Anda di halaman 1dari 9

12 Mei 2014 Tugas Geografi

Dampak serta Penanggulangan


Bencana Alam
1. GEMPA BUMI
 Contoh kasus Gempa Bumi yang pernah terjadi
1. Gempa Padang 30 September 2009
2. Gempa Bumi Haiti 12 Januari 2010
3. Gempa Chili 27 Februari 2010
4. Gempa bumi di Jepang 11 Maret 2011
5. Gempa Yogja

 DAMPAK
1. Gelombang tsunami
2. Kerusakan bangunan
3. Mengubah topografi atau bentuk muka bumi
4. Keretakan permukaan bumi
5. Perubahan tata air tanah
6. Mengakibatkan trauma psikis atau mental

 PENANGGULANGAN
 Mengetahui pintu-pintu keluar masuk untuk keadaan darurat.
 Barang/benda yang berbobot berat disimpan di tempat yang kokoh dan stabil
terhadap guncangan.
 Pipa saluran gas dan pipa saluran air dipastikan tidak bocor dan tertutup baik saat
tidak digunakan untuk mencegah bencana pengiring gempa seperti kebakaran dan
gangguan sanitasi.
 Kabel-kabel listrik ditata rapi untuk menghindari hubungan singkat akibat guncangan
dan dipastikan sekering berfungsi dengan baik.

Upaya penanggulangan setelah terjadi gempa:


 Periksa diri Anda dan orang di sekeliling Anda apakah baik-baik saja atau
mengalami luka-lukaa.
 Jika terdapat korban yang mengalami luka-luka, gunakan kotak P3K sebagai
pertolongan pertama dan segera bawa ke Puskesmas/rumah sakit terdekat.
 Nyalakan radio atau televise untuk mengetahui informasi dari instansi pemerintah.
 Jika getaran gempa cukup kuat, dirikanlah untuk sementara tenda-tenda darurat di
halaman atau tanah lapang untuk menghindari gempa susulan.
 Periksa keadaan rumah dan sekeliling rumah Anda, jika terdapat puing-puing
segera dibersihkan.

2. KEBAKARAN
 Contoh kasus kebakaran yang pernah terjadi
1. Kebakaran di Riau
2. Kebakaran Peshtigo (2500 meninggal)
3. Kursha-2 (1200 meninggal)
4. Kebakaran Cloquet (453 meninggal)
5. The Great Hinckley Fire (418 meninggal)
6. The Great Thumb Fire (282 meninggal)

 DAMPAK
 Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah
atmosfer dan berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.
 Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup
dan mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan
berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.
 Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara
serta akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika
pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti bajir atau
longsor.
 Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku
industri yang akan berpengaruh pada perekonomian.
 Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
 Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang
berkunjung ke sebuah Negara.
 Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang
berhubungan dengan pernapasan.
 PENANGGULANGAN

CARA MODERN : yaitu proses pemadaman api dengan memanfaatkan sarana dan
prasarana moder atau teknologi masa kini, seperti: Unit Mobil Pemadam, pompa
portebel, APAR, dll yang biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran

1. SISTEM URAI

2. SISTEM PENDINGINAN

3. SISTEM ISOLASI

4. SISTEM LOKALISASI

SISTEM URAI: Memadamkan api pada benda yang terbakar dengan cara diganthol atau
dirobohkan sehingga semua benda yang terbakar berada dibawah, dan dapat
mempermudah proses pemadaman.

SISTEM PENDINGINAN: Memadamkan api dengan cara mengurangi suhu panas benda
yang terbakar dengan cara disiram air sehingga makin lama benda yang terbakar tersebut
dingin, dan api akan padam (hanya untuk klas A).

SISTEM ISOLASI: Mengisolir benda yang terbakar sehingga tertutup permukaannya dari
udara luar (O2), udara tidak berhubungan dengan benda yang terbakar.

SISTEM LOKALISASI: Dengan cara melokalisasi areal kebakaran agar api tidak menjalar
dan meluas ke wilayah lain.

Penyelamatan diri

1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan menentukan


sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui pintu ataupun jendela, jadi
perhatikan apakah teralis rumah akan mengganggu rencana ini. Buatlah denah
penyelamatan diri di rumah bersama dengan keluarga.
2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.
3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan tidak dapat
bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di bawah, tutup mulut dan
hidung dengan kain yang dibasahi.
4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang aman. Pastikan
bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi darurat, demikian pula jika harus
melalui jendela.
5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang dibasahi. Ini
hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada jalan lain kecuali menerobos
kobaran api.
3. BANJIR
 Contoh kasus Banjir yang Pernah Terjadi
1. Banjir Sungai Kuning,Cina tahun 1931
2. Banjir di Belanda dan Inggris tahun 1099
3. Banjir di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat tahun 2010
4. Banjir di Jakarta tahun 2013

 JENIS-JENIS BANJIR
 Banjir air : Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai, danau, atau selokan
karena hujan terus menerus sehingga air akan meluber lalu menggenangi daratan.
 Banjir bandang :Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini
juga mengangkut material air berupa lumpur dan dapat menghayutkan benda-benda
berat seperi pohon.
 Banjir rob (laut pasang) : Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya
air laut.

 Banjir lahar dingin : Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung
berapi yang mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan
yang ada di bawahnya
 Banjir lumpur : Banjir ini disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan
menggenangi daratan dan juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang
berbahaya.

 DAMPAK
1. Kerusakan berbagai jenis struktur
2. Korban jiwa
3. Terputusnya transportasi
4. Kesulitan ekonomi karena rusaknya pemukiman
5. Langkanya air bersih
 PENANGGULANGAN
 Membuat lubang serapan air
 Tidak membuang sampah di sungai/selokan
 Memperbanyak daerah resapan air
 Meninggikan bangunan rumah

4. TANAH LONGSOR
 CONTOH KEJADIAN

Dua tanah longsor terpisah yang dipicu oleh hujan lebat di Indonesia barat telah
menewaskan sedikitnya sembilan orang, termasuk empat pekerja geothermal dan 17
lainnya hilang. Demikian dikatakan pejabat Minggu (27/1).
Pejabat urusan bencana Ade Edward mengatakan 20 rumah tertimbun lumpur dan
batu-batuan yang jatuh dari bukit sekitarnya pada dini hari Minggu di desa Tanjung Sani,
distrik Agam, Sumatra Barat.
"Penyelamat mengeluarkan lima jenazah dan masih mencari 17 orang lainnya
yang dilaporkan terkubur dibawah timbunan lumpur," kata Ade Edward. Tiga penduduk
desa yang cedera dirawat di sebuah rumah sakit.
Para pejabat urusan bencana mengatakan, longsor di Kerinci, Jambi,
menewaskan empat pegawai geotermal di lokasi pemboran milik PT Pertamina
Geothermal Energy.
Menurut pejabat perusahaan tersebut, Adiatma Sardjito, hujan lebat telah memicu
insiden tanah longsor di lokasi tersebut, Sabtu sore (26/1). Menurutnya, PT Pertamina
Geothermal Energy telah mengerahkan peralatan berat untuk membantu usaha
mengeluarkan jenazah dari timbunan lumpur.
Hujan lebat dan penebangan atau penggundulan hutan adalah penyebab tanah
longsor dan banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia setiap tahun.
 JENIS

1. Longsoran translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada
bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
2. Longsoran rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok
batu.
4. Runtuhan batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain
bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
5. Rayapan tanah
Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan halus.
6. Aliran bahan rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan
meter jauhnya.

 DAMPAK

Di daerah yang terjal, kecepatan luncuran tanah longsor dapat mencapai 75


km/jam sehingga sulit bagi seseorang untuk menyelamatkan diri. Itulah sebabnya
ketika tanah longsor terjadi, banyak rumah dan penduduk, binatang, fasilitas umum
yang tertimbun longsoran. Bencana ini pun banyak memakan korban jiwa.
Itulah sebabnya penting bagi kita untuk menanggulanginya dengan
menghindari penyebab timbulnya tanah longsor. Caranya dengan tidak menebangi
hutan, menanam tumbuhan berakar kuat seperti lamtoro, bambu, akar wangi, dan
tumbuhan lainnya pada lereng yang gundul, membuat saluran air hujan, memeriksa
keadaan tanah secara rutin dan berkala, membangun tembok penahan di lereng yang
terjal, juga mengukur tingkat kederasan air hujan.

 GEJALA UMUM

1. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.


2. Biasanya terjadi setelah hujan.
3. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
4. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
 PENANGGULANGAN
Menghindari bencana longsor:
1. Membangun pemukiman yang jauh dari area yang rawan longsor (seperti di dekat
tebing yang curam dan terjal).
2. Berkonsultasi pada orang yang paham sebelum membangun pemukiman.
3. Melakukan deteksi dini pada area-area yang dicurigai rawan longsor
Tindakan yang harus dilakukan ketika tertimpa tanah longsor:
1. Pindahlah ke daerah yang tanahnya stabil ketika tanah longsor terjadi
2. Bila tidak mampu melarikan diri, lingkarkan tubuh seperti bola untuk melindungi kepala
tertimpa atap.
Tindakan yang harus dilakukan setelah terjadi longsor:
1. Pergi dari daerah longsoran untuk menghindari terjadinya tanah longsor susulan.
2. Bantu arahkan SAR ke lokasi.
3. Bantu penduduk yang tertimpa longsoran, periksa lukanya, dan pindah ke tempat yang
aman.
4. Waspada pada banjir dan aliran reruntuhan yang dapat terjadi setelah tanah longsor.
5. Laporkan fasilitas umum yang rusak ke pihak yang berwenang.
6. Periksa kerusakan fondasi rumah akibat longsor.
Tanamlah tumbuhan di daerah bekas longsoran untuk mencegah terjadinya erosi
yang dapat menyebabkan banjir bandang.

5. TSUNAMI
 CONTOH KEJADIAN

Gempa bumi dahsyat terjadi di Samudra Hindia, lepas pantai Aceh. Gempa
menyebabkan gelombang tsunami yang menewaskan sedikitnya 250.000 jiwa di belasan
negara di Asia dan Afrika. Bencana nasional, seluruh surat kabar membuka dompet
kemanusiaan.

Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa Bumi dahsyat di Samudra Hindia,
lepas pantai barat Aceh.

Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N
95.854° EKoordinat: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam
10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan
gempa Bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh,
ikhtisar lokasi gempa Intensitas Seismografis Densitas Peta GoogleSumatera Utara,
Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan
sampai Pantai Timur Afrika.

Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8


negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar
sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan
jumlah kematian terbesar.
 PENYEBAB

Gempa bumi merupakan salah satu akibat terjadinya tsunami. Gempa yang menyebabkan
tsunami :

 Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)


 Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
 Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

 PENANGGULANGAN
1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian logistik yang diperlukan
5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula
dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

Anda mungkin juga menyukai