PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelahiran prematur adalah bentuk kelahiran abnormal yang ditandai dengan
umur kehamilan antara 20 minggu sampai dengan kurang dari 37 minggu atau 259 hari
dari hari pertama haid terakhir. Kelahiran prematur ini merupakan indikasi terhadap
rendahnya kualitas pelayanan rumah sakit. Menurut (CDC, 2007) memberi kontribusi 5 –
15 % terhadap angka kematian bayi. Target Millennium Development Goals (MDGs) ke
4 adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015
menjadi 23% per 1000 kelahiran hidup, (SDKI, 2007 dalam Profil Data Kesehatan
Indonesia, 2011). Kelahiran prematur berawal dari terjadinya gangguan pada masa
kehamilan utamanya pada system sirkulasi foeto maternal yang memberi dampak
terjadinya defisiensi bahan nutrient. Selanjutnya stress yang berkepanjangan yang dialami
ibu selama masa kehamilan sebagai pemicu dan memperberat mekanisme nutrisi dari ibu
ke bayi serta mempengaruhi plasenta dan kontraksi rahim sehingga terjadi kelahiran
prematur. Tujuan penting dari kehamilan ibu adalah menjalani proses kehamilan dengan
baik tanpa masalah kesehatan yang akan mempengaruhi status kesehatan ibu serta
pertumbuhan dan perkembangan janin secara maksimal. Apabila ibu mengalami kelahiran
prematur maka bayi mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan diluar
rahim sebagai akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya. Masalah lain adalah
perkembangan neurologi yang terganggu seperti gangguan intelektual, retardasi mental,
kelainan perilaku dan hiperaktif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang ditemukan
(Chiara, N dalam Wardayati 2012), Bayi prematur dengan usia kehamilan < dari 32
minggu berisiko tiga kali menderita masalah kejiwaan ketika semakin besar. Bayi
prematur 2 kali berpotensi mengalami skizofrebua dan bentuk psikosis, risiko depresi
berat dan gangguan makan 2,9 sampai 3,5 kali lebih tinggi. Peningkatan risiko gangguan
mental pada anak yang lahir prematur disebabkan oleh perubahan dalam perkembangan
otak. Akibat dari hal tersebut selanjutnya memberikan kontribusi terhadap kejadian
kematian bayi. Stress yang berkepanjangan pada ibu selama masa kehamilannya juga akan
menimbulkan kematian ibu.
Pada tingkat dunia rata-rata tingkat kelahiran prematur di 65 negara meningkat
dari 7,5 % dengan jumlah kelahiran prematur sebesar 2 juta kasus menjadi 8,6 persen
dengan total 2,2 juta kasus kelahiran prematur. Dinegara sedang berkembang angka
kejadian kelahiran premature masih jauh lebih tinggi, di india 30%, Afrika Selatan 15%,
Sudan 31% dan Malaysia 10%. Di Indonesia tercatat pada tahun 2009 memiliki angka
kelahiran prematur berkisar antara 10 - 20 % dan termasuk dalam peringkat kelima negara
terbesar dari kelahiran prematur, juga merupakan penyebab utama kematian dibidang
perinatologi. (Wijayanegara, 2009). Berdasarkan data persalinan prematur di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Gorontalo, dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012 tercatat
sebanyak 93 kasus prematur dari 1210 persalinan normal atau sekitar 13 % (Medical
Record RSUD Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, 2012). Hal ini diperkirakan akan
terus meningkat pada masa yang akan datang dan akan berdampak pada kualitas sumber
daya manusia. Penyebab kejadian kelahiran prematur disebabkan oleh faktor ibu adalah
gangguan autoimun dan infeksi yang meningkatkan risiko persalinan prematur. Hasil
penelitian oleh Luong, (2010) bahwa kelahiran prematur terjadi pada 4,1% vaginal
douching secara signifikan terkait dengan bakteri vaginosis beresiko pada usia kehamilan
32-34 minggu. Faktor sosial ekonomi terkait dengan nutrisi ibu selama kehamilan dari
hasil penelitian bahwa cukup pasokan nutrisi adalah faktor lingkungan yang paling
penting yang mempengaruhi hasil kehamilan.
Bayi prematur atau bayi berat lahir rendah secara umum mempunyai
kematangan dalam system pertahanan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Bayi
premature yang mempunyai berat badan lahir rendah cenderung mengalami hipotermi.
Hal ini disebabkan karena tipisnya lemak subkutan pada bayi sehingga sangat mudah
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya bayi prematur dan mempunyai berat
badan lahir rendah harus dirawat dalam incubator (Priya, 2004).
Perawatan bayi prematur di Indonesia masih memprioritaskan pada
penggunaan inkubator tetapi keberadaannya masih sangat terbatas. Penggunaan inkubator
di sisi lain memiliki banyak keterbatasan. Selain jumlahnya yang terbatas, inkubator
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi, memerlukan tenaga yang terampil yang
mampu mengorasikan dan melakukan perawatan secara benar. Selain itu, dengan
menggunakan inkubator, bayi diisahkan dari ibunya, hal ini akan menghalangi kontak
kulit langsung antara ibu dan bayi yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang bayi.
