Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu


menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai
persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang
perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim
kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut.

1. Tujuan
1.Tujuan umum
Terciptanya pengetahuan mahasiswa mengenai issue dan trens keperawatan
maternitas.

2.Tujuan khusus
a.Mahasiswa mampu mengenali dan menyebutkan berbagai tanda dan
macam-macam klasifikasi dalam issue dan trens keperawatan maternitas.

b.Mahasiswa dapat mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai issue


dan trens keperawatan maternitas.

c.Turut berpartisipasi dalam penanggulangan issue dan trens keperawatan


maternitas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-
fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir.
(May & Mahlmeister, 1990)

Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan


dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990)

Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari


konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan.
(Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan.
(Reede, 1997)

1. Tujuan (Klegman ME:Annual summary of vital.statistick,1992)


Tujuan keperawatan maternitas adalah:

1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi &
menghadapi kehamilan
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah
normal.
3. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalaman positif & menyenamgkan.
4. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5. Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
6. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.

1. Peran Perawat
 Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi para ibu
5. Role model bagi teman sejawat
6. Perumus masalah
7. Ahli keperawatan
 Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old(1988), Bobak &
Jensen (1993):
1. Member pelayanan
2. Advocate
3. Pendidik
4. Change Agent
5. Political Activist
6. Peneliti
1. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi
keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara
langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.(Konfensi sedunia IV tentang
wanita,beijing 1995).
1. Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota
keluarga yang unik dan utuh, merupakan mahluk bio-psikososial dan spiritual
yang memiliki sifat berbeda secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan
tumbuh kembangnya. Salah satu tugas perkembangan wanita adalah
pengalaman melahirkan danak yang dapat merupakan krisis situasi dalam
keluarga tersebut apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik.
b.Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan
budaya dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan
serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses
kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga
yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong
interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan
menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
1. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis
dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan
seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan
ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
d.Keperawatan ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang
ditujukan kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara
dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya
yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi
fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
(http://keperawatan –keperawatan.blogspot.com/2008/02/konsep-dasar-keparawatan-
maternitas.html)
1. Model Konsep
 FCMC (Family Centered Maternity Care):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menetapkan peraturan yang flexibel.
6. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
7. Mengadakan kontrak dini bayi dan orang tua.
8. Menjalankan rooming-in (Ruang rawat gabung untuk ibu hamil).
9. Mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan.
10.Melibatkan keluarga dalam perawatan NICU.
11. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up.
 Tradisional Care:
1. Memisahkan ibu dari keluarga selama proses persalinan.
2. Memindahkan klien: dari ruang penerimaan ke ruang persalinan.
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan.
4. Melakukan tindakan rutin: episitomi, obat-obatan.
5. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan & operasi.
6. Kontak orang tua & anak kurang.
7. Pemberian susu bayi dibatasi.
8. Waktu berkunjung dibatasi.
9. Rooming-in dibatasi.
10. Tidak ada Follow-up ke rumah.
11. Kontrol postpartum rutin pada hari minggu ke enam.
 Model Konsep “Self Care Orem” :
 Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai kesejahteraan ibu &
bayi.
• Pada Maternal: mampu mandiri dalam perawatan diri.
• Melihat dari kemampuan.
• Berdasarkan kondisi.
 Model Konsep “Adaptasi” :
 Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai kebutuhan.
• Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu berubah).
• Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi perubahan
fisik, psikologis, dan social.
 Model Konsep “I King” :
 Personal.
• Interpersonal.
• Social (Dinamik, interaksi mudah diberikan informasi & memberikan
informasi).
Selasa, 12 Februari 2008
(Delissavay G,Feustle JA: Advanced hame healt care,1991)

1. Pendekatan Pelayanan Keperawatan


Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu:
1. Holistik
2. Penghargaan terhadap pasien
3. Peningkatan kemampuan pasien Kemandirian
4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
5. Proses keperawatan
6. Berpusat pada keluarga= FCMC (Family Centered Maternity Care)
7. Caring: Siap dengan klien; Menghargai system nilai; Memenuhi kebutuhan
dasar klien; Penyuluhan/konseling kesehatan.
G.Issue trend pelayanan / asuhan keperawatan maternitas :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASA
POST PARTUM / NIFAS

