Anda di halaman 1dari 14

PENANGANAN KTD,KTC,

KPC DAN KNC


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman:

UPTD Puskesmas Dr.Riana Minerva Sibarani


Gambir Baru NIP.196106131990032002

1. Pengertian Penanganan KTD,KTC,KPC dan KNC adalah suatu sistem dimana


Puskesmasmembuatasuhanpasienlebihaman yang
meliputiasesmenrisiko, identifikasidanpengelolaanhal yang
berhubungandenganrisikopasien, pelaporandananalisisinsiden,
kemampuanbelajardariinsidendantindaklanjutnyasertaimplementasis
olusiuntukmeminimalkantimbulnyarisikodanmencegahterjadinyaced
era yang
disebabkanolehkesalahanakibatmelaksanakansuatutindakanatautidak
mengambiltindakan yang seharusnyadiambil..

2. Tujuan Sebagaiacuanpenerapanlangkah-langkahpetugasdalampenanganan
KTD,KTC, KPC dan KNC.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang penanganan KTD,KTC, KPC dan
KNC.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri


Keselamatan PasienKesehatan Republik
Rumah Sakit, 2011, Indonesia Tentang
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
3. Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Depkes RI, 2006.

5. Prosedur Formulir Laporan.


6. Langkah –
langkah 1. Petugas tim pengendali mutu menetapkan sasaran-sasaran
keselamatan pasien,
2. Petugas mengidentifikasi KTD,KTC,KPC dan KNC,
3. Petugas menganalisa resiko kejadian KTD,KTC,KPC dan
KNC,
4. Petugas membuat rencana tindak lanjut dengan membuat
perencanaan program keselamatan pasien berdasarkan
analisa kejadian KTD,KTC, KPC dan KNC,
5. Petugas mensosialisasikan program yang telah dibuat kepada
semua petugas layanan klinis dalam rapat,
6. Petugas menekankan kepada semua petugas layanan klinik
untuk menerapkan dan menjalankan program yang telah
disepakati,
7. Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas.

7. BaganAlir
Petugas tim pengendali mutu menetapkan
sasaran-sasaran keselamatan pasien

Petugas mengidentifikasi KTD,KTC,KPC dan KNC

Petugas menganalisa resiko kejadian KTD,KTC,KPC dan KNC

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 1


Petugas membuat rencana tindak lanjut dengan membuat
perencanaan program keselamatan pasien berdasarkan analisa
kejadian KTD,KTC, KPC dan KNC,

Petugas mensosialisasikan program yang telah dibuat kepada

semua petugas layanan klinis dalam rapat

Petugas menekankan kepada semua petugas layanan klinik


untuk menerapkan dan menjalankan program yang telah
disepakati

Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas


8. Hal hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait  Kepala puskesmas
 Penanggung jawab klinis
 Tim peningkatan mutu pelayanan klinis
 Dokter
 Perawat
 Bidan
10. Dokumenterkait Blangko Manajemen KTD,KTC,KNC dan KPC

11. Rekamanhistoris No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


perubahan diberlakukan

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 2


PEMBERIAN ANESTESI LOKAL
DAN SEDASI
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD Dr.Riana Minerva Sibarani


PuskesmasGambirBaru NIP.196106131990032002

1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau
nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
Pemberian anestesi lokal dapat dengan teknik :
a. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal di atas selaput mukosa seperti mata, hidung,
faring.
b. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara
infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan
larutan obat disuntikkan intradermal atau subcutan.
c. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke
saraf utama atau pleksus saraf.
d. Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan
analgetik lokal intravena.
Obat anestesi lokal / regional adalah obat yang menghambat hantaran
saraf bila dikenakan secara lokal. Anestesi lokal idealnya adalah yang
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas
keamanan lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam
air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalamiperubahan
dan efeknya reversibel.
Contoh obat anestesi lokal :

- Lidokain
digunakan(Liqnikaon, xylocain)
secara topical adalahEfek
dan suntikan. anestesi lokallebih
anestesi kuat kuat,
yang
cepat, ekstensif dibanding prokain.
- Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja
lambat dan masa kerja panjang.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghilangkan rasa


sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam pemberian anestesi lokal pada saat melakukan
tindakan bedah minor dan prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit di UPTD Puskesmas Gambir Baru.
Pelaksanaan pemberian anestesi lokal pada saat melakukan tindakan
bedah minor dan prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit di

UPTD Puskesmas
yang tertuang dalamGambir Baru harus
SOP Pemberian mengikuti
anestesi lokal. langkah langkah
4. Referensi

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 3


5. Prosedur
6. Langkah –
langkah 1. Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas pasien
dengan rekam medis
2. Petugas menganamnesa pasien
3. Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis
4. Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan, memposisikan
luka yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata
5. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga
tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan
6. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi
informed consent oleh petugas
7. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan
tindakan anestesi
8. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan
9. Petugas menggunakan sarung tangan steril
10. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit
dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi
11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan
penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit
12. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka
dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikkan
intradermal atau subcutan
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan
pasien sudah tidak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau
tidak dan sudah merasa baal / kesemutan pada kulit sekitar luka
15. Setelah pasien tidak merasa nyeri, petugas membersihkan luka
yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9%
16. Petugas melakukan tindakan bedah minor

7. BaganAlir
Petugas mengidentifikasi pasien

Petugas menganamnesa pasien

Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis

Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,


memposisikan luka yang akan dilakukan anestesi terlihat
kasat mata

Petugas memberikan informed consent pada pasien dan


keluarga

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 4


Pasien menandatangani lembar informed consent

Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk


melakukan tindakan anestesi

Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci


tangan

Petugas menggunakan sarung tangan steril

Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan


spuit

Petugas memberikan informasi kalau akan segera


dilakukan penyuntikan pembiusan

Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke

lesi, luka dan sekitarnya secara blokade lingkar

Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi


bereaksi

Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan


rangsangan nyeri pada sekitar luka

Setelah pasien tidak merasa nyeri, petugas


membersihkan luka
KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 5
Petugas melakukan tindakan
bedah minor

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait - Poli Umum
- Poli KIA,KB
- Poli Gigi
10. Dokumenterkait - Form informed consent
- Rekammedis

11. Rekamanhistoris No Yang diubah Isi perubahan Tanggalmulaidiberlakukan


perubahan

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 6


KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 7
PEMERIKSAAN IVA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD Dr.Riana Minerva Sibarani


PuskesmasGambirBaru NIP.196106131990032002

1. Pengertian 1. IVA (Infeksi Visual dengan asam asetat) adalah pemeriksaan


deteksi dini kanker leher rahim dengan cara mengoleskan
larutan asam asetat 3-5% pada serviks dan seluruh SSK untuk
melihat apakah terjadi perubahan sel-sel abnormal (lesi pra
kanker / lesi acetowhite)
2. SSK (Sambungan Skuamo Kolumnar) adalah garis pertemuan
sel-sel kolumnar tipis yang ada permukaan serviks pertemuan ini
merupakan zona transformasi yaitu area paling rentan terhadap
perubahan abnormal sel.
3. Acetiwhite adalah daerah dalam zona transformasi yang berubah
menjadi putih ketika di oles larutan asam asetat 3-5%.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


pemeriksaan IVA di unit KIA.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Gambir Baru


4. Referensi 1. 1. Tapan Erik, 2005, Kanker, Antioksidan,Terapi, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
2. Departeman Kesehatan RI,2007, Buku Pegangan Peserta
Pelatihan Pencegahan Kanker leher rahim dan kanker payudara,
JNPK-KR, Jakarata.
3. Departeman Kesehatan RI, Buku acuan Pencegahan kanker
leher rahim dan kanker payudara, JNPK-KR, Jakarta.
5. Prosedur Persiapan Alat : 1. Meja Gynekolog
2. Selimut
3. Meja dan Alat tulis
4. Kursi
5. Troli
6. Status Pasien
7. Spekulum Cocor Bebek.
8. Asam asetat
9. Lidi kapas
10. Lampu sorot
11. Sarung tangan steril
12. Larutan Klorin

6. Langkah –
langkah 1. Petugas menyambut pasien dengan ramah
2. Petugas menjelaskan prosedur pemeriksaan dan menjelskan hal
yang mungkin terjadi selama periksaan : rasa kurang nyaman,
sedikit nyeri, sedikit mengganggu privasi pasien.
3. Petugas membuat persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
4. Petugas meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih
membersihkan genitalia dan melepaskan pakaian dalam.
5. Petugas menanggapi reaksi pasien.
6. Petugas memposisikan pasien sesuai dengan prosedur
pemeriksaan.
Petugas menjaga privasi pasien,

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 8


PENATALAKSANAAN.
1. Petugas memposisikan litotomi pasien di meja gynekologi
kemudian pakaian selimut.
2. Petugas menghidupkan lampu sorot, arahkan pada bagian yang
akan di periksa.
3. Petugas mencuci tangan di air mengalir dan mengeringkan
dengan handuk.
4. Petugas memakai sarung tangan steril.
5. Petugas memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga
seluruh leher rahim dapat terlihat.
6. Petugas memeriksa leher rahim apakah curiga kanker
serviks,servisitis, ada luka atau ada kelainan lainnya.
7. Petugas membersihkan cairan, darah atau mukosa
menggunakan lidi kapas dari leher rahim. Kemudian membuang
lidi kapas ke tempat sampah medis.
8. Petugas mengindentifikasi ostium uteri, SSK dan Zona
transformasi.
9. Petugas mencelupkan lidi kapas ke dalam larutan asam asetat
lalu mengoleskan pada leher rahim. Kemudian membuang lidi
kapas ke tempat sampah medis.
10. Petigas menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap
dan tampak perubahan warna putih yang di sebut lesi white.
11. Petugas memeriksa SSK dengan teliti, memeriksa apakah leher
rahim mudah berdarah, mencari apakah terdapat plek putih
yang tebal dan meninggi atau lesi white.
12. Bila perlu petugas mengoleskan kembali asam asetat atau usap
leher rahim dengan lidi kapas untuk menghilangkn mukosa,
darah atau detris.
13. Bila pemeriksaan visual telah selesai petugas membersihkan
sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina
menggunakan lidi kapas baru untuk, dan kemudian membuang
lidi kapas ke tempat sampah medis.
14. Petugas melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi
dengan merendam spekulum dan sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
15. Petugas meminta pasien untuk duduk, turun dari meja periksa
dan berpakaian.
16. Petugas mencuci tangan dengan air mengalir dan mengeringkan
dengan handuk.
17. Petgas mencatat hasil tes IVA dan temuan lain dalam rekam
medis pasien.

7. BaganAlir
8. Hal – hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Unit KIA
10. Dokumenterkait

11. Rekamanhistoris No Yang diubah Isi perubahan Tanggalmulaidiberlakukan


perubahan

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 9


PEMBERIAN ANESTESI LOKAL
DAN SEDASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD Dr.Riana Minerva Sibarani


PuskesmasGambirBaru NIP.196106131990032002

1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau
nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
Pemberian anestesi lokal dapat dengan teknik :
e. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan
analgetik lokal di atas selaput mukosa seperti mata, hidung,
faring.
f. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara
infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan
larutan obat disuntikkan intradermal atau subcutan.
g. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke
saraf utama atau pleksus saraf.
h. Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan
analgetik lokal intravena.
Obat anestesi lokal / regional adalah obat yang menghambat hantaran
saraf bila dikenakan secara lokal. Anestesi lokal idealnya adalah yang
tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas
keamanan lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam
air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalamiperubahan
dan efeknya reversibel.
Contoh obat anestesi lokal :
- Lidokain (Liqnikaon, xylocain) adalah anestesi lokal kuat yang
digunakan secara topical dan suntikan. Efek anestesi lebih kuat,
cepat, ekstensif dibanding prokain.
- Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja
lambat dan masa kerja panjang.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghilangkan rasa


sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam pemberian anestesi lokal pada saat melakukan
tindakan bedah minor dan prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit di UPTD Puskesmas Gambir Baru.
Pelaksanaan pemberian anestesi lokal pada saat melakukan tindakan
bedah minor dan prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit di
UPTD Puskesmas Gambir Baru harus mengikuti langkah – langkah
yang tertuang dalam SOP Pemberian anestesi lokal.
4. Referensi
5. Prosedur
6. Langkah –
langkah 17. Petugas mengidentifikasi pasien, mencocokkan identitas pasien
dengan rekam medis
18. Petugas menganamnesa pasien

19.
20. Petugas
Petugas mencatat anamnesa
menidurkan pasienpasien ke rekam
di ruang medismemposisikan
tindakan,
luka yang akan dilakukan anestesi terlihat kasat mata
21. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga
KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 10
tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan
22. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi
informed consent oleh petugas
23. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan
tindakan anestesi
24. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan
25. Petugas menggunakan sarung tangan steril
26. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit
dibantu dengan petugas lain yang membukakan obat anestesi
27. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan
penyuntikan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit
28. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka
dan sekitarnya secara blokade lingkar dan obat disuntikkan
intradermal atau subcutan
29. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan
pasien sudah tidak merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
30. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan
rangsangan nyeri pada sekitar luka apakah masih nyeri atau
tidak dan sudah merasa baal / kesemutan pada kulit sekitar luka
31. Setelah pasien tidak merasa nyeri, petugas membersihkan luka
yang terkena kotoran dengan larutan NaCl 0,9%
32. Petugas melakukan tindakan bedah minor

7. BaganAlir
Petugas mengidentifikasi pasien

Petugas menganamnesa pasien

Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam medis

Petugas menidurkan pasien di ruang tindakan,


memposisikan luka yang akan dilakukan anestesi terlihat
kasat mata

Petugas memberikan informed consent pada pasien dan


keluarga

Pasien menandatangani lembar informed consent

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 11


Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk
melakukan tindakan anestesi

Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci


tangan

Petugas menggunakan sarung tangan steril

Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan


spuit

Petugas memberikan informasi kalau akan segera

dilakukan penyuntikan pembiusan

Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke


lesi, luka dan sekitarnya secara blokade lingkar

Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi


bereaksi

Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan


rangsangan nyeri pada sekitar luka

Setelah pasien tidak merasa nyeri, petugas


membersihkan luka

Petugas melakukan tindakan


bedah minor

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 12


8. Hal – hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait - Poli Umum
- Poli KIA,KB
- Poli Gigi
10. Dokumenterkait - Form informed consent
- Rekammedis

11. Rekamanhistoris No Yang diubah Isi perubahan Tanggalmulaidiberlakukan


perubahan

KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI 13

Anda mungkin juga menyukai