Anda di halaman 1dari 6

SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH PADA JARINGAN KOMUNIKASI

VOICE OVER INTERNET (VoIP) DENGAN METODE LOAD BALANCING

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:
FAHAD ARWANI
NIM. 105060301111024 - 63

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2015

1
SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH PADA JARINGAN KOMUNIKASI VOICE OVER
INTERNET PROTOCOL (VoIP) DENGAN METODE LOAD BALANCING
Fahad Arwani1, Wahyu Adi Priyono., Ir., M.Sc.2, Sigit Kusmaryanto, Ir., M.Eng.2
1
Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2Dosen Teknik Elektro Univ.Brawijaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Email: arwanifahad08@gmail.com
Abstrak - VoIP memiliki daya tarik tersendiri jika Kasus Fakultas Ilmu Komputer”[2] telah
dibandingkan dengan POTS (Plain Old Telephone
Service), VoIP dapat diimplementasikan dengan
dilakukan perancangan, implementasi dan
biaya lebih murah. Melihat permasalahan ini, pengujian terhadap sistem VoIP. VoIP
maka dilakukan penelitian tentang pembangunan diimplementasikan pada jaringan Fakultas Ilmu
sistem VoIP pada jaringan LAN (Local Area Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI).
Network). Sementara itu, sistem manajemen Penelitian ini menghasilkan dokumen
bandwidth menggunakan metode HTB perancangan sistem VoIP untuk Fasilkom UI
(Hierarchical Tocken Bucket) dengan teknik load- serta berhasil melakukan implementasi.
balancing merupakan proses pengaturan Aplikasi sistem client VoIP dapat juga
bandwidth untuk mendukung kebutuhan layanan digunakan sebuah User Interface yang akan
jaringan. Hasil analisis penerapan sistem ini
menangani panggilan atau registrasi nomor
membuktikan bahwa pembagian kapasitas
bandwidth menyebabkan perbedaan nilai packet baru[3].
loss, delay end-to-end, dan throughput sistem. Nilai Sementara itu, sistem manajemen
packet loss yang paling kecil menggunakan teknik bandwidth merupakan proses pengaturan
load-balancing dengan alokasi bandwidth 2Mbps bandwidth yang tepat untuk masing-masing
adalah 0.4217% dan packet loss paling besar client pada sistem jaringan internet yang
tanpa menggunakan teknik load-balancing dengan mendukung kebutuhan aplikasi layanan
alokasi bandwidth 256 kbps adalah 2.28909%. internet.
Nilai delay end-to-end paling kecil menggunakan Pengimplementasian manajemen
teknik load-balancing dengan alokasi bandwidth
bandwidth diatur melalui pengalokasian
2Mbps adalah 0.004 ms dan delay end-to-end
paling besar tanpa menggunakan load-balancing kecepatan upload dan download pada masing-
dengan alokasi bandwidth 256 kbps adalah 0.032 masing alamat IP client secara sentralisasi
ms. Pengaturan sistem manajemen bandwidth ini menggunakan router mikrotik. Dengan
menghasilkan throughput yang terkontrol sesuai demikian, jika ada client yang mengakses
dengan alokasi upload dan download yang internet membutuhkan kapasitas bandwidth
diberikan oleh administrator. yang besar, maka client lain tidak akan
terganggu, karena masing-masing client sudah
Kata Kunci - load-balancing, packet loss, delay mempunyai kapasitas bandwidth masing-
end-to-end, throughput masing yang dapat dipakai untuk mengakses
internet.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis
I. PENDAHULUAN
performansi sistem manajemen bandwidth
Voice over Internet Protocol (VoIP) yang menggunakan metode HTB (Hierarchical
muncul sebagai alternatif untuk telepon umum Tocken Bucket) dengan teknik load-balancing
biasa. Penyedia jasa layanan telepon IP sebagai langkah manajemen di sisi broadband-
bergerak dengan cepat dari penyebaran skala nya terhadap beberapa parameter diantaranya:
rendah bypassing tol kepada layanan carrier
packet loss, delay end-to-end, dan throughput
kompetitif skala besar. Hal ini memberikan
sistem. Pengambilan dan pengujian data
jaringan perusahaan kesempatan dan pilihan
menggunakan software queue statistics dan
mendukung solusi jaringan tunggal lebih murah
daripada beberapa jaringan yang terpisah. software network analyzer wireshark.
Penyebaran suara melalui paket jaringan Perancangan pada penelitian menggunakan
mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama empat buah komputer sebagai client, satu buah
empat tahun terakhir. Jumlah pelanggan VoIP di router mikrotik, dan satu buah switch yang
seluruh dunia mencapai 38 juta pada akhir tahun terhubung menggunakan kabel UTP dengan
2006 dan diproyeksikan bahwa akan ada sekitar topologi star, serta seperangkat komputer
250 juta pada akhir tahun 2011[1]. server. Pengujian di sisi client menggunakan
Pada penelitian yang berjudul “Implementasi
layanan aplikasi TCP/IP versi 4 kelas C pada
Voice-over-IP di Universitas Indonesia: Studi

1
jaringan internet dengan layanan aplikasi Tabel 1.1 Kategori Kualitas Delay
internet yang dikaji adalah ftp (file transfer
protocol). Pembatasan kapasitas bandwidth Kategori Delay
yang telah ditentukan router menggunakan
Bagus 0 - 150 ms
software WinBox teknik antrian queue tree pada
masing-masing alamat IP client. Penelitian ini
Cukup, Dapat ditolerir 150 ms – 400 ms
hanya membahas bagaimana mengatur alokasi
bandwidth dari trafik yang akan dikirimkan dari Buruk >400 ms
router menuju komputer client.
Dasar teori ini dibahas adalah tentang Voice (Sumber: ITU G.114, 2011)[8]
over Internet Protocol, QoS.
Delay end-to-end ditentukan berdasarkan
A. Voice over Internet Protocol (VoIP)
arsitektur sistem dan merupakan penjumlahan
Voice over Internet Protocol (biasa juga
semua delay yang ada dalam perjalanan paket
disebut VoIP, IP Telephony, Internet telephony,
dari sumber ke tujuan, yang disebut delay
atau Digital Phone) adalah teknologi yang
jaringan (tnetwork)
memungkinkan percakapan suara jarak jauh
melalui media internet. Data suara diubah
menjadi kode digital dan dialirkan melalui
jaringan yang mengirimkan paket-paket data, 2. Throughput
dan bukan lewat sirkuit analog seperti telepon Throughput adalah jumlah rata-rata paket
biasa[4]. VoIP dapat diimplementasikan pada yang sukses diterima atau dikirimkan oleh
jaringan LAN (Local Area Network) dan saluran penerima atau pemancar per detik.
WLAN (Wireless Local Area Network)[5]. Throughput merupakan salah satu parameter
B. Parameter Kinerja Jaringan yang menunjukkan kinerja dari suatu sistem
Quality of Service (QoS) adalah perforrmansi komunikasi data
yang menentukan derajat kepuasan pengguna jumlah pak et data benar yang diterima
terhadap service yang diberikan oleh jaringan 
tv
berdasarkan parameter-parameter. Pada
penelitian digunakan parameter packet loss, 3. Packet Loss
delay end to end, dan throughput dari sisi Packet loss adalah adalah jumlah paket IP
pengguna untuk menentukan QoS[6]. yang hilang selama proses transmisi dari source
menuju destination. Salah satu penyebab packet
1. Delay End to End loss adalah antrian yang melebihi kapasitas
buffer pada setiap node. Beberapa penyebab
terjadinya packet loss, yaitu congestion, node
yang bekerja melebihi kapasitas buffer, memori
yang terbatas pada node dan policing.
Tabel 1.2 Tabel Kategori Packet loss

Kategori Packet loss

Sangat Bagus 0%

Bagus 0%–3%
Gambar 1.1 Delay End-to-end
Sedang 3 % - 15 %
(Sumber: www.cisco.com)
Protokol ITU-T G.114 untuk komunikasi
Buruk 15 % - 25 %
realtime pada jaringan menyarankan latency
150 ms dan masih memungkinkan sampai jarak
hampir 24.000 km atau 15.000 mil sebagaimana (Sumber: TIPHON, 2012)
pula untuk delay propagasi (yang kira-kira
mencapai 60 % dari lingkar bumi). Bahkan
untuk skenario terburuk secara teoritis (untuk
panjang persis setengah lingkar bumi) hanya
akan dibutuhkan 126 ms waktu keterlambatan[7].

2
II. METODE PENELITIAN Hierarchial Token Bucket (HTB) seperti yang
Tahapan dalam penelitian meliputi diperlihatkan pada Gambar 2.2, peneliti
pengambilan data (data sekunder dan data melakukan rekayasa pada sisi bucket. Ketika
alokasi bandwidth dinilai akan melampaui batas
primer), analisis data, pengolahan data,
(overlimit), maka segera akan dilakukan
pembahasan dan hasil dan penarikan
pemindahan jalur pengiriman data menuju
kesimpulan. Penelitian mengkaji layanan Voice
alamat yang diinginkan. Mekanisme ini
over Internet Protocol (VoIP) pada jaringan dilakukan dengan metode load-balancing
WLAN. sebagai metode utamanya. Load-balancing
Data-data yang diperlukan dalam kajian ini sendiri adalah didefinisikan sebagai proses dan
terdiri atas data primer dan data sekunder. Data teknologi yang mendistribusikan lalu lintas situs
sekunder bersumber dari jurnal ilmiah, skripsi, antara beberapa server dengan menggunakan
buku, internet dan forum-forum resmi yang perangkat berbasis jaringan. Perangkat ini
membahas WLAN. Data sekunder juga meng-intercept lalu lintas yang ditujukan
menghasilkan data perhitungan nilai-nilai kepada sebuah situs dan mengalihkan lalu
parameter (delay end to end, packet loss dan lintasnya ke berbagai server. Proses Load-
throughput) melalui pendekatan teoritis. balancing ini benar-benar transparan kepada
Data primer didapatkan dari hasil pengguna akhir. Sering ditemui ada puluhan
pengamatan nilai-nilai parameter kinerja atau bahkan ratusan server yang beroperasi di
jaringan (delay end-to-end, packet loss, dan belakang URL tunggal. Pengalihan jalur
throughput) menggunakan wireshark pada sisi pengiriman data ini bertujuan untuk
pengguna. Rancangan konfigurasi perangkat memperbesar nilai efisiensi pada sisi kecepatan
ditunjukkan dalam blok diagram pada Gambar pelayanan terhdap client (  ). Adapun proses
2.1 berjalannya mekanisme ini dapat dilihat pada
flowchart Gambar 2.3 berikut:
MULAI

Mengelompokkan paket data berdasar


header data

Urutan prioritas paket


data berdasar alamat IP

Gambar 2.1 Rancangan Konfigurasi Jaringan Paket data dikirim ke alamat client

Data hasil pengamatan digunakan sebagai


Y Membagi bandwidth dalam
bahan pembahasan. Pembahasan dilakukan Terjadi
congestion?
satu line untuk mengirimkan
paket data yang ada
dengan membandingkan nilai delay end to end, T
packet loss, dan throughput.
Penjadwalan pengiriman paket data
berdasar skala prioritas IP

Paket Data yang akan Dikirim Paket Data yang Terkiri m


Delay Menggunakan lebih dari satu
Metode HTB melampaui standar line server untuk
ITU-T mengririmkan paket data
T G.114? Y tersisa

Paket Data yang akan Dikirim Bandwidth


Setiap kelas paket T
Paket data dimasukkan ke dalam
data sesuai antrian sebelum dikirim
Setting?

Sebuah token
ditambahkan ke Ukuran Bucket
T
bucket setiap T Terjadi
Y
antrian?

SELESAI Paket data dihapus

Paket Data yang Terki rim

Gambar 2.3 Flowchart Sistem Manajemen


Bandwidth
Gambar 2.2 Ilustrasi Sistem Metode
Hierarchial Tocken Bucket (HTB)
III. PEMBAHASAN DAN HASIL
Berpatokan pada model arsitektur Pembahasan yang dilakukan meliputi
manajemen bandwidth jaringan metode perancangan, instalasi, pengujian hingga

3
analisis kualitas layanan Voice over Internet
Protocol (VoIP).

1. Pengujian
Pengujian dilakukan 2 tahap, yakni
pengujian koneksi dan pengujian conference.
Pengujian koneksi dilakukan untuk mengetahui
koneksi antara server hingga pengguna. Hasil
pengujian koneksi ditampilkan Gambar 3.1.
Gambar 3.3 Perbandingan Delay End-to-end
Hasil Pengamatan

Gambar 3.1 Hasil Uji Koneksi


Koneksi antara server dan pengguna telah
terhubung. Hal ini dibuktikan dengan perintah
PING berfungsi untuk menguji instalasi alamat
IP yang digunakan pada suatu perangkat host
sudah terhubung dengan host lain dengan jalur
yang benar dengan cara mengirimkan paket uji
dan menerima kembali paket uji tersebut dengan Gambar 3.4 Perbandingan Delay End-to-end
jangka waktu tertentu ke host penguji. Hasil Perhitungan
Pengujian Voice Over Internet Protocol
(VoIP) melalui WLAN bertujuan untuk Gambar 3.3 dan Gambar 3.4
mengetahui layanan Voice Over Internet menunjukkan perbandingan Delay End-to-end
Protocol (VoIP) dari server baik atau tidak. dari hasil pengamatan dan hasil perhitungan
menggunakan Wireshark
2. Hasil
QoS (Delay End to End, Throughput, Packet
Loss)
Data hasil pengamatan dan pengukuran
menunjukkan nilai-nilai parameter delay end-to-
end, packet loss dan throughput berdasarkan
hasil pengamatan langsung menggunakan
Wireshark.

Gambar 3.5 Perbandingan Throughtput


Gambar 3.5 menunjukkan nilai
throughput yang berdasarkan hasil perhitungan
dan hasil simulasi dengan menggunakan
wireshark

Dari hasil yang ditunjukkan gambar, dapat


diketahui bahwa:
Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Packet Loss
 Terdapat perbedaan nilai parameter pada
hasil Packet Loss antara bandwidth tanpa
Gambar 3.2 menunjukkan menggunakan Load-balancing dengan
perbandingan nilai Packet Loss hasil yang menggunakan Load-balancing.
pengamatan yang merupakan perbandingan dari  Hasil pengamatan dengan hasil
system dengan load-balancing dan tanpa load- perhitungan pada sisi Delay End-to-end
balancing. memiliki perbedaan karena faktor C
(kecepatan proses) yang dimana
kecepatan proses pada perhitungan
digunakan asumsi standar yang sudah
ada, sedangkan pada pengamatan,
kecepatan proses yang terjadi sesuai

4
aspek perangkat yang digunakan. Komputer Client 4 dan nilai paling cepat
 Perbedaan jumlah data yang terjadi sebesar 0.004 ms pada Komputer Client 1.
adalah karena pada sisi pengamatan 6. Kualitas layanan voice call berdasarkan
Wireshark menghitung QoS berdasarkan parameter packet loss, delay end to end,
per paket data, sedangkan pada dan throughput memiliki perbedaan nilai
perhitungan berdasarkan keseluruhan untuk hasil pengamatan dan hasil
paket data. perhitungan. Perbedaan nilai parameter
terjadi karena faktor kecepatan proses dari
IV. KESIMPULAN sisi pengamatan dan perhitungan
7. Kualitas performansi layanan voice call
1. Konfigurasi sistem Voice over Internet
pada jaringan Local Area Netwok
Protocol (VoIP) pada jaringan Local Area
(WLAN) adalah sesuai dengan standar
Network (LAN) telah berhasil dibangun.
ITU-T G.114 untuk delay (delay end to
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
end < 100 ms).
pengujian untuk koneksi maupun
komunikasi voice call.
2. Hasil perhitungan dari penangkapan data
DAFTAR PUSTAKA
primer statistics winbox nilai packet loss
tanpa teknik load-balancing paling besar
[1] Ahson, Syed A., Ilyas, Mohammad. 2009.
adalah 2.2891% pada Komputer Client 4
VoIP Handbook Applications,
dan paling kecil adalah 1.9157088% pada
Technologies, Reliability, and Security.
Komputer Client 1. Sedangkan dengan
Boca Raton: CRC Press.
teknik load-balancing nilai packet loss
[2] Muharisa, F. 2005. Implemantasi Voice-
paling besar adalah 0.4217% pada
over-IP di Universitas Indonesia: Studi
Komputer Client 4 dan nilai paling kecil
Kasus Fakultas Ilmu Komputer. Depok:
adalah 0.2055197% pada Komputer Client
Tugas Akhir Universitas Indonesia.
1.
[3] Aribagyo, H. 2011. Pembangunan Aplikasi
3. Hasil perhitungan nilai packet loss rata-
Softphone Pada Jaringan VoIP Berbasis
rata pada kedua teknik baik dengan
SIP Menggunakan Sistem Operasi Android.
maupun tanpa menggunakan teknik load-
Surabaya: Tugas Akhir Institute Teknologi
balancing berkisar antara 0 - 3%.
Sepuluh November.
Berdasarkan rekomendasi packet loss dari
[4] Astriani, Dwiarum. 2013. Teknologi VoIP.
TIPHON, 2012 maka sistem manajemen
(Online).
bandwidth prioritas alamat IP client
(http://ilmukomputer.org/2013/01/31/teknol
dengan teknik load-balancing dapat
ogi-voip/, diakses tanggal 12 Januari 2015)
diaplikasikan dalam sistem jaringan.
4. Hasil perhitungan nilai delay end-to-end [5] Setiawan, Hendra. 2011. Rancang Bangun
Sistem Telekomunikasi VoIP pada Jaringan
tanpa teknik load-balancing paling lama
FTI UII (Fakultas Teknologi Industri
adalah 0.027 ms pada Komuter Client 4
Universitas Islam Indonesia). Yogyakarta:
dan paling cepat sebesar 0.004 ms pada
Tugas Akhir Universitas Islam Indonesia.
Komputer Client 1, sedangkan pada
[6] ITU-T Study Group 12. 2001.
manajemen bandwidth dengan
Recommendation G.117 - End User
menggunakan teknik load-balancing nilai
Multimedia QoS Categories. (Online).
paling lama adalah 0.031 ms pada
(http://www.itu.int/rec/T-REC-G.1010-
Komputer Client 4 dan nilai paling cepat
adalah 0.004 ms pada Komputer Client 1. 200111-I/en, diakses tanggal 19 November
2014).
5. Hasil penangkapan data primer network
[7] ITU-T. 2011. Realtime Speech Quality
analyzer wireshark didapatkan nilai delay
versus Latency. (Online). (www.cisco.com,
end-to-end pada sistem tanpa
diakses tanggal 17 Januari 2015)
menggunakan teknik load-balancing
[8] ITU-T. 2003. Recommendation ITU-T
paling lama adalah 0.026 ms pada
G.114: One-Way Transmission Time.
Komputer Client 4 dan paling cepat adalah
(Online). (http://www.itu.int/rec/T-REC-
0.004 ms pada Komputer Client 1,
G.114-200305-I/en, diakses tanggal 19
sedangkan pada sistem dengan
November 2014).
menggunakan teknik load-balancing nilai
paling lama sebesar 0.032 ms pada

Anda mungkin juga menyukai