Anda di halaman 1dari 18

TAHAPAN PERKEMBANGAN EMBRIO HEWAN

Disusun Oleh:
Nama : Nim :
Markus Btlajery 2016 – 40 - 097
Grery Fatwembun 2016 – 40 -
Klawdi Saitapi 2016 – 40 -

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas penyertaannya maka
kami dapat menyelesaikan makalah dalam rangka memenuhi Tugas mata kuliah “Embriologi
Hewan” yang berjudul “Tahapan Perkembangan Embrio Hewan”
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atau media yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari akan adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca .
Semoga keberhasilan selalu berpihak kepada kita.

Ambon, 18 september 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakan makluk hidup yang dimulai dari
bertemunya sel telur yang dilepaskan oleh ovarium dengan sepermatozoa yang dihasilkan
oleh testis sehingga dari proses tersebut terbentuk suatu makluk hidup baru yang disebut
dengan zigot yang kemudian kondisi tersebut disusul oleh terjadinya kebuntingan serta
berakhir dengan kelahiran ( anonymous 2008 ).
Dewasa ini usaha peternakan di Indonesia hampir selalu menghadapi kendala, yang
mengakibatkan produktivitas ternak masih rendah. Salah satu kendala tersebut adalah masih
banyak kasus gangguan reproduksi menuju kepada adanya kemajiran ternak betina. Hal ini
ditandai dengan rendahnya angka kelahiran pada ternak tersebut (Hardjopranjoto, 1995).
Angka kelahiran dan pertambahan populasi ternak adalah masalah reproduksi atau
perkembangbiakan ternak. Penurunan angka kelahiran dan penurunan populasi ternak
terutama dipengaruhi oleh efisiensi reproduksi atau kesuburan yang rendah dan kematian
prenatal (Toelihere, 1981).
Lama satu siklus birahi merupakan proporsi lama kebuntingan yang penting dan bila
satu siklus hilang karena ketidakberhasilan pembuahan ini merupakan kerugian ekonomi
pada sistem produksi yang intensif dan hilangnya siklus kedua karena kegagalan dalam
mendeteksi dan menginseminasi kembali hewan yang tidak bunting juga dapat merugikan
dalam segi ekonomi (Hunter, 1981).
Secara ideal hanya sapi-sapi betina dan pejantan yang normal, sehat dan sangat fertil
yang harus dikawinkan, akan tetapi sapi betina maupun sapi jantan mempunyai kesuburan
yang berbeda-beda. Apabila sapi betina kurang subur maka kesuburan pejantan menjadi
sangat penting (Toelihere, 1981).

B. Rumusan masalah
Bagaimana proses perkembangan embrio pada hewan?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu dengan adanya makalah ini dapat membantu
daya pikir mahasiswa tentang bagaimana proses periode perkembangan pada embrio.
BAB II
PEMBAHASAN

Pertumbuhan adalah penambahan sel- sel dan bobot tubuh yang bersifat irreversible.
Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan organogenesis dan diferensiasi
struktur serta fungsi. Pertumbuhan dan perkembangan hewan terdiri dari dua tahap, yaitu
tahap embrio dan tahap pasca embrio.

Tahap Embrio

Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian
terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi
beberapa fase, yaitu fase morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta
organogenesis.

1. Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan sel dimulai dari satu
menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi
pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang
memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal
pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu Lihat Gambar 1. Setelah
pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal
yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai
terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

Gambar 1. Tahapan pembelahan sel menjadi morula.

2. Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada
fase morula. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut berbeda. Pada kutub
fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit dibandingkan dengan kutub
vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda menentukan arah pertumbuhan dan
perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah
selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang
berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2). Embrio yang memiliki blastosol
disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula
selesai dilanjutkan dengan fase gastrula.

Gambar 2. Terbentuknya rongga bastosol.

3. Fase Gastrula

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan
blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel
pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan
membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi berbagai macam
saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya,
arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa
invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor.
Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung akan membuka dan menjadi
mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian
mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, ektoderm
(Gambar 3).
Gambar 3. Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu


hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki dua lapisan
embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik adalah Coelenterata
(hewan berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu
ektoderm, endoderm, dan mesoderm.
Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm.

Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada tidaknya selom (berasal
dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom tersebut dibentuk selama
embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan
selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki pseudoselomata memiliki selom
semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata yang memiliki selom sesungguhnya,
misalnya manusia (Gambar 4).

Gambar 4. Tipe selom pada hewan.


4. Diferensiasi dan Organogenesis

Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi sel
untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa
pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-
masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi
organ-organ sebagai berikut:

1. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar


minyak, kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor.
2. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem reproduksi
3. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan, sistem
pernapasan, pankreas dan hati serta kelenjar gondok.

Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan saling mempengaruhi.
Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk
perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari sel ektoderm dan sebagian dari
mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan.

Tahapan Pasca Embrio

Pada tahap pasca embrio, terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu
dewasa. Individu dewasa, artinya siap menghasilkan keturunan atau bereproduksi Beberapa
hewan invertebrata mengalami regenerasi atau metamorfosis selama pertumbuhan dan
perkembangannya Sedangkan hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan
dari hewan muda (anak) menjadi hewan dewasa.

1. Regenerasi

Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Proses ini ditentukan oleh
sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami diferensiasi. Pada organisme yang
berkembang biak secara aseksual, regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau
berkembang biak Contohnya cacing pipih, Cacing pipih memiliki kemampuan regenerasi
yang sangat tinggi. Apabila tubuhnya dipotong, potongan akan menjadi individu baru dan
lengkap.

2. Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh hewan dari
suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan hewan khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa. Dalam siklus
hidupnya, hewan memiliki truktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap
stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon. Di bawah pengaruh hormon, ukuran
tubuh hewan bertambah, jaringan terorganisasi, dan bagian-bagian tubuh kembali dibentuk.

 Metamorfosis serangga (insekta)


Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami, serangga
dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola, dan hemimetabola.

a. Ametabola

Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis. Stadium


yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa). Contohnya kutu buku yang
bertelur kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan metamorfosis.

b. Holometabola

Holometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna. Hewan


ini memiliki stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago (dewasa). Contoh
hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Stadium telurnya dapat
kita amati pada daun, Telur menjadi larva yang sangat aktif mencari makan dengan cara
memakan daun. Stadium larva terjadi beberapa kali pergantian kulit yang disebut dengan
ekdisis. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa (kepompong). Fase pupa merupakan
fase istirahat. Kemudian, pupa berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan
berkembang biak kembali untuk menghasilkan telur. Contoh lain holometabola adalah
kumbang, ngengat, semut, dan lebah.

c. Hemimetabola

Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.


Stadium yang dimiliki oleh hewan ini adalah telur, larva atau nimfa, semi-imago, dan imago
(dewasa). Contoh hewan kelompok ini adalah kumbang. Stadium telur dapat kita amati pada
pasir sebagai medium peletakan telur. Setelah telur menetas, terbentuk stadium larva.
Setelah itu akan terbentuk stadium semi-imago. Stadium ini memiliki bentuk morfologi yang
sama dengan kumbang imago, tetapi belum memiliki kemampuan untuk bereproduksi,
karena organ reproduksinya belum tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang memasuki
stadium imago yang mampu bereproduksi atau berkembang bia menghasilkan. Contoh lain
hemimetabola adalah belalang, walang sangit, dan lipas.
 Metamorfosis katak (amfibi)

Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3 stadium, yaitu


premetamorfosis, prometamorfosis, dan metamorfosis klimaks. Selama stadium
premetamorfosis, telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi berudu (kecebong). Berudu
bertambah ukurannya dengan sedikit perubahan bentuk tubuh. Pada stadium
prometamorfosis, kaki bagian belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara lambat.
Selama metamorfosis klimaks, kaki bagian depan muncul dan ekor mulai menghilang.
Fertilasi pada hewan terdiri atas dua cara , yaitu fertilasi eksternal dan fertilasi internal.
Fertilasi eksternal adalah pembuahan yang terjadi diluar tubuh induk betina, yang umumnya
terjadi pada hewan air, contohnya, ikan danair.

1. Fertilasi pada ikan.

Alat reproduksi pada ikan jantan atas terdiri berjumlah sepasang, Vas deferens, dan
urogenital. Testis digantungkan pada dinding tengah rongga abdomenoleh mesorsium.testis
bentuknya oval dengan permukaan kasar serta panjang dan berlobus. Vas deferens adalah
saluran yang menghubungkan testis dengan urogenital. Urogenital adalah tempat keluarnya
sperma.
Alat reproduksi pada ikan betina terdiri atas sepasang ovarium, oviduk, dan urogenital.
Ovarium adalah penghasil sel telur yang terletak pada anterior rongga andomen. Oviduk
adalah saluran penghubung ovarium dengan urogenital. Urogenital adalah tempat keluarnya
sel telur.
Pembuahan pada ikan terjadi secara eksternal. Pembuahan terjadi ketika ikan betina
mengeluarkan telurnya, kemudian telur tersebut akan dibuahi oleh ikan jantan dengan
mengeluarkan cairan seperti bubur yang berisi sperma didalamnya. Embrio ikan tidak begitu
lama brada didalam telur. Saat telur menetas, anak ikan yang memiliki bentuk seperti
induknya akan keluar dari cangkang telur.
2. Fertilasi pada katak.

Alat reproduksi katak jantan terdiri atas sepasang testis, vas deferens, dan kloaka. Testis
berwarna putih kekuningan dan digantungkan oleh mesorsium. Vas deferens adalah tubulus
ginjal yang akan membawa spermatozoa dan testis menuju vasikula seminalis. Vasikula
seminalis terletak didekat kloaka berfungsi sebagai tempat penyimpan sperma sementara.
Vasikula seminalis hanya akan membesar saat musim kawin saja. Kloaka adalah tempat
keluarnya sperma.
Alat reproduksi katak betina terdiri atas sepasang ovarium, oviduk, dan kloaka.
Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok.
Oviduk dimulai dengan bengunan yang mirip sorong dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal. Oviduk akan bermuara dikloaka. Kloaka adalah tempat keluarnya sel telur.
Pembuahan pada katak berlangsung didalam tanah. Katak betina didekap oleh katak
jantan sesaat katak betina mengeluarkan sel-sel telurnya. Kemudian pada waktunya yang
bersamaan, katak jantan mengeluarkan sperma, terjadilah pembuahan. Katak melakukan
fertilasi atau pembuahan secara eksternal.
Selain fertilasi eksternal, kita juga mengenal fertilasi internal. Fertilasi internal adalah
fertilasi atau pembuhan yang terjadi didalam tubuh. Hewan yang melakukan pembuahan
secara internal. Contohnya, serangga, reptile, burung, mamalia. Berbeda dengan pembuahan
diluar tubuh, pembuahan di dalam tubuh lebih memperbesar peluang keberhasilan
pembuahan.
Hal itu terjadi karna pembuahan terjadi didalam saluran telur atau oviduk sehingga
terhindar dari pemangsa serta pengaruh kondisi lingkungan yang merugikan. Selain itu,
jumlah sperma yang masuk ke dalam tubuh induk betina berjumlah jutaan dan sperma dapat
bergerak sepanjang saluran telur . hal-hal itulah yang menyebabkan peluang kebarhasilan
pembuahan yang sangat besar.

3. Pembuahan pada aves.

Alat reproduksi burung jantan terdiri atas testis berjumlah sepasang dan vas deferens
yang bermuara pada kloaka. Testis berbentuk oval dan bagian permukaanya licin. Pada
musim kawin testis ukurannya membesar. Testis merupakan tempat pembuahan dan
penyimpanan spermatozoa. Vas deferens adalah saluran yang menghubungkan testis dengan
kloaka. Kloaka adalah tempat keluarnya sperma.
Alat reproduksi burung betina terdiri atas ovarium, oviduk, dan kloaka. Selain pada
burung elang, ovarium burung yang berkembang hanya yang sebelah kiri. Ovarium terletak
dibagian dorsal rongga abdomen. Oviduk memiliki bentuk panjang dan bergulung. Kloaka
adalah tempat keluarnya sel telur.

Burung jantan akan berusaha menarik perhatian para burung betina. Pada burung hias
seperti burung merak, mengandalkan warna bulu-bulunya. Sedangkan pada burung berkicau,
antar burung pejantan akan beradu suara untuk menarik perhatian burung betina. Kemudiaan
jika burung betina merasa tertarik, dia akan mendekat, setelah itu terjadilah pembuahan.
Langkah terakhir adalah pembuahan sarang sebagai tempat bertelur, mengerami telur dan
mengasuh anak.
Sel telur burung berukuran sangat besar. Burung jantan memasukkan sel spermanya
melalui kloaka. Kemudian ketika kloaka burung jantan menempel pada kloaka burung betina,
sperma masuk menuju sel telur. Saat keluar dari ovarium, sel telur belum memiliki cangkang.
Kemudian terjadi pembuahan danterbentuk zigot, telur akan bergerak menuju kloaka.
Kelengkapan telur akan terbentuk saat zigot berjalan menuju kloaka, pertama zigot akan
dibungkus oleh putih telut dari zat kapur.
Untuk mengetahui susunan telur burung,

a. Putih telur
Putih telur adalah cairan berwarna bening yang mengandung protein, air, dan mineral
untuk pertumbuhan embrio. Putih telur juga berfungsi menahan goncangan bagi embrio.

b. Zigot
Zigot terletak didalam kuning telur. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Embrio hanya akan dapat berkembang jika berada dalam suhu tertentu. Oleh karena itu telur
perlu dierami selama beberapa minggu agar dapat menetas menjadi anak burung.

c. Kuning telur
Kuning telur adalah sumber bahan makanan bagi embrio, terutema protein dan lemak.

d. Tali kuning telur


Fungsi tali kuning telur adalah menjaga kedudukan zigot agar selalu diatas.

4. Pembuahan pada Reptil.

Ular, kadal, dan buaya adalah sejenis reptile yang sering kita lihat. Reptile banyak
sekali jenisnya. Salah satu yang akan kita bahas ialah kadal.
Alat reproduksi kadal jantan terdiri dari sepasang testis, vas deferens, dan sepasang remi
penis yang bermuara di kloaka. Pada umumnya reptile mengeluarkan sperma menggunakan
kloaka, kecuali kadal dan cicak yang mengeluarkan sperma menggunakan remipenis.
Sedangkan alat reproduksi kadal betina terdiri atas sepasang ovarium dan oviduk yang
bermuara di kolaka.
Setelah terjadi pembuahan, zigot terbentuk dan berkembang menjadi embrio.
Perkembangan embrio didalam telur dengan memperoleh zat-zat yang diperlukan ddi dalam
telur itu sendiri. Kemudian setelah jangka waktu tertentu, telur akan menetas menjadi
individu baru.
Perkembangan embrio di dalam telur kemudian telur menetas diluar tubuh induk disebut
ovipar, sedangkan perkembangan embrio di dalam telur kemudian telur menetas didalam
tubuh induk disebut ovovipar.

5. Pembuahan pada Mamalia.


Alat reproduksi mamalia jantan terdiri atas sepasang testis yang berada diluar tubuh.
Ves deferens, dan penis. Alat reproduksi mamalia betina terdiri atas sepasang ovarium,
oviduk, Rahim (uterus) dan vagina. Pada beberapa mamalia memiliki Rahim lebih dari satu
periode kehamilan. Rahim adalah tempat berkembangnya embrio di dalam tunuh induk
betina.
Mamalia mengalami pembuahan didalam tubuh betina. Mamalia jantan mengguanakan
penis uruk memasukkan sperma kedalam tubuh brtina. Selanjutnya, pembuahan akan terjadi
didalam oviduk. Sperma dan sel telur yang melebur akan membenyuk zigot. Zigot kemudian
akan berkembang menjadi embrio.
Embrio akan berkembang didalam Rahim sampai saat melahirkan kangguru menahan
embrionya selama periode singkat dalam Rahim. Embrio kangguru kemudian merangkak
keluar dan menyelesaikan perkembangannya dengan cara melekat pada kelenjar susu dalam
kuntuk induknya. Pada mamalia yang memiliki plasenta, embrio berkembang secara
keseluruhan di dalam Rahim. Embrio mendapatkan suplay makanan dari plasenta tersebut.

Masa kehamilan antara jenis mamalia yang satu dengan yang lain tidak sama. Masa
kehamilan beberapa mamalia disajikan pada table berikut.
Hewan Masa kehamilan
Gajah 19-21 bulan
Kucing 110 hari
Sapi 7-8 bulan
Kelinci 29-35 hari
Tikus 21-23 hari
Kambing 145-155 hari

Proses perkembangbiakan hewan

Berkembang biak adalah suatu kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak


jenisnya, atau menghasilkan keturunan. Tujuan berkembang biak untuk mempertahankan
jenisnya sehingga terhindar dari kepunahan. Hewan mengalami kepunahan karena
pemanfaatan bagian tubuh hewan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pemanfaatan bagian tubuh hewan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Perkembangbiakan hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif
dan Generatif. Perkembangbiakan Vegetatif terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan dan
Betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak
bertulang belakang .
Cara perkembangbiakan hewan ada beberapa cara, di antaranya dengan cara melahirkan
(vivipar), bertelur (ovipar), dan bertelur melahirkan (ovovivipar), serta ada yang
berkembangbiak dengan cara membelah diri (fragmentasi).

Perkembangbiakan pada hewan secara kawin diawali dengan pembuahan. Pembuahan


terjadi jika sel kelamin betina (sel telur) dan sel kelamin jantan(spermatozoid) berbaur
(bersatu). Hasil pembuahan ini disebut zigot. Zigot adalah proses perkembangbiakan
sebelum janin atau calon janin/embrio pada rahim wanita. Zigot tumbuh menjadi embrio
(janin). Embrio inilah kelak menjadi keturunan baru.

Berdasarkan tempat terjadinya pembuahan, hewan yang berkembang biak dengan cara
bertelur dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Hewan bertelur yang pembuahannya terjadi di dalam tubuh hewan betina (Fertilisasi
Internal). Pembuahan di dalam tubuh terutama terjadi pada kelompok reptilia (hewan melata),
unggas, dan mamalia (hewan menyusui). Contohnya: ayam dan burung.

Hewan bertelur yang pembuahannya terjadi di luar tubuh betina (Fertilisasi Eksternal).
Pembuahan di luar tubuh terjadi karena penggabungan sel telur dan sperma terjadi di luar
tubuh induknya. Contohnya: katak dan ikan.

Perkembangbiakan secara kawin pada hewan dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut :
Pada hewan bertelur, pertumbuhan dan perkembangan embrio terjadi di luar tubuh
induknya. Embrio itu dibungkus dan dilindungi oleh cangkang. Embrio di dalam telur ini
dilengkapi dengan kuning telur (yolk). Kuning telur digunakan sebagai cadangan makanan
untuk perkembangan embrio. Jika embrio telah tumbuh sempurna, telur akan menetas dan
keluarlah individu baru. Hewan yang berkembang biak secara bertelur disebut ovipar. Ayam
dan burung merupakan contoh hewan bertelur. Contoh hewan reptil (Reptil binatang adalah
sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi
tubuhnya) yang bertelur adalah penyu.

Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tidak mempunyai daun telinga


2. Tidak mengalami masa mengandung
3. Tidak memiliki kelenjar susu
4. Mengerami telurnya
Hewan yang melahirkan juga menghasilkan telur. Akan tetapi, telur tidak dikeluarkan dari
tubuh. Telur tetap berada di dalam rahim hewan betina. Telur tersebut juga tidak terbungkus
oleh cangkang atau kulit yang keras. Setelah telur itu dibuahi, telur akan tumbuh menjadi
calon bayi dan tumbuh menjadi bayi yang sempurna. Selama itu pula hewan betina
mengalami masa kehamilan. Setelah mencapai umur tertentu dalam kandungan, maka anak
hewan dilahirkan. Anak hewan yang baru lahir diberi makan oleh induknya dengan cara
menyusui. Hewan yang berkembang biak secara melahirkan disebut vivipar. Contoh hewan
vivipar sapi, kucing, kambing, dan singa

Hewan yang berkembangbiak dengan cara melahirkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memiliki daun telinga


2. Memiliki kelenjar susu
3. Mengalami masa mengandung
4. Memiliki rambut/ bulu yang halus

c. Hewan yang Berkembang Biak dengan Bertelur-Melahirkan (Ovovivipar)

Hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur-melahirkan disebut dengan ovovivipar.


Pembuahannya terjadi di dalam tubuh hewan betina. Setelah terjadi pembuahan, di dalam
tubuh hewan betina akan terbentuk telur. Zigot tumbuh menjadi embrio di dalam telur
tersebut. Proses ini di namakan kehamilan. Setelah embrio tumbuh dengan sempurna di
dalam telur, induk mengeluarkannya sebagai keturunan baru. Kadang-kadang, anak yang
dikeluarkan masih terbungkus dalam cangkang telur .Contoh hewan ovovivipar adalah paus,
ikan pari, dan beberapa jenis ular.

a. Membelah Diri (fragmentasi)

Hewan yang bersel tunggal berkembang biak dengan cara membelah diri, tidak dengan
cara kawin. Contohnya, amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri. Pembelahan
pertama kali tejadi pada inti sel, kemudian bagian tubuh lain ikut membelah. Pembelahan ini
menghasilkan dua sel yang kembar. Tiap sel hasil pembelahan menjadi individu baru yang
dapat tumbuh dan berkembang biak.

Selain amoeba, ada juga hewan yang berkembang biak dengan cara pemisahan bagian
tubuh, contohnya bintang laut. Bila bintang laut dibelah menjadi dua bagian, maka tiap
bagian tubuhnya itu dapat tumbuh menjadi individu baru. Cara perkembangbiakan dengan
pemisahan bagian tubuh ini dinamakan fragmentasi.

b. Tunas.
Perkembangbiakan dengan cara pembentukan tunas antara lain terjadi pada Hydra. Hydra
merupakan hewan yang tidak bertulang belakang. Hydra hidup pada air tawar. Pada tubuh
Hydra dewasa akan muncul tonjolan. Tonjolan tersebut akan terus tumbuh dan
membesar. Kemudian, akan terbentuk mulut dan lengan (tentakel). Tunas yang belum
dewasa ini mendapatkan makanan dari tubuh induknya. Ketika setelah cukup besar, tunas itu
akan terlepas dari tubuh induknya. Tunas yang terlepas akan tumbuh dan berkembang
menjadi individu baru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
Periode Embrio/organogenesis adalah Suatu periode ketika sel-sel berada dalam proses
pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan periode dimulainya
implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi
berkisar hari ke 12-45, kucing 6-24, dan kuda 12-50 setelah fertilisasi. Selama periode ini
akan terbentuk lamina germinativa selaput embrionik dan organ tubuh Pada periode ini
meliputi pembentukan :
Ada 3 Lapisan-lapisan lembaga (germ layer) yaitu :
a. Endoderm (Lapisan germ yang paling dalam)
b. Mesoderm (Lapisan germ/lembaga tengah)
c. Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar)
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama
masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di
dalam tubuh induk betina.
Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)
Ada 3 tahapan fase embrionik yang terjadi di dalam rahim yaitu :
Fase Morula
Fase Blastula
Fase Gastrula
DAFTAR PUSTAKA

Diah Aryulina, 2012. http://artikelterbaru.com/pendidikan/tahap-embrio-pertumbuhan-dan-


perkembangan-hewan-20111134. html.28 April 2012.02;26.

http://daniandasarpemuliaanternak.blogspot.com/2012/05/tahap-perkembangan-embrio.html

https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/hwan_bio3_1.pdf
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………
C. TUJUAN………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………
TAHAP EMBRIO……………………………........
1. Fase morula
2. Fase blastula
3. Fase glastrula

DIFERENSIASI dan ORGANOGENESIS..............................................

TAHAPAN PASCA EMBRIO.....................................................................

1. Regenerasi
2. Metamorfosis

FERTILISASI HEWAN.................................................................

1. Fertilisasi pada ikan..................................................................


2. Fertilisasi pada katak
3. Fertilisasi pada aves
4. Fertilisasi pada reptilia
5. Fertilisasi pada mamalia

PROSES PERKEMBANGBIAKAN HEWAN

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………


A. KESIMPULAN……………………………………………………........
B. SARAN……………………………………………………………........
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai