
rumah konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang
diperlukan konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap
bulannya.

BAB III

7
METODOLOGI PENGAMATAN

A. Gambaran umum
1. Sejarah PDAM Kota Makassar
Pendirian PDAM di Kota Makassar melalui beberapa tahap :
1. Tahun 1924
Pembangunan instalasi I Ratulangi oleh Pemerintah Hindia
Belanda dengan nama Water leidjding Bedrijf yang berkapasitas 50
liter/detik, yang kemudian di tambah menjadi 100 liter/detik pada zaman
kependudukan Jepang. Pada tahun 1974 namanya berubah menjadi Dinas
Air Minum Kota Madya Ujung pandang hingga tahun 1976 menjadi
PDAM Ujung Pandang sesuai dengan Perda No.21/P/II/1976, dimana
kapasitasnya turun menjadi 50 liter/detik sampai sekarang.
2. Tahun 1976
Berdasarkan Perda Tingkat II Kotamadya Ujung Pandang No.6
tahun 1974, kemudian disahkan berdasarkan surat Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan No.253/VI/1975 tanggal 13
Juni tahun 1975. Pelaksanaan Surat Keputusan Walikota Madya Kepala
Daerah Tingkat II Ujung Pandang No.21/P/II/1976 tanggal 26 Februari
tahun 1976, maka terbentuklah Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Madya Ujung Pandang.
3. Tahun 1977
Pembangunan Instalasi II Panaikang dengan kapasitas 500
liter/detik yang terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 1989
kapasitasnya bertambah menjadi 1000 liter/detik. Air bakunya berasal
dari Sungai Lekopancing Kota Maros yang dialirkan melalui kanal
terbuka sejauh ± 29,6 km menuju Kota Makassar.
4. Tahun 1985

8
Dilakukan penambahan instalasi baru yaitu pada instalasi III
melalui paket pembangunan Perumnas Antang dengan kapasitas produksi
20 liter/detik.
5. Tahun 1989
Dari debit air yang ada (570 liter/detik) di PDAM Kotamadya
Ujung pandang (KMUP) melalui proyek sarana Penyediaan Air Bersih
(PSPAB) diupayakan penambahan debit air sebesar 500 liter/detik.
Penambahan kapasitas dilakukan pada instalasi II Panaikang yang
pengoperasiannya mulai tahun 1991 sehingga jumlah keseluruhan
kapsitas produksi PDAM Kota Makassar menjadi 1.070 liter/detik.
6. Tahun 1992
Penambahan unit pengolahan air sebesar 20 liter/detik di instalasi
III Antang sehingga jumlah keseluruhan kapasitas produksi menjadi 40
liter/detik.
7. Tahun 1993
Atas bantuan Pengembangan Sarana Penyediaan Air Bersih
(PSPAB) Sulawesi Selatan, PDAM mendapat tambahan
InstalasiPenjernihan Air IV Maccini Sombala dengan kapasitas 200
liter/detikyang air bakunya diambil dari sungai Jeneberang.
8. Tahun 1996
Pembangunan instalasi baru yakni Instalasi Penjernihan Air V
Somba Opu yang berlokasi di Kelurahan Tompobalang Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa, namun belum dapat difungsikan.
9. Tahun 2000
Pengoperasian Instalasi Penjernihan Air V Somba Opu di
Kabupaten Gowa dengan kapsitas produksi 1000 liter/detik yang air
bakunya dari dari bendungan Bili-bili sejauh ±16 km.