Pengertian

 Nifas / puerperium: periode waktu / masa dimana organ-organ reproduksi


kembali ke keadaan sebelum hamil.
• Dimulai setelah kelahiran placenta, berakhir saat alat kandungan kembali ke
keadaan sebelum hamil. Sekitar 6 minggu
• Involusi: proses perubahan organ repro.
• Masa nifas normal: involusi uterus, pengeluaran lokia, pengeluaran ASI dan
perubahan sistem tubuh termasuk keadaan psikologis normal.
Periode nifas, dibagi 3:
1. Immediate puerperium (Segera setelah persalinan sampai 24 jam setelah
persalinan.)
2. Early puerperium (1 hari – 7 hari setelah melahirkan.)
3. Later puerperium (Waktu 1 minggu – 6 minggu setelah melahirkan.)

Perubahan / adaptasi masa nifas :

 Involusi uterus dan pengeluaran lochea.


• Perubahan fisik
• Lactasi
• Perubahan sistem tubuh
• Perubahan psikologis
Perubahan fisik dan fisiologis :

• Uterus
• Lochea
• Serviks
• Vulva dan vagina
• Perineum
• Kembalinya ovulasi dan menstruasi
• Dinding perut dan peritonium
• Laktasi
• Sistem gastrointestinal
• Traktus urinarius
• Sistem kardiovaskuler
• Tanda vital
• Darah
• Berat badan
• Menggigil
• Post partum
• Diaphoresis
• Afterpains

Involusi disebabkan oleh :


• Iskemia : Kontraksi dan retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-
menerus → kompresi pembuluh darah dan anemia setempat.
• Otolisis : Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri.
• Atrofi : Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen jumlah besar
→ atrofi karena penghentian estrogen.
Bekas luka plasenta → sembuh dalam 6 minggu

 Perlambatan – disebut sub involusio – gejala :


 Lochea menetap / merah segar
• Penurunan fundus uteri lambat
• Tonus uteri lembek
• Tidak ada perasaan mules.
 Segera setelah persalinan – perlu pengawasan
 Jam I : tiap 15 menit
• Jam II : tiap 30 menit
• Jam III – IV : 2x
• Selanjutnya : tiap 8 jam
Pengeluaran Lokia (Lochea)
Lochea : sekret yang berasal dari kavum uteru dan vagina dalam masa nifas
Jenis :
• Lochea rubra / lochea kruenta :
Keluar pada hari 1-3
Warna merah, hitam
T.a : darah bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks c,
lanugo dan mekonium.
• Lochea sanguinolenta :
Keluar hari 3-7
Darah bercampur lendir
• Lochea serosa :
Keluar hari 7-14
Warna kekuningan
• Loceha alba :
Keluar setelah hari 14
Warna putih
Bau lokia agak amis → bau busuk : infeksi
Lokiostasis (lokia tidak lancar keluar)

