Anda di halaman 1dari 16

EKSTRAKSI

Disusun oleh:
MASYTAH . M (140140027)
NURUL AZMI (140140032)
RIKA MULIA (140140033)
RINA LESTARI (140140034)
ABDUL WAHID AHMAD (140140045)
AYU AHMADITA (140140083)
RAUZATUL RAIHAN (1401400)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN
2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atasKehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Perancangan Alat pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Malikussaleh.
Dengan segala kekurangan penulis yakin makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan sehingga masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Untuk itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Lhokseumawe, 1 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ...............................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................1

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1 Kristalisasi............................................................................................2
2.2 Proses Kristalisasi ...............................................................................3
2.3 Faktor-Faktor Pemilihan Alat Kristalisasi .......................................5
2.4 Jenis-Jenis Kristalisasi ........................................................................6

BAB III DRAFT TUBE BAFFLE CRYSALLIZERS


3.1 Pengertian .........................................................................................14
3.2 Prinsip kerja ......................................................................................14
3.3 Produk ................................................................................................15
3.4 Keuntungan Draft Tube Baffle Crystllizers ...................................16

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................17

Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi Cair-cair


Ekstraksi cair-cair adalah proses pemindahan suatu komponen campuran
cairan dari suatu larutan ke cairan yang lain (yaitu pelarutnya). Pada suatu
campuran dua cairan yang saling larut, salah satu adalah sebagai zat terlarut
(solute), dan yang lain adalah sebagai zat pembawanya (diluent). Jika suatu
campuran dimurnikan dengan bantuan cairan ketiga, yang disebut dengan zat
pelarut (solvent) dan zat pelarutnya tidak mudah larut atau larut sebagian, maka
akan terbentuk dua fase lapisan. Kejadian ini menunjukkan bahwa zat pelarut larut
bagian dengan zat pembawa atau dengan kedua zat pembawa dan zat terlarutnya
pada temperatur tersebut. Lapisan yang kaya-zat pelarut disebut dengan fase
ekstrak, dan lapisan yang lain disebut dengan fase rafinat. Setelah kondidi
kesetimbangan dicapai, pada analisis akan didapatkan bahwa fase ekstrak terdiri
dari zat pelarut yang jenuh dengan acuan terhadap kedua zat terlarut dan zat
pembawanya, dan fase rafinat akan terdiri atas zat pembawa yang jenuh dengan
acuan terhadap kedua zat terlarut dan zat pelarut.
Selain itu, hal itu didapatkan bahwa dengan dasar larutan bebas-zat pelarut,
fase ekstrak akan memiliki zat terlarut lebih banyak daripada fase rafinat. Proses
pemisahan suatu campuran cairan yang saling larut dengan menggunakan zat
pelarut disebut ekstraksi cair-cair (juga disebut dengan ekstraksi zat pelarut atau
hanya ekstraksi).Pada ekstraksi cair-cair satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut.
Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk
memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak
bumi dan garam-garam logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air
limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dlakukan
(misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas)
atau tidak ekonomis
Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua
tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan
pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.
Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak
meninggalkan pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut
kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut
tidak saling melarut ( atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi
perpindahan massa yang baik –yang berarti performansi ekstraksi yang besar-
haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara
kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan didistribusikan menjadi tetes-tetes
kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja pendistribusian ini
tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak
dapat lagi atau sukar sekali dipisahkan. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu
terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada
bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat
mungkin segera disingkirkan dari bidang batas.
Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes
harus menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan
kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain. Kecepatan
pembentukan fasa homogen ikut menentukan output sebuah ekstraktor cair-cair.
Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal ini semakin besar jika permukaan
lapisan antar fasa didalam alat semakin luas.
Sama halnya seperti pada ekstraksi padat-cair, alat ekstraksi tak kontinu dan
kontinu yang akan dibahas berikut ini eringkali merupakan bagian dari suatu
instalasi lengkap. Instalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya
(dengan zone-zone pencampuran dan pemisahan) dan sebuah peralatan yang
dihubungkan dibelakangnya (misalnya alat penguap, kolom rektifikasi) untuk
mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak dan mengambil kembali
pelarut.
Penggunaan ekstraksi cair-cair
Ekstraksi, jika dibandingkan dengan distilasi, mempunyai banyak keuntungan,
mengingat:
1. Distilasi membutuhkan panas yang besar, misalnya pada larutan dengan
relative volatility sangat dekat
2. Pemisahan pada proses distilasi akan mengalami kesulitan untuk
komponen-komponenazeotrop
3. Komponen-komponen di dalam larutan dapat rusak dalam proses
pemanasan
4. Jika komponen yamg akan dipisahkan mempunyai perbedaan sifat fisika
yang kecil
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ektraksi dpakai jika proses
distilasi dianggap kurang praktis atau terlalu mahal biaya operasionalnya, atau jika
distilasi tidak mampu untuk memisahkannya. Ekstraksi akan lebih praktis
dibanding distilasi jika relative volatility (kemampuan mudah berubahnya cairan ke
bentuk gas) kedua komponen sangat dekat yaitu antara 1,0 dan 1,2, selain itu,
ekstraksi cair-cair mungkin lebih ekonomis daripada distilasi atau steam stripping
pada pengolahan limbah cair, jika relative volatility dari larutan terhadap air kurang
dari 4.
Pada kasus lain, komponen-komponen yang akan dipisahkan mungkin
sangat sensitif terhadap panas, seperti antibiotik, atau relative non-volatile, seperti
garam-garam mineral, dan ekstraksi cair-cair akan memberikan biaya operasional
yang minim untuk pemisahan. Bagaimanapun juga penggunaan distilasi harus
dievaluasi secara lebih teliti sebelum memastikan untuk menggunakan ekstraksi
cair-cair. Gambar dibawah menunjukkan perbedaan antara proses distilasi dan
proses ekstraksi.
Proses ektraksi biasanya menyangkut:
a) ekstraksi cair-cair,
b) mendapatkan pelarut kembali,
c) raffinate desollventizing (penghilangan/pengambilan pelarut pada rafinat)
Sebuah contoh proses ekstraksi cair-cair dengan biaya yang ekonomis
adalah mendapatkan asam asetat dari air dengan menggunakan etil eter atau etil
asetat. Pelarut didapatkan kembali dengan distilasi dan rafinat dimurnikan dari
pelarutnya dengan distilasi uap. Dalam beberapa hal pelarut yang dipakai
mempunyai titi didih yang lebih tinggi daripada larutan.
BAB III
TUGAS KHUSUS

3.1 Ekstraksi Pada Industri Sawit


3.1.1 Oil Clarifier

Minyak sawit yang didapatkan dari expeller masih berupa minyak kental
karena mengandung partikel padat yang berwujud seperti lumpur dan susah
dipisahkan dari minyak. Berbagai metoda telah digunakan oleh banyak ilmuwan
untuk memisahkan padatan dari minyak, tetapi cara yang paling efektif adalah
menambahkan banyak air pada minyak. Penambahan ini akan memisahkan minyak
bening ke atas dan air bersama kotoran ke bawah.
Alat berupa dua silinder, dengan satu silinder lebih kecil berada di dalam
silinder yang lebih besar. Minyak dimasukkan kedalam silinder yang besar melalui
bagian bawahnya. Minyak beningan akan naik ketas, seiring penambahan minyak
ke dalam silinder besar. Minyak bening dari silinder besar selanjutnya mengisi
silinder kecil dan dikeluarkan melaui bagian bawah silinder kecil. Minyak ini
kemudian dipanaskan untuk mengurangi kadar air dan didapatkan CPO.
3.1.2 Singgle/double Srew
Proses Ekstraksi Minyak dengan cara pengempaan menggunakan
single/double Screw pada tekanan 40-50 Bar.Fungsi dari alat ini adalah untuk
proses pengepresan buah sawit yang telah dilumatkan menjadi minyak sawit kasar
(minyak yang belum di murnikan).
3.1.3 Vakum Dryer

Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak
dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari
proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar
kotoran 0,013 – 0,015%.
Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak, pertama
minyak dialirkan ke vacum drayer.Minyak terhisap kedalam tabung melalui
pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar kedalam
tabung hampa.

3.2 Ekstraksi Pada Industri Oleoresin Dari Cassia Vera


Alat ekstraksi oleoresin ini merupakan alat yang praktis dan menggunakan
teknologi sederhana yang dapat diaplikasikan pada industri kecil dan menengah
dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk cassia vera.

Prinsip Kerja
Sistem yang digunakan pada unit ini yaitu mekanisme dengan pemanasan
yang diatur menggunakan thermostat dan pengadukan menggunakan motor
penggerak berpengaduk. Ekstraksi dilakukan didalam silinder dengan volume 50
liter.Mekanisme penyaringan dilakukan dengan pengaturan pemakuman melalui
kran-kran dan vakum meter.Penyaringan menggunakan kompressor yang
dimodifikasi dari outletnya dengan meteran vakum memakai motor penggerak.
Hasil uji coba dari 4 kg bahan memerlukan waktu penyaringan 50 menit, tekanan
rata-rata 10 cm Hg dan dapat menyaring sebanyak 560 ml.Sistem penyulingan
vakum ini dilakukan dengan pengaturan pemanasan memakai thermostat dan
pemakukan memakai pompa vakum.
3.3 Ekstraksi Pada Industri Obat-Obatan
Untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan serta menyediakan
bahan baku obat herbal berkualitas terbaik, maka pada tahun 2003 Borobudur
Natural Herbal Industry mendirikan unit ekstraksi modern yaitu Borobudur
Extraction Center (BEC).

BEC menggunakan mesin berteknologi canggih buatan Jerman, menggunakan 3


tahapan dalam proses ekstraksi yaitu Perkolasi, Evaporasi dan Drying.
Perkolasi bertujuan untuk mengambil sari/kandungan bahan aktif dari rempah –
rempah dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga didapat ekstrak cair.
Proses ini dilakukan secara berkesinambungan sehingga menjamin kandungan
bahan aktifnya optimal. Kapasitas perkolasi ini adalah 4 x 2000 liter sehingga dapat
memproses 40 – 50 ton rempah kering per bulan.
Alat Ekstrak Vakum Multi Effect

Digunakan untuk penanganan proses Ekstraksi dan pengkonsentrasian


cairan dalam farmasi, kimia, makanan, susu produk industri, terutama yang
berlaku untuk berkonsentrasi obat termal di bawah system vakum dan suhu
rendah).

3.4 Ekstraksi Pada Industri Kopi


Ekstraksi menggunakan pelarut air. Prosesnya melalui dua tahap yaitu
Perkolasi (dingin) dan Ekstraksi ( panas). Alatnya seperti yang dibawah ini :
Perkolasi
Ekstraksi per Batch

Aroma kopi dipertahankan dengan cara reverse osmosis menggunakan


membran filtasi. Selain itu, proses ekstraksi dengan panas juga akan
mempengaruhi aroma, untuk itu pasca ekstraksi proses berikutnya adalah
pendinginan ekstrak hingga suhu di bawah nol derajat celcius.
Ekstraksi
Kopi hasil ekstraksi awalan tidak mengalami proses lagi, dan langsung
dikemas. Kalau Anda mau tahu prinsip ekstraksi yang ini, begini ringkasnya :

Anda mungkin juga menyukai