ALKALOID
Oleh
I Putu Edo Sanjaya Putra
1708551061
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang berasal dari tumbuh - tumbuhan dan tersebar
luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa
organik yang terbanyak ditemukan di alam. Sebagian besar alkaloid terdapat pada
tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuan monokotil dan pteridofia mengandung
dengan kadar yang sedikit. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom
nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini
merupakan bagian dari cincin heterosiklik. (Lenny, 2006)
Alkaloid merupakan senyawa organik yang bersifat basa dalam struktur
lingkar heterosiklik atau aromatis yang dalam dosis kecil bisa memberikan efek
farmakologis pada hewan maupun manusia. Misalnya sebagai contoh, reserfina
sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai
anestetik lokal, morfina sebagai pereda rasa sakit, dan strisna sebagai stimulan
syaraf. (Ikan, 1991)
Senyawa alkaloid sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang
khas. Senyawa alkaloid terdiri atas hidrogen, nitrogen, dan karbon, sebagian besar
mengandung oksigen. Senyawa ini bersifat basa dikarenakan adanya sepasang
elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang
elektronnya.
Alkaloid sering kali optik aktif dan biasanya hanya satu dari isomer optik
yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran resemat
dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer. Ada juga alkaliida
yang berbentuk cair, seperti nikotina, konina, dan higrina ( Padmawinata, 1995)
B. Sifat Alkaloid
1. Sifat sifat kimia
Sifat basa pada alkaloid tergantung pada adanya pasangan elektron pada
nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contohnya gugus alkil, maka ketersediaan elektron
2
pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama
sinar dan panas dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-
oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan
berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama.
Pembentukan garam dengan senyawa anorganik seperti asam hidroklorida atau
sulfat dan senyawa organik seperti tartarat dan sitrat yang sering mencegah
dekomposisi.
Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik
elektron contohnya gugus karbonil, maka ketersediaan pasangan elektron
berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau
bahkan sedikit asam. Contohnya senyawa yang mengandung gugus amida. (Lenny,
2006)
3
C. Penggolongan Alkaloid
Alkaloid digolongakan atau diklasifikasikan didasari dengan metabolisme
pathway yang dipakai untuk membentuk molekul itu dan diklasifikasikan menurut
kesamaan smer asal molekulnya. Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan
dengan beberapa acara yaitu berdasarkan jenis cincin karbonnya, berdasarkan jenis
tumbuhan darimana alkaloida ditemukan, berdasarkan asal – usuk biogenetik dan
berdasarkan sistem klasifikasi yang paling banyak diterima menurut Hegnaurer.
b. Golongan pyrrolidine
Golongan ini merupakan senyawa organik yang dikenal sebagai
tetrahidropirola dengan rumus kima C4H9N. Senyawa amina siklik ini
bercincin beranggota lima yang terdiri dari satu atom nitrogen dan empat
atom karbon. Senyawa ini menjadi dasar senyawa rasetam misalnya
anirasetam dan pirasetam. Senyawa ini memiliki aroma yang tidak sedap
seperti amonia dan berupa cairan bening. Senyawa ini sering ditemukan
pada wortel dan daun tembakau. Ia juga dapat ditemukan banyak obat –
obatan farmasi seperti bepridil dan prosiklidina. Contoh senyawa yang
tergolong pyrrolidine : nikotina dan hygrine ( Aliyatul, dkk, 2015)
4
c. Alkaloid tropan
Pada alkloid ini mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya
yang dapat mempengarhi sistem saraf pusat termasuk otak maupun sumsum
tulang belakang. Salah satu contohnya adalah atropa belladona yang dapat
digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil, dan berasal dari
famili solanaceae.
d. Alkaloid purin
Pada alkaloid ini banyak ditemukan pada tumbuhan kopi (Coffea arabica)
dari famili rubiaceae dan teh (Camellia sinensis) dari famili theaceae, dan
cola nittida dari famili Streculiaceae. Alkaloid ini mempuyai dua cincin
karbon dengan empat atom nitrogen.
e. Alkaloid indol
Alkaloida ini ditemukan pada alkaloid reserpin dari rauvolfia serpentine,
alkaloid vinblastin dan vinkrisrin dari catharanthus roseus famili
apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapi untuk
penyakit leukimia.
f. Alkaloid amina
Alkaloid ini banyak ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica dari famili
gnetaceae. Pada alkaloid golongan ini tidak mengandung nitrogen
heterosiklik dan banyak merupakan turunan dari feniletilamin dan senyawa-
senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin.
g. Alkaloid Steroid
Alkaloid ini banyak ditemukan pada tumbuhan Zigadenus venenosus dari
famili solanaceae. Pada golongan ini mengandung dua cincin karbn dengan
satu atom nitrogen dan satu rangja steroid yang mengandung empat cincin
karbon.
5
h. Alkaloid imidazol
Pada alkaloid ini banyak ditemukan pada famili rutaceae contohnya :
Jaborandi paragua. Alkaloid ini berupa cincin karbpn yang mengandung
dua atom nitrogen.
i. Alkaloid isoquinolin
Pada alkloid ini banyak ditemukan pada famili fabaceae contohnya Lupinus
spp, Cytisus scoparius, Sophora secondiflora, dan Spartium junceum.
Alkaloid ini mempunyai dua cincin karbon dan mengandung satu atom
hidrogen.
j. Alkaloid lupinan
Pada alkaloid ini banyak ditemukan pada Lunpinus luteus dari famili
leguminoceae. Alkaloid ini mempunyai dua cincin karbon dengan satu atom
nitrogen.
k. Alkaloid quionolin
Alkaloid ini banyak ditemukan pada Cinchona ledgeriana dari famili
rubiceae. Alkaloid ini mempunyai dua cincin karbon dengan 1 atom
nitrogen.
6
aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan, alkaloid aromatik jenis fenilanin
yang berasal dari fenil alanin, dan alkaloid alisiklik yang berasal dari asam – asam
amino lisin.
1. Alkaloid sesungguhnya
Alkaloid ini umumnya hampir semua bersifat basa, senyawa ini juga dapat
menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, dan biasanya terdapat dalam tanaman
sebagai garam asam organik. Tetapi tidak semua bersifat basa seperti asam
aristolokhat yang bukan bersifat basa dan juga tidak memiliki cincin heterosiklik.
2. Proroalkaloida
Protoalkaloida ini diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino yang
bersifat basa dan merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen asam
amini tidak terdapat dalam cincin heterosiklik.
3. Pseudoalkaloida
Pseualkaloida ini biasanya bersifat basa. Ada alkaloida yang penting dalam
kelompok ini yaitu alkaloida steroidal dan purin. (Lenny, 2006)
D. Fungsi Alkaloid
Fungsi alkaloida yang telah umum dalam bidang farmakologi contohnya
seperti saponin yang berfungsi sebagai antibakteri, quinin sebagai obat kanker,
kokain sebagai obat analgesik, kodein sebagai obat batuk, dan nikotin sebagai
stimulan pada syaraf otonom.
Funsgi alkaloid dalam dunia tumbuhan seperti alat untuk melindungi
tanaman dari serangga dan binatang, sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi
yang merupakan hasil metabolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi
tanaman dan sebagai faktor pertumbuhan dan cadangan makanan. (Handoko, 2016)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkaloid umumnya mempunyai satu atom nitrogen meskipun ada beberapa
yang memiliki lebih dari satu atom nitrogen seperti pada ergotamin yang memiliki
lima atom nitrogen. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier
yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul
dan gugus fungsionalnya). Alkaloid ini diklasifikasikan yaitu berdasarkan jenis
cincin karbonnya, berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan,
berdasarkan asal – usuk biogenetik dan berdasarkan sistem klasifikasi yang paling
banyak diterima menurut Hegnaurer. Dan alkaloida mempunyai fungsi dalam
bidang farmakologi seperti nikotin sebagai stimulan pada syaraf otonom dan dalam
dunia tumbuhan seperti sebagai alat perlindungan dari serangga ataupun binatang.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber sumber yang lebih banyak.