Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang masalah


Terminologi sindrom koroner akut berkembang selama 10 tahun terakhir dan telah digunakan secara luas. Sindrom
koroner akut adalah sekumpulan keluhan gejala dan tanda klinis yang sesuai dengan iskemia miokard akut. Sindrom
koroner akut merupakan keadaan darurat jantung dengan manifestasi klinis rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai
akibat iskemia miokardium. Hal ini berkaitan dengan patofisiologi secara umum yang diketahui berhubungan dengan
kebanyakan kasus angina tidak stabil dan infark miokard sebagai respon terhadap injury dinding pembuluh darah, terjadi
agregasi platelet dan pelepasan isi granuler yang menyebabkan agregasi platelet lebih lanjut, vasokonstriksi dan akhirnya
pembentukan trombus.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tercatat bahwa lebih dari 7 juta orang meninggal akibat PJK di
seluruh dunia pada tahun 2002, angka ini diperkirakan meningkat hingga 11 juta orang pada tahun 2020. Di Indonesia,
berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007, stroke merupakan penyebab kematian
pertama (15,4%), disusul PJK (9,7%). Angka tersebut diprediksikan akan terus meningkat karena gaya hidup sedentary,
hipertensi, diabetes, dan kebiasaan merokok yang semakin marak.

I.2 Rumusan masalah


1. Apa defenisi dari ACS.
2. Apa etiologi dari ACS.

1
3. Apa manifestasi klinis dari ACS.
4. Bagaimana patofisiologi dari ACS.
5. Bagaimana penatalaksanaan medis dari ACS.
6. Bagaimana pemerksaan diagnostik dari ACS.
7. Bagaimana pengkajian keperawatan dari ACS.
8. Apakah diagnosa keperawatan dari ACS.
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari ACS.

I.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien ACS.
2. untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
3. sebagai laporan kasus dari ruangan UGD RSUD Sidikalang.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS MEDIS

II.1 Definisi
Acute Coronary Syndrome (ACS) merupakan suatu kegawatan kardiovaskuler yang memiliki potensi komplikasi
yang dapat berakibat fatal. Sindroma koroner akut, terutama infark miokard, merupakan penyebab utama kejadian henti
jantung mendadak yang disebabkan aritmia maligna yang terjadi saat serangan.
Acute Coronary Syndrome adalah sekumpulan keluhan dan tanda klinisyang sesuai dengan iskemia miokard akut.
Sindrom koroner akut merupakan suatu spektrum dalam perjalanan penderita penyakit jantung koroner (aterosklerosis
koroner). ACS dapat berupa angina pektoris tidak stabil, infark miokard dengan non-ST elevasi, infark miokard dengan ST
elevasi dan atau kematian jantung mendadak.

sindrom koroner akut

tanpa elevasi segmen ST elevasi segmen ST

NSTEMI APTS STEMI

3
IMAnQ IMAQ

Infark Miokard

II.2 Etiologi
Aterosklerosis adalah penyakit utama yang bertanggungjawab untuk sebagian besar kasus sindrom koroner akut.
Rata-rata 90% infark miokard disebabkan trombus akut menyumbat arteri koroner yang aterosklerotik. Ruptur plak dan
erosi diperkirakan menjadi pemicu utama terjadinya trombosis koroner.
Faktor resiko terjadinya aterosklerosis yang tidak dapat di modifikasi antara lain :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung koroner pada usia muda (<55 tahun untuk pria dan < 65
tahun untuk wanita)
Faktor resiko terjadinya aterosklerosis yang dapat dimodifikasi antara lain :
1. Merokok atau penggunaan tembakau lainnya.
2. Diabetes mellitus
3. Hipertensi

4
4. hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida, termasuk kadar lipoprotein tinggi yang diturunkan.
5. Dyslipidemia
6. Gaya hidup yang santai atau kurang aktifitas fisik.
7. Stress psikososial
Penyebab infark miokard selain aterosklerosis antara lain :
1. Oklusi koroner akibat vaskulitis
2. Hipertrofi ventrikel (hipertrofi ventrikel kiri, idiopathic hypertropic subaortic stenosis (IHSS),penyakit jantung
katup)
3. Emboli arteri koroner, yang diakibatkan oleh kolesterol, udara.
4. Anomali koroner kongenital
5. Trauma koroner
6. Vasospasme koroner primer (angina varian)
7. Penggunaan obat (kokain, amfetamin, efedrin)
8. Arteritis
9. Anomali koroner, termasuk aneurisma arteri koroner.
10. Faktor yang menyebabkan konsumsi oksigen meningkat seperti latihan fisik yang berat, demam,
hipertiroidisme.
11. Faktor yang menyebabkan penyampaian oksigen menurun, seperti hipoksemia karena anemia berat.
12. Diseksi aorta, dengan keterlibatan retrograd arteri koroner.
13. Infeksi katup jantung melalui patent foramen ovale (PFO)

5
14. Perdarahan gastrointestinal yang signifikan.

II.3 Patofisiologi

6
https://www.google.com.hk/search?/askepacutecoronarysyndrome

7
II.4 Tanda dan gejala
Gejala-gejala umum iskhemia dan infark miokard adalah nyeri dada retrosternal. Yang perlu diperhatikan dalam
evaluasi keluhan nyeri dada iskemik ACS adalah :
1. Lokasi nyeri ; di daerah retrosternal dan pasien sulit melokalisasi rasa nyeri.
2. Deskripsi nyeri; pasien mengeluh rasa berat seperti dihimpit, ditekan, diremas, panas atau dada terasa penuh.
Keluhan tersebut lebih dominan dibandingkan rasa nyeri yang sifatnya tajam. Perlu diwaspadai juga bila pasien
mengeluh nyeri epigastrik, sinkope atau sesak nafas (equivalent angina)
3. Penjalaran nyeri; penjalaran ke lengan kiri, bahu, punggung, epigastrium, leher terasa tercekik atau rahang
bawah (rasa ngilu) kadang penjalaran ke lengan kanan atau kedua lengan.
4. Lama nyeri; nyeri pada ACS dapat berlangsung lama, lebih dari 20 menit. Pada STEMI (ST-Elevasi Miokard
Infark), nyeri lebih dari 20 menit dan tidak hilang dengan istirahat atau nitrat sublingual.
5. Gejala sistemik; disertai keluhan seperti mual, muntah atau keringat dingin

II.5 Pemeriksaan Diagnostik (penunjang)


Ada beberapa pemeriksaan penunjang pada pasien dengan ACS :
1. Elektrokardiogram (EKG) : pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan penunjang penting dalam diagnosis ACS
untuk menentukan tata laksana selanjutnya. Berdasarkan gambaran EKG pasien ACS dapat diklasifikasikan dalam
3 kelompok :
- Elevasi segmen ST atau LBBB (left bundle branch block yang baru atau dianggap baru). Didapatkan gambaran
elevasi segmen ST minimal di dua lead yang berhubungan.

8
- Depresi segmen ST atau inversi gelombang T yang dinamis pada saat pasien mengeluh nyeri dada.
- EKG non diagnostik baik normal ataupun hanya ada perubahan minimal.
2. Laboratorium : Pemeriksaan laboratorium untuk menilai adanya tanda nekrosis miokard seperti CK-MB, Troponin
T dan I, serta Mioglobin dipakai untuk menegakkan diagnosis SKA. Troponin lebih dipilih karena lebih sensitif
daripada CKMB. Troponin juga berguna untuk diagnosis, stratifikasi resiko, dan menentukan prognosis. Troponin
yang meningkat dihubungkan dengan peningkatan resiko kematian. Pada pasien dengan STEMI, reperfusi tidak
boleh ditunda hanya untuk menunggu enzim jantung.

II.6 Penatalaksanaan Medis


Secara umum tatalaksana STEMI dan NSTEMI hampir sama, baik prehospital maupun saat di rumah sakit. Hanya
berbeda dalam strategi reperfusi terapi, dimana STEMI lebih ditekankan untuk segera melakukan reperfusi, baik dengan
medikamentosa (trombolisis) atau intervensi (percutaneous coronary intervention-pci). Berdasarkan International
Consensus on Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science With Treatment
Recommendation (AHA/ACC) tahun 2010, sangat ditekankan waktu efektif reperfusi terapi. Bila memungkinkan
trombolisis dilakukan saat prehospital untuk menghemat waktu.
Di ruang gawat darurat dilakukan dua kelompok tindakan secara simultan, yaitu penilaian awal dan tata laksana
umum awal.
Penilaian awal di IGD (<10 menit)
- Cek tanda vital, evaluasi saturasi oksigen.
- Pasang akses intravena

9
- Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang singkat dan terarah.
- Lakukan pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan pembekuan darah.
- Pemeriksaan foto thorax portable (<30 menit setelah pasien sampai di IGD)

Tata laksana awal di IGD


- Segera berikan Oksigen 6L/menit facemask bila saturasi O2 <94%.
- Berikan Aspirin 160-325mg dikunyah (bila belum diberikan prehospital)
- Nitrogliserin/nitrat sublingual atau semprot.
- Morfin IV jika nyeri dada tidak berkurang dengan nitrogliserin/nitrat.
Oksigen
Oksigen diberikan pada semua pasien dengan sesak nafas, tanda gagal jantung, syok, atau saturasi oksigen <94%.
Berdasarkan konsensus, dianjurkan memberikan oksigen dalam 6 jam pertama terapi. Pemberian oksigen lebih dari 6 jam
secara klinis tidak bermanfaat, kecuali pada keadaan seperti dibawah ini :
- Pasien dengan nyeri dada menetap atau berulang atau hemodinamik yang tidak stabil.
- Pasien dengan tanda bendungan paru.
- Pasien dengan saturasi oksigen <90%.

10
II.7 Komplikasi
Acute Coronary Syndrome dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang paling sering adalah
gangguan irama dan gangguan pompa jantung. Gangguan irama dapat bersifat fatal bila menyebabkan henti jantung,
misalnya pada VF atau VT tanpa nadi. Komplikasi gangguan pompa jantung dapat menyebabkan gagal jantung akut.

II.8 Diagnosa Differensial


Berbagai diagnosa banding Acute Coronary Syndrome antara lain :
- Mengancam jiwa dan perlu penanganan segera :diseksi aorta, perforasi ulkus peptikum atau saluran cerna,
emboli paru, dan tension pneumothorax.
- Non iskemik : miokarditis, perikarditis, kardiomyopati hipertropik, sindrom brugada, sindrom wolf-parkinson-
white.
- Non cardiac : nyeri billier, ulkus peptikum, ulkus duodenum, pleuritis, GERD, nyeri otot dinding dadam
serangan panik dan gangguan psikogenik.

11
BAB 3
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
III.1 Pengkajian
Aktifitas/Istirahat
Gejala : Pola hidup monoton,kelemahan. Kelelahan, perasaan tidak berdaya
saat latihan. Nyeri dada bila bekerja. Menjadi terbangun bila nyeri dada
Tanda : Dyspnea saat kerja.

Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.
Tanda : Takikardia, disritmia, Tekanan darah normal, meningkat atau menurun. Bunyi jantung mungkin normal,
S4 lambat atau murmur sistolik lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri. Irama jantung
tidak teratur. Warna bisa pucat atau sianosis.

Makanan/cairan
Gejala : Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan. Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras
Tanda : Ikat pinggang sesak, distensi gaster. Penurunan turgor kulit (kulit kering/berkeringat), muntah.

Integritas ego
Gejala : Stressor kerja, keluarga, lain-lain. Perasaan takut, kuatir dan marah.

12
Tanda : Ketakutan, mudah marah

Pernafasan
Gejala : Dyspnea dengan/tanpa kerja, batuk dengan/tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyakit
pernapasan kronis.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat, pucat atau sianosis. Bunyi nafas bersih atau
krekels/mengi, sputum :bersih, merah muda kental.

Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :Nyeri dada yang dominan sebelah kiri yang sifatnya mendadak, dengan kualitas ringan, sedang, berat,
tertekan, terjepit, dan terbakar. Lokasi nyeri tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia; dapat
menyebar ke tangan, rahang dan wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang,
abdomen, punggung, leher.
Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik diri,
kehilangan kontak mata. Respon otomatis : takikardia, perubahan tekanan darah.

Neurosensori
Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
Tanda :Perubahan mental, kelemahan.

13
III.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskhemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan infark miocard akut
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan.
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kehilangan/kematian.
5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya informasi

III.3 Intervensi dan rasional


1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskhemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.
Tujuan : Nyeri akut berkurang/ tidak ada.
Kriteria hasil :
- Pasien berkata nyeri berkurang/tidak ada.
- Episode serangan sindrom koroner akut berkurang
No Intervensi Rasional
1. Anjurkan pasien untuk memberitahu Nyeri dan penurunan curah jantung
perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dapat merangsang saraf simpatis
dada. untuk mengeluarkan sejumlah besar

14
norepinefrin, yang meningkatkan
agregasi trombosit dan
mengeluarkan tromboxane a2. Ini
vasokonstriktor poten yang
menyebabkan spasme arteri
koroner yang dapat mencetus,
mengkomplikasi dan/atau
memperlama serangan angina
memanjang. Nyeri tak bisa ditahan
menyebabkan respons vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi
jantung.
2. Identifikasi terjadinya pencetus, bila Nyeri sebagai pengalaman subjektif
ada. Frekuensi, durasinya, intensitas, dan harus digambarkan oleh pasien.
dan lokasi nyeri. Bantu pasien untuk menilai nyeri
dengan membandingkannya dengan
pengalaman yang lain.
3. Pertahankan lingkungan yang nyaman, Stress mental meingkatkan kerja
batasi pengunjung bila perlu. miokard

15
4. Bantu melakukan teknik relaksasi, mis Membantu dalam penurunan
: napas dalam/perlahan, perilaku persepsi/respons nyeri.
distraksi, visualisasi, bimbingan Memberikan kontrol situasi,
imajinasi. meningkatkan perilaku positif.
5. Berikan Oksigen sesuai indikasi Meningkatkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan miokard/
mencegah iskhemia.
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian Efek cepat vasodilatorberakhir 10-
obat anti nyeri/analgetik 30 menit dan dapat digunakan
secara profilaksis untuk mencegah
serangan angina. Analgesik
narkotik poten yang telah banyak
memberi efek menguntungkan,
contoh : menyebabkan vasodilatasi
perifer dan menurunkan kerja
miokard, mempunyai efek sedatif
dan menghasilkan relaksasi.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan infark miocard akut


Tujuan : Curah jantung stabil/normal.

16
Kriteria hasil :
- Melaporkan penurunan episode dispnea/sesak, disritmia.
- menunjukkan peningkatan toleransi aktifitas.
- Berpartisipasi pada perilaku/ aktifitas yang menurunkan kerja jantung.

No. Intervensi Rasional


1. Pantau tanda-tanda vital. (TD, HR,RR, Takikardia dapat terjadi karena
Temp) nyeri, cemas, hipoksemia dan
menurunnya curah jantung.
Perubahan juga terjadi pada TD
(hipertensi atau hipotensi) karena
respons jantung.
2. Catat warna kulit dan adanya/kualitas Sirkulasi perifer menurun bila
nadi curah jantung turun, membuat kulit
pucat atau warna abu-abu
(tergantung tingkat hipoksia) dan
menurunnya kekuatan nadi perifer.
3. Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi
posisi nyaman selama episode akut. oksigen/kebutuhan menurunkan

17
kerja miokard dan resiko
dekompensasi.
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan Meningkatkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan miokard untuk
memperbaiki kontraktilitas,
menurunkan iskemia dan kadar
asam laktat.
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian Pemberian obat anti thrombus
obat anti thrombus sesuai indikasi. adalah untuk mencegah terjadinya
thrombus yang menyebabkan
iskemia berkepanjangan.
6. Kolaborasi dengan dokter untuk Nyeri dada dini/memanjang dengan
persiapan pasien untuk pindah ke unit penurunan curah jantung
perawatan kritis apabila kondisi menunjukkan terjadinya komplikasi
memerlukannya. yang memerlukan intervensi terus
menerus/darurat.

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan.
Tujuan : Peningkatan toleransi aktifitas.
Kriteria hasil :

18
- Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur/maju dengan frekuensi jantung/irama dan
TD dalam batas normal pasien dan kulit hangat, merah muda dan kering.
- Melaporkan tak adanya nyeri/ nyeri terkontrol dalam rentang waktu selama pemberian obat.
No. Intervensi Rasional
1. Anjurkan pasien untuk istirahat, batasi Menurunkan kerja
aktifitas pada dasar nyeri/respons miokard/konsumsi oksigen,
hemodinamik. menurunkan resiko komplikasi.
2. Batasi pengunjung dan/atau kunjungan Pembicaraan yang panjang sangat
oleh pasien. mempengaruh psien namun periode
kunjungan yang tenang bersifat
terapeutik.
3. Anjurkan pasien menghindari Aktifitas yang memerlukan
peningkatan tekanan abdomen, contoh menahan nafas dan menunduk
mengejan saat defekasi (manuver valsava) dapat
mengakibatkan bradikardi, juga
menurunkan curah jantung, dan
takikardi dengan peningkatan TD.
4. Jelaskan pola peningkatan bertahap Aktifitas yang maju memberikan
dari tingkat aktifitas, contoh bangun kontrol jantung, meningkatkan

19
dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi regangan dan mencegah aktifitas
dan istirahat selama 1 jam setelah berlebihan.
makan
5. Kaji ulang tanda/gejala yang Palpitasi, nadi tak teratur, adanya
menunjukkan tidak toleran terhadap nyeri dada, atau dispnea dapat
aktifitas atau memerlukan pelaporan mengindikasikan kebutuhan
pada perawat/dokter. perubahan program olahraga atau
obat.
6. Rujuk ke program rehabilitasi jantung. Memberikan dukungan/
pengawasan tambahan berlanjut
dan partisipasi proses
penyembuhan dan kesejahteraan.

4. Kurang pengetahuan pasien/keluarga tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Tujuan : pengetahuan pasien dan keluarga meningkat.
kriteria hasil: pasien/keluarga tidak bertanya lagi tentang penyakit dan program pengobatan yang dilakukan.

No Intervensi Rasional

20
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan Mengidentifikasi secara verbal
keluarga tentang penyakit dan kesalahpahaman dan memberikan
program pengobatan penjelasan
2. Jelaskan mengenai proses penyakit Meningkatkan pengetahuan pasien
dan tujuan pengobatan. tentang penyakit dan proses
pengobatannya
3. Jelaskan mengenai gejala yang timbul Untuk memberikan penanganan
sehubungan dengan proses penyakit yang cepat dan tepat pada pasien.
dan kapan waktunya pasien harus ke
dokter.
4. Jelaskan tentang kerja dan efek Menambah pengetahuan pasien
samping obat-obatan yang digunakan. tentang penanganan penyakitnya.
5. Jelaskan pada pasien tentang faktor Pengetahuan faktor resiko penting
resiko pencetus penyakitnya. memberikan pasien kesempatan
untuk membuat perubahan
kebutuhan.
6. Jawab semua pertanyaan secara nyata. Informasi yang tepat tentang situasi
Berikan informasi konsisten; ulangi dapat menurunkan rasa takut.
sesuai indiksai.

21
BAB IV
STUDI KASUS

IV.1PENGKAJIAN KEPERAWATAN

IDENTITAS PASIEN MR. 23.18.31


NAMA : Ny.R.S AGAMA : Islam
JENIS KELAMIN : Perempuan PEKERJAAN : Tani
UMUR : 49 Tahun ALAMAT : Jl. Empat lima

Tgl/jam: 21 Maret 2017/ 18.30 menit


Keluhan utama/alas an masuk RS:
Pasien mengatakan nyeri dada sampai ke punggung belakang hingga ke lengan kiri, hal ini dialami pasien 15 menit
sebelum masuk RS, dan dirasakan secara tiba-tiba saat pasien sedang istirahat,nyeri dirasakan seperti tertindih beban
berat,pasien tampak meringis kesakitan ,pasien tampak memegangi dada dan punggung belakang, pasien juga mengeluh
sakit kepala bagian belakng seperti ditusuk tusuk hal ini muncul secara bersamaan dengan nyeri dada ,pasien juga
mengatakan sesak nafas. pasien tampak pucat, acral dingin ,Pasien mengatakan takut menghadapi penyakitnya, pasien
tampak sedih ,pasien tampak gelisah ( ekspresi wajah tegang).

22
Transportasi :
Diantar oleh :
Airway/jalan napas:
Breathing/pernapasan:
Circulation/sirkulasi:
klasifikasi nyeri : provocatif : penurunan curah jantung
Kualitatif : Seperti tertindih beban berat.
Kuantitas : Datang tiba-tiba dan semakin berat.
Region : Dari dada menjalar ke punggung.
Skala severitas : GCS 15 (composmentis)
Skala nyeri : 7 (tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri)
- Timing : akut (15 menit sebelum masuk RS)

Riwayat penyakit terdahulu: histerektomi, asma, hipertensi


Tanda-tanda vital : TD: 140/90 mmHg
HR: 77x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,30c
SpO2 : 93%.
Tingkat triase : emergent

23
Kondisi /penyerta: cemas, gelisah
Tanda dan gejala yang timbul:lemah,
Keadaan Umum: Tampak sakit
Pernapasan : normal
Kardiovaskuler : irama sinus teratur
Neurologi : orientasi baik

24
Hasil EKG

25
26
IV.2 Analisa data
Data Etiologi Problem
DS : Pasien mengatakan infark miocard akut Penurunan curah jantung
sesak nafas
DO : Pasien tampak
pucat, akral dingin. SpO2
93%.
Vital sign : TD : 140/90
mmHg, HR : 77x/menit,
RR:30x/menit,
Temp :36,30c
Hasil EKG:
DS : iskhemia jaringan Nyeri Akut
- Pasien mengatakan sekunder terhadap
nyeri dada sampai ke sumbatan arteri koroner.
punggung belakang
hingga ke lengan kiri
dialami 15 menit sebelum

27
masuk RS, dirasakan
secara tiba-tiba saat
pasien sedang istirahat
nyeri dirasakan seperti
tetindih beban berat.
- Pasien juga mengaku
terasa sakit di kepala
bagian belakang seperti
ditusuk-tusuk hal ini
muncul secara bersamaan
dengan nyeri dada.

DO :
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- pasien tampak
memegangi dada dan
punggung belakang
- Skala nyeri : 7-10

28
DS : Pasien mengatakan Kurang informasi Kurang pengetahuan
takut menghadapi pasien/keluarga tentang
penyakitnya. proses penyakit dan
DO: Pasien tampak pengobatan
gelisah, pasien tampak
sedih,pasien tampak
cemas ( ekspresi wajah
tegang)

IV.3 Prioritas diagnosa keperawatan


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ishkemia miokard transien ditandai dengan Pasien mengatakan sesak
nafas, Pasien tampak pucat, akral dingin. Vital sign : TD : 140/90 mmHg, HR : 77x/menit, RR:30x/menit, Temp
:36,30c. SpO2 93%.
2. Nyeri berhubungan dengan iskhemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner ditandai dengan Pasien
mengatakan nyeri dada sampai ke punggung hingga ke lengan kiri, hal ini dialami pasien 15 menit sebelum masuk
RS, dirasakan secara tiba-tiba saat pasien sedang istirahat, nyeri dirasakan seperti tertindih beban berat,pasien
tampak meringis kesakitan,pasien tampak memegangi daerah dada dan punggung belakang Pasien juga mengaku
sakit di kepala bagian belakang seperti ditusuk-tusuk hal ini muncul bersamaan dengan nyeri dada, Skala nyeri : 7-
10

29
3. Kurang pengetahuan pasien/keluarga tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi ditandai dengan Pasien mengatakan takut menghadapi penyakitnya, Pasien tampak gelisah, pasien
tampak sedih,pasien tampak cemas ( ekspresi wajah tegang).

IV.4 Intervensi keperawatan


Diagnosa Keperawatan Intervensi
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Penurunan curah jantung NOC NIC
berhubungan dengan -Cardiac pump effective. -Atur posisi pasien - meningkatkan dorongan pada
ishkemia miokard transien -Circulation status. semi fowler. diafragma sehingga meningkatkan
ditandai dengan Pasien -Vital sign status ekspansi dada dan ventilasi paru.
mengatakan sesak nafas, Kriteria hasil :
Pasien tampak pucat, akral 1.Tanda-tanda vital -Berikan O2 6l/menit -meningkatkan kebutuhan
dingin. Vital sign : TD : dalam rentang normal : facemask. oksigen,dan menurunkan
140/90 mmHg, HR : TD :120/90 mmHg iskemia.

30
77x/menit, RR:30x/menit, HR : 80x/menit -Monitor status -mengetahui status pernafasan:
Temp :36,30c. SpO2 93%. RR : 20x/menit pernafasan yang frekuensi dan suara napas.
Temp : 36,60c menandakan gagal
Saturasi Oksigen normal jantung.
: 95-99%
2.Pasien tidak pucat dan -Pertahankan tirah - untuk menurunkan konsumsi/
akral hangat. baring/bedrest kebutuhan oksigen.

-Monitor vital sign -untuk mengetahui tanda-tanda


. gagal jantung.

-Kolaborasi dengan -mencegah terjadinya trombus dan


dokter untuk iskhemia yang lain dan lebih
pemberian anti lanjut.
trombolitik.

Nyeri berhubungan dengan NOC NIC


iskhemia jaringan sekunder -Pain level -Lakukan pengkajian -untuk mengetahui intensitas

31
terhadap sumbatan arteri -Pain control nyeri secara nyeri.
koroner ditandai dengan komprehensif
Pasien mengatakan nyeri Kriteria hasil : termasuk lokasi,
dada sampai kepunggung -Mampu mengontrol karakteristik,durasi,
belakang dingga ke lengan nyeri frekuensi, kualitas,
kiri hal ini dialami pasien 15 –Melaporkan bahwa dan faktor prespitasi.
menit sebelum masuk rumah nyeri berkurang.
sakit, dan dirasakan secara -Tanda-tanda vital dalam -Gunakan teknik - untuk mengetahui pengalaman
tiba-tiba saat pasien sedang rentang normal komunikasi terapeutik nyeri pasien.
istirahat ,nyeri dirasakan
seperti tertindih beban berat -kontrol lingkungan -memberikan rasa nyaman pada
,pasien tampak meringis yang dapat pasien.
kesdakitan, pasien tampak mempengaruhi nyeri
memegangi daerah dada dan seperti kebisingan.
punggung, pasien juga
mengatakan sakit kepala -Anjurkan pasien -untuk mengurangi kerja jantung
bagian belakang seperti untuk istirahat.
tertusuk-tusuk hal ini muncul
secara bersamaan dengan -Ajarkan teknik -agar pasien dapat mengurangi

32
nyeri dada. managemen nyeri. rasa nyeri.
Skala nyeri : 7 -10
-Kolaborasi dengan -memblokade transmisi stimulant
dokter dalam nyeri, agar terjadi perubahan
pemberian analgetik. persepsi dan dengan mengurangi
respon kortikal terhadap nyeri.
Kurang pengetahuan NOC NIC
pasien/keluarga tentang - Knowledge: disease - Kaji tingkat - Mengidentifikasi secara verbal
proses penyakit dan process pengetahuan pasien kesalahpahaman dan memberikan
pengobatan berhubungan - Knowledge :health dan keluarga tentang penjelasan
dengan kurangnya informasi behavior penyakit dan program
ditandai dengan Pasien pengobatan.
mengatakan takut kriteria hasil:
menghadapi penyakitnya, - Pasien dan keluarga - Jelaskan mengenai - Meningkatkan pengetahuan
Pasien tampak gelisah, pasien menyatakan proses penyakit dan pasien tentang penyakit dan
tampak sedih,pasien tampak pemahaman tentang tujuan pengobatan. proses pengobatannya
cemas ( ekspresi wajah penyakit dan program
tegang). pengobatannya - Jelaskan mengenai - untuk memberikan penanganan
- pasien/keluarga tidak gejala yang timbul yang cepat dan tepat pada pasien.

33
bertanya lagi tentang sehubungan dengan
penyakit dan program proses penyakit dan
pengobatan yang kapan waktunya
dilakukan. pasien harus ke
dokter.

- Jelaskan tentang - Menambah pengetahuan pasien


kerja dan efek tentang penanganan penyakitnya.
samping obat-obatan
yang digunakan

- Diskusikan - memberikan pasien kesempatan


perubahan gaya untuk membuat perubahan
hidup yang mungkin kebutuhan.
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di masa
yang akan dating
dan proses

34
pengontrolan
penyakit..

- Jawab semua - Informasi yang tepat tentang


pertanyaan secara situasi dapat menurunkan rasa
nyata. Berikan takut.
informasi konsisten;
ulangi sesuai
indiksai.

35
IV.5 Catatan Perkembangan

Nomor Jam Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan


Diagnosa
19.15 WIB
18.35 wib S: Pasien mengatakan sesak berkurang.
1. 1. Mengatur posisi pasien: semi fowler.
O:tidak tampak pucat, dan akral hangat.
2. Memberikan O2 6l/menit facemask.
TD : 140/80mmHg
3.Monitor status pernafasan yang
HR : 80x/menit
menandakan gagal jantung.
RR : 25x/menit
4. Menganjurkan pasien untuk tetap bedrest
Temp : 370C
5. Memantau vital sign
SpO2: 95%
6. Memberikan obat ISDN 1X5mg/SL
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Intervensi dilanjutkan.
18.40 wib Memasang IVFD RL 20 gtt/menit
1. Memberikan o2 4l/menit nasal kanul
2. Memantau vital sign
18.45 wib 3. Monitor status pernafasan yang
Memeberikan obat:
menandakan gagal jantung.
-Aspilet 2x80mg
4. Pasien rencana dirujuk ke RS Sari
- Clopidogrel 4x75mg
Mutiara, Medan
I : Pasien dirujuk ke RS Sari Mutiara Medan

36
pada pkl.21.00 wib, untuk penanganan lebih
lanjut.
R: Intervensi dihentikan

20.30 WIB
2 -Mengkaji nyeri secara komprehensif S: Pasien mengatakan rasa sakit mulai
18.45 wib
-Berkomunikasi dengan teknik komunikasi berkurang.
terapeutik . O: Pasien tidak tampak meringis kesakitan,
-Kontrol lingkungan yang dapat pasien tidak tampak memegangi dada dan
mempengaruhi nyeri seperti kebisingan. punggung, pasien tampak rileks.
-Menganjurkan pasien untuk istirahat. Skala nyeri :5-7
-Mengajarkan teknik managemen nyeri :
nafas dalam A : Tujuan tercapai sebagian
-Memberikan obat : MST :1X10mg P: Intervensi dilanjutkan

-Mengkaji nyeri secara komprehensif


-Berkomunikasi dengan teknik komunikasi
terapeutik .
-Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti kebisingan.

37
20.00 wib
3 - Kaji tingkat pengetahuan pasien dan S: Pasien masih bertanya tentang
18.45 wib
keluarga tentang penyakit dan program penyakitnya.
pengobatan. O : gelisah berkurang, sedih berkurang,
cemas masih ada.
- Jelaskan mengenai proses penyakit dan A: Tujuan tercapai sebagian
tujuan pengobatan. P: Intervensi dilanjutkan.
- Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
- Jelaskan mengenai gejala yang timbul keluarga tentang penyakit dan program
sehubungan dengan proses penyakit dan pengobatan.
kapan waktunya pasien harus ke dokter.
- Jelaskan mengenai proses penyakit dan
- Jelaskan tentang kerja dan efek samping tujuan pengobatan.
obat-obatan yang digunakan - Jawab semua pertanyaan secara nyata.
Berikan informasi konsisten; ulangi
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang sesuai indiksai.
mungkin diperlukan untuk mencegah - Jelaskan tentang kerja dan efek samping

38
komplikasi di masa yang akan dating dan obat-obatan yang digunakan
proses pengontrolan penyakit.. -
- Jawab semua pertanyaan secara nyata.
Berikan informasi konsisten; ulangi sesuai
indiksai.

39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Acute Coronary Syndrome adalah sekumpulan keluhan dan tanda klinis yang
sesuai dengan iskemia miokard akut. Sindrom koroner akut merupakan suatu
spektrum dalam perjalanan penderita penyakit jantung koroner (aterosklerosis
koroner). ACS dapat berupa angina pektoris tidak stabil, infark miokard dengan non-
ST elevasi, infark miokard dengan ST elevasi dan atau kematian jantung mendadak.
Pada awal pengkajian pasien mengatakan nyeri dada hingga ke punggung dan
lengan kiri, hal ini dialami pasien 15 menit sebelum masuk RS, dan dirasakan secara
tiba-tiba saat pasien sedang istirahat, pasien tampak meringis kesakitan, pasien
tampak memegangi dada dan punggung belakang, pasien mengatakan sakit kepala
bagian belakang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, hal ini muncul bersamaan dengan
nyeri dada. pasien mengatakan sesak nafas, pasien tampak pucat dan akral dingin.
Pasien mengatakan takut menghadapi penyakitnya, pasien tampak sedih, pasien
tampak gelisah, pasien tampak cemas(ekspresi wajah tegang). Dan setelah dikaji
lebih lanjut, kami menegakkan diagnosa keperawatan : Penurunan curah jantung
berhubungan dengan ishkemia miokard transien, Gangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan iskhemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner,
Ansietas berhubungan dengan penurunan status kesehatan,dan diagnosa keperawatan
tersebut merupakan hasil pengkajian keperawatan dan sesuai dengan apa yang
tertuang pada tinjauan teoritis.
Kami membuat intervensi dan melakukan implementasi sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang menjadi masalah pasien, dan tujuan tercapai sebagian,
dan pasien tersebut kami rujuk ke RS dengan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dari kasus ini dapat disimpulkan, bahwa tingginya angka kejadian ACS
(Acute coronary syndrome) disebabkan oleh usia, jenis kelamin, riwayat keluarga

40
yang mengalami penyakit jantung koroner, pola hidup yang tidak sehat, DM,
hipertensi. Apabila penderita ACS ditangani dengan waktu yang cepat dan tepat,
maka angka mortalitas yang disebabkan oleh ACS akan berkurang .
V.2 Saran
Sebagai perawat harus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai
asuhan keperawatan, agar pelayanan terhadap pasien lebih optimal, dan menjaga pola
hidup dan pola makan, agar tidak terkena dampak acute coronary syndrome, serta
mempelajari lebih dalam lagi terkait asuhan keperawatan, terkhusus tentang acute
coronary syndrome.
Diharapkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga pola makan dan pola
hidup, agar dapat terhindar dari serangan acute coronary syndrome.
Diharapkan kepada Rumah Sakit agar meningkatkan pelayanan kepada
pasien, dan perlu untuk meningkatkan SDM tenaga medis serta fasilitas kesehatan
agar tercapai pelayanan yang prima kepada pasien, serta bekerjasama dengan sesama
instansi kesehatan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang acute coronary
syndrome.

41
DAFTAR PUSTAKA

Brunner,Suddarth(2001).Keperawatan Medikal Bedah Vol.3.Jakarta:EGC.

Doenges,Marilynn(2003).Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta : EGC.

IDI(2014).Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut.Jakarta : PERKI.

https://www.google.com.hk/search?/askepacutecoronarysyndrome

42

Anda mungkin juga menyukai