Anda di halaman 1dari 4

ⓘ Dioptimalkan oleh Google 44 menit yang laluLihat yang asli

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wabah

Wabah
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas
dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah
dipelajari dalam epidemiologi.
Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunani epi- pada + demos rakyat) adalah penyakit yang
timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu
tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat
daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu
tertentu disebut incidence rate (bahasa Inggris; "laju timbulnya penyakit").
Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan
epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi ... keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit), lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi).
Penyakit-yang-umum yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi
disebut sebagai endemik. Contoh penyakit endemik adalah malaria di sebagian Afrika (misalnya,
Liberia). Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada suatu
waktu dalam masa hidupnya.
Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman
pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death ("kematian hitam"), pandemi influensa besar
yang terjadi pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak
juga dianggap sebagai pandemi.
Jenis-jenis epidemi
Penentuan suatu kejadian sebagai epidemi dapatlah bersifat subjektif, sebagian bergantung pada
hal-hal apa yang termasuk dalam "ekspektasi". Karena didasarkan pada "ekspektasi" atau yang
dianggap normal, beberapa kasus timbulnya penyakit-yang-sangat-jarang seperti rabies dapat
digolongkan sebagai "epidemi", sementara banyak kasus timbulnya penyakit-yang-umum (seperti
pilek) tidak digolongkan sebagai epidemi.
Epidemi digolongkan dalam berbagai jenis berdasarkan pada asal-muasal dan pola
penyebarannya. Epidemi dapat melibatkan paparan tunggal (sekali), paparan berkali-kali, maupun
paparan terus-menerus terhadap penyebab penyakitnya. Penyakit yang terlibat dapat disebarkan
oleh vektor biologis, dari orang ke orang, ataupun dari sumber yang sama seperti air yang cemar.
Endemi
Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik (dari bahasa Yunani en- di dalam + demos rakyat) pada
suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh
dari luar.
Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit
tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak
lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, suatu infeksi
dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state). Suatu infeksi yang
dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak endemik,
bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan.
Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang
ditemukan pada daerah tertentu. Sebagai contoh, AIDS sering dikatakan "endemik" di Afrika
walaupun kasus AIDS di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak
endemik). Lebih tepat untuk menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.
Pandemi
Suatu pandemi (dari bahasa Yunani pan semua + demos rakyat) atau epidemi global atau wabah
global merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang
luas.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat
berikut telah terpenuhi:
timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi bersangkutan,
agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,
agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.
Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemi hanya karena menewaskan
banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai kanker menimbulkan angka
kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan.
Wabah dalam sejarah
Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup signifikan.
Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang ditularkan hewan
(zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan—seperti influensa dan tuberkulosa.
Berikut ini adalah beberapa contoh wabah besar yang pernah tercatat dalam sejarah:
Pes
Plague of Justinian ("wabah Justinian"), dimulai tahun 541, merupakan wabah pes bubonik yang
pertama tercatat dalam sejarah. Wabah ini dimulai di Mesir dan merebak sampai Konstantinopel
pada musim semi tahun berikutnya, serta (menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada
puncaknya menewaskan 10.000 orang setiap hari dan mungkin 40 persen dari penduduk kota
tersebut. Wabah tersebut terus berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi
manusia di Mediterania timur.
The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah terakhir, pes bubonik
merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di Asia, wabah tersebut mencapai
Mediterania dan Eropa barat pada tahun 1348 (mungkin oleh para pedagang Italia yang
mengungsi dari perang di Crimea), dan menewaskan dua puluh juta orang Eropa dalam waktu
enam tahun, yaitu seperempat dari seluruh populasi atau bahkan sampai separuh populasi di
daerah perkotaan yang paling parah dijangkiti.
Kolera
pandemi pertama, 1816–1826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada daerah anak benua India,
dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar India pada tahun 1820. Penyebarannya sampai ke
Republik Rakyat Tiongkok dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
Pandemi kedua (1829–1851) mencapai Eropa, London pada tahun 1832, OntarioKanada dan New
York pada tahun yang sama, dan pesisir Pasifik Amerika Utara pada tahun 1834.
Pandemi ketiga (1852–1860) terutama menyerang Rusia, memakan korban lebih dari sejuta jiwa.
Pandemi keempat (1863–1875) menyebar terutama di Eropa dan Afrika.
Pandemi keenam (1899–1923) sedikit memengaruhi Eropa karena kemajuan kesehatan
masyarakat, namun Rusia kembali terserang secara parah.
Pandemi ketujuh dimulai di Indonesia pada tahun 1961, disebut "kolera El Tor" (atau "Eltor")
sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai Bangladesh pada tahun 1963, India
pada tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun 1966.
Influensa
"Flu Asiatik", 1889–1890. Dilaporkan pertama kali pada bulan Mei 1889 di Bukhara, Rusia. Pada
bulan Oktober, wabah tersebut merebak sampai Tomsk dan daerah Kaukasus. Wabah ini dengan
cepat menyebar ke barat dan menyerang Amerika Utara pada bulan Desember 1889, Amerika
Selatan pada Februari–April 1890, India pada Februari–Maret 1890, dan Australia pada Maret–
April 1890. Wabah ini diduga disebabkan oleh virus flu tipe H2N8 dan mempunyai laju serangan
dan laju mortalitas yang sangat tinggi.
"Flu Spanyol", 1918–1919. Pertama kali diidentifikasi awal Maret 1918 di basis pelatihan militer
AS di Fort Riley, Kansas, pada bulan Oktober 1918 wabah ini sudah menyebar menjadi pandemi
di semua benua. Wabah ini sangat mematikan dan sangat cepat menyebar (pada bulan Mei 1918 di
Spanyol, delapan juta orang terinfeksi wabah ini), berhenti hampir secepat mulainya, dan baru
benar-benar berakhir dalam waktu 18 bulan. Dalam enam bulan, 25 juta orang tewas; diperkirakan
bahwa jumlah total korban jiwa di seluruh dunia sebanyak dua kali angka tersebut. Diperkirakan
17 juta jiwa tewas di India, 500.000 di Amerika Serikat dan 200.000 di Inggris. Virus penyebab
wabah tersebut baru-baru ini diselidiki di Centers for Disease Control and Prevention, AS, dengan
meneliti jenazah yang terawetkan di lapisan es (permafrost) Alaska. Virus tersebut
diidentifikasikan sebagai tipe H1N1.
"Flu Asia", 1957–1958. Wabah ini pertama kali diidentifikasi di Tiongkok pada awal Februari
1957, kemudian menyebar ke seluruh dunia pada tahun yang sama. Wabah tersebut merupakan flu
burung yang disebabkan oleh virus flu tipe H2N2 dan memakan korban sebanyak satu sampai
empat juta orang.
"Flu Hong Kong", 1968–1969. Virus tipe H3N2 yang menyebabkan wabah ini dideteksi pertama
kali di Hongkong pada awal 1968. Perkiraan jumlah kor..ban adalah antara 750.000 dan dua juta
jiwa di seluruh dunia.
Kekhawatiran akan terjadinya wabah global baru
Penyakit-penyakit yang mungkin dapat menjangkit secara pandemik mencakup di antaranya
demam Lassa, demam Rift Valley, virus Marburg, virus Ebola dan Bolivian hemorrhagic fever.
Namun, sampai dengan tahun 2004, kemunculan penyakit-penyakit tersebut pada populasi
manusia sangatlah virulen sampai-sampai tidak tersisa lagi dan hanya terjadi di daerah geografis
terbatas. Dengan demikian, saat ini penyakit-penyakit tersebut berdampak terbatas bagi manusia.
HIV—virus penyebab AIDS—dapat dianggap sebagai suatu pandemi, namun saat ini paling
meluas di Afrika bagian selatan dan timur. Virus tersebut ditemukan terbatas pada sebagian kecil
populasi pada negara-negara lain, dan menyebar dengan lambat di negara-negara tersebut.
Pandemi yang dikhawatirkan dapat benar-benar berbahaya adalah pandemi yang mirip dengan
HIV, yaitu penyakit yang terus-menerus berevolusi.
Pada tahun 2003, terdapat kekhawatiran bahwa SARS, suatu bentuk baru pneumonia yang sangat
menular, dapat menjadi suatu pandemi.
Selain itu, terdapat catatan pandemi influensa tiap 20–40 tahun dengan tingkat keparahan berbeda-
beda. Pada Februari 2004, virus flu burung dideteksi pada babi di Vietnam, sehingga
meningkatkan kekhawatiran akan munculnya galur virus baru. Yang ditakutkan adalah bahwa jika
virus flu burung bergabung dengan virus flu manusia (yang terdapat pada babi maupun manusia),
subtipe virus baru yang terbentuk akan sangat menular dan mematikan pada manusia. Subtipe
virus semacam itu dapat menyebabkan wabah global influensa yang serupa dengan flu Spanyol
ataupun pandemi lebih kecil seperti flu Hong Kong.
Antara Oktober 2004 dan Februari 2005, sekitar 3.700 perangkat uji yang mengandung virus
penyebab Flu Asia 1957 tanpa sengaja terkirim ke seluruh dunia dari sebuah laboratorium di
Amerika Serikat [1].
Pada bulan November 2004, direktur WHO daerah barat menyatakan bahwa pandemi influensa
tak dapat dihindari dan mendesak dibuatnya rancangan untuk mengatasi virus influensa.
Pada bulan Oktober 2005, kasus flu burung (dari galur mematikan H5N1) ditemukan di Turki
setelah memakan sejumlah korban jiwa di berbagai negara (termasuk Indonesia) sejak pertama
kali diidentifikasi pada tahun 2003. Namun, pada akhir Oktober 2005 hanya 67 orang meninggal
akibat H5N1; hal ini tidak serupa dengan pandemi-pandemi influensa yang pernah terjadi.
Lihat pula
Epidemiologi
Kejadian Luar Biasa—salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia
Pranala luar
(Inggris)(juga (Arab)(Tionghoa)(Perancis)(Rusia)(Spanyol))WHO - Sumber informasi hal-hal
kesehatan global
(Indonesia)(Inggris)WHO Indonesia
(Inggris)Rancangan kesiapan terhadap influensa global yang diterbitkan WHO (format pdf)
(Indonesia)Wabah-wabah yang melanda Eropa pada masa lalu
(Inggris)Situs informasi milik pemerintah AS tentang flu pandemik dan flu burung
(Inggris)"Flu Wiki" - untuk membantu masyarakat lokal mempersiapkan diri dan menangani
pandemi influensa yang mungkin terjadi.
Terakhir diubah pada 24 Januari 2017, pukul 22.44

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.


Privasi•Tampilan PC

Anda mungkin juga menyukai