Perubahan Fisik
Serviks : menutup
• Segera setelah lahir – tangan pemeriksa masih dapat masuk kavum uteri.
• 2 jam setelah bayi lahir : dapat dimasukkan 2-3 jari
• 1 minggu : masuk 1 jari
• Setelah 1 minggu : serviks menutup.
Vulva dan vagina :
Mula-mula kendor, setelah 3 minggu kembali ke kondisi sebelum hamil dan
rugae vagina mulai muncul, labia lebih menonjol.
Himen – ruptur → karunkulae mirtiformis
Perineum :
Mula-mula kendor karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju saat persalinan. Setelah 5 hari tonus mulai kembali tetapi tidak
sekencang sebelum hamil.
Kembalinya ovulasi dan menstruasi :
• Pada ibu yang menyusui : menstruasi akan terjadi sekitar minggu ke 6-8 pp.
• Ibu menyusui : 45% menstruasi setelah 12 mg dan akan terjadi menstruasi
anovulatory 1 x atau lebih (80% ibu menyusui) → terjadi infertilitas.
Dinding perut dan peritonium
Karena regangan menjadi kendor, termasuk ligamen-ligamen – ligamen
rotundum – sehingga kadang-kadang menyebabkan uterus jatuh kebelakang
→ perlu latihan untuk mengembalikan tonus, dapat dilakukan setelah hari II
PP.
Payudara – lactasi
Mencapai maturitas penuh selama masa nifas kecuali jika lactasi disupresi.
Payudara → lebih besar, lebih kencang dan mula-mula nyeri tekan sebagai
reaksi terhadap eprubahan status hormonal dan dimulainya lactasi.
Perubahan-perubahan payudara → lactasi : → hamil
• Proliferasi jaringan – untuk kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma, lemak.
• Pada ductus lactiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (colostrum)
• Hipervaskularisasi – terdapat pada permukaan dan bagian dalam mamma.
Perubahan Sistem Tubuh
Sistem Gastrointestinal :
• Pada awal klien merasa lapar
• Kadang diperlukan waktu 3-4 hari – faat usus N
• Rangsang BAB secara normal terjadi 2-3 hari → karena kemampuan
asupan makanan menurunkan gerakan tubuh berkurang, pengosongan usus
sebelum melahirkan (lavemen), rasa sakit di daerah perineum.
Traktus Urinarius :
Pada 24 jam setelah lahir kadang terjadi kesulitan BAK karena spasme
sfinkter dan edema pada VU karena kompresi antara kepala janin dan os
pubis selama persalinan
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam PP →
pengaruh hormon estrogen menurunkan diuresis
Sistem Kardiovaskuler :
 Volume darah kembali ke keadaan tidak hamil
• Jumlah sel darah merah dan kadar Hb kembali normal pada hari ke-5.
• Terjadi penurunan cardiac output dan akan kembali normal dalam 2-3
minggu.
Perubahan Lain
Tanda Vital :
Suhu :
• Suhu ♀ inpartu tidak lebih 37,2ºC
• PP tidak naik ± 0,5ºC dari keadaan normal tapi tidak lebih dari 38,0ºC →
infeksi (>).
• Normal setelah 12 jam PP
Nadi :
• Berkisar 60-80 x/mnt. Setera setelah melahirkan dapat terjadi bradikardi.
Masa nifas umumnya nadi lebih dari suhu
• Kadang terjadi hipertensi post partum → hilang setelah 2 bulan.

Berat badan
 Segera setelah melahirkan BB turun 5-6 kg karena pengeluaran bayi, plasenta,
air ketuban.
• Masa nifas dini BB menurun ± 2,5 kg, karena puerpera diuresis.
• 6-8 mg PP BB akan normal
Afterpains (mules setelah persalinan)
• terjadi selama 2-3 hari PP
• karena kontraksi uterus, nyeri bertambah pada saat menyusui.
• Nyeri timbul bila masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau
gumpalan darah dalam kavum uteri.
Perubahan Psikologis
 Karena adanya perubahan hormonal, terkurasnya cadangan fisik untuk hamil
dan melahirkan, keadaan kurang tidur, lingkungan yang asing, kecemasan akan
bayi, suami atau anak yang lain.
• Setelah bayi lahir → masa transisi bayi + orangtua untuk membin hubungan.
Masa transisi yang harus diperhatikan pada masa PP :
• Phase honeymoon
Phase setelah anak lahir, terjadi intimasi dan kontak yang lama antara ibu –
ayah – anak → “psikis honeymoon” masing-masing saling memperhatikan
anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
• Bonding and Attachment (ikatan kasih)
Terjadi pada kala IV, diadakan kontak antara ibu – ayah – anak dan tetap dalam
ikatan kasih.
Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk
proses ikatan kasih.
• Phase pada masa nifas
Rubin (1963), mengidentifikasi 3 tahap perilaku ♀ ketika beradaptasi dengan
perannya:
o Phase “Taking In”
o Phase “Taking Hold”
o Phase “Letting Go”
o Phase “Taking In”
Perhatikan ibu tempat terhadap kebutuhan dirinya – minta diperhatikan –ü pasif
dan ketergantungan, tidak ingin kontak dengan bayi tapi bukan berarti tidak
memperhatikan. Menginginkan informasi tentang bayi, mengenang pengalaman
melahirkan.
Berlangsung 1-2 hariü
Bufas perlu istirahat, makan, minum adekuat.ü
o Phase “Taking Hold”
Ibu berusaha mandiri berinisiatif, penyesuaian fungsi tubuh, mulaiü duduk,
jalan, belajar tentang perawatan dirinya dan bayi, timbul rasa kurang PD.
Berlangsung ± 10 hari.ü
oPhase “Letting Go”
Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya, mempunyai peran danü
tanggung jawab baru, terjadi peningkatan dalam perawatan diri dan bayinya,
penyesuaian dalam hubungan keluarga.

Masalah kesehatan jika yang sering dialami pada ibu PP


 Murung pasca melahirkan (post partum blues)
Sering dimanifestasikan pada hari ketiga atau ke 4, memuncak pada hari ke 5 –
14 PP.
Gejala meliputi : episode menangis, merasa sangat lelah, insomnia, mudah
tersinggung, sulit konsentrasi.
• Depresi pasca melahirkan (post partum depression)
25% dialami ibu PP
Gejala dini pada 3 bulan pertama PP sampai bayi berusia 1 tahun.
Etiologi : belum pasti, penelitian : faktor biologis perubahan hormonal, faktor
psikolgis, faktor sosial seperti tidak mendapat dukungan suami, hubungan
perkawinan tidak harmonis.
• Psikosa pasca melahirkan (post partum psychosis)
Jarang terjadi pada ibu dengan abortus, tubuh bayi dalam kandungan / lahir.
Gejala terlihat dalam 3-4 minggu setelah melahirkan berupa: delusi, halusinasi
dan perilaku yang tidak wajar.
Penyebab mungkin berhubungan: perubahan tingkat hormonal, stress
psikologis dan fisik, sifat pendukung tidak memadai
H.Temuan tehnologi terbaru terkait dengan keperawatan maternitas :
1.Biaya perawatan kesehatan
Kebutuhan biaya pengeluaran perawatan terus meningkat. Kebanyakan
negara bagian mempertimbangkan pilihan untuk mengekang pembayaran
Medicaid dengan cara yang sama. Semua pembayaran swasta menjalankan
berbagai cara pembatasan biaya,termasuk pengaturan perawatan dan insentif
khusus untuk konsumen dan pemberi pelayanan.

2.Alokasi sumber-sumbe

Dampak dari sistem pembayaran prospektif KDB terhadap biaya rumah sakit
untuk ibu dan bayi risiko tinggi. Meskipun beberapa negara bagian telah
memodifikasi stuktur pembayaran untuk pelayanan resiko tinggi.

3.Tidak layak atau tidak diasuransikan.

Sistem pemberian perawatan kesehatan saat ini telah mengakibatkan banyak


masyarakat yang terdiri dari individu tidak layak dan tidak diasuransikan.

4. Pertanggungjawaban masalah
Meningkatkan perhatian terhadap keamanan janin selama proses persalinan
telah meningkatkan penggunaan pemantauan janin invasif,tes diagsnostik
bahkan melahirkan secara sesaria. Meskipun kebutuahan terhadap
pelayanan danyang menyediakan meningkat namun krisis
pertanggungjawaban asuransi telah menyebabkan kemerosotan dalam
ketersedian praktisi umum dan spesialis.

5.Kemajuan dalam tehnologi

Kemajuan tehnologi yang kompleks dan penemuan-penemuan ilmiah telah


mengubah lingkup perawatan maternitas.

6.Populasi khusus

Kecenderungan imigrasi untuk tinggal dalam daerah kota khusus dan


keinginan utuk mempertahankan identitas etnik dan budayanya telah
menciptakan banyak klien dan keluarga dengan latar belakang dan kebutuhan
yang berbeda. Masalah yang berhubungan dengan keperawatan kesehatan
pada polulasi ini meliputi hambatan bahasa,kurangnya pengetahuan atau
pemahaman,dan keunikan keyakinan kesehatan atau pratik-praktik yang
mempengaruhi perilaku yang diambil selama periode prenatal,intranatal,dan
postnatal.

7. Partisipasi konsumen
Konsumen mempunyai beberapa harapan untuk persalinan yang lebih
spesifik,proses persalinan,dan pengalaman postpartum khusus,seperti
pendekatan yang berpusat pada keluarga dalam proses kelahiran anak dan
pengurangan intervensi medis.

8. Perluasan peran untuk profesional perawatan kesehatan


Kompleksitas tehnologi baru dan pendekatan baru pada perawatan obstetrik
telah menempatkan kebutuhan yang sangat besar pada kebutuhan perawatan
yang diberikan perawat. Pendidikan berkelanjutan melalui kelas
formal,workshop,seminar, dan bacaan profesional adalah penting.

