Anda di halaman 1dari 8

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KALIMANTAN BARAT


RUMKIT BHAYANGKARA PONTIANAK

PROGRAM PENINGKATAN MUTU INSTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK

1. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang unik dan komplek, yang
berkembang sangat pesat dan cepat dan bertujuan untuk memulihkan kesehatan
pasien dimana didalam rumah sakit harus terdapat fasilitas yang memadai, alat–
alat yang membantu untuk pemeriksaan penunjang dan sumber daya manusia
yang terlatih. Pada era seperti sekarang ini, peningkatan mutu pelayanan adalah isu
strategis di semua penyelenggara jasa dikarenakan tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi masayarakat saat ini yang semakin meningkat. Masyarakat saat ini cenderung
menuntut pelayanan yang lebih baik, profesional, dan lebih bermutu termasuk pula
pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan tadi maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah
sakit secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien
serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat.
Oleh karena itu Rumah Sakit perlu menyusun program Mutu dan
Keselamatan Pasien di unit kerja untuk memperbaiki proses pelayanan terhadap
pasien, agar kejadian yang tidak diinginkan dapat dicegah melalui rencana
pelayanan yang komperhensif sehingga Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak
menjadi Rumah Sakit kebanggaan masyarakat Kalimantan barat dan menjadi
tempat pelayanan kesehatan unggulan bagi anggota Polri dan Keluarga khususnya,
sehinga semua kebutuhan pelayanan dapat tercapai, meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia untuk dapat berperan dalam pengembangan dan kemajuan
mutu pelayanan Rumah Sakit.

2. LATAR BELAKANG
Penjaminan mutu memiliki potensi untuk memperbaiki program
kesehatan tanpa memerlukan tambahan suplai, logistik, keuangan dan sumber
daya manusia. Bahkan sebenarnya tujuan penjaminan mutu adalah
memaksimalkan keefektifan dan efisiensi system yang sudah ada. Penjaminan
mutu dalam hal ini dapat mendorong keyakinan, meningkatkan komunikasi
dan mempercepat proses pemahaman terhadap kebutuhan dan harapan
masyarakat. Jika pemberi layanan tidak memberikan pelayanan yang berkualitas,
maka mereka akan gagal dalam memperoleh kepercayaan masyarakat.
Program pelayanan kesehatan mengadopsi strategy cost-recovery ,
karena itu kualitas pelayanan harus bisa menarik perhatian masyarakat untuk
datang ke rumah sakit. Program penjaminan mutu juga menawarkan para pekerja
kesehatan suatu kesempatan untuk menjadi lebih unggul sehingga dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan status mereka di masyarakat. Sumber daya
yang terbatas membatasi kemampuan rumah sakit dalam menawarkan kenaikan
gaji dan pengembangan profesi sebagai imbalan terhadap kinerja yang baik, tapi
bagaimanapun juga hal ini tidak selalu dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas
hingga tercapai Standar Pelayanan Minimal secara kontinyu dan memberikan
keselamatan pasien di Instalasi Farmasi

3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Instalasi Farmasi
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan mutu pelayanan klinis
Meningkatkan mutu manajemen
Meningkat kan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
Tercapainya monitoring/evaluasi pelayanan/asuhan kesehatan pasien
Tercapainya profesionalisme petugas kesehatan dalam melakukan
tindakan berdasarkan SPO
Tercapainya kinerja yang tinggi dari staf Instalasi Farmasi

4. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


a. Kegiatan Pokok
1. Indikator mutu unit kerja ( sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah
sakit)
2. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu pencatatan dan pelaporan insiden
dan insiden Keselamatan pasien
3. Penilaiaan kinerja individu staf dan tenaga profesi
4. Monitoring dan evaluasi
b. Rincian Kegiatan
 Tahapan Perencanaan
No Nama Indikator Tujuan Cara Pengukuran Target
1 % dana yang  Untuk  Mengumpulkan 100%
tersedia dengan mengetahui data rencana/realisasi
keseluruhan seberapa jauh anggaran dan
dana yang persediaan kebutuhan/perencana
sesungguhnya dana RS an obat dalam periode
dibutuhkan diberikan satu tahun
kepada farmasi  Realisasi/rencana
 Untuk anggaran dibagi
meramalkan kebutuhan kali 100%
ketersediaan
obat

2 Perbandingan Untuk  Lihat buku catatan Menyesuaikan


antara jml item mengetahui pembelian, lap stok dengan
obat yg ada dlm seberapa obat dan pemakaian kesepakatan
perencanaan jauh ketepatan obat kemudian hitung
dg kenyataan perkiraan jumlah pengadaannya
pemakaian dalam dalam periode waktu
perencanaan tertentu
•Bandingkan dengan
rencana pengadaan

 Tahap Pengadaan
No Nama Indikator Tujuan Cara Pengukuran Target
1 Frek. Pengadaan Untk mengetahui  Ambil 30 sampel Semakin
tiap item obat berapa kali obat- kartu stok obat rendah
obat tsb dipesan secara acak frek.
tiap bulannya • Catat berapa kali kemungkinan
pengadaan penumpukan
obat barang
semakin
tinggi
2 Frek. Kesalahan Untuk  Ambil sampel faktur Sangat
faktur mengetahui secara acak Minimal
berapa kali  Cocokkan dengan
petugas Surat pesanan
melakukan Jika ada, lihat buku
kesalahan catatan penerimaan
penerimaan barang
 Catat frekuensi
kesalahan faktur
3 Frek. Untuk  Melihat daftar hutang Tidak ada
tertundanya mengetahui Cocokkan dengan yang
pembayaran oleh kualitas daftar pembayaran tertunda
rumah sakit pembayaran  Catat frekuensi
terhadap RS keterlambatan
waktu yang pembayaran
disepakati

 Tahap Penyimpanan
No Nama Indikator Tujuan Cara Pengukuran Target
1 Kecocokan Untuk Lakukan sampel 100% cocok
barang & mengetahui counting atau
kartu stok keandalan Lihat jumlah barang sesuai
data antara data fisik, kartu
penyimpanan stok,
data komputer
Catat yang tidak cocok

2 Sistem Penataan Menilai sistem •Ambil 30 sampel obat Menilai sistem


Gudang penataan •Cocokan nama obat, penataan
obat di gudang no batch, tgl ED dan obat di
tgl beli gudang
•Catat yang tidak
sesuai kaidah FEFO
dan FIFO

3 % Stok mati Utk mengetahui •Cari nama, jumlah ≤ 1% atau ≤


item obat dan harga obat stok 3%
yang tidak mati
digunakan •Hitung total nilai stok
selama ≥ 3 mati
bulan •Bagi dengan total
stok opname akhir
tahun

4 % stok obat Utk mengetahui NIlai stok akhir dibagi 20-30%


akhir nilai stok jumlah nilai total
tahun akhir obat persediaan
Menilai tingkat
efisiensi
inventori
 Tahap Distribusi
No Nama Indikator Tujuan Cara Pengukuran Target
1 Rata2 waktu Mengetahui Ambil 30 sampel Sesuaikan
melayani resep kecepatan pasien ralan dan dengan
(dispensing time) pelayanan ranap per permintaan
pekan/minggu dan harapan
Catat waktu pelanggan
penyerahan resep Standar resep
sampai pemberian non racikan
obat dan
Maksimal resep racikan racikan
60 menit berbeda
Maksimal resep non
racikan 30 menit
2 % obat generik Mengetahui Ambil 100 resep secara 100%
yang dilayani ketersediaan acak
obat Hitung total item
generik generik yang
diserahkan dibagi yang
diresepkan

3 % obat terlayani Meengetahui Ambil data jumlah ≥ 95%


kemampuan pasien rawat jalan
menyediakan Ambil data jumlah
resep resep
Bagi jumlah resep
ralan dengan jumlah
pasien ralan kalikan
100%

4 % obat dilabeli Mengetahui mbil sampel 30 resep 100%


dengan benar penguasaan Hitung jumlah obat
petugas yang dilabeli
ttg info pokok benar
yang Meliputi : nama pasien,
hrs dicantumkan aturan
pakai,
5 % Tidak adanya Mengukur tidak 100%
kejadian adanya
kesalahan dalam kesalahan dalam
pemberian Obat pemberian obat

 Tahap Penggunaan
No Nama Indikator Tujuan Cara Pengukuran Target
1 Jml item Mengukur Ambil sampel 100 Indonesia : 3,3
obat/lembar derajat resep secara acak obat/lbr
resep polifarmasi Hitung jumlah item
obat perlembar resep
dirata-ratakan
2 % penulisan obat Mengukur Ambil sampel 100 ≥ 80%
generik kecenderungan resep secara acak
penulisan obat Hitung jumlah
generik peresepan generik,
jumlah obat tiap
lembar resep dikalikan
100%
3 % penulisan Mengukur Berkisar antara
resep penggunaan 29% - 43 %
antibiotika antibiotika
secara
berlebihan

4 % penulisan Mengukur Jumlah item obat yang 100%


resep kepatuhan thd sesuai daftar
sesuai formularium formularium yang
formularium diorder dalam resep
setiap pasien dalam 1
bulan : Jumlah seluruh
item obat yang diorder
dalam resep setiap
pasien pada periode
yang sama x 100 %
5 Kepuasan Pasien Mengukur Jumlah kumulatif hasil ≥80%
kepuasan pasien penilaian kepuasan
dari pasien yang
disurvei ( dalam
persen ) : jumlah total
pasien yang disurvei
X100 %

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Dalam pelaksanaan PMKP di unit kerja dengan menggunaan metode siklus
PDCA, yaitu :
 Plan: Membuat rencana program dan rencana kerja serta form pengumpulan
data/sensus harian,
 Do : Melaksanakan pengumpulan data dan pelaksanaan program PMKP unit
kerja
 Check : Melakukan analisa data dan validasi data atas data yang dikumpulkan
 Action : Melakukan tindak lanjut atas hasil yang didapatkan
Pelaksanaan kegiatan melalui pertemuan rutin tiap bulan, audit kepatuhan
pelaksanaan indikator dan evaluasi dari penanggung jawab ruangan.
6. SASARAN
 Standar Pelayanan Minimal RS tercapai di Instalasi Farmasi RS Bhayangkara
Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak
 Kepatuhan pada Indikator Sasaran keselamatan pasien

7. SKEDUL/JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM PMKP DI FARMASI

TAHUN 2017
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pembentukan TIM
1

Rapat TIM
2

Pembuatan Program
3

Pengumpulan Data
4

Pencatatan dan
5 Pelaporan

Audit Kepatuhan
6

Monitoring dan Evaluasi


7

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara berkala, sesuai jadwal
Data dikumpulkan melalui sensus harian oleh masing-masing penanggung jawab
pengumpul data di ruangan kemudian disetorkan ke Instalasi Farmasi dan dilakukan
analisa dan rencana tindak lanjut yang selanjutnya dilaporkan ke Kepala Rumah Sakit
melalui TMKPRS.
Monev dilakukan berkala :
 Harian oleh Depo
 Bulanan (laporan PJ Depo dan Ka Instalasi)
Sarana yang dipakai dalam monev adalah:
1) Laporan langsung ke pengendali mutu dan Ka Instalasi secara teratur maupun
insidentil)
2) Rapat bulanan Mutu dan Staf
9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Dilakukan melalui sensus harian indikator mutu dan pelaporan setiap bulan dari
penangung jawab ruangan kepada Instalasi untuk di analisa dan pembuatan rencana
tindak lanjut oleh tim mutu Intalasi Farmasi dan dilanjutkan kepada Karumkit melalui
TMKPRS.
1) Pencatatan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien unit kerja dan apabila
ditemukan insiden keselamatan pasien dilakukan pelaporan dan pembuatan
kronologis untuk dilaporkan ke Instalasi Farmasi dan dilanjutkan ke TMKPRS
2) Evaluasi kegiatan dilakukan oleh Ka Instalasi untuk selanjutnya dilakukan
pembuatan Rencana Tindak Lanjut.

10. PENUTUP
Demikian program kerja peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Instalasi
Farmasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan di lingkup
Instalasi Farmasi RS Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak

Pontianak, Januari 2017


Kepala Instalasi Farmasi

Razimin, S.Si, MM, Apt

Anda mungkin juga menyukai