Disusun oleh :
Dewi Lestari
Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat maju, salah satunya adalah di bidang
Kedokteran yaitu teknologi inseminasi buatan. Inseminasi buatan adalah cara efektif untuk mengatasi
masalah-masalah pasangan yang tidak kunjung dikaruniai anak melalui pembuahan ilmiah. Kini mereka
dapat memilikinya melalui proses bayi tabung, yang salah satu prosesnya adalah sewa rahim terhadap ibu
pengganti (Surrogate Mother). Sewa rahim praktisnya dengan menitipkan benih (embrio) dari pasangan
suami istri tersebut pada rahim ibu pengganti yang nantinya akan melahirkan bayi mereka dengan
pemberian uang kompensasi yang diawali dengan membuat perjanjian terlebih dahulu diantara mereka,
yang kemudian dikenal dengan perjanjian sewa rahim. Menyoal mengenai hukum dan aturan tentang
sewa rahim ini, belum ada Undang-Undang khusus ataupun aturan yang menyinggung juga mengatur
mengenai sewa rahim. Pada praktek dan kenyataannya, perjanjian sewa rahim antara sepasang suami istri
dengan ibu pengganti memunculkan pertanyaan dan permasalahan mengenai bagaimana kekuatan
hukum perjanjian sewa rahim dan bagaimana kedudukan hukum anak yang lahir dari rahim si ibu
pengganti. Dari berbagai permasalahan yang timbul tersebut, pertanyaan dan hal yang menjadi sangat
penting adalah bagaimana kedudukan hukum si anak yang lahir dari sewa rahim tersebut, meliputi
pembagian waris seperti yang diatur Undang-Undang, kedudukan genetiknya sebab dilahirkan bukan dari
rahim si istri melainkan ibu pengganti. Berkembangnya zaman diikuti semakin tingginya permintaan dan
kebutuhan manusia untuk menggunakan teknologi reproduksi ini, dan tidak ketinggalan juga manusia di
Indonesia. Permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana tindakan pemerintah mengingat
belum adanya aturan hukum yang pasti untuk mengatur masalah-masalah yang disebut di atas dan
bagaimana nasib anak yang lahir dari hasil sewa rahim, yang notabene adalah manusia yang dilindungi
hak hidupnya oleh UUD 1945.
I.PENDAHULUAN muculnya inseminasi buatan seperti bayi
tabung, yang kemudian dilanjutkan dengan
Memiliki keturunan adalah penanaman bayi tabung di rahim yang
dambaan setiap pasangan dan merupakan bukan ibu pemilik ovum.
tanda eksistensi manusia sebagai mahluk Perkembangan sains dan teknologi
hidup. Kehadiran anak dalam rumah serta ilmu kedokteran mempengaruhi cara
tangga selalu dinantikan dan diharapkan manusia mengembangkan keturunannya.
oleh semua keluarga. dengan kehadiran Dewasa ini telah ditemukan berbagai
anak dikehidupannya akan dirasa bisa perkembangan teknologi terutama dalam
melengkapi kebahagiaan setiap pasangan bidang medis dalam rekayasa genetika
suami istri. Namun hal ini akan berbalik yang dapat digunakan untuk mengatasi
mana kala salah satu pihak dalam keluarga kendala kendala dalam memperoleh
tidak mampu memberikan keturunan. Hal keturunan. Rekayasa ini diawali dengan
ini tentu saja akan menimbulkan keresahan muculnya inseminasi buatan seperti bayi
yang sangat beralasan, karena kehadiran tabung, yang kemudian dilanjutkan dengan
anak seperti merupakan suatu keharusan penanaman bayi tabung di rahim yang
dan kebanggaan dalam keluarga. berbagai bukan ibu pemilik ovum. praktik ibu
upaya pun akan ditempuh untuk pengganti dan sewa rahim bukanlah hal
mendapatkan anak. Mulai dari konsultasi yang baru. Teknologi yang dipakai untuk
pada pihak yang dianggap ahli untuk praktik surrogate mother diciptakan oleh
memecahkan masalahnya hingga mencari Robert G. Edwards. Ia adalah pria
alternatif apapun seperti adopsi, terapi berkebangsaan Inggris, yang bersama
kesehatan reproduksi dan menggunakan rekannya, Patrick Steptoe,
teknologi kedokteran yang bisa mengembangkan teknologi bayi tabung
mendatangkan anak sebagai buah hati. pada tahun 1969. Dengan secepat kilat,
Perkembangan sains dan teknologi metode ini diterapkan oleh masyarakat
serta ilmu kedokteran mempengaruhi cara Eropa, dan makin populer pada awal tahun
manusia mengembangkan keturunannya. ’70-an. Persisnya setelah program acara
Dewasa ini telah ditemukan berbagai BBC menayangkan liputan tentang bayi
perkembangan teknologi terutama dalam tabung yang dilakukan dua ilmuwan
bidang medis dalam rekayasa genetika tersebut. Bayi tabung adalah pembuahan
yang dapat digunakan untuk mengatasi diluar rahim atau yang dikenal dengan
kendala kendala dalam memperoleh sebutan In Vitro Fertilization (IVF). In
keturunan. Rekayasa ini diawali dengan Vitro Fertilization (IVF) adalah
penyatuan/pembuahan benih laki-laki Brown di Oldham inggris. Teknologi
terhadap benih wanita pada suatu cawan inseminasi buatan ini merupakan hasil
petri (dilaboratorium), yang mana setelah terapan sains modern yang pada prinsipnya
terjadinya penyatuan tersebut (zygote), bersifat netral sebagai bentuk kemajuan
akan diimplantasikan atau ditanam ilmu kedokteran dan biologi2.
kembali di rahim wanita yang mempunyai Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
benih tersebut atau rahim wanita lain1. maka penyusun merumuskan masalah
Pada dasarnya inseminasi buatan dengan sebagai berikut :
teknik bayi tabung sama prosesnya secara a) Tujuan perkawinan dalam islam.
medis akan tetapi yang membedakan b) Status seorang ibu.
keduanya adalah proses caranya ketika c) Bagaimanakah pengaturan hukum
dalam tahap pembuahan. berbagai negara terkait praktek
Proses kehamilan yang sewa rahim yang telah disahkan
mengunakan cara “fertilisasi in vitro’ secara hukum positif negara yang
pertama kali berhasil dilakukan oleh Dr. bersangkutan.
P.C Sreptoe dan Dr. R . G . Edwards atas d) Bagaimanakah status hukum anak
pasangan suami istri jhon brown dan yang lahir ditinjau dari hukum
Leslie. pada tanggal 25 juni 1978 lahirlah surogasi Negara.
bayi tabung pertama yang bernama Louise
II.PEMBAHASAN melahirkan keturunan yang banyak.
http://penyewaanrahimdalampersfektifhukum