9
Penambahan Instalasi dan peningkatan kapasitas produksi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Intalasi Kapasitas
No. Sumber Air Baku
Penjernihan Air Produksi
1 IPA I Ratulangi 50 liter/detik Sungai Jeneberang
Bendungan Lekopaccing
2 IPA II Panaikang 1000 liter/detik
sungai Maros
Bendungan Lekopaccing
3 IPA III Antang 85 liter/detik
sungai Maros
4 IPA IV Maccini 200 liter/detik Sungai Jeneberang
5 IPA V Somba Opu 1000 liter/detik Waduk Bili-bili
Sumber : PDAM Kota Makassar, 2011
Adapun area pelayanan PDAM Kota Makassar terbagi atas beberapa wilayah
pelayanan yang
diuraikan sebagai berikut :
1. IPA I Ratulangi, area pelayanan meliputi; Kecamatan Ujung Pandang
2. II Panaikang, area pelayanan meliputi; Bontoala, Panakkukang,
Kawasan Industri Makassar (KIMA), Tamalanrea dan Kecamatan
Biringkanaya
3. IPA III Antang, area pelayanan meliputi; Kecamatan Manggala
4. IPA IV Maccini Sombala, area pelayanan meliputi; Kecamatan
Mamajang dan Mariso
5. IPA V Somba Opu, area pelayanan meliputi; Kecamatan Ujung
Pandang, Mamajang, Panakkukang, Rappocini, Tamalate dan
Manggala.

 Sumber Air
Sumber air baku yang diolah oleh salah satu Instalasi PDAM Kota Makassar
(IPA I Ratulangi ) adalah bersumber dari Sungai Jeneberang

 Lokasi Perusahaan

10
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar Instalasi I Ratulangi.
Terletak di jalan DR Sam Ratulangi No.3.
 Fasilitas
Fasilitas yang ada di IPA I Ratulangi adalah sebagai berikut :
1. Kantor
2. Laboratorium
3. Chemical building
4. Receiving/Mixing well (bak pengaduk dan pencamour)
5. Sludge Hopper (bak pengendapan lumpur)
6. Saringan pasir cepat
7. Ruang tata laksana
8. Distribution pump Building (gedung pompa distribusi)
 Unit Instalasi Pengolahan Air
a. Unit Operasi dan Proses
1. Unit Bangunan Intake
2. Unit Koagulasi
3. Unit bak flokulasi
4. Unit sedimentasi
5. Unit Filiterasi
6. Reservoir
b. Unit-unit Bangunan
1) Intake Penyadapan Air Baku
Bangunan ini berfungsi untuk mengambil air baku yang selanjutnya
akan diproses menjadi air minum. Unit ini terdiri dari:
2) Pipa Transmisi Air Baku
Air baku diambil dari sungai Jeneberang dengan sistem
pengalirannya dengan menggunakan pompa yang melalui pipa transmisi
menuju unit Prasedimentasi. di perlukan waktu 5 jam air sungai Jeneberang
ke bak Sedimentasi.

3) Bangunan Prasedimentasi

11
Prinsip pada bangunan ini untuk megendapkan pratikel-partikel kasar
yang dapat mengendap sendiri tanpa bantuan bahan kimia dalam keadaan
tenang.
Keuntungan dari proses ini antara lain:
a. Meringankan beban proses berikutnya.
b. Membantu mempermudah pengontrolan kualitas air baku untuk
beberapa parameter pencemaran.

4) Bangunan Koagulasi
Kekeruhan air baku yang berasal dari sungai atau air permukaan
lainnya, tidak selalu dapat dihilangkan dengan cara pengendapan dan
penyaringan, karena partikel-partikelnya bersifat koloid. Koloid-koloid
tersebut hanya dapat di endapkan dengan bantuan bahan kimia
(koagulan/PAC), proses tersebut disebut koagulasi.
Prinsip proses koagulasi yaitu untuk distabilisasi agregrasi dan
pengikat koloid secara bersama-sama. Sedangkan proses yang menyangkut
pembentukan flok-flok yang mengabsorbsi dan menangkap partikel koloid
dalam air sehingga terbentuk flok yang lebih besar dan akan lebih besar dan
lebih mudah diendapkan sedimentasi. Yang termasuk proses koagulasi dan
flokulasi adalah pembubuhan koagulan (PAC) dengan pencampuran cepat
dan lambat.