9. Masalah-masalah moral atau etis


Kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya banyak dilema moral dan etis
kepada perawat obstetrik. Perluasan bidang genetik yang terdiri atas
penelitian,skrining,teknik,dan konseling,menimbulkan masalah
moral,legal,dan etis terhadap individu dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS)
berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua
kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya,
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan
psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum
kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan
jaminan informasi yang diberikan. Perawat memiliki komitmen menyeluruh
tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai
kode etik keperawatan.

keperawatan maternitas
ISSUE DAN TREND
KEPERAWATAN MATERNITAS

Mata Kuliah : Ilmu Keperwatan Dasar III


Dosen Pembimbing :Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep, Ns

Disusun Oleh :
1. Achlis Abdul K 200901651
2. Ahmad Imron 200901652
3. Ana Zakiatul F 200901653
4. Fais Amali 200901661
5. Hirza Aini N 200901664
6. Karsiti 200901669
7. Ratna Fitriyana 200901683
Kelompok : 1
Kelas : PSIK 2A

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkanrasa syukur Kehadirat Tuhan YME,yang telah
memberikan rahmat,taufik dan hidayah-Nya,sehingga makalah Keperawatan
maternitas ini dapat terselesaikan pada waktunya,makalah ini disusun
untukmemenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperwatan Dasar III.
Makalah ini tidak akan tersusun tanpa bantuan beberapa pihak,oleh karena
itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Ibu Biyanti Dwi Winarsih,S,kep,Ns selaku pembimbing.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak mungkin di sebutkan satu-
persatu yang telah banyak memberikan dorongan sehingga tersusun makalah
ini.
Penulis meyadari bahwa malalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan dan
penyepurnaan lebih lanjut.
Akhir kata semoga apa yang penulis ini dapat, bermanfaat bagi siapa saja
yang membaca.

Kudus, Juni 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. (CHS/KIKI, 1993)
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik WUS dan
melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilanpersalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai
persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang
perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim
kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keperawatan
maternitas.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengerti :
1. Pengertian tentang keperawatan maternitas
2. Peran perawat dalam keperawatan maternitas
3. Paradigma keperawatan Maternitas
4. Tujuan keperawatan Maternitas
5. Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas
6. Model Konsep keperawatan maternitas
7. Dan hal-hal perspektif keperawatan maternitas.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keperawatan Maternitas
1. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas
pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-
fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May &
Mahlmeister, 1990) http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan
dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu
beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal.
(Auvenshine & Enriquez, 1990) http://maternitas/konsep-keperawatan-
maternitas.html
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang
difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses
konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan
menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede,
1997) http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html
2. Trend Keperawatan Maternitas
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan
menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada
pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan
yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan
dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan
intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki
wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek. .

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia


kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi
tercapainya tujuan kesehatan, maka solusi yang harus ditempuh dalam
keperawatan maternitas ditahun 2010 adalah:
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan
profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus
ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional


Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi,
lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model
praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan
harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan


Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan
dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu
menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi
serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi
organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui
upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik
serta meningkat.

3. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):
a. Pelaksana
Perawat yang bekerja member asuhan keperawatan di tempat pelayanan
kesehatan.
b. Pendidik
Pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat
memberikan pendidikan kepada klien.
c. Konselor
Perawat sebagai seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling kepada klien, konselor bertanggung jawab memberikan layanan
dan konseling
d. Role model bagi para ibu
Panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan keperawatan maternitas.
e. Role model bagi teman sejawat
Panutan sesama perawat atau saling bekerja sama antar paerawat.
f. Perumus masalah
Mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan merumuskan
masalah tersebut.
g. Ahli keperawatan
Perawt harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

4. Paradigma keperawatan Maternitas (Dasar Kep,Profesional H. Zaidin Ali)


1) Manusia
a) Memiliki karateristik biokimiawi, fisiologi interpersonal dan kebutuhan dasar
hidup yang selalu berkembamg.
b) Perkembangan terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu
memenuhi kebutuhan dirinya / membagi pengalamannya.
c) Kebutuhan manusia di organisasikan meliputi perilaku serta berdasarkan
pengalaman masa lalu.
d) Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan
upaya mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.

