Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Paradigma Keperawatan Keluarga”.
Makalah ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka Penulis menerima segala saran dan kritik dari Pembaca agar
Penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga makalah tentang “Paradigma Keperawatan
Keluarga” dapat memberikan informasi terhadap Pembaca.

Yogyakarta, 30 September
2018

Penyusun Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. TUJUAN ............................................................................................................ 1
C. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
A. PENGERTIAN KELUARGA ........................................................................... 3
B. STRUKTUR KELUARGA ............................................................................... 4
C. TYPE KELUARGA ........................................................................................... 4
D. PERAN KELUARGA ....................................................................................... 7
E. FUNGSI KELUARGA ...................................................................................... 7
F. PERKEMBANGAN DALAM KELUARGA .................................................... 8
G. PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA SISTEM SOSIOLOGI ........ 11
H. PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIKLINIK ........ 16
BAB III PENGKAJIAN ASKEP ................................................................................ 11
A. KASUS .............................................................................................................. 11
B. PENGKAJIAN ................................................................................................... 11
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN ....................................................................... 12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 21
A. KESIMPULAN .................................................................................................. 21
B. SARAN .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan kesehatan masyarakat pada tingkat keluarga,


pembahasaannya akan dibagi menjadi 3 bagian, bagian 1 akan membahas tentang
konsep keluarga, bagian 2 akan membahas tentang keperawatan kesehatan
keluarga, dan bagian 3 membahas tentang proses keperawatan keluarga.
Maksudnya adalah untuk memberikan gambaran dapat membedakan dengan jelas
antara konsep keluarga, keperawatan keluarga dan aplikasinya dalam proses
keperawatan dan keterkaitan diantara ketiganya.

Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah


pemberian asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu,
kelompok, dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris
disadari bahwa kesehatan paea anggota keluarga sudah ditanggulangi secara
insidental, tetapi keluarga belum dilihat sebagai klien dari keperawatan.
sebenarnya, keluarga sebagai unir asuhan keperawatan sangat besar pengaruhnya
terhadap individu dan kelompik.

Oleh karena itu penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan
keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari
jumlah anggotanya, tetapi Kesatuannya yang unik dalam menghadapi
mengahadapi masalah. Keunikannya terlihat dari cara berkomunikasi, mengambil
keputusan, sikap, niali, cita-cita, hubungan dengan masy luas dan gaya hidup
yang tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, jaman, dan geografis. Keluarga didesa
sangat berbeda dengan dikota dalam hal besarnya keluarga, struktur, nilai, dan
juga gaya hidupnya.

B. TUJUAN

1. Mampu menjelaskan pengertian keluarga


2. Mampu menjelaskan type keluarga

1
3. Mampu menjelaskan struktur keluarga
4. Mampu menjelaskan perkembangan keluarga
5. Mampu menjelaskan peran keluarga
6. Mampu menjelaskan fungsi keluarga
7. Mampu menjelaskan pengertian keperawatan keluarga
8. Mampu menjelaskan urgensi keperawatan keluarga dalam konteks
pembangunan kesehatan
9. Mampu menjelaskan paradigma keperawatan keluarga sebagai system
sosiologi
10. Mampu menjelaskan dan membedakan paradigma keperawatan keluarga
dengan keperawatan diklinik

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian keluarga?


2. Bagaimana struktur keluarga?
3. Apa saja type keluarga?
4. Bagaiman peran keluarga?
5. Bagaimana perkembangan dalam keluarga?
6. Apa sajakah fungsi keluarga?
7. Apakah pengertian keperawatan keluarga?
8. Jelaskan urgensi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan
kesehatan?
9. Jelaskan paradigma keperawatan keluarga sebagai system sosiologi?
10. Apakah perbedaan paradigma keperawatan keluarga dengan keperawatan
diklinik?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KELUARGA

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar


perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.(Sayekti 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. (Effendy, 1998).

1. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :


Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

3
B. STRUKTUR KELUARGA

Macam-macam struktur keluarga

a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
garis ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
garis ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri
d. Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

C. TYPE KELUARGA

1. TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam saturumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu

4
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-
nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal
mati

2. NON - TRADISIONAL :

a. The unmarried teenage mother


Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan

5
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,
tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

6
D. PERAN KELUARGA

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,


kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,


pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya

2. Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat


perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

E. FUNGSI KELUARGA

Menurut (Friedman, 1998)

a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya

7
partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan
akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat
mengurangi stress bagi penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan
seks pada anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.