5) Bangunan Flokulasi
Proses koagulasi selesai dilanjutkan dengan proses flokulasi. Air
yang masuk ke dalam bak flokulator dalam keadaan dan kondisi yang
laminar. Pada bak dibuat berbelok (zig-zag) antara bak satu dengan yang
lain. Pada bak ini di berikan bahan kimia PAC, pada bak Flokulasi ada yang
beraliran deras dan ada yang beraliran rendah, hal ini dilakukan agar lumpur
yang berada dalam air terpisah sehingga pada bak yang aliran airnya rendah
lumpur sudah berpisah dengan air.

12
6) Bangunan Sedimentasi
Proses sedimentasi yang akan digunakan dalam sistem pengendapan
dengan plat settler. Pada zona inlet terdapat pintu bukaan/pintu sorong yang
mengalirkan dari bak flokulator masuk menuju bak sedimentasi. Pada thap
ini air sudah sedikit jernih, sehingga air yang ada di sedimentasi menuju ke
tahap filtrasi.

7) Bangunan Filtrasi
Sistem pada bangunan filtrasi terdapat 4 buah bak filtrasi, dan setiap
bak memiliki sebuah talang pelimpah yang berfungsi sebagai talang
pembuangan air pencuci media filter. Sistem filtrasi adalah sistem saringan
pasir cepat. Adapun pasir yang digunakan yaitu pasir kuarsa dengan lapisan
bawah pasir halus dan lapisan di atas pasir kasar.

8) Bangunan Disinfeksi
Disinfektan yang digunakan dalam proses disinfeksi adalahgas klor.
Adapun kegunaan gas klor yaitu berfungsi membunuh kuman, menghambat
pertumbuhan lumut serta secara ekonomis harganya murah.
Tujuan disinfeksi untuk membunuh bakteri-bakteri patogen dan
mikroorganisme lain yang merugikan bagi kehidupan manusia. Selain itu
untuk memberikan bahwa air dapat dipakai secara aman.

9) Bangunan Reservoir
Reservior berfungsi untuk:
a) Mengumpulkan atau menyimpan air.
b) Meratakan aliran dan meratakan tekanan.
c) Menyimpan air untuk keperluan pemakaian pemadam kebakaran
dan keperluan emergency.
d) Menyimpan air cadangan untuk fluktuasi pemakaian air bersih
sewaktu-waktu dibutuhkan.

13
Instalasi Pengolahan Air Minum PDAM, reservior yang ada
sebanyak 1 unit reservior. Pada tahap ini air di berikan gas klor
berfungsi membunuh kuman dan menghambat pertumbuhan lumut.

B. Jenis kegiatan

Adapun jenis kegiatan ini yaitu kunjungan di tempat pengolahan air PDAM I
Ratulangi.

B. Waktu dan tempat


1. Waktu
Adapun waktu pelaksannan kunjungan lapangan ke PDAM Ratulangi,
adalah pada tanggal 5 Juni 2017.
2. Tempat
Tempat untuk melakukan kunjungan lapangan adalah PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) Ratulangi, Jl DR sam Ratulangi No. 3
kota makassar.

C. Prosedur pelaksanaan
1. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang di butuhkan adalah :

a. Buku catatan

b. Alat tulis

c. Camera

d. Bus

2. Pelaksanaan praktek
Prosedur pelaksanaan praktek kunjungan lapangan kali ini yaitu sebagai
berikut :
a. Mahasiswa melakukan temu muka dengan pihak PDAM Ratulangi,
unit kota makassar.
b. Pemaparan materi mengenai air PDAM Ratulangi, unit kota
makassar.
c. Survei langsung bersama pihak PDAM ke tempat tahap-tahap
pengolahan air PDAM Ratulangi, sambil tanya jawab jika tidak di
pahami
d. Membuat laporan dari hasil kunjungan.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

15
A. HASIL

1. Instalasi penjernihan Air PDAM Ratulangi

PDAM Kota Makassar memiliki lima buah instalasi Penjernihan Air yaitu
IPA I Ratulangi, IPA II PAnaikang, IPA III Antang, IPA IV Maccini Sombala,
dan IPA V Sombaopu.IPA tpertama yang dimiliki PDAM Kota Makassar
adalah IPA I Ratulangi dengan Kapasitas produksi 1100 (seribu seratus)
liter/detik.

