OLEH :
PEMBIMBING :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Lesi vertigo sentral dapat terjadi pada daerah pons, medulla, maupun
serebelum. Kasus vertigo jenis ini hanya sekitar 20% - 25% dari seluruh kasus
vertigo, tetapi gejala gangguan keseimbangan (disekulibrium) dapat terjadi pada
50% kasus vertigo. sementara vertigo perifer kelainan atau gangguan ini
dapat terjadi pada end-organ (utrikulus maupun kanalis semisirkularis) maupun
2
saraf perifer.2 Beberapa contoh kasus vertigo perifer seperti: Benign Paroxysmal
Position Vertigo (BPPV), Menierre Disease, dan infeksi seperti labirinitis dan
neuronitis.3
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI
Vertigo perifer adalah rasa pusing berputar, oleng atau tak stabil yang
disebabkan karena adanya gangguan pada organ keseimbangan di telinga. Gejala-
gejala vertigo meliputi: pusing, rasa terayun, mual, keringat dingin, muntah,
sempoyongan sewaktu berdiri atau berjalan, nistagmus. Gejala tersebut dapat
diperhebat dengan berubahnya posisi kepala.2
B. EPIDEMIOLOGI
4
Sistem vestibuler dapat dibagi menjadi lima komponen yaitu4:
1. Aparatus reseptor perifer yang berada pada telinga dalam dan bertanggung
jawab untuk mneghantarkan informasi berupa gerakan kepala dan posisi
pada neuron.
2. Nukleus vestibular sentral yang terdiri dari neuron pada batang otak yang
berfungsi menerima, mengitegrasikan, dan mendistribusikan informasi
yang mengontrol aktivitas motorik seperti gerakan kepala, refleks postural,
dan refleks otonom terkait gravitas serta orientasi spasial.
3. Jaras vestibulookular yang naik dari nukleus dan berfungsi mengontrol
pergerakan mata.
4. Jaras vestibulospinal yang mengkoordinasikan pergerakan kepala, dan
refleks postural.
5. Jaras vestibulo-talamo-kortikal yang bertanggung jawab untuk persepsi
gerakan yang disadari dan orientasi spasial.
Utrikulus dan sakulus merupakan dua kantong yang terdapat dalam labirin
membran yang berlokasi di vestibulum telinga dalam dengan makula sebagai
reseptornya. Pada permukaan makula terdapat gelatin disertai endapan kalsium
otolit. Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang
merupakan pelebaran labirin membran yang terdapat dalam vestibulum labirin
tulang. Pada tiap pelebarannya terdapat makula utrikulus yang di dalamnya
terdapat sel-sel reseptor keseimbangan. Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis
5
semisirkularis dimana pada tiap kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan
dengan utrikulus, disebut ampula. Di dalamnya terdapat krista ampularis yang
terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan se-luruhnya tertutup oleh suatu
substansi gelatin yang disebut kupula.3
Lima organ reseptor vestibular yang berada di telinga dalam saling
melengkapi dalam menjalankan perannya masing masing. Kelima organ reseptor
tersebut terdiri dari 3 kanalis semisirkularis dan dua organ otolit (utrikulus dan
sakulus). Kanalis semisirkularis menangkap sinya pergerakan kepala berputar
(angular acceleration) sedangkan organ otolit merespon pergerakan kepala linear
(linear acceleration).4
D. ETIOLOGI
Beberapa hal yang dapat menyebabkan vertigo perifer yaitu5,6:
a. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV): menyebabkan serangan
pusing transien (berlangsung beberapa detik) yang rekuren. Vertigo terjadi
karena perubahan posisi kepala yang menyebabkan kristal kalsium
karbonat dari otolit yang lepas ke dalam kanalis semisirkularis akibat
gerakan kepala atau perubahan posisi. Serangan biasanya menetap selama
berminggu-minggu sebelum akhirnya sembuh sendiri.
b. Infeksi: Neuritis vestibular akut atau labirinitis.
c. Ototoksik.
d. Vaskuler: oklusi dari arteri vestibular yang merupakan cabang dari arteri
auditori internal dari arteri cerebelar inferior anterior.
e. Struktural: Fistula perilimfatik baik spontan maupun akibat trauma.
f. Metabolik: Meniere sindrom
g. Tumor: Neuroma akustik
6
E. PATOFISIOLOGI
F. GEJALA KLINIS
Gejala-gejala vertigo meliputi1 :
1. Pusing
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Mual
5. Keringat dingin
6. Pucat
7. Muntah
8. Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
9. Nistagmus
7
Gejala-gejala di atas dapat diperhebat dengan berubahnya posisi kepala.
. Perbedaan vertigo tipe perifer dengan sentral
8
Pada BPPV, pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang
dari 10-20 detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah
berbalik di tempat tidur, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan belakang,
dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual. Pada pemeriksan fisik
biasanya tidak ditemukan kelainan pada fungsi pendengaran, tidak ada nistagmus
spontan dan pada pemeriksaan neurologis biasanya normal. Pemeriksaan dengan
melakukan Manuver Hallpick untuk memprovokasi timbulnya nistagmus.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara membaringkan pasien dari posisi duduk
sambil memutar kepala pasien dengan cepat ke satu arah. Jika positif maka akan
tampak nistagmus dengan rotasi ke sisi lateral dan gejala semakin bertambah2.
G. DIAGNOSIS
a. Anamnesis
9
1. Tes Keseimbangan
Pemeriksaan klinis, baik yang dilakukan unit gawat darurat maupun di
ruang pemeriksaan lainnya, mungkin akan memberikan banyak informasi tentang
keluhan vertigo. Beberapa pemeriksaan klinis yang mudah dilakukan untuk
melihat dan menilai gangguan keseimbangan diantaranya adalah: Tes Romberg.
Pada tes ini, penderita berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki yang lain,
tumit yang satu berada di depan jari-jari kaki yang lain (tandem). Orang yang
normal mampu berdiri dalam sikap Romberg ini selama 30 detik atau lebih.
Berdiri dengan satu kaki dengan mata terbuka dankemudian dengan mata tertutup
merupakan skrining yang sensitif untuk kelainan keseimbangan. Bila pasien
mampu berdiri dengan satu kaki dalam keadaan mata tertutup, dianggap normal.10
2. Tes Melangkah Di Tempat (Stepping Test)
Penderita harus berjalan di tempat dengan mata tertutup sebanyak 50
langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa dan tidak diperbolehkan beranjak
dari tempat semula. Tes ini dapat mendeteksi ada tidaknya gangguan sistem
vestibuler. Bila penderita beranjak lebih dari 1 meter dari tempat semula atau
badannya berputar lebih dari 30 derajat dari keadaan semula, dapat diperkirakan
penderita mengalami gangguan sistem vestibuler.10
10
kepala melihat lurus dan diulangi lagi dengan kepala menoleh ke kanan. Penderita
harus tetap membuka matanya agar pemeriksa dapat melihat muncul/tidaknya
nistagmus. Kepada penderita ditanyakan apakah merasakan timbulnya gejala
vertigo.1
Nistagmus ialah gerak involunter yang bersifat ritmik dari bola mata.
Gejala objektif dari vertigo adalah adanya nistagmus. Nistagmus mempunyai ciri
sesuai gerakannya, misalnya “jerlk” dan “ pendular”, menurut bidang gerakannya
(horizontal, rotatoar, vertikal, campuran), arah gerakan, amplitudo dan lamanya.10
5. Tes Kalori
Tes kalori baru boleh dilakukan setelah dipastikan tidak ada perforasi
membran timpani maupun serumen. Cara melakukan tes ini adalah dengan
memasukkan air bersuhu 30° C sebanyak 1 mL. Tes ini berguna untuk
mengevaluasi nistagmus, keluhan pusing, dan gangguan fiksasi bola mata.
Pemeriksaan lain dapat juga dilakukan, dan selain pemeriksaan fungsi vestibuler,
perlu dikerjakan pula pemeriksaan penunjang lain jika diperlukan. Beberapa
pemeriksaan penunjang dalam hal ini di antaranya adalah pemeriksaan
laboratorium (darah lengkap, tes toleransi glukosa, elektrolit darah, kalsium,
fosfor, magnesium) dan pemeriksaan fungsi tiroid. Pemeriksaan penunjang
dengan CT-scan, MRI, atau angiografi dilakukan untuk menilai struktur organ dan
ada tidaknya gangguan aliran darah, misalnya pada vertigo sentral. Pemeriksaan
fisis standar untuk BPPV adalah Dix-Hallpike dengan cara: Penderita didudukkan
dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika posisi terlentang kepala
ekstensi ke belakang 300 – 400, penderita diminta tetap membuka mata untuk
melihat nistagmus yang muncul.10
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
Pada pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya
lambat, ± 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus
11
H. PENATALAKSANAAN
12
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 69 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jln. Sepakat Tamarunang
Pekerjaan : Pensiun PNS
MRS : 24 Maret 2017
Bangsal : Teratai
RS : Pelamonia TK.II
No.CM : 18 11 29
13
III. OBYEKTIF
1. Status Present
Kesadaran : Compos mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5oC
Respirasi : 26x/menit
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
Sianosis : (-)
2. Status Internus
Dada : Simetris, tidak ada retraksi
Jantung : Ictus cordis tidak nampak
BJ I/II Murni reguler.
Paru :Inspeksi : simetris, retraksi (-/-), ketinggalan gerak (-/-)
Perkusi : Paru kanan sonor = paru kiri
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan
whezzing(-/-), ronkhi (-/-)
Perut :Inspeksi : datar, luka operasi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tak teraba massa, hepar lien
tidakteraba
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus (-) N
3. Status Psikiatri
Cara berpikir : dbn
Perasaan hati : dbn
Tingkah laku : dbn
Ingatan : dbn
Kecerdasan : dbn
14
4. Status neurologikus
a. Kepala
Bentuk : Normocephal
Penonjolan : (-)
Posisi : Tegak
Pulsasi : (-)
b. Leher
Sikap : Normal
Pergerakan : Normal
Kaku kuduk : (-)
15
Memperlihatkan gigi Sulcus nasolabialis dextra lebih dangkal
Bersiul Tidak bisa bersiul
Sensasi lidah 2/3 depan Tidak di evaluasi
N VIII (Vestibularis)
Suara berbisik Normal Normal
Rinne test Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi
Weber test Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi
belakang
Sensibilitas Faring Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi
N X (Vagus)
Arkus faring Tidak dievaluasi
Berbicara Normal
Menelan Normal
Nadi Reguler
N XI (Assesorius)
Memalingkan Kepala Terganggu
Mengangkat bahu Terganggu
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan lidah Normal
dijulurkan
Atropi lidah -
Tremor lidah -
Fasikulasi -
Artikulasi -
Sensibilitas
Taktil/Raba halus Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16
Reflek
Reflek kulit perut atas tidak dilakukan tidak dilakukan
Reflek kulit perut tengah tidak dilakukan tidak dilakukan
Reflek kulit perut bawah tidak dilakukan tidak dilakukan
Reflek kremaster tidak dilakukan tidak dilakukan
Refleks
Biseps Normal Normal
Triseps Normal Normal
Radius Normal Normal
Ulna Normal Normal
Hoffman-Tromner Normal Normal
Sensibilitas
Raba Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasa Sikap Normal Normal
Rasa nyeri dalam Normal Normal
17
Tonus Hipertonus Normal
Trofi Normal Normal
Refleks
Patella Normal Normal
Achilles Normal Normal
Babinsky - -
Oppenheim - -
Chaddock - -
Schaefer - -
Rosolimo - -
Klonus paha - -
Klonus kaki - -
Test Laseque - -
Test Kernig - -
Sensibilitas
Raba Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasa Sikap Normal Normal
Rasa nyeri dalam Normal Normal
18
f. Gerakan Abnormal
Tremor : (-)
Miokloni : (-)
Khorea : (-)
Athetosis : (-)
g. Alat Vegetatif
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan
Ereksi : tidak dilakukan
h. Fungsi Luhur
Memori : Baik
Fungsi Bahasa : Baik
Visospasial : Tidak dievaluasi
Praksia : Tidak dievaluasi
Kalkulasi : Tidak dievaluasi
Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Laboratorium : -
2.Pemeriksaan radiologi : -
IV. RESUME
S: Seorang Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sakit kepala seperti
berputar-putar. Pasien jatuh dikamar mandi tetapi tidak sampai terbentur.
Pasien juga mengeluhkan penglihatan gelap. Pasien masih sulit membuka
mata karena merasa terlalu pusing. Riawayat Hipertensi (+) dan Diabetes
mellitus (-).
19
Nn.Cranialis : Pupil bulat isokor 2,5 mm ODS
Nn.Cranialis lain : Dalam batas normal
Motorik
K 5 5 P N N T N N Rf + + Rp - -
5 5 N N N N + + - -
- Sensorik :
* Exteroseptif : Normal
- Otonom : Lancar
* BAK : Normal
* BAB : Normal
V. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia
- Quo ad sanationem : dubia
20
BAB IV
KESIMPULAN
Vertigo perifer adalah rasa pusing berputar, oleng atau tak stabil yang
disebabkan karena adanya gangguan pada organ keseimbangan di telinga. Gejala-
gejala vertigo meliputi: pusing, rasa terayun, mual, keringat dingin, muntah,
sempoyongan sewaktu berdiri atau berjalan, nistagmus. Gejala tersebut dapat
diperhebat dengan berubahnya posisi kepala.
21
DAFTAR PUSTAKA
22