F. PERKEMBANGAN DALAM KELUARGA

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,


namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit
Friedman, 1998):

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan


perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

8
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi


kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua


b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat


tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

9
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya


berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,


mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

10
7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

G. PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI SYSTEM


SOSIOLOGI

Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang


sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku.
(Adam Smith, 1975, cit Gaffar, 1997).

Komponen paradigm keperawatan keluarga:


rawatan kesehatan

manusia

Lingkungan
11
Paradigma keperawatan terdiri atas 4 konsep dasar :
 Manusia
 Keperawatan
 Sehat-sakit
 Lingkungan
1. Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – social – spiritual, kesatuan dari
aspek jasmani dan rohani, dan mempunyai karakter yang unik. Manusia
dimasyarakat dipandang sebagai klien yaitu individu, kelompok, masyarakat
dalam suatu sistem.
a. Manusia sebagai individu yaitu sasaran dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia berupa kebutuhan fisiologis, keamanan, kenyamanan,
cinta, harga diri dan aktualisasi diri.

b. Klien sebagai keluarga


Dalam pemberian asuhan keperawatan harus memandang askep
keluarga dapat diketahui factor yang mempengaruhi masalah kesehatan
keluarga meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah (tugas)
kesehatan secara mandiri.
c. Klien yang bersifat masyarakat
Melalui masyarakat, kemampuan individu dapat dipengaruhi
dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat
rekreasi, transport, komunikasi.
d. Klien sebagai sistem
1) Sistem terbuka : dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan
2) Sitem adaptif : akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungan
3) Sistem personal, interpersonal, social (holistik) : memiliki persepsi,
pola kepribadian, tumbuh kembang, kemampuan interaksi, peran,
komunikasi,dan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu :
(pengambilan keputusan) yang berbeda.

12
2. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Lokakarya,
1983).
Bentuk asuhan keperawatan yang diberikan :
a. Askep pada klien yang tidka mampu memenuhi kebutuhan dasar
manusia: diberikan untuk memulihkan kebutuhan fisiologis.
b. Askep pada klien yang tidak mau memenuhi kebutuhan dasar manusia :
diberikan melalui Yankep berupa motivasi.
c. Askep pada klien yang tidak tahu dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia: diberikan melalui yankep berupa penkes (individu, keluarga,
dan masyarakat).

3. Konsep kesehatan
Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit. Dimana
rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status
kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seseorang perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan yang jelas.
Rentang sehat sakit (WHO, 1947):

Sejahtera sehat sekali sehat normal ½ sakit sakit kronis mati

Sehat adalah keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, social,
serta tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu
hidup produktif. (WHO, 1947).
Karakteristik sehat :
a. Marefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b. Berpandangan terhadpa sehat dalam konteks lingkungan (baik internal
maupn eksternal)
13
c. Kreatif dan produktif.

perkembangan

sosiokultural
Lingkungan

Status kesehatan

Keturunan Pengalaman masa lalu

Pelayanan kesehatan Harapan tentang diri

4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah (
kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain
lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan yaitu
lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan dibagi 2
yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari:
1) Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain
maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari

14
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
2) Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu
pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya
sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila
dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
3) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar
data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien
secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
4) Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial,
udara, suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

15
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena
dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam
menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan
pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila
lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali
untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

H. PARADIGMA KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


KEPERAWATAN DIKLINIK

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,


keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan
saling memelihara. Freeman (1981) :

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga


2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu
muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.

Peran Perawat Keluarga :

1. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara


mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

16
2. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang


komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak
terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung.Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga
yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan
keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan
asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau


kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga

5. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah


kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya.

6. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah


sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan
keluarga yang optimal

17
7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan


derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik,
maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
(sistem rujukan, dana sehat, dll)

8. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi


ledakan atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik


lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta
lingkungan yang sehat.

Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan


2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan

18
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/perawatan di ruma
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

Asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada


praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan
nyata pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar
praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Sedangkan asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan


yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum tujuan asuhan
keperawatan keluarga adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga


2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarg
3. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga
yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga
4. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan
sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga

19
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan
kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik individu maupun keluarga itu
sendiri.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan


antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-
laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

B. Saran
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disampin itu
kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bisa
berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar.


Jakarta, PT. Rineka Cipta.
2. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
3. Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat.Ed.2. Jakarta : Rineka Cipta.

iii

Anda mungkin juga menyukai