Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit yang paling sering mengenai Nervus medianus adalah

neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan

nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan

menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari,

telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui

terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang

menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma

Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS) (Jagga, et al., 2011).

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindrom yang timbul akibat N.

Medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di pergelangan

tangan, sewaktu nervus melewati terowongan tersebut dari lengan bawah ke

tangan. CTS merupakan salah satu penyakit yang dilaporkan oleh badan-badan

statistik perburuhan di negara maju sebagai penyakit yang sering dijumpai di

kalangan pekerja-pekerja industri (Jagga, et al., 2011).

Tingginya angka prevalensi yang diikuti tingginya biaya yang harus

dikeluarkan membuat permasalahan ini menjadi masalah besar dalam dunia

okupasi. Beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada

pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran,

suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan lain-lain (Kurniawan, et al., 2008).
2

Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Amerika Serikat telah

diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang setiap tahunnya dengan revalensi

sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum. National Health Interview

Study (NIHS) memperkirakan bahwa prevalensi CTS yang dilaporkan sendiri

diantara populasi dewasa adalah sebesar 1.55% (2,6 juta). CTS lebih sering

mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar 25 - 64 tahun, prevalensi

tertinggi pada wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun. Prevalensi

CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6% untuk

laki-laki CTS adalah jenis neuropati jebakan yang paling sering ditemui.

Sindroma tersebut unilateral pada 42% kasus ( 29% kanan,13% kiri ) dan 58%

bilateral (American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2008; Gorsche, 2001).

Di Indonesia, urutan prevalensi CTS dalam masalah kerja belum diketahui

karena sampai tahun 2001 masih sangat sedikit diagnosis penyakit akibat kerja

yang dilaporkan karena berbagai hal, antara lain sulitnya diagnosis. Penelitian

pada pekerjaan dengan risiko tinggi pada pergelangan tangan dan tangan

melaporkan prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harsono

pada pekerja suatu perusahaan ban di Indonesia melaporkan prevalensi CTS pada

pekerja sebesar 12,7%. Silverstein dan peneliti lain melaporkan adanya hubungan

positip antara keluhan dan gejala CTS dengan faktor kecepatan menggunakan alat

dan faktor kekuatan melakukan gerakan pada tangan (Tana, et al., 2004).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana anatomi dari nervus medianus?

1.2.2 Apa definisi dari carpal tunnel syndrome?

1.2.3 Bagaimana epidemiologi dan faktor risiko carpal tunnel syndrome?


3

1.2.4 Apa etiologi dari carpal tunnel syndrome?

1.2.5 Bagaimana patofisiologi dan manifestasi klinis carpal tunnel syndrome?

1.2.6 Bagaimana dasar penegakan diagnosa carpal tunnel syndrome (anamnesa,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa banding)?

1.2.7 Bagaimana tatalaksana, algoritma, komplikasi dan prognosis dari carpal

tunnel syndrome?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui anatomi dari nervus medianus.

1.3.2 Untuk mengetahui definisi dari carpal tunnel syndrome.

1.3.3 Untuk mengetahui epidemiologi dan faktor risiko carpal tunnel syndrome.

1.3.4 Untuk mengetahui etiologi dari carpal tunnel syndrome.

1.3.5 Untuk mengetahui patofisiologi dan manifestasi klinis carpal tunnel

syndrome.

1.3.6 Untuk mengetahui dasar penegakan diagnosa carpal tunnel syndrome

(anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa banding).

1.3.7 Untuk mengetahui tatalaksana, algoritma, komplikasi dan prognosis dari

carpal tunnel syndrome.

1.4 Manfaat

Tugas referat ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan ilmu


pengetahuan terhadap penegakan diagnosa dan kejadian dari carpal tunnel
syndrome.

Anda mungkin juga menyukai