Anda di halaman 1dari 1

 Rasulullah pernah bersabda: “Keutamaan Orang Alim atas ahli ibadah adalah seperti

keutamaanku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR. Ad Dailami).

 Beliau juga bersabda dalam sabdanya yang lain: “Ulamaadalah pewaris para nabi.” (HR
At-Tirmidzi)

 Dalam hadits-hadits beliau, Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah


meminta kepada Allah untuk ditambahkan kepada beliau kecuali ilmu. Seandainya ada
sesuatu yang lebih utama dari ilmu, pastilah beliau akan mengajarkan ummatnya untuk
meminta hal tersebut.
 “Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka
hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia
telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
 Demikianlah beberapa dalil yang menunjukkan besarnya kutamaan-
keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahi ibadah. Namun, perlu
diperhatikan bahwa dalam setiap dalil tersebut, kata ilmu selalu didahului
olehalif-lam yang menunjukkan bahwa hanya ilmu-ilmu tertentu saja yang
wajib untuk dicari oleh setiap muslim. Ilmu apa sajakah itu?
 Ibnu Hajar Al-Atsqolani menyebutkan dalam kitab Fathul Baari bahwa ilmu
yang hukumnya fardhu ‘ain untuk dicari oleh setiap muslim adalah: “Ilmu syar’i
yang bermanfaat mengetahui kewajiban mukallaf dari perkara din-nya, baik urusan
ubadah dan mu’amalah. Serta ilmu tentang Allah, sifat-Nya, dan kewajiban kita
terhadap urusan tersebut, dan menyucikan-Nya dari kekurangan. Adapun semua itu
berputar pada tafsir, hadits, dan fiqh.” (Fathul Baari 1/141)

Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.

Anda mungkin juga menyukai