Anda di halaman 1dari 8

1/27/2012

BERIDEOLOGI
MUHAMMADIYAH
OLEH: HAEDAR NASHIR

KERUSAKAN SISTEM

1. Disorientasi nilai anggotanya (cultural lag)


2. Fragmentasi elemen-elemennya
3. Ekspansi ideologi lain
4. Kehilangan fungsi Sistemik (adaptasi,
pencapaian tujuan, integrasi, dan
pemeliharaan pola / nilai)
• Ibn Khaldun: Syarat solidaritas sosial
(ashabiyah)  al-humayat, al-mudhafa’at,
al-muthalabat

1
1/27/2012

MAKNA BERMUHAMMADIYAH

1. Muslim harus memiliki pandangan hidup yang jelas,


yakni beribadah (QS Adz-Dzariyat: 56) dan menjalankan
kekhalifahan (QS Al-Baqarah: 30) untuk meraih ridha
dan karunia Allah (QS Al-Fath: 29).
2. Islam selain diamalkan oleh setiap pribadi muslim, juga
harus didakwahkan (QS Al-Nahl: 125) sehingga menjadi
Rahmatan lil-’alamin (QS Al-Anbiya: 107) dan terwujud
Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (QS Saba: 21).
3. Muhammadiyah merupakan lahan beramal mengemban
misi dakwah Islam (QS Ali Imran: 104) untuk
Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
(Ali Imran: 110).

VISI DAN MISI IDEAL


• VISI
Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya

• MISI
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni
2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber
kepada Al Qur’an dan As-Sunnah
3. Mewujudkan amal Islami dalam kehidupan
pribadi, keluarga, dan masyarakat

2
1/27/2012

MUQADDIMAH AANGGARAN DASAR


MUHAMMADIYAH
1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan
taat kepada Allah.
2. Hidup manusia bermasyarakat.
3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan
keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk
kebahagiaan dunia akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah
kepada Allah dan ihsan kpd kemanusiaan.
5. ‘Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad
s.a.w.
6. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan
ketertiban organisasi.

DAKWAH MUHAMMADIYAH

 Dakwah adalah “panggilan atau seruan bagi umat


manusia menuju jalan Allah (QS Yusuf: 108) yaitu jalan
menuju Islam (QS Ali Imran: 19)”. Dakwah adalah
“upaya tiap muslim untuk merealisasikan (aktualisasi)
fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan”.

 Dakwah Kultural adalah upaya menanamkan nilai-nilai


Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan
memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia
sebagai makhluk budaya secara luas, dalam rangka
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

3
1/27/2012

TAJDID MUHAMMADIYAH

Tajdid ialah pembaruan: (a) pemurnian, dan (b) peningkatan, pengembangan,


modernisasi, dan yang semakna dengannya.
Tajdid “pemurnian”: pemeliharaan matan ajaran Islam yang berdasarkan dan
bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah atau Al-Maqbulah.
Tajdid dinamisasi: penafsiran, pengamalan, dan perwujudan ajaran Islam dengan
tetap berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah.

Dalam melaksanakan tajdid diperlukan aktualisasi akal pikiran yang cerdas dan
fitri, serta akal budi yang bersih, yang dijiwai oleh ajaran Islam. Tajdid merupakan
salah satu watak ajaran Islam. Tajdid memerlukan langkah ijtihad.

Tujuan tajdid adalah untuk memfungsikan Islam sebagai furqan, hudan, dan
rahmatan lil-‘alamin, termasuk mendasari dan membimbing perkembangan
kehidupan masyarakat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi (PP
Muhammadiyah, 1990: 47-48)).

ISLAM YANG BERKEMAJUAN


Islam agama yang berkemajuan (din al-hadlarah), yang
kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan.
Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang
serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah
dan ruhaniah.
Secara teologis Islam yang berkemajuan merupakan refleksi
dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan
humanisasi yang terkandung dalam pesan Al-Quran Surat
Ali Imran 104 dan 110. Secara ideologis merupakan bentuk
transformasi Al-Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan
tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan universal.

4
1/27/2012

ISLAM YANG BERKEMAJUAN


Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran,
kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan
keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Islam yang menjunjungtinggi kemuliaan manusia baik laki-laki
maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang mengelorakan
misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan,
antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk
pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan
kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta
berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam
yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi
kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat
manusia di muka bumi.

PANDANGAN KEBANGSAAN
Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah sejak awal
berjuang untuk pengintegrasian keislaman dan keindonesiaan.
Muhammadiyah memandang bahwa proklamasi 1945
merupakan fase baru bagi Indonesia menjadi bangsa merdeka.
Segala bentuk separatisme dan penyimpangan merupakan
penghianatan terhadap negara-bangsa dan cita-cita nasional.
Nasionalisme bukanlah doktrin mati sebatas slogan cinta tanah
air tetapi harus dimaknai dan difungsikan sebagai energi positif
untuk membangun Indonesia secara dinamis dan transformasif
dalam mewujudkan cita-cita nasional di tengah badai masalah
dan tantangan zaman. Ke depan perlu visi dan karakter
bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional yakni
negara/bangsa yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan
berdaulat.

5
1/27/2012

PANDANGAN
KOSMOPOLITANISME ISLAM
Dalam menghadapi perkembangan kemanusiaan universal Muhammadiyah
mengembangkan wawasan keislaman yang bersifat kosmopilitan.
Kosmopolitanisme merupakan kesadaran tentang kesatuan masyarakat
seluruh dunia dan umat manusia yang melampaui sekat-sekat etnik,
golongan, kebangsaan, dan agama. Kosmopolitanisme secara moral
mengimplikasikan adanya rasa solidaritas kemanusiaan universal dan rasa
tanggungjawab universal kepada sesama manusia tanpa memandang
perbedaan dan pemisahan jarak yang bersifat primordial dan konvensional.
Kosmopolitanisme Islam yang dikembangkan Muhammadiyah dapat
menjadi jembatan bagi kepentingan pengembangan dialog Islam dan Barat
serta dialog antar peradaban. Dalam kaitan relasi antar peradaban dan
perkembangan kemanusiaan universal saat ini sungguh diperlukan global
ethic (etika global) dan global wisdom (kearifan global) yang dapat
membimbing, mengarahkan, dan memimpin dunia menuju peradaban yang
lebih tercerahkan.

GERAKAN PENCERAHAN(1)
Gerakan pencerahan (tanwir) ialah Praksis Islam untuk:
membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan.
Gerakan pencerahan dihadirkan untuk memberikan jawaban atas
problem-problem kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan,
ketertinggalan, dan persoalan-persoalan lainnya yang bercorak
struktural dan kultural. Gerakan pencerahan menampilkan Islam
untuk menjawab masalah kekeringan ruhani, krisis moral,
kekerasan, terorisme, konflik, korupsi, kerusakan ekologis, dan
bentuk-bentuk kejahatan kemanusiaan. Gerakan pencerahan
berkomitmen untuk mengembangkan relasi sosial yang
berkeadilan tanpa diskriminasi, memuliakan martabat manusia
laki-laki dan perempuan, menjunjungtinggi toleransi dan
kemajemukan, dan membangun tatanan sosial yang utama.

6
1/27/2012

GERAKAN PENCERAHAN (2)


Gerakan pencerahan bergerak dalam mengemban misi
dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran
yang mengembangkan sikap tengahan (wasithiyah),
membangun perdamaian, menghargai kemajemukan,
menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun
perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa,
menjunjungtinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan
umat manusia.
Gerakan pencerahan menunjukkan karakter gerakan Islam
yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan
zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam
yang autentik.

REVITALISASI IDEOLOGI
MUHAMMADIYAH
1. Meningkatkan usaha-usaha penanaman,
pemasyarakatan, dan pengamalam paham Islam
dalam Muhammadiyah.
2. Mengintensifkan usaha-usaha untuk meneguhkan
dan menanamkan kembali pemahaman dan
pemnghayatan atas pemikiran-pemikiran formal
dalam Muhammadiyah.
3. Memantapkan arah dan langkah Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam yang bergerak di bidang
dakwah dan tajdid, serta tidak terlibat dalam politik
praktis.
4. Konsolidasi amal usaha sebagai bagian dari
pembinaan ideologis.

7
1/27/2012

REVITALISASI IDEOLOGI
MUHAMMADIYAH (2)

5. Diintensifkannya penyelenggaraan kaderisasi di seluruh


tingkatan dan lini Persyarikatan
6. Menggerakkan/membangkitkan kembali etos jihad dan amal
fi-sabilillah di lingkungan anggota lebih-lebih anggota
pimpinan Muhammadiyah, sebagai basis untuk membangun
semangat/spirit/ruh gerakan.
7. Melaksanakan dan mengintensifkan pembinaan-pembinaan
ideologis di seluruh lini dan tingkatan persyarikatan: DA/BA,
GJDJ, pengajian pimpinan, pengajian anggota, refreshing,
up-grading, kajian-kajian intensif, pembinaan
masjid/mushala, dll.
8. Memasyarakatkan dan melaksanakan SK PP
Muhammadiyah Nomor 149/2006 tentang Konsolidasi
Organisasi dan Amal Usaha Muhammadiyah di seluruh
tingkatan pimpinan dan lingkungan kelembagaan
Persyarikatan.

BERKIPRAH DI AMAL USAHA

1. Sebagai bagian dari Ibadah / Sabilullah melalui


Muhammadiyah
2. Membesarkan dan meningkatkan kualitas AUM
sebagai bentuk komitmen/loyalitas diri
3. Mewujudkan Kehidupan Islami dalam mengelola
AUM
4. Membangun ukhuwah dan membesarkan AUM
menuju keunggulan
5. Aktif di Persyarikatan Muhammadiyah di tempat
tinggal masing-masing

Anda mungkin juga menyukai