Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR PENGGUNAAN

CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


07.2.01.311.55 1 1/3

Ditetapkan,
Standar Direktur Utama
Tanggal Terbit
Prosedur
Operasional 1 September 2011
Prof.Dr. Budi Mulyono, Sp.PK(K), MM
NIP. 195212261979031003
Pengertian CPAP merupakan suatu alat yang berfungsi mempertahankan
tekanan positif pada saluran nafas BBL selama pernafasan
spontan.
Indikasi penggunaan CPAP:
1. Bayi prematur dengan sindrom distres respirasi
2. Bayi dengan transient tachypnea of the newborn
3. Bayi dengan sindrom aspirasi mekoneum
4. Bayi yang menderita apnea of prematurity
5. Bayi dengan paralisis diafragma
6. Bayi yang disapih dari ventilator mekanik
7. Bayi dengan penyakit saluran nafas seperti trakeomalacia
dan bronkiolitis
8. Bayi setelah pembedahan di bagian perut atau dada

Kebijakan Penggunaan CPAP dengan prosedur yang benar dan sesuai


indikasi

Prosedur 1. Periksa kelengkapan Nasal CPAP meliputi sirkuit untuk nasal


CPAP, nasal prong, botol outlet yang berisi air cuka 0,25%
setinggi 7 cm dengan skala dari 1 sampai 7 cm, humidifier,
blender O2
2. Pilih ukuran nasal prong sesuai dengan berat badan bayi
a. Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gram
b. Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000 gram
c. Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gram
d. Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 gram
e. Ukuran 5 untuk berat badan > 4000 gram
3. Ujung sirkuit ekspirasi dimasukkan ke dalam botol outlet
sedalam besarnya tekanan positif yang dikehendaki
PROSEDUR PENGGUNAAN
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


07.2.01.311.55 1 2/3

Standar Tanggal Terbit


Prosedur
Operasional 1 September 2011

4. Alat dicoba terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan CPAP


dan menutup kedua ujung nasal prong apabila muncul
gelembung pada botol outlet berarti alat bekerja
5. Bayi ditempatkan di inkubator atau di bawah pemancar panas
atau di dalam boks bayi sesuai indikasi
6. Nasal prong dipasangkan di hidung bayi dengan nyaman,
ujung nasal prong tidak mengenai septum nasi
7. Setting awal nasal CPAP adalah
a. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) sebesar 5 cm
H2O, dengan cara memasukkan ujung sirkuit ekspirasi
sedalam 5 cm
b. Fraksi O2 mulai 60%
8. Pengamatan yang dilakukan:
a. Amati sirkuit setiap 2 jam untuk melihat keefektifan
sirkuit
b. Periksa humidifier apakah menyala dan terdapat air
dalam ukuran yang benar
c. Amati apakah konsentrasi O2 yang diberikan sudah
sesuai
d. Amati ada tidaknya air dalam selang sirkuit
e. Amati apakah ujung selang pada botol outlet berada pada
ketinggian 5 cm dan batas atas air pada 0 cm
f. Amati apakah botol outlet mengeluarkan gelembung-
gelembung
g. Amati apakah bayi kembung
h. Lakukan penghisapan lendir pada hidung bayi setiap 2 –
4 jam sekali
PROSEDUR PENGGUNAAN
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


07.2.01.311.55 1 3/3

Standar Tanggal Terbit


Prosedur
Operasional 1 September 2011

9. Prosedur penyapihan CPAP


a. Setelah pemasangan CPAP, bayi harus dapat bernafas
dengan mudah disertai penurunan kecepatan respirasi
dan berkurangnya retraksi
b. FiO2 harus diturunkan secara bertahap dengan
penurunan 2-5% secara bertahap dipandu oleh
pembacaan pulse-oximeter atau hasil pemeriksaan gas
darah
c. Jika bayi bernafas nyaman dengan CPAP pada FiO2
21%, bayi harus dicoba untuk lepas dari CPAP
d. Bayi harus dinilai selama percobaan tersebut untuk
munculnya tanda-tanda takipnea, retraksi, turunnya
saturasi oksigen atau apnea. Jika tanda-tanda ini teramati
maka percobaan dianggap
10. Kriteria kegagalan CPAP
a. BBL dengan CPAP nasal H2O 5 cm akan memerlukan
ventilasi mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi:
i. FiO2 pada CPAP >60%
ii. PaCO2 >65 mm Hg
iii. Asidosis metabolik yang terus bertahan dengan defisit
basa > -10
iv. Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi
CPAP
v. Sering terjadi episode apnea dan/atau bradikardia

Unit Terkait Instalasi Maternal Perinatal

Anda mungkin juga menyukai