Pelaksanaan Peraturan BPJSK Nomor 02 Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5
3} BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor egy/Divre. VI0815 Bandung, 24 Agustus 2015 Lampiran 1 (satu) berkas Perihal Pelaksanaan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Norma Penetapan Besaran Kapitasi dan Pembayaran KBK Yth. Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Propinsi di Tempat Bersama ini kami sampaikan jawaban Surat Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan terhadap Surat dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Surat terlampir) dan beberapa hal sebagai berikut 1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasal 24 ayat 3 menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan Kesehatan. Sehingga ini menjadi dasar Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2015 dapat dibuat oleh BPJS Kesehatan dan disahkan Kementerian Hukum dan HAM, 2. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2015 ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi KPK yang telah melakukan observasi tentang optimalisasi dana kapitasi ke beberapa Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia, dimana ditemukan selama satu setengah tahun berjalannya JKN untuk pemanfaatan dana kapitasi tidak sejalan dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas terhadap peserta JKN. Sehingga belum adanya monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan dan Pemerintah terhadap optimalisasi pemanfaatan dana kapitasi 3, Dengan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2015, terjadi perubahan pola pembayaran kapitasi, Pada tahun 2014 berdasarkan Permenkes Nomor 69 Tahun 2014, BPJS Kesehatan membayar kapitasi hanya berdasarkan ketersediaan Tenaga Medis dan pada tahun 2015 berdasarkan Permenkes Nomor 59 Tahun 2014, BPJS Kesehatan membayar kapitasi berdasarkan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, Lingkup Pelayanan dan Komitmen Pelayanan. Pada Tahun 2014 Puskesmas yang berkinerja baik dan tidak berkinerja baik dibayar sama besaran kapitasinya, sedangkan pada tahun 2015 dengan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2015, BPJS Kesehatan membayar besaran kapitasi kepada Puskesmas berdasarkan kinerja Puskesmas, Puskesmas berkinerja baik dibayar dengan besaran kapitasi maksimal, sedangkan Puskesmas tidak berkinerja baik dibayar dengan besaran kapitasi minimal. Dengan harapan terjadi kompetisi secara positif yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memperbaiki kinerjanya dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya Peserta JKN. Kantor Divis! Regional V 4. Dr Djundjunan No, 144 PO BOX 1617/ BDG, Bandung 40163, Telp. (022) 2008892 - 2013174, Fax: (022) 2001051 ww-bpjs-kesehatan go.id 4. Profil Provinsi Jawa Barat sejak Januari 2014 - Juli 2015 dapat kami sampaikan sebagai berikut a. Terjadi penambahan jumiah Puskesmas dari 1.053 menjadi 1.058 (5 Puskesmas), penambahan jumlah Dokter Umum dari 1.292 menjadi 2.032 (740 Dokter Umum) dan penambahan jumlah Dokter Gigi dari 548 menjadi 833 (285 Dokter Gigi) serta penambahan jumlah peserta JKN dari 15.998.063 menjadi 18.440.328 (2.442.265 peserta JKN). Disampaikan beberapa hal sebagai berikut |. Terjadi penambahan jumiah peserta dan Puskesmas yang belum sebanding dengan penambahan jumlah Tenaga Medis (Dokter Umum dan Dokter Gigi). Berdasarkan Indikator Penilaian FKTP Berprestasi pada Permenkes Nomor 24 Tahun 2014 bahwa perbandingan Dokter: Peserta yang dinilai baik adalah 1:5.000 sedangkan untuk kondisi Provinsi Jawa Barat perbandingan Dokter : Peserta adalah 1:9.075 ll. Penambahan Jumlah Tenaga Medis tidak terdistribusi merata pada Puskesmas wilayah Provinsi Jawa Barat (Tahun 2014-2015): + Puskesmas tidak ada Dokter Umum dan Dokter Gigi = Tahun 2014 : 20 dari 1.053 Puskesmas ~ Tahun 2015 : 17 dari 1.058 Puskesmas + Puskesmas tidak ada Dokter Umum dan ada Dokter Gigi - Tahun 2014 : § dari 1.053 Puskesmas. = Tahun 2015 : 4 dari 1.058 Puskesmas + Puskesmas tidak ada Dokter Gigi dan ada Dokter Umum - Tahun 2014 : 346 dari 1.053 Puskesmas. = Tahun 2015 :139 dari 1.058 Puskesmas + Puskesmas ada Dokter Umum dan Dokter Gigi dengan jumiah 2 : - Tahun 2014 : 565 dari 1.053 Puskesmas - Tahun 2015 : 673 dari 1.058 Puskesmas * Puskesmas ada Dokter Umum dan Dokter Gigi lebih dari 2 ~ Tahun 2014 : 117 dari 1.053 Puskesmas - Tahun 2015 : 225 dari 1.058 Puskesmas b. Angka kontak komunikasi berdasarkan Indikator Penilaian FKTP Berprestasi pada Permenkes Nomor 24 Tahun 2014 adalah 2 150 per mil, ‘Sedangkan angka kontak komunikasi Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil laporan Puskesmas pada tahun 2014 sebesar 48,87 per mil dan Tahun 2015 sebesar 48,57 per mil. Berdasarkan hal tersebut diketahui tidak terjadi peningkatan angka kontak komunikasi Peserta JKN terhadap Puskesmas, sehingga fungsi Puskesmas baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif kepada Peserta JKN tidak berjalan sebagaimana mestinya. ¢. Untuk Puskesmas yang telah menggunakan P-care s.d tahun 2015 masih 85% (900 Puskesmas), jadi ada 158 Puskesmas yang masih belum menggunakan P-care. Padahal berdasarkan Permenkes 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN bahwa sistem informasi (P- care) merupakan bagian dana kapitasi (biaya operasional) yang harus dimanfaatkan secara maksimal untuk terlaksananya program JKN. d, Berdasarkan Indikator Penilaian FKTP Berprestasi pada Permenkes Nomor 24 Tahun 2014 bahwa untuk pelayanan Program Rujuk Balik dan Prolanis menjadi indikator yang wajib dilaksanakan oleh Puskesmas untuk dapat dinilai baik. Kondisi Puskesmas Provinsi Jawa Barat s.d Tahun 2018 baru 14% (148 dari 1.058 Puskesmas) yang telah melaksanakan Program Rujuk Balik dengan rasio rutin Peserta PRB berkunjung adalah 38,14% (Indikator penilaian baik > 70%) dan 17,11% (181 dari 1.058 Puskesmas) yang telah melaksanakan Prolanis dengan rasio rutin Peserta Prolanis berkunjung adalah 65,2% (Indikator penilaian baik > 50%). Jadi berdasarkan data diatas masih rendahnya Puskesmas wilayah Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan Program PRB dan Prolanis. e. Sampai dengan Tahun 2015 baru 23,81 % (252 dari 1.058 Puskesmas) dapat melayani Peserta JKN selama 24 Jam. 5. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2015 ini merupakan Suatu sistem untuk membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar indikator kinerja yang ditetapkan oleh Kemenkes dapat diukur secara periodik serta memastikan bahwa mekanisme kontrol yang dibangun BPJS Kesehatan di tingkat FKTP berjalan untuk menciptakan lingkungan pengendalian yang handal. Berdasarkan poin-poin diatas, Kami mohon Bapak sebagai Ketua Asosisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dapat mempertimbangkan kembali tentang Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2015 dapat dilaksanakan per 1 Agustus 2015 di Seluruh Puskesmas wilayah Provinsi Jawa Barat. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih Npropaa = © Jenni Winartni ‘Tembusan Oasona Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Kepala Grup MPKP BPJS Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota Provinsi Jawa Barat Kepala Divisi Regional IV BPJS Kesehatan Kepala Cabang BPJS Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai