ILEUS OBSTRUKTIF
PEMBIMBING :
dr. Ade Hanny, Sp.B
DISUSUN OLEH:
Khansa Qonitah
1361050165
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Referat yang berjudul “Ileus Obstruktif”.
Penulisan referat ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah .
Penulis menyadari bahwa referat ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan moril
dari berbagai pihak, sehingga dengan hormat penulis menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada dr. Ade Hanny, Sp.B selaku dokter pembimbing.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik komentar yang bersifat membangun diharapkan dapat dijadikan
perbaikan di masa datang. Penulis berharap semoga referat ini memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Penulis
1
BAB I.
PENDAHULUAN
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh
gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanis dimana hambatan dapat
terjadi dimana saja disepanjang usus.5 Obstruksi usus dapat terjadi pada semua usia dari bayi
yang baru lahir sampai orang dewasa. Etiologi obstruksi usus sangat bervariasi, tergantung
pada usia saat terjadinya obstruksi dan riwayat operasi sebelumnya.9 Obstruksi mekanik
terjadi apabila disebabkan oleh strangulasi, invaginasi, atau sumbatan di dalam lumen usus.
Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali
disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasi adalah obstruksi sederhana
Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat
lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonum) atau ususnya berputar (volvulus). Invaginasi
merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus akut pada anak, dan sumbatan usus akut
ini merupakan salah satu tindakan bedah darurat yang sering terjadi pada anak.5
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di amerika
ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024 pasien
rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data Departemen Kesehatan Indonesia.1
Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis
serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang
2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus.1 Pada obstruksi
harus dibedakan antara obstruksi sederhana dan obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana
ialah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi, ada
pembuluh darah yang terjepit sehingga terjadi iskemia yang akan menyebabkan nekrosis atau
gangren. Pada gangren dijumpai gejala umum yang berat akibat toksin dari jaringan gangren.
Jadi, strangulasi memperlihatkan kombinasi antara gejala obstruksi dan gejala sistemik akibat
Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat, dan membentang dari
pylorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang hidup sekitar 12 kaki (3,6 m).
Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya
berdiameter sekitar 3,8 cm, tetapi makin ke bawah garis tengahnya semakin berkurang
sampai menjadi sekitar 2,5 cm.3 Sebagian besar pencernaan dan absorpsi makanan
berlangsung di dalam usus halus.Usus halus dibagi menjadi tiga bagian duodenum, jejunum,
dan ileum.10
3
Gambar 1. Anatomi saluran pencernaan
Usus halus dicirikan dengan adanya tiga struktur yang sangat menambah luas
permukaan dan membantu fungsi utamanya yaitu absorpsi. Lapisan mukosa dan submucosa
kerckring) yang menonjol ke dalam lumen sekitar 3-10 mm. adanya lipatan-lipatan ini
menyebabkan gambaran usus halus menyerupai bulu pada pemeriksaan radiografi. Villi
merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti jari-jari yang jumlahnya sekitar empat atau lima
juta dan terdapat di sepanjang usus halus. Vili panjangnya 0,5 sampai 1,5 mm (dapat terlihat
permukaan luar setiap villus. Microvilli terlihat dengan pemeriksaan mikroskop electron dan
tampak sebagai brush border pada pemeriksaan mikroskop cahaya. Bila lapisan usus halus
ini rata, maka luas permukaannya hanya sekitar 2.000 cm2. Valvula koniventes, villi, dan
microvilli sama-sama menambah luas perumakaan absorpsi hingga 1,6 juta cm2, yaitu
4
meningkat sekitar seribu kali lipat. Penyakit-penyakit atrofi dan pendataran villi, sangat
Otot yang melapisi usus halus mempunyai dua lapisan: lapisan luar terdiri atas serabut-
serabut longitudinal yang lebih tipis, dan lapisan dalam terdiri atas serabut-serabut sirkular.
Penataan yang demikian membantu pergerakan peristaltik usus halus. Lapisan submucosa
terdiri atas jaringan ikat, sedangkan lapisan mukosa bagian dalam tebal serta banyak
Arteri mesenterika superior dicabangkan dari aorta tepat dibawah arteri seliaka. Arteri
ini mendarahi seluruh usus halus kecuali duodenum yang diperdarahi oleh arteria
lewat vena mesenterika superior yang menyatu dengan vena lienalis membentuk vena porta.3
5
saraf intrinsic, yang menimbulkan fungsi motorik, berjalan melalui pleksus auerbach yang
Duodenum
Duodenum merupakan bagian pertama intestinum tenue, dan sebagian besar terletak
dalam pada dinding posterior abdomen. Duodenum terletak pada region epigastrica dan
umbilikalis. Duodenum berbentuk huruf C yang terbentang dari gaster di sekitar caput
pankreas sampai ke jejunum.10 Panjang duodenum adalah sekitar 25 cm, mulai dari pylorus
Pemisahan duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum treitz, yaitu
suatu pita muskulofibrosa yang berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus esophagus
dan berinsersio pada perbatasan antara duodenum dan jejunum. Ligamentum ini berperan
6
Duodenum melengkung di sekitar caput pankreatis. Satu inci (2,5 cm) pertama
duodenym menyerupai gaster, yaitu permukaan anterior dan posteriornya diliputi oleh
peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat pada pinggir atasnya dan
omentum majus yang melekat pada pinggi bawahnya. Bursa omentalis terletak di belakang
segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian
Duodenum terletak pada region epigastrica dan umbilicus dan untuk tujuan deskripsi
cm), mulai dari pylorus dan berjalan ke atas dan belakang pada sisi kanan
cm) dan berjalan vertical ke bawah di depan hilum renale dextra, disebalah
kanan vertebra lumabal II dan III. Kira-kira pertengahan arah ke bawah, pada
cm) dan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duodenojejunalis. Flexura ini
7
difiksasi oleh lipatan peritoneum, ligamentum treitz, yang melekat pada crus
dextrum diaphragm.
Gambar 4. Duodenum
circular yang dinamakan plika circulares. Pada tempat ductus choledochus dan duktus
kecil dan bulat yang disebut papilla duodeni major. Duktus pankreatikus asesorius,
bila ada, bermuara ke duodenum pada papilla yang lebih kecil, yang jaraknya sekita ¾
8
Gambar 5. Duodenum dan ekstrahepatic bile duct
9
pankreatikoduodenalis superior bermuara ke vena portae hepatk; vena
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (vagus) dari plexus
Jejunum dan ileum panjangnya 20 kaki (6 meter), duaperlima dari sisa usus halus
adalah jejunum, dan tiga perlima bagian akhirnya adalah ileum. Masing-masing bagian
mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian
yang satu ke bagian yang lain. Jejunum terletak di regio midabdominalis sinistra, sedangkan
ileum cenderung terletak di region abdominalis dekstra sebelah bawah. Jejunum mulai dari
jejunum dan ileum sekitar 20 kaki (6 meter). Masuknya kimus ke dalam usus halus diatur
oleh sfingter pylorus, sedangkan pengeluaran zat yang telah tercerna ke dalam usus besar
diatur oleh katup ileosekal. Katup ileosekal juga mencegah terjadinya refluks isi usus besar
10
Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat
pada dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatan mesenterium. Pinggir bebas
lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas bergerak. Pangkal lipatan yang pendek
melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada dinding posterior abdomen sepanjang
garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan dari sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah
articulation sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan keluar dan masuknya
cabang-cabang arteria dan vena mesenterica superior, pembuluh limf, serta saraf-saraf ke
menggantung jejunum dan ileum dari dinding posterior abdomen, dan memungkinkan usus
bergerak dengan leluasa. Mesenterium menyokong pembuluh darah dan limfe yang
menggantung dari kurvatura major lambung dan berjalan turun di depan visera abdomen
menyerupai celemek. Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe yang
lipatan peritoneum yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan bagian atas duoneum
hepatoduodenale. Salah satu fungsi penting peritoneum adalah mencegah gesekan antara
organ-organ yang berdekatan dengan cara menyekresi cairan serosa yang berperan sebagai
pelumas.3
bawah sisi kiri mesocolon tranversum; ileum terletak pada bagian bawah
11
2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan
ileum. Dinding jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen
pada tunica mukosa, plika sirkularis lebih besar, lebih banyak, dan tersusun
lebih rapat pada jejunum; sedangkan pada bagian atas ileum plika sirkularis
lebih kecil dan lebih jarang; dan dibagian bawah ileum tidak ada plika
sirkularis
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade
tenue. Ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang
bagian sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampaing dinding ileum.
12
(a) (b)
Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabgan arteri
mesenterika superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di
dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranstomis satu dengan
yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi oleh
arteria ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterika superior dan
Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus
mesenterikus superior.
intestinum crissum terbentang dari ileum sampai anus. Intestinum crissum terbagi
descendens, dan colon sigmoideum. Fungsi utama intestinum crissum adalah mengabsorpsi
air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dapat dikeluarkan dari
13
Gambar 9. Usus besar
Caecum
Caecum adalah bagian intestinum crissum yang terletak di perbatasan ileum dan
intestinum crissum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca
dextra. Panjang caecum sekitar 2,5 inci (6 cm) dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum.
14
Seperti colon, stratum longitudinale tunica muscularis terbatas pada tiga pita tipis,
yaitu taenia coli yang bersatu pada dasar appendix vermiformis dan membentuk stratum
longitudinale tunica muscularis yang sempurna pada appendix vermiformis. Caecum juga
sering teregang oleh gas dan dapat diraba melalui dinding anterior abdomen pada orang
hidup.
Pars teminalis ileum masuk ke intestinum crassum pada tempat pertemuan caecum
dengan colon ascendes. Lubangnya mempunyai dua katup yang membentuk sesuatu yang
Perdarahan caecum berasal dari arteri caecalis anterior dan arteri caecalis posterior
Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus)
Papilla ilealis
Papilla ilealis merupakan struktur rudimenter, terdiri atas dua lipatan horizontal tunica
mukosa yang menonjol di sekitar lubang ileum. Papilla ilealis mempunyai peranan kecil
15
atau tidak berperan pada pencernaan refluks isi caecum ke dalam ileum. Stratum circilare
pada ujung bawah ileum (disebut sphincter ileocaecalis oleh ahli fisiologi) berperan
sebagai sphincter dan menatur aliran isi dari ileum ke dalam colon. Tonus otot polos
secara reflaks akan meningkat bila caecum teregang. Hormone gastrin yang dihasilkan
Gambar 12. Caecum dengan appendix vermiformis, terminal ileum, pars terminalis ilei
Appendix vermiformis
Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot
dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang appendix vermiformis bervariasi dari
3-5 inci (8-13 cm). dasarnya melekat pada permukaan posteromedial caecum, sekitar 1
inci (2,5 cm) dibawah juncture ileocaecalis. Bagian appendix vermiformis lainnya bebas.
Appendix vermiformis diliputi seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan
dinding anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina
16
iliaca anterior superior dan umbilikus (titik McBurney). Didalam abdomen, dasar
appendix vermiformis mudah ditemukan dengan mencari taeniae coli caecum dan
mengikutinya sampai dasar appendix vermiformis, tempat taenia coli bersatu membentuk
Colon ascendes
Panjang colon ascendes sekitar 5 inci (13 cm) dan terletak di kuadran kanan bawah.
Colon ascendes membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus
hepatis dexter, lalu colon ascendes membelok kiri, membentuk flexura coli dextra, dan
melanjutkan diri sebagai colon transversum. Peritoneum meliputi bagian depan dan
samping colon ascendens dan menghubungkan colon ascendes dengan dinding posterior
abdomen.10
Colon transversum
Panjang colon transversum sekitar 15 inci (38 cm) dan berjalan menyilang abdomen,
menempati region umbilicalis. Colon transversum mulai dari flexura colli dextra di
bawah lobus hepatis dexter dan tergantung ke bawah oleh mesokolon transversum dari
pankreas. Kemudia colon transversum berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di
bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi daripada flexura coli dextra dan digantung ke
pankreas. Mesocolon transversum dilekatkan pada pinggi superior colon transversum, dan
lapisan posterior omentum majus dilekatkan pada pinggi inferior. Karena mesocolon
transversum sangat panjang, posisi colon transversum sangat bervariasi dan kadang-
17
Colon descendens
Panjang colon descendes sekitar 10 inci (25 cm) dan terletak di kuadran kiri atas dan
bawah. Colon ini berjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini
abdomen.10
Perbedaan eksternal:
1. Intestinum tenue (kecuali duodenum) bersifat, sedangkan kolon ascendens dan colon
descendens terfiksasi.
2. Diameter intestinum tenue yang penuh umumnya lebih kecil dibandingkan intestinum
18
3. Intestinum tenue (kecuali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke
5. Intestinum tenue tidak mempunyai kantong lemak yang melakat pada dindingnya.
epiploicae
7.
Perbedaan Internal:
3. Noduli lympoidei aggregate yang dinamakan lempengan peyer terdapat pada mukosa
intestinum tenue; jaringan limfoid ini tidak ditemukan pada intestinum crassum.10
Usus halus mempunyai dua fungsi utama: (1) pencernaan, yaitu proses pemecahan
makanan menjadi bentuk yang dapat tercerna melalui kerja berbagai enzim dalam saluran
gastrointestinal, dan (2) absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air. Semua aktivitas lainnya
mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Proses pencernaan dimulai dalam
mulut dan lambung oleh kerja ptyalin, HCL, pepsin, mukus, enin, dan lipase lambung
terhadap makanan yang masuk. Proses ini berlanjut dalam duodenum terutama oleh kerja
19
enzim-enim pancreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat
yang lebih sederhana. Mukus juga memberikan perlindungan terhadap asam. Sekresi empedu
dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan
Kerja empedu terjadi akibat sifat deterjen asam-asam empedu yang dapat melarutkan
zat-zat lemak dengan membentuk misel. Misel merupakan agregat asam empedu dan
molekul-molekul lemak. Lemak membentuk inti hidrofobik, sedangkan asam empedu karena
merupakan molekul polar, membentuk permukaan misel dengan ujung hidrofilik menghadap
ke luar menuju medium cair. Bagian sentral misel juga melarutkan vitamin-vitamin larut
lemak dan kolesterol. Jadi, asam-asam lemak bebas, gliserida dan vitamin larut-lemak
dipertahankan dalam larutan sampai dapat diabsorpsi oleh permukaan sel epitel.
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim yang terdapat dalam getah
usus (sukus enterikus). Banyak enzim-enzim ini terdapat pada brush border villi dan
Dua hormon berperan penting dalam pengaturan pencernaan usus. Lemak yang
diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil pencernaan protein tak lengkap yang
bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas yang kaya-enzim;
hal ini diperantarai oleh kerja pankreozimin. Pankreozimin dan kolesistokinin sekarang
diduga merupakan satu hormone yang sama dengan efek berbeda; hormone ini disebut
hormone lain, yaitu sekretin, dan jumlah yang dikeluarkan sebanding dengan jumlah asam
yang mengalir melalui duodenum. Sekretin merangsang sekresi getah yang mengandung
bikarbonat dari pankreas, merangsang sekresi empedu dari hati, dan memperbesar kerja
20
CCK.
Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan secret
pankreas, hepatobilier, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltic mendorong isi dari salah
satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan asupan
protein (gula sederhana, asam lemak, dan asam amino) melalui dinding usus ke dalam
sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsropsi air,
elektrolit, dan vitamin. Absorpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif
Walaupun banyak zat yang diabsorpsi disepanjang usus halus, namun terdapat
tempat-tempat absropsi khusus bagi zat-zat gizi tertentu. Tempat-tempat absorpsi ini penting
diketahui agar dapat memahami proses terjadinya defisiensi nutrisi tertentu akibat penyakit
Absorpsi gula, asam amino, dan lemak hampir selesai pada saat kimus mencapai
pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian besar diabsorpsi dalam duodenum dan
jejunum, dan absorpsi kalsium memerlukan vitamin D. vitamim larut-lemak (A,D,E, dan K)
diabsropsi dalam duodenum dan untuk absorpsi dibutuhkan garam-garam empedu. Sebagian
besar vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus bagian atas. Absorpsi vitamin B12
berlangsung dalam ileum terminalis melalui mekanisme transpor khusus yang membutuhkan
faktor instrinsik lambung. Sebagian besar asam empedu yamg dikeluarkan oleh kandung
empedu ke dalam duodenum untuk membantu pencernaan lemak, akan direabsorpsi dalam
ileum terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatik
21
garam empedu dan sangat penting untuk mempertahankan cadangan empedu. Dengan
demikian asam atau garam empedu mampu bekerja untuk mencerna lemak berkali-kali
sebelum dikeluarkan dalam feses. Penyakit atau reseksi pada ileum terminalis dapat
lemak. Masuknya garam empedu dalam jumlah besar ke dalam kolon menyebabkan
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir
isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang
sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir
yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon
mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan
kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan
paling banyak di proksimal. Kapasitas 2 sekitar 5 l/hari. Gerakan retrograd dari kolon
memperlambat transit materi dari kolon kanan, meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental
merupakan pola yang paling umum, mengisolasisegmen pendek dari kolon, kontraksi ini
pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik,
2.4. Epidemiologi
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh dokter
bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Sekitar 44% dari obstruksi
mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami strangulasi. Penyebab
tersering obstruksi usus di Indonesia, adalah hernia, baik sebagai penyebab obstruksi
22
sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi (63%).
Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai
akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Dari laporan terakhir pasien
yang telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra abdomen, akan berkembang adhesi satu
hingga lebih dari sepuluh kali. Obstruksi usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang
obstruksi usus. Pada pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41%
disebabkan obstruksi usus akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat
2.5. Klasifikasi
1. Letak tinggi sumbatannya mengenai usus halus (gaster sampai ileum terminal)
2. Letak rendah sumbatan mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai rektum)
sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan
23
Ileus obstruktif dapat dibedakan berdasarkan etiologinya:
1. Penyebab yang ada di dalam lumen: faecal impaction, gall stone ileus, or
pedunculated tumor.
2. Penyebab yang ada di dinding usus: artresia, crohn’s disease, tumor jinak/ganas
3. Penyebab yang ada di luar dinding usus: hernia strangulasi, volvulus, adhesi.14
2.6. Etiologi
Penyebab obstruksi usus yang paling umum meliputi adhesi, neoplasma, dan hernia.
Adhesi akibat operasi abdomen sebelumnya adalah penyebab utama penyumbatan usus kecil,
terhitung sekitar 60% kasus. Operasi perut bagian bawah termasuk apendiktomi, operasi
kolorektal, prosedur ginekologis dan perbaikan hernia, memberikan risiko penyumbatan usus
kecil yang lebih besar. Penyebab penyumbatan yang jarang terjadi meliputi intususepsi,
Adhesi (60%)
Neoplasma (20%)
Herniasi (10%)
Intususepsi (<5%)
Volvulus (<5%)
Lainnya (<5%)
24
1. Adhesi
Ileus akibat adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya berasal dari
rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum, atau pascaoperasi. Adhesi
dapat berupa perlengketan dalam bentuk tunggal maupun multiple, dan dapat setempat
maupun luas. Sering juga ditemukan adhesi yang berbentuk pita. Pada operasi,
perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali.
Adhesi yang kambuh mungkin akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga
kali, risiko kambuhnya menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan
2. Hernia inkarserata
Usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia. Obstruksi akibat hernia inkarserata
pada anak dapat dikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Jika
percobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus dilakukan
herniotomi segera.2
3. Askariasis
Kebanyakan cacing askaris hidup di usus halus bagian jejunum, jumlahnya biasanya
mencapai puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi dapat terjadi di berbagai tempat di usus
halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang lumennya paling sempit. Cacing
menyebabkan terjadinya kontraksi lokal dinding usus yang disertai dengan reaksi radang
Obstruksi usus oleh cacing askaris paling sering ditemukan pada anak oleh cacing
askaris paling sering ditemukan pada anak karena higiene kurang sehingga infestasi
cacing terjadi berulang. Lumen usus halus anak lebih sempit daripada usus halus orang
dewasa, sedangkan ukuran cacing sama besar. Obstruksi umumnya disebabkan oleh
25
gumpalan padat yang terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau
Pada pemeriksaan perut, dapat teraba massa tumor yang berupa gumpalan cacing;
massa ini tidak berbatas jelas dan mungkin dapat digerakkan. Kadang, massa teraba
seperti kantong nelayan yang penuh cacing. Penderita biasanya mengeluh nyeri perut,
Diagnosis obstruksi cacing didukung oleh riwayat pemberian obat cacing atau
pencahar, demam, serangan kolik, muntah, dan cacing keluar dari mulut (hidung) atau
anus. Muntah cacing atau pengeluaran cacing per anum tidak membuktikan adanya
obstruksi oleh cacing askaris, tetapi hal ini harus diperhatikan karena dapat berkembang
menjadi abdomen akut. Pada pemeriksaan rontgen, terdapat gambaran obstruksi usus
halus.
4. Invaginasi
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang
muda dan dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan, dan lebih banyak
pada anak lelaki. Serangan rhinitis atau infeksi saluran napas sering kali mendahului
terjadinya invaginasi. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk dan
naik ke kolon asendes serta mungkin terus sampai keluar dari rektum. Invaginasi dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi
Serangan klasik terdiri atas nyeri perut, gelisah sewaktu serangan kolik, biasanya
keluar lender campur darah (“red current jelly”, selai kismis merah) per anum yang
berasal dari intususeptum yang tertekan, terbendung, atau mungkin sudah mengalami
strangulasi. Anak biasanya muntah sewaktu serangan, dan pada pemeriksaan perut dapat
26
teraba massa yang biasanya memanjang dengan batas jelas seperti sosis.
Invaginasi pada orang muda atau orang dewasa jarang sekali bersifat idiopatik.
Umumnya, ujung invaginatum pada orang dewasa merupakan polip atau tumor lain di
usus halus. Invaginasi juga disebabkan oleh pencetus seperti diverkulum Meckel yang
terbalik masuk lumen usus, duplikasi usus, kelainan vascular, atau limfoma.
Gejalanya sama dengan gejala dan tanda obstruksi usus, bergantung pada letak ujung
invaginasi pada golongan usia ini jarang merupakan invaginasi ileosekal sehingga
invaginatum tidak masuk kedalam kolon. Selain itu, penyebab yang berupa polip atau
5. Volvulus
Volvulus merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal
dari segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap
aksis radiimesenterii sehingga pasase makanan terganggu.5 Volvulus di usus halus agak
ileus obstruksi tinggi dengan atau tanpa gejala dan tanda strangulasi.2
6. Kelainan kongenital
Gangguan pasase usus yang bersifat kongenital dapat berbetuk stenosis dan artesia.
Setiap cacat bawaan berupa stenosis atau artesia sebagian saluran cerna akan
menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai menyusui. Stenosis dapat juga terjadi akibat
penekanan, misalnya oleh pankreas anulare atau oleh atresia jenis membrane dengan
lubang di tengahnya.
Gejala dan tanda seperti itu juga ditemukan pada atresia tau malrotasi usus. Hampir
27
semua bayi yang menderita obstruksi usus akan mengalami muntah; muntahan berwarna
hijau bila obstruksi terletak distal dari ampula vater. Umumnya makin tinggi letak
obstruksinya, makin dini gejala muntah akan timbul. Umumnya tidak dijumpai
meconium.; kalaupun ada, hanya berupa massa hijau atau pucat yang melelh keluar dari
anus tanpa dorongan udara. Suhu badan bayi akan naik bila terjadi dehidrasi atau terjadi
infeksi sekunder.2
7. Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika
kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan
Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebakan fistrul dari saluran empedu ke
duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus
gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada
bagian ileum terminal atau katup ileosekal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab
obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma, terumata pada daerah rektosigmoid
vertebra, yaitu tempat duodenum dilintasi dari atas ke bawah oleh arteri mesenterika
superior yang, setelah bercabang dari aorta, masuk ke mesenterium. Duodenum dapat
terjepit dalam sudut antara arteria tersebut dari aorta. Sudut tersebut berbeda besarnya
antar individu, yaitu dengan rentang 20-70O. Pada keadaan hiperekstensi seperti
28
terjadi pada pemasangan gips tubuh, atau setelah trauma, kecelakaan berat, atau luka
bakar luas, dan keadaan imobilisasi lain yang menuntut sikap baring terlentang, dapat
dengan muntahan yang mengandung empedu. Pada pemeriksaan fisik, perut tidak
kembung, kecuali bagia ulu hati, dan tidak nyeri. Diagnosis tidak sukar ditentukan,
asal dipikirkan kemungkikan yang klasik ini. Foto polo perut bagian atas
menunjukkan dilatasi lambung dan duodenum tanpa isi usus halus dan usus besar.2
2.7. Patofisiologi
Terdapat kemiripan proses patofisiologis yang terjadi setelah obstruksi usus, tanpa
memandang penyebab obstruksi yang disebabkan oleh mekanis atau fungsional. Perbedaan
utamanya adalah pada obstruksi paralitik, peristaltik dihambat sejak awal, sedangkan paa
obstruksi mekanis, awalnya peristaltic diperkuat, kemudian timbul intermiten, dan akhirnya
menghilang.
Dinding usus yang terletak di sebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara
progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan)
dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengaliran air dan natrium
dari lumen usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari,
sehingga tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat.
Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama
kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ini adalah pengerutan ruang cairan
perfusi jaringan, dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus
mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absropsi cairan dan peningkatan sekresi
cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan
29
peningkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absropsi toksin
2.7.1. Distensi
Distensi pada obstruksi usus disebabkan oleh akumulasi dari cairan dan gas. Gas usus
yang biasanya berkembang oleh adanya gerakan peristaltik menunjukkan komposisi pada
awal oklusi: udara tertelan, karbon dioksida (berasal dari netralisasi bikarbonat), dan
kemudian terjadi fermentasi bakteri gas. Karbon dioksida yang terbentuk dalam jumlah besar
30
di rongga usus berperan sebagai akumulasi gas minimal karena sebagian besar diserap oleh
mukosa usus.6
Nitrogen N2 70%
Oxygen O2 10-12%
Hydrogen H2 1%
Methane CH4 1%
Sebaliknya, udara yang tertelan secara signifikan berkontribusi terhadap distensi usus
karena mengandung kadar nitrogen tinggi yang tidak diserap; sebenarnya sekitar 70% gas
usus dibentuk oleh nitrogen. Untuk alasan ini, aspirasi nasogastrik pada pasien dengan
distensi usus sangat relevan dan bermanfaat. Sedikit keuntungan dapat ditambahkan pada
aspirasi gastrik dengan pemberian oksigen kepada pasien dengan distensi usus karena dapat
Pada distensi usus, sekresi dari obstruksi gastrointestinal berakumulasi dalam jumlah
besar. Hal ini terjadi karena dua alasan, yaitu kekurangan aktivitas penyerapan usus di luar
penyumbatan dan juga kerusakan pada pertukaran cairan dan elektrolit di dinding usus yang
31
Tabel 3. Volume sekresi saluran cerna per hari6
Saliva 1500
Bile 500
Total 8200
Air liur, sekresi lambung, empedu, pancreatic juice, dan secret usus halus
berakumulasi dengan total volume sekitar 8000 ml dalam 24 jam. Cairan sekresi ini bersifat
isotonik terhadap plasma, kecuali sekresi lambung yang memiliki konsentrasi natrium yang
rendah.
Oleh karena itu, penyerapan air dan elektrolit hampir lengkap di usus besar. Dalam
obstruksi usus halus, fungsi kolon tidak dapat berkembang dan sekresi usus total
peranan yang sangat penting. Akumulasi progresif gas dan cairan di lumen usus
memungkinkan peningkatan tekanan endoluminal terhadap nilai yang sangat tinggi; pada
usus halus, tekanan bisa mencapai 15 cm H2O, sedangkan di usus besar dapat mencapai 25
cm H2O. Pada periode awal penyumbatan mekanik di segmen usus, peristaltik yang aktif
menyebabkan kenaikan tekanan lebih lanjut hingga 20-30 cm H2O. Pada usus besar, tekanan
intraluminal dapat mencapai 50 cm H2O karena kenaikan tekanan didasarkan pada produk
dari nilai tekanan yang dikalikan dengan diameter usus. Efek utama yang merugikan dari
32
distensi usus progresif dan peningkatan tekanan intraluminal adalah gangguan sirkulasi
intramural usus.6,15
distensibilitas dinding usus yang menjadi lebih rentan terhadap peningkatan distensi
selanjutnya. Dengan cara ini, kenaikan kecil tekanan intraluminal dan distensi dinding usus
memungkinkan ketegangan yang cukup besar di dinding usus dan meningkatkan resistensi
pada kapiler dengan kerusakan aliran darah usus. Nekrosis iskemik dari usus yang terhambat
disebabkan oleh penipisan dinding usus yang progresif, penipisan lumen pembuluh darah,
dan akhirnya gangguan suplai darah. Kemudian mulai terjadi self-handing mechanism karena
distensi parietal meningkatkan sekresi usus dengan akumulasi cairan intraluminal lebih
lanjut, peningkatan distensi dinding usus, gangguan aliran darah parietal, dan akhirnya
hipovolemia. Sekresi usus meningkat karena kebocoran kapiler meningkatkan fluid flux ke
lumen usus.
Selain akumulasi cairan dan elektrolit pada usus yang tersumbat, terjadi penuruan
cairan lebih lanjut dan terjadi muntah. Efek metabolisme dari kehilangan elektrolit dan
cairan, dikurangi dari volume darah yang beredar dan ruang interstisial, bergantung pada
durasi dan lokasi sumbatan. Obstruksi usus halus bagian proksimal menyebabkan muntah
lebih awal dan banyak dengan kehilangan cairan, Cl, Na, dan K, dan berakibat terjadinya
sentral, dan curah jantung, yang akhirnya menyebabkan syok hipovolemik. Selain itu,
33
2.7.4. Bacteriology
Normalnya, Usus halus hanya mengandung flora bakteri transien dengan sedikit
pertumbuhan karena kandungan cairan dan transit yang cepat. Padahal, bakteri melintasi usus
halus begitu cepat sehingga pertumbuhannya tidak terjadi. Sebaliknya, dalam obstruksi usus
menghasilkan kolonisasi lumen intestinal yang cepat. Selain itu, peningkatan flora bakteri
sangat terlihat pada organisme anaerobik seperti bacteroides, coliforms, dan clostridia.
Peningkatan yang cukup besar dalam proliferasi bakteri tidak menunjukkan efek klinis pada
tahap pertama dari obstruksi usus sederhana sebelum terjadi kerusakan anatomis dan
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Kemunculan dan adanya
34
gelaja nyeri tekan lokal merupakan tanda yang sangat penting, tetapi, nyeri tekan yang
tidak jelas memerlukan penilaian rutin. Pada ileus obstruktif tanpa strangulasi
kemungkinan bisa terdapat area dengan nyeri tekan lokal pada tempat yang mengalami
obstruksi; pada strangulasi selalu ada nyeri tekan lokal yang berhubungan dengan
kekakuan abdomen.3 Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian
menjadi bersifat kolik. Ia sekunder terhadap kontraksi peristaltic kuat pada dindin usus
melawan obstruksi. Frekuensi episode tergantung atas tingkat obstruksi, yang muncul
setiap 4 sampai 5 menit dalam ileus obstruksi usus halus. Dengan berlalunya waktu, usus
akhirnya berhenti. Pada saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata menetap
di keseluruhan abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap
waktu. Bila terjadi penyumbatan di usus besar bagian atas, distensi tidak jelas dan
terutama pada daerah lambung dan epigastrium. Pada obstruksi usus halus, distensi
menjadi moderat dan tampak di di perut bagian tengah. Dalam obstruksi usus besar,
Muntah refleks ditemukan segera setelah mulainya ileus obstruktif yang menuntahkan
apapun makan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti oleh cairan duodenum, yang
obstruksi. Bila obstruksi terjadi pada usus halus bagian atas, maka muntah akan lebih
sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi pada ileum atau usus besar, dan
muntah terlihat dini dalam perjalanan serta terdiri dari cairan jernih hijau atau kuning.
Muntah dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi dengan kekurangan air dan elektrolit
(terutama K+ dan Cl-) yang dapat menyebabkan prerenal azotaemia dengan peningkatan
35
urea darah dan penurunan outpun urin.8
Konstipasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu konstipasi absolut (dimana feses dan
gas tidak bisa keluar) dan relative (dimana hanya gas yang bisa keluar). Kegagalan
mengeluarkan gas dan feses per rektum juga suatu gambaran khas ileus obstruktif
Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar, tetapi flatus dan feses
Gejala selanjutnya yang bisa muncul termasuk dehidrasi, oliguria, syok hipovolemik,
pireksia septikemia, penurunan respirasi dan peritonitis. Dehidrasi umumnya terjadi pada
ileus obstruktif usus halus yang disebabkan muntah yang berulang-ulang dan
pendendapan cairan. Hal ini menyebabkan kulit kering dan lidah kering, pengisian aliran
vena yang jelek dan mata gantung dengan oliguria. Pireksia didalam ileus obstruktif dapat
digunakan sebagai petanda mulainya terjadi iskemia, perforasi usus, dan inflamasi yang
Simple Strangulata
Muntah + +
Distensi abdomen + +
Obstipasi + +
36
2.9. Diagnosis
Diagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selalu harus ditegakkan
atas dasar klinik dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, kepercayaan atas pemeriksaan
radiologi dan pemeriksaan laboratorium harus dilihat sebagai konfirmasi dan bukan
menunanda mulainya terapi yang segera. Diagnosis ileus obstruktif diperoleh dari:
1. Anamnesis
Pada anamnesis ileus obstruktif usus halus biasanya sering dapat ditemukan
penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau
terdapat hernia. Pada ileus obstruksi usus halus kolik dirasakan disekitar umbilikus,
sedangkan pada ileus obstruktif usus besar kolik dirasakan disekitar suprabupik. Muntah pada
ileus obstruksi usus halus berwarna kehijauan, sedangkan pada ileus obstruktif usus besar
2. Pemeriksaan fisik
mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada
abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa
berkolerasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah.
apapun atau nyeri tekan, yang mencakup defense muscular involunter atau
episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) diantara massa
tenang. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di
37
atas telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus)
bisa tidak ada atau menurun. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan
dan pelvis. Ia bisa membangkitkan penemuan massa atau tumor serta tidak adanya
feses di dalam kubah rektum menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika
darah makroskopik atau feses positif banyak ditemukan di dalam rektum, maka
sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi intrinsic didalam usus.
dalam posisi berbeda. Sedapat mungkin dibuat posisi tegak dengan sinar
mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap
tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal
lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus halus biasanya
tidak tampak. Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan
multiple air fluid level, distensi usus bagian proksimak, absen dari udara kolon
Foto polos abdomen tiga posisi yaitu meliputi posisi terlentang (supine), tegak dan
di proksimal daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan
38
(herring bone appearance).
3. Posisi left lateral decubitus (LLD) : untuk melihat air fluid level dan kemungkinan
perforasi usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika
abdomen tiga posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen antara lain:5
1. Ileus obstruktif letak tinggi bila sumbatan berada jauh dari anorektal seperti kolon
Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
39
Gambar 16. Coil spring appearance
herring bone appearance karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel
Tampak air fluid level pendek-pendek seperti tangga yang disebut step ladder
appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi.11
40
Gambar 18. Step ladder appearance
2. Ileus obstruksi letak rendah bila lokasi sumbatan pada level anorektal:
Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen
Air fluid level yang panjang-panjang di kolon. Sedangkan pada ileus paralitik
sampai rektum.11
41
2.10. Diagnosis Banding
Pada ileus paralitik nyeri timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi
distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengan dan tidak terjadi ketegangan
dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala
dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut
2.11. Tatalaksana
Terapi ileus obstruktif biasanya melibatkan intervensi bedah. Penentuan waktu kritis
serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang
penyebab ileus obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh
Dekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal diindikasikan untuk dua alasan, yaitu
untuk dekompresi lambung sehingga memperkecil kesempatan aspirasi isi usus, dan
membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran pencernaan sehingga mengurangi
distensi usus yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan kemungkinan
ancaman vascular.
Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk
perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum tercapai barulah dilakukan laparatomi.
Pemberian antibiotik spektrum luas di dalam gelung usus yang terkena obstruksi strangulasi
terbukti meningkatkan kelangsungan hidup. Tetapi, karena tidak selalu mudah membedakan
antara ileus obstruksi strangulata dan sederhana, maka antibiotika harus diberikan pada
42
semua pasien ileus obstruksi.1,6
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi
secara baik. Tetapi paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan
1. Strangulasi
2. Obstruksi lengkap
3. Hernia inkarserata
Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk kedalam beberapa kategori
mencakup:6
2. Pintas usus
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan elektrolit. Kita
harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori yang cukup. Perlu
diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik.5
2.12. Prognosis
Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi, tempat
dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya
terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga
43
BAB III.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus. Pada obstruksi
harus dibedakan antara obstruksi sederhana dan obstruksi strangulasi. Ileus obstruktif dapat
kongenital, tumor, Batu empedu yang masuk ke ileus, kompresi duodenum oleh arteri. Gejala
ileus obstruktif meliputi nyeri abdomen disertai kembung, bising usus yang meningkat dan
metallic sound dapat didengar sesuai dengan tumbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
Gejala umum berupa syok, oliguria, dan gangguan elektrolit. Kolik dapat terlihat pada
inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus. Pada auskultasi, hiperperistaltis
terdengar jelas sebagai bunyi nada tinggi. Usus dibagian distal kolaps, sementra bagian
proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas,
distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuuh darah tertekan sehingga suplai darah
berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi
usus dengan multiple air fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon
44
DAFTAR PUSTAKA
https://kupdf.com/download/perbedaan-ileus-obstruktif-dan-ileus-
jong buku ajar ilmu bedah edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.
h.732-46.
Columbia. Tersedia di
https://pdfs.semanticscholar.org/92b2/83c72355e658583ce33e534eaed168de0ec8.pdf,
5. Indrayani MN. 2012. Diagnosis dan tatalaksana ileus obstruktif. Bagian/SMF Ilmu
Denpasar.
7. Asdie AH, penyunting. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam edisi 13 volume
45
8. Salam TMS. 2017. Laparoscopic Management of Acute Intestinal Obstruction.
https://pdfs.semanticscholar.org/e3c4/dd70291b1cbea20b77a8625f9b129913ce7b.pdf,
https://elearning.sumdu.edu.ua/free_content/lectured:12c834a0a649b0622ca61db6f19
4 Desember 2017.
10. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
11. Pajajaran MU, Roekmantara T, Wurarah JK. 2015. Angka Kejadian, Karakteristik dan
Gambaran Radiologi Foto Polos Abdomen pada Pasien Ileus Obstruktif di Rumah
Bandung
12. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku
4 Desember 2017.
2017.
46