2) Lingkungan
a. Merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan
manusia.
b. Lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan
tubuh terhadap penyakit.
c. Perawat bertanggung jawab dalam tatanan pengobatan yang merupakan
bagian dari lingkungan fisik dan social.
d. Lingkungan di bagi dalam 2 aspek yaitu;
Aspek tekstruktur:v
• Alat
• Terapi
• Aluran
Aspek tidak tekstruktur:v
Intraksi antara perawat dengan klien dandengan lingkungan sekitar
3) Sehat
a) Merupakan symbol perkembangan kepribadian dan yang berlangsung
secara terus-menerus menuju kehidupan yang kreatif.
b) Perilaku sehat;perilaku pemenuhan kebutuhan kepuasan kesadaran diri
dan integrasi pengalaman , misalnya pengalaman sakit.
c) Manusia sehat berarti manusia yang tidak memiliki ansietas/ketegangan.
d) Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina hubungan saling
percaya guna mengurangi ansietas.
4) Keperawatan maternitas
a) Keperawatan maternitas merupakan suatu instrumen pendidikan yang
memfasilitasi kebutuhan ibu hamil, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir.
b) Aktivitas keperawatan maternitas diserahkan untuk ibu hamil,dan bayi
mencapai kesehatan yang optimal.
c) Fokus aktivitas keperawatan maternitas adalah masalah yang
mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandarian dlam
proses diagnosis,tindakan ( terapi ) ,pendidikan riset

5. Tujuan keperawatan Maternitas ( http://maternitas/konsep-keperawatan-


maternitas.html )
a. Membantu klien dalam mengatasi msalah reproduksi dalam
mempersiapkan diri untuk kehamilan.
b. Memberi dukungan agar ibu hamil memandang kehamilan sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan.
c. Membantu memberikan informasi yang adekuat untuk calon orang tua.
d. Memahami social budaya klien.
e. Membantu mendeteksi secara dini penyimpangan abnormal pada klien.
6. Model Konsep Keperawatan Maternitas
( http://maternitas/konsep-keperawatan-maternitas.html ):
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan prenatal orang tua.
2. Mengikut serta keluarga dalam perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. Mengikut sertakan keluarga dalam operasi.
4. Mengatur kamar bersalin sepeti suasana rumah.
5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat.
6. Pemulangan secepat mungkin.
7. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
1. Fokus kebutuhan dasar
2. Pendekatan keluarga
3. Tindakan khusus dengan peran perawat.
4. Terjadi interaksi
5. Kerja dalam Tim.
8. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keperawatan maternitas yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
3. Rumah bersalin
4. Komunitas
5. Polindes
B. Trend dan Issue Keperawatan Maternitas
a. Masalah
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi
kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-
paru, diare dan malaria, Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa
adalah radang paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1,58 juta anak diare (15
persen, 1,34 juta) dan malaria 8 persen, 0.73 juta anak.

2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi


Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan
yang semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat progam KB

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh
sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes
RI,Dirjen Binkesmas, 2004)
Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor-
factor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosio-
ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan
dapat ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai
penyebab kematian ibu terdiri atas perdarahan antepartum dan perdarahan
postpartum. Perdarahan antepartum merupakan kasus gawat darurat yang
kejadiannya masih banyak dari semua persalinan, penyebabnya antara lain
plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas
sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko obstetrik diartikan
sebagai probabilitas kematian dari seorang perempuan atau ibu apabila ia
hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup
(lifetime risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu
sebagai akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila
istilah pertama hanya mencantumkan kehamilan maka yang kedua
mempunyai dimensi yang lebih lebar yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit
persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
mampu. Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah
keuangan, transportasi dsb. (Depkes RI, Dirjen Yanmedik, 2005)
4. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.. Kelompok
remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki
risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari
kelompok ini. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang
mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin,
seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan,
sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin,
herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal
sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai
kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai
komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan
upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

b. Penemuan Teknologi Terbaru


1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi
ke tiga yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias
bertahan hingga 7 tahun di badingkan implant saat ini yang ber umur 5 tahun.
Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmatologi dan Toksikologi
UGM. ( WWW.KOMPAS.COM )
2. Water Birth
Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air,
manfaaatnya ibu akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastic. Metode ini juga
akan mempermudah proses mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan
tidak terlalu dirasakan, di dalam air proses proses pembukaan jalan lahir akan
lebih cepat. (http://id.wikepidia.org/wiki/persalinan_di_air )
3. USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D
Alat USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh
dan jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya ( DrJudi Januadi Endjun
S.pog ).

Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak-
geriknya teknologi 3 dan 4 dimensimenjadi pelengkap bila di duga janin dalam
keadaan tidak normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir
sumbing, kelaina pada jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan
USG ( Ultrasonografi ) 3D dan 4D ini pada janin dapat terbaca secara lebih
akurat, karena teknologi ini dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan
diagnosa. (http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-
majalah.com/msgo4183.html )
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan
perlindungan kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat
tambahan dalam suatu kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone
adalah pil yang membuat seseorang merasa lebih nyaman. Mengandung
progestin baru dorspirenone yaitu homon yang sangat menyerupai
progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone mempunyai profil
farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan karateristik
memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki aktifitas
ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid. Pil KB
dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak
menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur,
mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikan
tekanan darah dengan androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat
memberikan manfaat tambahan yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik
rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit
Diagnostik ini robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan
pendapat ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaikan. Pelatihan
medis akan beralih dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang
akurat yang robot bisa membuat keputusan, dan menyediakan “high-touch”
dukungan emosional. Ahli bedah akan selalu berada pada premium,
bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan semakin berbasis
masyarakat, dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote akan
menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan
perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih
banyak keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan
perawat kelas atas akan lebih mahal. http /// TEKNOLOGI KEDOKTERAN
MASA DEPAN « KORAN ANAK INDONESIA.htm )
c. MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI

A. KONTRASEPSI MEKANIK
1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral.
Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik
seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam
tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T
(Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).
“Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi
pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T
memiliki keunggulan lebih lembut,” jelas Andon.
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan
alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat
mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini
bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat
dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

2) Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai
membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau
aerosol. Cara pemakaiannya, sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini
dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual
dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak
dikombinasi dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100
pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah
dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan,” jelas Andon.
Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida.
“Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi,” ujar Andon kemudian. Selain itu,
pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan
pun sulit mencapai kepuasan.
B. KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi
estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam
bentuk pil, suntikan, atau susuk.
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah
pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim
sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis
dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi
lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.
Kontrasepsi Hormonal meliputi:
1) Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan
meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi
ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak
dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang
hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara
hormon progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara
meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum
terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo).
Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan
selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan
pola pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau
progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi
kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi.
Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek
estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan
mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri
kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen
progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan
tangan sering kram, liang senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan
fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa
mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah
seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali
itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk
pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98
persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam
setahun.

BAB III
PENUTUP
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur
(WUS) berkaitan dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi
secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan ibu
menyakini bahwa peristiwa kelahiran merupakan proses fisik dan psikis yang
normal serta membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial dari individu dan
keluarga. Keluarga perlu didukung untuk memandang kehamilan sebagai
pengalaman yang positif dan menyenangkan. Upaya mempertahankan
kesehatan ibu dan bayinya sangat membutuhkan partisipasi aktif dari
keluarganya.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga,
dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tidak merupakan
satu keluarga yang utuh. Proses kelahiran merupakan permulaan bentuk
hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting. Pelayanan keperawatan
ibu akan mendorong interaksi positif dari orang tua, bayi dan angggota
keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
Sikap, nilai dan perilaku setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan social
ekonomi dari calon ibu sehingga ibu serta individu yang dilahirkan akan
dipengaruhi oleh budaya yang diwarisi. Dalam memberikan asuhan
keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang
mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,
keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan
privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu
menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan
keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Perawat mengadakan interaksi dengan klien untuk mengkaji masalah
kesehatan dan sumber-sumber yang ada pada klien, keluarga dan
masyarakat; merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi
masalah-maslah klien, keluarga dan masyarakat; serta memberikan
dukungan pada potensi yang dimiliki klien dengan tindakan keperawatan yang
tepat. Keberhasilan penerapan asuhan keperawatan memerlukan kerjasama
tim yang terdiri dari pasien, keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar- Dasar Keperawatan, Profesional. Widya Medika :
Jakarta.
Deitra Leonard Lowdermik, dkk. 1999. Maternity Nursing, fifth edition. St.Louis:
Mosby.
Emily Slone McKinney, dkk. 2000. Maternal-Child Nursing. W.B.Saunders
Company.

Anda mungkin juga menyukai