Anda di halaman 1dari 1

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara-negara Asia Timur sangat tergantung pada kawasan perairan Asia Tenggara
untuk kelangsungan pembangunan ekonomi mereka. Semakin banyak dan semakin
meningkatnya lalu lintas di Alur Laut Kepulauan semakin berat tugas pengawasan jalur laut,
bukan hanya dalam perlindungan lingkungan laut dan lalu lintas perdagangan tetapi juga
ancaman pembajakan. Jalur transportasi minyak dan gas untuk kebutuhan energi di Asia
Timur selain melalui Selat Malaka, adalah di Selat Sunda, Selat Lombok. Oleh sebab itu
ketiganya merupakan selat vital bagi negara-negara Asia Timur, khususnya Cina dan Jepang.
Bilamana terjadi hambatan pelayaran di Selat Malaka maka jalur alternatif paling dekat
adalah Selat Sunda. Selat Sunda merupakan salah satu jalur pelayaran yang merupakan
bagian dari ALKI I yang dilalui oleh lalu lintas kapal kargo, kapal tanker, kapal tunda, kapal
ikan dan kapal militer serta kapal-kapal yang menggunakan Selat Sunda untuk melintas dari
Samudera Hindia ke Laut Jawa atau melanjutkan ke Samudera Pasifik atau sebaliknya.
Jumlah kapal-kapal yang berlayara melintasi Selat Sunda meningkat dari waktu ke waktu
(Sobaruddin, 2017)

Pengoperasian kapal-kapal yang berlalu lalang di Selat sunda saat berada di laut lepas
jika benda-benda darat tidak tampak lagi untuk menentukan tempat kedudukan dengan
menggunakan benda-benda angkasa untuk menentukan posisi kapal di laut. Sebagai salah
satu sistem di dalam ilmu pelayaran, penentuan posisi astronomi telah dikenal sejak lama,
dan untuk menjamin keselamatan pelayaran sistem tersebut terus ditumbuh kembangkan
sesuai kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (Sriantini, 2011). Penentuan posisi astronomi
menurut Capt. Arso Martopo, adalah suatu sistem penentuan posisi kapal melalui observasi
benda angkasa seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan planet. Istrumen yang digunakan
adalah sextant, chronometer dan compass dengan perhitungan tabel-tabel serta Almanak
nautik

Seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan teknologi peralatan navigasi


juga mengalami perkembangan teknologi dari peralatan yang dioperasikan secara
konvensional menjadi dioperasikan secara elektronik bahkan ada yang otomatis. Sistem
navigasi di laut mencakup beberapa hal diantaranya menentukan posisi kapal, merencanakan
dan memonitor pelayaran, mengemudikan kapal dan sistem komunikasi (Kuncowati, 2015).

Anda mungkin juga menyukai