IPA I Ratulangi melayani kurang lebih 17 (lima puluh ribu) pelanggan yang
tersebar di wilayah Kota Makassar. IPA ini mengambil air baku dari Sungai
Jeneberang.

2. Bahan kimia

Proses penjernihan air di IPA I Ratulangi menggunakan dua buah Bahan Kimia,
yaitu :

1. Poly Aluminium Chlorida (PAC)

2. Gas Chlor

B. PEMBAHASAN

Dari mixing well kemudian mengalir keempat buah flokulasi (tempat pengadukan
bahan kimia secara zigzag). Dalam flokulasi tersebut diberikan bahan kimia Poly
Aluminium Chlorida (PAC) yang berfungsi menjernihkan air baku. Di ujung
flokulasi, lumpur akan membentuk butiran-butiran yang membesar dan tenggelam
ke dasar flokulasi.

Dari flokulasi kemudian mengalir ke kolam sedimentation (pengendapan) yang


berfungsi untuk mengendapkan lumpur ke dasar kolam, dari kolam tersebut
kemudian mengalir ke enam belas bak filteration (penyaringan) yang terdiri dari
tujuh buah lapis saringan. Setelah di saring air kemudian diberikan bahan kimia
Desinfektan Gas Chlor yang berfungsi sebagai pembunuh kuman-kuman yang
terkandung dalam air tersebut. Setelah diberikan Gas Chlor, maka air kemudian
mengalir ke reservoi (penampungan air bersih) yang siap untuk di distribusikan ke
masyarakat Kota Makassar.

BAB V

PENUTUP

16
A. Kesimpulan
1. IPA pertama yang dimiliki PDAM Kota Makassar adalah IPA I yangh
berada di Jl. DR. Ratulangi No. 3 dengan Kapasitas produksi 50 liter/detik.
IPA I hanya mengaliri air untuk kantor-kantor pemerintah seperti kantor
gubernur, sehingga tidak semua objek mendapatkan distribusi air dari IPA
I ini. IPA ini mengambil air baku dari Sungai Jeneberang.

2. Tahap proses pengolahan air

a. Flow meter (tempat penentuan debit air baku)

b. Mixing well (tempat pengadukan bahan kimia secara melimpah)

c. Flokulasi (tempat pengadukan bahan kimia secara zigzag)

d. Sedimentation (pengendapan)

e. Filteration (penyaringan)

f. Desinfektan (Chlorination)

g. Mengalir ke reservoir (penampungan air bersih)

h. Siap untuk di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.

B. Saran

Adapun saran yang ingin saya berikan yaitu agar Pihak PDAM tetap menjaga
kelestarian sumber air yang ada agar pasokan nya tetap mencukupi untuk
berbagai macam kebutuhan. Selain itu juga tetap menjaga kualitas air mulai
dari sumbernya sampai nanti ke tangan pelanggan, agar pelanggan puas
dengan pelayanan yang di berikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Agatha.2012.Makalah Air Bersih.


ttps://athaagatha.wordpress.com/2012/11/28/makalah-air-bersih/(diakses Senin,6
Juni 2017)

Anonim.2014.Laporan-Magang
https://www.scribd.com/document/329842290/Laporan-Magang /(diakses Senin,6
Juni 2017)

https://www.scribd.com/document/346410776/Latar-Belakang

http://pdam-makassar.com/?p=534

Nurul Fahmi.2015.Laporan Kunjungan Air PDAM Sumbaopu.Poltekkes Kemenkes


Makassar.
http://nurulfahmikesling.blogspot.co.id/2016/08/laporan-kunjungan-air-pdam-
sumbaopu.html (diakses Senin,6 Juni 2017)
LAMPIRAN GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai