POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN MALANG November 2017 Kasus MTBM
Ruben umur 6 minggu. Beratnya 4.2kg. Suhu aksilanya 36.5oC. Ibu
membawanya ke klinik karena ia diare dan terlihat sangat parah. Ibu bilang Ruben tidak minum dengan baik sejak kemarin. Ketika petugas kesehatan menanyakan apakah Ruben pernah kejang , ibunya berkata tidak. Petugas kesehatan menghitung nafas kuat. Tali pusatnya tidak merah ataupun bernanah. Tidak ada pastul kulit dibadannya. Ruben tidak bergerak ketika diperiksa dan hanya bergerak sedikit ketika dirangsang. Pembahasan Kasus MTBM
An.Ruben 6 minggu dengan berat badan 4200gram. Setelah di kaji dengan
format MTBM di dapatkan 2 masalah yaitu: 1. Diare ditandai dengan Ny.A mengatakan Diare anaknya sangat berat, mata cekung, kesadarn Letargis, dan CRT kembali lambat 2. Dehidrasi b.d diare ditandai dengan anak susah minum, pemberian ASI kurang dari 8 kali/hari, dan bayi bergerak hanya ketika diberi stimulan. Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam. Gejala yang dialami An. Ruben diamtaranya: sudah diare sejak satu hari yang lalu dengan Ny. A mengatakan bahwa diarenya sangat berat, selain itu An. Ruben tidak mau minum dan memuntahkan semua minuman yang diberikan. Dari keluhan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mengurangi diarenya. Ny. A diberikan pengetahuan agar tidak berhenti dalam memberikan ASI eksklusif terhadap anaknya selama enam bulan, faktor makanan juga bisa jadi penyebab anak diare karena sistem pencernaan pada bayi berumur enam minggu masih belum berkembang secara sempurna. Karena diare pada An. Ruben dikategorikan sebagai diare berat maka tindakan yang tepat adalah rujuk segera, agar dapat mendapat pelayanan yang memadai dan sepanjang perjalanan berikan oralit sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan yang hilang. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam tubuh terganggu dan tubuh tidak dapat menjalankan fungsi normalnya. Ada beberapa klasifikasi dehidrasi, diantaranya: Dehidrasi ringan, yaitu penurunan cairan tubuh Kurang 5 % BB. Gejala umum yang sering ditunjukkan yaitu haus, bibir kering, dan lemas Dehidrasi Sedang, yaitu penurunan cairan tubuh antara 5-10 % BB. Pada tingkat dehidrasi sedang penderita terlihat haus, buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering. Dehidrasi Berat, yaitu penurunan cairan tubuh antara 10-15 % BB. Gejala nya Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan dan sedang, pada keadaan ini juga terlihat napas yang cepat dan dalam, kekenayalan kulit sangat menurun, kondisi tubuh sangat lemas, kesadaran menurun, nadi cepat. Pada kasus An. Ruben didapatkan bahwa bayi tidak mau minum dan memuntahkan semua minum yang diberikan, bayi mengalami diare yang sangat berat, selain itu kesadaran bayi letargis, bayi bergerak hanya jika ada stimulan. An. Ruben dapat diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat, sehingga tindakan yang harus diberikan adalah nasihati ibu agar tetap memberikan ASI walaupun bayi sering memuntahkan minuman yang berikan, dan segera rujuk agar An. Ruben dapat mendapat perawatan yang efektif. Daftar Rujukan
Alodokter. 2016. Pengertian dan Cara mengatasi Dehidrasi.
http://www.alodokter.com/dehidrasi, diakses 28 November 2017 Iqfadillah. 2014. Pengertian Dehidrasi Gejala dan Penyebab. http://www.idmedis.com/2014/11/pengertian-dehidrasi-gejala-penyebab.html, diakses 28 November 2017 Kemenkes. 2015. Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM). Jakarta