Makalah Kelembagaan
Makalah Kelembagaan
PENDAHULUAN
Indonesia telah melalui banyak cerita dalam kehidupan perekonomainnya. Cerita tersebut ada
yang baik dan ada pula yang tidak baik, menggembirakan dan menyedikan, mengecewakan, juga
kadang memuaskan semua pihak. Namun cerita yang menghiasi dunia perekonomian Indonesia
cenderung terlihat suram dan notabenenya meyedihkan. Entah karena kebijakan yang diambil
pemerintah dalam mengatur perekonomian ataupun karena alasan-alasan serta faktor-faktor lain yang
menyebabkan kekecewaan dan rasa ketidakpuasan dalam bangsa ini. Indonesia telah mengalami
perjalanan panjang dan menyesakkan dalam karir perekonomiannya. Puncaknya pada krisis yang
melanda negara-negara Asia yang melumpuhkan perekonomian bahkan hampir mematikan
perekonomian negara-negara Asia. Indonesia salah satunya.
Setelah megalami krisis seharusnya Indonesia banyak belajar dari apa yang telah dialaminya.
Sepertinya sagat sulit untuk negara ini bagkit dan kembali menata perekonomian yang nyaris ujung
tanduk. Namun Indonesia terus berusaha dan menunjukkan usaha yang keras dalam menata dan
membawa perekonomian negara ini ke arah yang lebih baik. Banyak sistem-sistem baru yang
diterapkan oleh Indonesia, banyak pula teori-teori barat yang diadopsi oleh Indonesia untuk
diterapkan sebagai bentuk usaha membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah
satu ilmu atau teori ekonomi yang ada di Indonesia adalah mengenai ekonomi kelembagaan. Ekonomi
kelembagaan membahas masalah ekonomi dalam ranah hubungan ekonomi dan kehidupan sosial serta
hubungannya dengan kepemilikan seseorang atau propherty right.
1.3 Tujuan
- Memahami kelembagaan
- Untuk mengetahui perkembangan kelembagaan di Indonesia
- Untuk mengetahui masalah-masalah kelembagaan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam organisasi atau
kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yang
lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu lembaga juga dapat diartikan sebagai
aturan dalam sebuah kelompok social yang sangat dipengaruhi oleh factor-faktor social,
politk dan ekonomi.
Tony Djogo (2003) ada berbagai definisi kelembagaan yang disampaikan oleh ahli dari
berbagai bidang. Menurut Ruttan dan Hayami, (1984) Lembaga oleh berbagai bidang.
Menurut Ruttan dan Hayami, (1984) lembaga adalah aturan di dalam suatu kelompok
masyarakat atau organisasi yang menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu
mereka dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerja sama atau berhubungan satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
Sedangkan menurut Ostrom, (1985-1986) kelembagaan diidentikan dengan aturan dan
rambu-rambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat
untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atau saling tergantung satu sama lain.
Penataan institusi (institusional arragements dapat ditentukan oleh beberapa unsur-unsur
aturan operasional untuk mengatur pemanfaatan sumber daya, aturan kolektif untuk
menentukan menegakkan hukum atau aturan itu sendiri dan untuk merubah aturan
operasional serta mengatur hubungan kewenangan organisasi.
Dari definisi para ahli tersebut Djogo Dkk, menyimpulkan dan mendefinisikan
kelembagaan sebagai suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau
organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk hubungan antar manusia atau
antar organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh
faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik atauran formal maupun
informal untuk pengendalian perilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai
tujuan bersama.
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) kelembagaan didefinisikan
sebagai suatu sistem badan sosial atau organisasi yang melakukan suatu usaha untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.2 Peran Kelembagaan
Lembaga dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lembaga formal dan non-formal.
Lembaga formal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang memiliki hubungan kerja
rasional dan mempunyai tujuan bersama, biasaya mempunyai struktur organisasi yang jelas,
contohnya perseroan terbatas, sekolah, pertain politik, badan pemerintah, dan sebagainya.
Lembaga non-formal adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan bersama
dan biasanya hanya memiliki ketua saja. Contohnya arisan ibu-ibu rumah tangga, belajar
bersama, dan sebagainya. Lembaga formal memiliki struktur yang menjelaskan hubungan-
hubungan otoritas,kekuasaan akuntabilitas dan tanggung jawab serta bagamaina bentuk
saluran komunikasi berlangsung dengan tugas-tugas bagi masing-masing anggota. Lembaga
formal bersifat terencana dan tahan lama, karena ditekankan pada aturan sehingga tidak
fleksibel. Pada lembaga non-formal biasanya sulit menentukan untuk waktu nyata seorang
untuk menjadi anggota organisasi, bahkan tujuan dari organisasi tidak terspesifikasi dengan
jelas. Lembaga non-formal dapat dialihkan menjadi lembaga formal apabila kegiatan dan
hubungan yang terjadi di dalam di lakukan secara terstruktur atau memiliki struktur
organisasi yang lengkap dan terumuskan.
Menurut Mubyarto (1989), yang dimaksud lembaga adalah organisasi atau kaedah-
kaedah baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota
masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nasution (2002), kelembagaan mempunyai
pengertian sebagai wadah dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkat
aturan, prosedur, norma perilaku individual dan sangat penting artinya bagi pengembangan
pertanian. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu : kelembagaan
sebagai suatu aturan main (rule of the game) dalam interaksi personal dan kelembagaan
sebagai suatu organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1987)6. Kelembagaan
sebagai aturan main diartikan sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal,
tertulis maupun tidak tertulis mengenai tata hubungan manusia dan lingkungannya yang
menyangkut hak-hak dan perlindungan hak-hak serta tanggung jawabnya. Kelembagaan
sebagai organisasi biasanya merujuk pada lembaga-lembaga formal seperti departemen dalam
pemerintah, koperasi, bank dan sebagainya. Suatu kelembagaan (instiution) baik sebagai
suatu aturan main maupun sebagai suatu organisasi, dicirikan oleh adanya tiga komponen
utama (Pakpahan, 1990 dalam Nasution, 2002) yaitu :
1. Batas kewenangan ( jurisdictional boundary) Batas kewenangan merupakan batas
wilayah kekuasaan atau batas otoritas yang dimiliki oleh seseorang atau pihak tertentu
terhadap sumberdaya, faktor produksi, barang dan jasa. Dalam suatu organisasi, batas
kewenangan menentukan siapa dan apa yang tercakup dalam organisasi tersebut.
2. Hak Kepemilikan (Property right) Konsep property right selalu mengandung makna
sosial yang berimpiklasi ekonomi. Konsep property right atau hak kepemilikan muncul dari
konsep hak (right) dan kewajiban (obligation) dari semua masyarakat perserta yang diatur
oleh suatu peraturan yang menjadi pegangan, adat dan tradisi atau consensus yang mengatur
hubungan antar anggota masyarakat. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang dapat
mengatakan hak milik atau penguasaan apabila tidak ada pengesahan dari masyarakat
sekarang. Pengertian diatas mengandung dua implikasi yakni, hak seseorang adalah
kewajiban orang lain dan hak yang tercermin oleh kepemilikan (ownership) adalah sumber
kekuasaan untuk memperoleh sumberdaya.