Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UMUM

ALKALOID

Oleh
I Putu Edo Sanjaya Putra
1708551061

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia medis terdapat metabolisme primer dan metabolisme
skunder. Pada metabolisme sekunder yang umumnya terjadi pada tumbuh -
tumbuhan menghasilkan suatu metabolit yaitu metabolit sekunder. Metabolit
sekunder dihasilkan karena ada suatu rangsangan dari lingkungan pada tumbuhan
untuk melindungi ataupun berdaptasi bagi tumbuhan itu sendiri.
Metabolit sekunder banyak terdapat pada tumbuh – tumbuhan seperti
flavonoid, alkaloid, terpenoid, glikosida, dan lain lain. Dalam dunia kimia organik
alkaloid merupakan bagian yang penting dan tak terpisahkan dalam penelitian,
terutama dalam mencari senyawa alkaloid yang baru atau penemuan bioaktifitas.
Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik yang sangat banyak dan tersebar
luas di berbagai jenis tumbuh – tumbuhan. Contohnya seperti daun - daun yang
berasa pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Dan selain pada daun,
alkaloid bisa ditemukan pada biji, kulit, dan pada akar tumbuhan.
Berdasarkan literatur, alkaloid mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada
yang sangat beracun tetapi ada yang sangat berguna dalam pengobatan, misalnya
kuinin. Jadi tidak heran manusia dari dulu hingga sekarang mencari obat – obatan
dari berbagai ekstrak pada tumbuhan, terutama mencari metabolit sekunder salah
satunya alkaloid yang banyak ditemukan dalam berbagai tumbuhan. Alkaloida
umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuarn
senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. (Aliyatul,dkk , 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alkaloid?
2. Apa sifat – sifat golongan alkaloid?
3. Apa saja penggolongan dan funsgi dari alkaloid?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian alkaloid
2. Untuk mengetahui sifat sifat golongan alkaloid
3. Untuk mengetahui penggolongan dan fungsi alkaloid

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang berasal dari tumbuh - tumbuhan dan tersebar
luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa
organik yang terbanyak ditemukan di alam. Sebagian besar alkaloid terdapat pada
tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuan monokotil dan pteridofia mengandung
dengan kadar yang sedikit. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom
nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini
merupakan bagian dari cincin heterosiklik. (Lenny, 2006)
Alkaloid merupakan senyawa organik yang bersifat basa dalam struktur
lingkar heterosiklik atau aromatis yang dalam dosis kecil bisa memberikan efek
farmakologis pada hewan maupun manusia. Misalnya sebagai contoh, reserfina
sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai
anestetik lokal, morfina sebagai pereda rasa sakit, dan strisna sebagai stimulan
syaraf. (Ikan, 1991)
Senyawa alkaloid sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang
khas. Senyawa alkaloid terdiri atas hidrogen, nitrogen, dan karbon, sebagian besar
mengandung oksigen. Senyawa ini bersifat basa dikarenakan adanya sepasang
elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang
elektronnya.
Alkaloid sering kali optik aktif dan biasanya hanya satu dari isomer optik
yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal campuran resemat
dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu isomer. Ada juga alkaliida
yang berbentuk cair, seperti nikotina, konina, dan higrina ( Padmawinata, 1995)

B. Sifat Alkaloid
1. Sifat sifat kimia
Sifat basa pada alkaloid tergantung pada adanya pasangan elektron pada
nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contohnya gugus alkil, maka ketersediaan elektron

2
pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama
sinar dan panas dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-
oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan
berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama.
Pembentukan garam dengan senyawa anorganik seperti asam hidroklorida atau
sulfat dan senyawa organik seperti tartarat dan sitrat yang sering mencegah
dekomposisi.
Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik
elektron contohnya gugus karbonil, maka ketersediaan pasangan elektron
berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau
bahkan sedikit asam. Contohnya senyawa yang mengandung gugus amida. (Lenny,
2006)

2. Sifat – sifat fisika


Sifat – sifat fisika umumnya mempunyai 1 atom nitrogen dan ada juga yang
memiliki lebih dari 1 atom nitrogen seperti pada Ergotamin yang memilik 5 atom
nitrogen. Atom nitrogen ini bersifat basa yang tingkat kebasaanya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya. Atom ini dapat berupa amin primer,
sekunder maupun tertier.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks seperi species aromatik berwarna contohnya berberin yang berwarna
kuning dan betanin yang berwarna merah. Pada umumnya, basa bebas hanya larut
dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut
dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.
Kebanyakan alkoid yang diisolasi dapat berupa padatan kristal tidak larut dengan
tidak lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid
yang berbentuk amorf contohnya koniin yang berupa cairan. (Lenny, 2006)

3
C. Penggolongan Alkaloid
Alkaloid digolongakan atau diklasifikasikan didasari dengan metabolisme
pathway yang dipakai untuk membentuk molekul itu dan diklasifikasikan menurut
kesamaan smer asal molekulnya. Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan
dengan beberapa acara yaitu berdasarkan jenis cincin karbonnya, berdasarkan jenis
tumbuhan darimana alkaloida ditemukan, berdasarkan asal – usuk biogenetik dan
berdasarkan sistem klasifikasi yang paling banyak diterima menurut Hegnaurer.

1. Berdasarkan jenis cincin karbon


a. Golongan priridina
Piridina adalah suatu senyawa organik yang berasal dari turunan aromatik
heterosiklik yang rumus kimanya C5H5N digunakan sebagai obat – obatan
dan juga sebagai larutan dan reagen. Pada golongan piridina, struktur
benzena dimana CH diganti dengan atom nitrogen seperti : guvacine,
cytisine, lobeline, nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine, piperine,
conine, trigonelline, arecoline, dan arecaidine. ( Aliyatul, dkk, 2015)

b. Golongan pyrrolidine
Golongan ini merupakan senyawa organik yang dikenal sebagai
tetrahidropirola dengan rumus kima C4H9N. Senyawa amina siklik ini
bercincin beranggota lima yang terdiri dari satu atom nitrogen dan empat
atom karbon. Senyawa ini menjadi dasar senyawa rasetam misalnya
anirasetam dan pirasetam. Senyawa ini memiliki aroma yang tidak sedap
seperti amonia dan berupa cairan bening. Senyawa ini sering ditemukan
pada wortel dan daun tembakau. Ia juga dapat ditemukan banyak obat –
obatan farmasi seperti bepridil dan prosiklidina. Contoh senyawa yang
tergolong pyrrolidine : nikotina dan hygrine ( Aliyatul, dkk, 2015)

4
c. Alkaloid tropan
Pada alkloid ini mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya
yang dapat mempengarhi sistem saraf pusat termasuk otak maupun sumsum
tulang belakang. Salah satu contohnya adalah atropa belladona yang dapat
digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil, dan berasal dari
famili solanaceae.

d. Alkaloid purin
Pada alkaloid ini banyak ditemukan pada tumbuhan kopi (Coffea arabica)
dari famili rubiaceae dan teh (Camellia sinensis) dari famili theaceae, dan
cola nittida dari famili Streculiaceae. Alkaloid ini mempuyai dua cincin
karbon dengan empat atom nitrogen.

e. Alkaloid indol
Alkaloida ini ditemukan pada alkaloid reserpin dari rauvolfia serpentine,
alkaloid vinblastin dan vinkrisrin dari catharanthus roseus famili
apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapi untuk
penyakit leukimia.

f. Alkaloid amina
Alkaloid ini banyak ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica dari famili
gnetaceae. Pada alkaloid golongan ini tidak mengandung nitrogen
heterosiklik dan banyak merupakan turunan dari feniletilamin dan senyawa-
senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin.

g. Alkaloid Steroid
Alkaloid ini banyak ditemukan pada tumbuhan Zigadenus venenosus dari
famili solanaceae. Pada golongan ini mengandung dua cincin karbn dengan
satu atom nitrogen dan satu rangja steroid yang mengandung empat cincin
karbon.

5
h. Alkaloid imidazol
Pada alkaloid ini banyak ditemukan pada famili rutaceae contohnya :
Jaborandi paragua. Alkaloid ini berupa cincin karbpn yang mengandung
dua atom nitrogen.

i. Alkaloid isoquinolin
Pada alkloid ini banyak ditemukan pada famili fabaceae contohnya Lupinus
spp, Cytisus scoparius, Sophora secondiflora, dan Spartium junceum.
Alkaloid ini mempunyai dua cincin karbon dan mengandung satu atom
hidrogen.

j. Alkaloid lupinan
Pada alkaloid ini banyak ditemukan pada Lunpinus luteus dari famili
leguminoceae. Alkaloid ini mempunyai dua cincin karbon dengan satu atom
nitrogen.

k. Alkaloid quionolin
Alkaloid ini banyak ditemukan pada Cinchona ledgeriana dari famili
rubiceae. Alkaloid ini mempunyai dua cincin karbon dengan 1 atom
nitrogen.

2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloid ditemukan


Cara ini ditentukan dengan cara menemukan suatu jenis tumbuhan lalu
dibedakan secara penamaan. Contohnya alkaloid erythrine, alkaloid amarylidaceae,
dan alkaloid tembakau. Tetapi cara ini memiliki kelemahan seperti dari beberapa
alkaloida yang berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang
berbeda beda. (Lenny, 2006)

3. Berdasarkan asal usul biogenetik


Cara ini menjelaskan hubungan dari berbagai alkaloid dengan jenis cincin
heterosiklik. Jadi alkaloid ini dapat dibedakan beberapa jenis yaitu alkaloid alisklik

6
aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan, alkaloid aromatik jenis fenilanin
yang berasal dari fenil alanin, dan alkaloid alisiklik yang berasal dari asam – asam
amino lisin.

4. Berdasarkan sistem klasifikasi yang paling banyak diterima menurut


Hegnaurer

1. Alkaloid sesungguhnya
Alkaloid ini umumnya hampir semua bersifat basa, senyawa ini juga dapat
menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, dan biasanya terdapat dalam tanaman
sebagai garam asam organik. Tetapi tidak semua bersifat basa seperti asam
aristolokhat yang bukan bersifat basa dan juga tidak memiliki cincin heterosiklik.

2. Proroalkaloida
Protoalkaloida ini diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino yang
bersifat basa dan merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen asam
amini tidak terdapat dalam cincin heterosiklik.

3. Pseudoalkaloida
Pseualkaloida ini biasanya bersifat basa. Ada alkaloida yang penting dalam
kelompok ini yaitu alkaloida steroidal dan purin. (Lenny, 2006)

D. Fungsi Alkaloid
Fungsi alkaloida yang telah umum dalam bidang farmakologi contohnya
seperti saponin yang berfungsi sebagai antibakteri, quinin sebagai obat kanker,
kokain sebagai obat analgesik, kodein sebagai obat batuk, dan nikotin sebagai
stimulan pada syaraf otonom.
Funsgi alkaloid dalam dunia tumbuhan seperti alat untuk melindungi
tanaman dari serangga dan binatang, sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi
yang merupakan hasil metabolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi
tanaman dan sebagai faktor pertumbuhan dan cadangan makanan. (Handoko, 2016)

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alkaloid umumnya mempunyai satu atom nitrogen meskipun ada beberapa
yang memiliki lebih dari satu atom nitrogen seperti pada ergotamin yang memiliki
lima atom nitrogen. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier
yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul
dan gugus fungsionalnya). Alkaloid ini diklasifikasikan yaitu berdasarkan jenis
cincin karbonnya, berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan,
berdasarkan asal – usuk biogenetik dan berdasarkan sistem klasifikasi yang paling
banyak diterima menurut Hegnaurer. Dan alkaloida mempunyai fungsi dalam
bidang farmakologi seperti nikotin sebagai stimulan pada syaraf otonom dan dalam
dunia tumbuhan seperti sebagai alat perlindungan dari serangga ataupun binatang.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber sumber yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai