Anda di halaman 1dari 4

Nama : Istnaini Roudhotul Fauziah

NIM : 165080501111031
Kelas/No. Absen : B02/32
Dosen : Dr.Ir. ANTHON EFANI , MP.

INOVASI “SOELE” (Soes Lele)


SEBAGAI ALTERNATIF CAMILAN BERPROTEIN
DALAM MENINGKATKAN GEMAR MAKAN IKAN
Latar Belakang
Tingkat konsumsi ikan per kapita Indonesia masih terbilang rendah. Berdasarkan
data dari DKP tahun 2017 tingkat konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia
pada tahun 2017 sebesar 24.47 kg. Keadaan ini sangat ironis dengan keadaan
potensi perikanan Indonesia yang terbilang memiliki potensi sektor perikanan yang
cukup besar, contohnya ikan lele dumbo. lkan lele dumbo (Clarias gariepinus)
adalah jenis ikan yang sedang digalakkan pembudidayaannya oleh pemerintah.
karena jenis lele tersebut mempunyai keunggulan dibandingkan jenis lele lokal,
diantaranya adalah pemeliharaannya yang relatif lebih mudah dan
pertumbuhannya cepat. Budidaya ikan lele dari tahun ke tahun selalu meningkat,
sehingga produksi ikan lele yang ukurannya tidak sesuai dengan kondisi pasar
(oversize) akan semakin meningkat karena adanya kompetisi atau kondisi alam
yang kurang mendukung. Ikan lele oversize ini jumlahnya mencapai 10% dalam
tiap siklus produksinya. Ikan lele yang ukurannya besar atau tidak sesuai dengan
kondisi pasar pemanfaatannya masih kurang. Hal ini disebabkan karena masih
banyak masyarakat yang kurang menyukai bentuknya yang besar serta baunya
yang khas, padahal ikan lele mempunyai kandungan gizi yang paling baik
dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Ikan lele memiliki
kandungan protein tinggi sebesar 17,7% dan lemak 4,8%, selain itu juga
mengandung asam amino esensial seperti Arginin 6,3%, Leusin 9,5%, dan Lisin
10,5%. Oleh karena itu maka perlu dilakukan suatu upaya pemanfaatan ikan lele
seperti pembuatan surimi lele. Pemanfaatan ikan lele tersebut tidak terhenti
sampai pada pembuatan surimi. Surimi mempunyai potensi tinggi untuk
dikembangkan sebagai sumber protein yang bermutu dan bergizi dibandingkan
dengan makanan dari daging lainnya. Permasalahannya adalah masyarakat
Indonesia termasuk bangsa yang sedikit mengkonsumsi ikan atau hasil olahannya.
Untuk itu perlu dilakukan penganekaragaman. Penganekaragaman produk
sumber protein ini dapat dilakukan dengan mengembangkan sebuah kreasi unik
pertama di Indonesia.
Tujuan
1. Mengenalkan cita rasa kue soele kepada masyarakat.
2. Memenuhi kebutuhan protein masyarakat.
3. Menjadi alternatif cemilan sehat dan bergizi.
4. Membantu pemerintah dalam menggalakan “Gemar Makan Ikan”.
5. Mengembangkan produk olahan perikanan Indonesia.
Deskripsi
SOELE (Soes Lele) merupakan kue berbahan dasar dari ikan lele. Kue ini adalah
suatu inovasi kuliner yang baru sehingga banyak masyarakat yang belum
mengenali produk olahan perikanan ini. Kue soes basah yang sering dijual di toko-
toko kue biasanya memiliki isi vla yang yang bertekstur lembut dan manis rasanya,
namun dalam produk ini kami menampilkan tekstur vla yang masih memiliki serat
daging lele dan memiliki rasa gurih yang lezat, cocok disajikan dengan
menggunakan saos sambal. Kata SOELE itu sendiri merupakan kependekan dari
kata Soes Lele yaitu modifikasi kue soes basah berbahan dasar ikan lele segar.
Kelebihan kue soes ini selain mudah dibuat dan tidak memakan waktu yang lama
untuk membuatnya, juga dapat menjadi produk kuliner yang enak, lezat, higienis,
bergizi dan pastinya bernilai ekonomis tinggi. Sehingga nama SOELE sangat
cocok untuk produk kue soes berbahan dasar ikan lele ini.

Pembahasan
a. Analisa SWOT
- Strength (kekuatan)
1. Harga yang ditawarkan lebih murah
2. Bahan baku yang kaya akan protein
- Weaknesses (kelemahan)
1. Peminat masih sedikit
2. Produk masih kurang menari di pasaran
- Opportunities (peluang)
1. Kue berbahan dasar ikan masih cukup sedikit sehingga peluang peminat
akan banyak
- Threaths (ancaman)
1. Peminat hanya penasaran dengan rasa
2. Kurangnya promosi

b. Strategi Pemasaran
1. Melakukan bulan promosi sebagai upaya branding. Dilakukan dengan
harga promosi atau jika perlu mempergunakan produk sebagai tester
selama waktu tertentu untuk menarik minat konsumen, serta periode
analisis pola kebutuhan serta feedback terhadap kualitas maupun harga
jual.
2. Dengan menitipkannya ke warung-warung, toko-toko kecil kantin kampus
dan tempat- tempat yang biasa digunakan untuk berkumpul.
3. Dengan menjualnya langsung pada masyarakat, karena lokasi yang sangat
strategis yaitu di areal kampus maka akan sangat disayangkan jika tidak
dimanfaatkan untuk berjualan, sehingga tidak mustahil jika Kue SoeLe
buatan kami akan laku terjual.
4. Memanfaatkan media sosial untuk pemasaran. Zaman sekarang
masyarakat lebih sering menggunakan media sosial untuk segala
aktivitasnya. Untuk itu, media sosial dapat menarik banyak pelanggan.
c. Rencana Operasi dan Pengembangan
1. Riset pemasaran.
Hal ini berupa pengamatan pemasaran. Ke mana saja produk Kue
Soele tersebut akan dipasarkan. Pengamatan ini juga meliputi analisis
minat pasar terhadap produk dan daya saing dari produk ini. Dari
pengamatan ini dapat membantu dalam pemasaran produk dan ketahanan
produk dalam persaingan dengan produk lain.
2. Pembuatan Produk Kue Soele
3. Pengemasan produk.
Salah satu hal terpenting dalam proses produksi adalah pengemasan.
Ketika kemasan itu bagus maka nilai jualnya pun akan tinggi. Karena
kebersihan dan kerapian kemasan akan membuat produk semakin
menarik. Ketika kemasan belum baik maka keunggulan dari produk itu
tidak akan terlihat.
4. Perintisan jaringan pemasaran.
Setelah melakukan pengamatan pasar, langkah selanjutnya merintis
pemasaran. Pada proses ini dilakukan kontrak dengan para distributor dan
pengecer. Kontrak itu akan membicarakan tentang negoisasi harga dan
kerjasama dalam pembagian laba.
5. Evaluasi program
Dengan membuat dan menyusun rencana tindak lanjut.
Setelah berjalan 4 bulan dilakukan evaluasi untuk keberlanjutan usaha ini.
Pada proses evaluasi ini juga dilakukan analisis mengenai minat pasar
sehingga dapat dilakukan pengembangan mutu produk. Evaluasi ini juga
bertujuan untuk menganalisis kelayakan dari keberlanjutan usaha ini.
6. Membuat laporan dan menyusun rencana ke depan.
Proses terakhir adalah menyusun laporan yang berisi analisis dari usaha
kerupuk berbahan dasar aneka buah. Analisis ini berupa analisis pasar,
untung dan rugi dari usaha ini. Yang diharapkan dari laporan ini dapat
dijadikan bahan evaluasi dalam keberlanjutan usaha ini.
d. Analisa Keuangan
1. Biaya Tetap
Bahan Jumlah Harga (Rp) Total Biaya
(buah/unit) (Rp)
Oven (sewa) 1 1.000.000 1.000.000
Loyang 4 50.000 200.000
Mixer 1 250.000 250.000
Food processor (sewa) 1 500.000 500.000
Timbangan digital 1 50.000 50.000
(sewa)
Jumlah 2000.000
Biaya Penyusutan Alat : 5% x 2000.000 = 100.000
2. Biaya Variabel (Biaya Tidak Tetap)
Bahan Jumlah Satuan Harga (Rp) Total Biaya (Rp)
Ikan Lele 75kg 13.000 975.000
Tepung terigu 60kg 14.000 840.000
Baking Powder 10kg 18.000 180.000
Telur 140kg 12.000 1.680.000
Tepung maizena 10kg 10.000 100.000
Margarin 40kg 24.000 960.000
Kemasan 800bks 400 599.800
Jumlah 5.334.800
3. Biaya Operasional (Biaya Tidak Tetap)
Kebutuhan Jumlah Harga (Rp.) Total Biaya (Rp.)
Listrik 1 bulan 200.000 200.000
Transportasi 1 bulan 100.000 100.000
Pamflet 1 bulan 75.000 75.000
Akses Internet 1 bulan 100.000 100.000
Jumlah 475.000

4. Modal Awal Program


Kebutuhan Biaya (Rp)
Biaya Penyusutan Alat 100.000
Biaya Variabel 5.334.800
Biaya Operasional 475.000
Jumlah 5.909.800

FC Biaya Produksi 𝑅𝑝.5.909.800


BEP Produksi = = = = 1181 biji
P Harga Jual 𝑅𝑝.5000
Harga Jual = Rp. 5000/biji

Anda mungkin juga menyukai