Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah,
palatum, dan dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan
tipis jaringan mukosa yang licin, halus, fleksibel, dan berkeratin atau tidak
berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di
bawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap, dan alat
pengunyah.
Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan
pertama yaitu epitelium, yang melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari
berlapis-lapis sel mati yang berbentuk pipih (datar) dimana lapisan sel-sel
yang mati ini selalu diganti terus-menerus dari bawah, dan sel-sel ini disebut
dengan stratified squamous epithelium. Lapisan kedua yaitu membran basalis,
yang merupakan lapisan pemisah antara lapisan ephitelium dengan lamina
propria, berupa serabut kolagen dan elastis. Lapisan ketiga yaitu lamina
propria, Pada lamina propria ini terdapat ujung-ujung saraf rasa sakit, raba,
suhu dan cita rasa. Selain ujung-ujung saraf tersebut terdapat juga pleksus
kapiler, jaringan limf dan elemen-elemen penghasil sekret dari kelenjar-
kelenjar ludah yang kecil-kecil. Kelenjar ludah yang halus terdapat di seluruh
jaringan mukosa mulut, tetapi tidak terdapat di jaringan mukosa gusi kecuali
di mukosa gusi daerah retromolar. Disamping itu lamina propria ini sebagian
besar terdiri dari serabut kolagen, serabut elastin dan sel-sel fibroblast serta
sel-sel daerah yang penting untuk pertahanan melawan infeksi. Jadi mukosa
ini menghasilkan sekret, bersifat protektif dan sensitif.
Pengamatan kondisi patologis yang terjadi di dalam rongga mulut
dapat dilakukan dengan membuat preparat apusan yang diperoleh dengan
membuat irisan tipis dari sepotong kecil jaringan yang telah difiksasi,
kemudian dipulas, dilekatkan dalam medium dengan indeks refraksi yang
sesuai di atas sebuah kaca objek kemudian ditutup dengan suatu kaca tutup.
1.2 Tujuan

1
Mahasiswa dapat mengetahui cara membuat, menyediakan, dan
mengamati preparat sementara sitologi mukosa pipi dengan menggunakan
metode supravital.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mengetahui cara membuat, menyediakan, dan mengamati
preparat sementara sitologi mukosa pipi dengan menggunakan metode
supravital.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sel
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun makhluk
hidup dalam tingkatan organisasi kehidupan. Kata Sel berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “Cellula” atau “cella” yang artinya ruang kosong. Tubuh dari
organisme terdiri dari sistem organ, sistem organ disusun oleh organ, organ
dibentuk oleh jaringan, dan jaringan dibentuk dari sel. Intinya setiap makhluk
hidup memiliki sel yang menjadi penyusun dasar tubuh mereka. Sel mengatur
dan mengolah semua informasi sehingga dapat menjalankan fungsi kehidupan
pada makhluk hidup (Nian. 2016).
2.2 Pengertian dan Fungsi Membran Mukosa
Membran mukosa adalah jaringan berbentuk lapisan atau membran yang
melapisi beberapa organ tubuh. Membran ini melapisi daerah tubuh yang
terpapar lingkungan luar dan juga melapisi organ dalam. Daerah tubuh yang
terpapar lingkungan luar misalnya lubang hidung, bibir, kelopak mata,
telinga, area genital, dan anus. Organ dalam yang dilapisi membran mukosa
adalah organ – organ pada saluran kencing, saluran pencernaan, dan saluran
pernapasan. Sebagian besar membran ini mengandung kelenjar yang
mensekresikan cairan seperti lendir (mukus) sehingga disebut sebagai
membran mukosa (Natharina Yolanda. 2017).
Menurut (Natharina Yolanda. 2017) membran mukosa berfungsi:
1. Melindungi, melembabkan dan melicinkan lapisan sehingga tidak kering
(pada mukosa mulut, sinus, mata dan genital)
2. Menangkap kuman, debu, dan kotoran sehingga dapat dibuang oleh
tubuh (mukosa hidung, mulut, dan genital)
3. Melicinkan lapisan sehingga mudah terjadi pertukaran udara (pada
mukosa paru – paru)
4. Membantu penyerapan zat – zat nutrisi (pada mukosa usus).
2.3 Sel Epitel Mukosa Mulut
Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari
yang paling dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan

3
spinosum, lapisan granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri
dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan
mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya
dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari
beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel
yang mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang
lebih gepeng dan lebih matang dari stratum spinosum dan mengandung
banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin. Stratum
corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio)
berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa
mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan,
mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio
rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum
durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis
yang beberapa selnya da yang masih memiliki inti sel yang tidak sempurna).
Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan inferior lidah,
permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris
kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised
(memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak
berinti) (Puspitawati, 2003).
2.4 Macam Macam Preparat
Menurut (Bahtiarbio. 2011) Preparat mikroskopis ditinjau dari lama
ketahanan dan cara pembuatannya :
1. Preparat sementara
Preparat sementara ialah preparat yang tidak diawetkan dengan
menggunakan proses apapun. Kaca penutup diletakkan begitu saja di atas
benda yang akan diamati tanpa menggunakan perekat balsem kanada
ataupun perekat lain. Benda yang diamati biasanya terendam dalam
medium cair atau untuk maksud-maksud tertentu dapat digunakan
gliserin sebagai medium.

4
Kaca penutup hanya berfungsi sebagai pelindung lensa objektif
agar terhindar dari cairan medium dan berguna untuk mengurangi laju
penguapan medium, sehingga preparat dapat lebih lama dipelajari.
2. Preparat permanen
Preparat jenis ini melibatkan berbagai peralatan dan persiapan yang
terencana. Secara umum proses pembuatan preparat permanen melalui
tahap-tahap mematikan, mencuci, menghilangkan air, menghilangkan
alkohol, pewarna, penjernihan dan perekatan. Sedangkan bahan kimia
yang diperlukan juga bermacam-macam, misalnya alkohol, xilol, dan zat
warna lainnya. Preparat permanen dibuat dengan tujuan agar selalu
tersedia bahan untuk praktikum. Misalnya histologi, anatomi tumbuhan.
3. Preparat utuh / whole mount
Preparat utuh merupakan preparat dari benda utuh atau bagian-
bagian tertentu dari benda tanpa dijadikan irisan dan tipis. Misalnya
preparat cacing hati, protozoa, ganggang dan sebagainya.
4. Preparat hapusan / smear
Preparat hapusan merupakan lapisan tipis atau film. Bahan yang
digunakan untuk membuat preparat ini biasanya berupa cairan / larutan
yang dihapuskan di atas kaca benda sehingga diperoleh lapisan yang
tipis. Misalnya smear darah, smear faeces yang mengandung telur-telur
parasit, smear sperma. Preparat jenis ini banyak dibuat di laboratorium
diagnostik dengan tujuan mendiagnosis penyakit.
5. Preparat pejetan / squash
Preparat ini dibuat dengan cara menekan benda yang diamati di
atas kaca benda, sehingga diperoleh lapisan tipis. Penekanan dan
pemejetan dilakukan dengan maksud agar benda yang berwujud
jaringan sel-selnya menyebar sehingga diperoleh lapisan yang cukup
tipis. Penekanan / pemejetan daapat dilakukan dengan menggunakan
ibu jari atau benda lainnya yang gilig misalnya pensil.
Memperoleh sebaran sel yang bagus tidak hanya tergantung pada
cara penekanannya saja, namun juga ditentukan pula oleh proses
sebelumnya, yaitu proses pelunakan jaringan. Misalnya preparat squash

5
mitosis ujung akar Allium cepa , preparat pejetan meiosis serbuk sari,
preparat pejetan kromosom pada kelenjar ludah larva Drosophyla.
6. Preparat irisan
Preparat ini dibuat dari irisan-irisan tipis yang tembus cahaya dari
suatu organ tubuh mahluk hidup. Pengirisan dilakukan apabila organ
yang akan dibuat preparat cukup tebal. Pengirisan dapat dilakukan
dengan tangan atau bantuan alat yang disebut mikrotom. Preparat irisan
biasanya dari batang, akar, daun, otot, jantung, hati, syaraf, tulang
rawan dan sebagainya.
7. Preparat isolasi / pemisahan
Preparat isolasi / pemisahan merupakan preparat yang dibuat dari
bagian-bagian organ tubuh mahluk hidup tanpa melakukan pengirisan,
dengan tujuan agar bagian tersebut dapat dipelajari secara lebih
mendalam. Misalnya preparat dari alt-alat mulut serangga.
8. Maserasi
Maserasi adalah suatu bentuk pembusukan buatan, dimana bagian-
bagian organisme tetentu menjadi lunak dan dihilangkan, sedangkan
bagian-bagian lain yang tahan terhadap larutan maserator akan tetap
bertahan dan utuh. Misalnya maserasi pada jaringan pengangkut
tumbuhan, yaitu memisahkan sel-sel unsur jaringan pengangkut,
sehingga sel-sel pengangkutan terpisah satu terhadap yang lain.
2.5 Metode Supravital
Metode supravital adalah suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari
sel atau jaringan yang hidup. Sel-sel yang hidup juga dapat menyerap warna.
Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green,
neutral red, atau methylene blue dengan kosentrasi tertentu. Preparat
supravital merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus segera
diamati setelah pembuatan. Pengamatan terhadap epithelium ini akan nampak
inti dari sel-sel yang teramati (Fajar Adinugraha. 2013).

6
BAB III
/METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Mikroskop
2. Pipet tetes
3. Gelas objek
4. Gelas penutup
5. Tusuk gigi
6. Tisu
3.2 Bahan
1. Metilen Blue
2. Mukosa pipi
3.3 Prosedur Kerja
1. Gunakan tusuk gigi untuk mengorek secara perlahan-lahan bagian dalam
pipih
2. Setelah didapat bagian mukosa pipi, letakkan diatas kaca preparat
3. Teteskan aquadest, kemudian tutup dengan gelas penutup
4. Amati dibawah mikroskop.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar Keterangan
Mukosa Pipi

Inti sel

Membran Sel

Sitoplasma

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan mengamati sel mukosa mulut sebagai sel
hewan menggunakan metode supravital yaitu dengan membuat apusan dari
sel yang masih hidup . pada sel mukosa mulut praktikan dapat melihat adanya
membran sel, inti sel dan sitoplasma. Kemudian reagen yang digunakan pada
metode ini adalah metilen blue, pewarna ini berfungsi agar memperjelas sel
mukosa pipi karena sel-sel yang hidup dapat menyerap zat warna.
Berdasarkan hasil pengamatan bagian yang sangat terlihat jelas adalah inti
sel. Karena penyerapan warna dari metilen blue lebih pekat. Kendala yang
dialami pada percobaan kali ini adalah adanya gelembung udara sehingga
mempersulit pengamatan. Gelembung udara dapat terjadi karena kurangnya
ketelitian saat menutup preparat dengan deck glass. Hasil preparat ada juga
yang tidak terlihat jelas, hal ini karena kemungkinan lensa mikroskop yang
berjamur dan kurangnya kefokusan.

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum bahwa sel mukosa
mempunyai lapisan germinativum/ basalis, lapisan spinosum,lapisan
granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel
berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-
sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya dikirimkan
kelapisan yang lebih superficial. Pada bagian luar paramecium ditemukan
vakuola kontraktil dank anal. Dan bagian dalam paramecium terdapat
sitoplasma, trichocysts kerongkongan, vakuola makanan, macronucleus, dan
mikronukleus itu sendiri paramecium sering disebut sepatu animalcules
karena bentuknya seperti sepatu.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikan untuk memilih reagen yang lebih berwarna
seperti metilen blue dari pada menggunakan aquadest.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiarbio. 2011. MACAM MACAM PREPARAT MIKROSKOPIS. https://bahtiarb


io.wordpress.com/2011/12/05/macam-macam-preparat-
mikroskopis/. Diakses pada tanggal 19 September 2018.

Fajar Adinugraha. 2013. Pembuatan Preparat Supravital Mukosa Mulut.


http://fajarbeve07.blogspot.com/2013/01/pembuatanpreparatsupravitalmu
kosa.html. Diakses pada tanggal 19 September 2018.

Natharina Yolanda. 2017. Membran Mukosa. http://www.kerjanya.net/faq/5283-


membran-mukosa.html. Diakses pada tanggal 19 September 2018.

Nian. 2016. Sel Pengertian, Struktur, Fungsi, Bagian. http://www.ilmudasar.com/


2016/04/Pengertian-Fungsi-Struktur-Bagian-Bagian-Sel-Adalah.html.
Diakses pada tanggal 19 September 2018.

Puspitawati Ria. 2003. Struktur Makroskopik dan Mikroskopik Jaringan Lunak


Mulut. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; 10 (Edisi Khusus)
: 462-467.

10

Anda mungkin juga menyukai