Berbagai penelitian telah dilakukan utnuk membuktikan cara yang paling efektif dalam
merawat bayi preatur, salah satunya adalah perawatan metode kangguru.
Perawatan metode kangguru (PMK) adalah suatu cara agar bayi prematur
terpenuhi kebutuhan khususnya terutama dalam mempertahankan kehangatan suhu tubuh.
Metode ini mulai dikembangkan di Bogota Colombia tahun 1980-an. Metode ini
dilakukan dengan menempatkan bayi di dada ibu dalam kontak kulit dan kulit dengan
ibunya segera setelah kelahiran bayi. PMK sangat dianjurkan karena memiliki banyak
manfaat, yaitu dapat meningkatkan hubungan emosional antara ibu dan bayi,
menstabilkan suhu tubuh, pernafasan, oksigenasi serebral dan denyut jantung bayi.,
meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi, mengurangi stres pada ibu dan bayi,
dan menenangkan bayi agar tidak rewel saat dilakukan pengambilan darah.
Berdasarkan uraian – uraian di atas maka mahasiswa melakukan suatu kritisi jurnal yang
meneliti tentang pengaruh perawatan metode kangguru terhadap fungsi fisiologis bayi
prematur dan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi yang dapat dijadikan bahan acuan
dan pemahaman konsep mengenai penatalaksanaan fungsi fisiologis bayi prematur .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana analisis dari jurnal tersebut dengan analisis jurnal PICOT?
2. Bagaimana implikasi keperawatan dan implikasi lapangan dari jurnal?
3. Apa saja yang menjadi hambatan/kendala dalam penerapannya?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kangguru terhadap fungsi fisiologis
bayi prematur dan kepercayaan diri ibu
dalam merawat bayi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui analisa dari jurnal tersebut dengan analisa PICOT
b. Untuk mengetahui implikasi keperawatan dan implikasi lapangan dari jurnal
c. Untuk mengetahui hembatan/kendala dalam penerapannya.
D. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai literatur dalam
menerapkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan anak.
2. Manfaat praktis
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
mahasiswa dan perawat dalam memberikan KIE kepada pasien tentang
pemanfaatan terapi alternatif dalam perawatan bayi prematur.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. BAYI PREMATUR
1. Definisi Bayi Prematur
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan
minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American Academy of
Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur. Sebagian besar
bayi lahir prematur dengan berat badan kurang dari 2500 gram (Surasmi, Handayani,
& Kusuma 2003).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari
mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan
memendek (Sacharin, 2004). Sedangkan menurut Brooker (2008), bayi prematur
adalah bayi yang lahir setelah 24 minggu dan sebelum 37 minggu kehamilan, dengan
berat badan 2,5 kg atau kurang saat lahir, terlepas dari usia kehamilan tepat atau
dibawah 37 minggu.
2. Tanda Bayi Prematur Berdasarkan Klasifikasi
Tanda klinis yang tampak pada bayi prematur sangat bervariasi bergantung pada usia
kehamilan saat bayi dilahirkan. Perbedaan sangat jelas pada bayi yang lahir prematur
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan cukup bulan. Berikut ini merupakan
tanda dan gejala bayi prematur menurut Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2004),
penampilan bayi prematur yang diklasifikasikan dalam tiga golongan, antara lain :
a. Bayi prematur digaris batas
Masa gestasi 37 minggu dengan berat badan 2500 gr. Penampilan: lipatan pada
kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo banyak, dan genitalia kurang
berkembang.
b. Bayi Prematur Sedang
Masa gestasi antara 31-36 minggu dengan berat badan 1500-2500 gram.
Penampilan: seperti pada bayi prematur di garis batas tetapi lebih parah, kulit lebih
tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak.
c. Bayi Sangat Prematur
Masa gestasi antara 24-30 minggu dengan berat badan berkisar antara 500 – 1400
gram. Penampilan: ukuran kecil dan tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, dan
seringkali kedua matanya masih berdempetan.
B. TERAPI KANGURU
Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah suatu metode perawatan bayi baru
lahir dengan meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu sehingga terjadi kontak
langsung kulit ibu dengan kulit bayi. Pengertian yang lain tentang PMK adalah cara
merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya menggunakan popok bayi dan topi),
diletakkan secara tegak atau vertikal di dada antara kedua payudara ibunya (ibu
telanjang dada), kemudian diselimuti. Dengan demikian, terjadi kontak kulit bayi dan
ibu secara kontinyu dan bayi memperoleh suhu (sesuai suhu ibunya) melalui proses
konduksi (Perinasia, 2003). Perawatan metode kanguru telah dikembangkan sebagai
alternatif incubator untuk bayi prematur karena sering mengalami masalah tidak hanya
terkait pemberian makan dan pertumbuhan. Selama ini penelitian - penelitian PMK
telah banyak di lakukan dan semakin berkembang dari segi pemanfaatanya dan untuk
melihat efeknya secara lebih jelas dibanding perawatan bayi dengan inkubator. Hasil
penelitian yang dilakukan telah menunjukkan bahwa PMK efektif untuk mengontrol
suhu tubuh, pemberian ASI, kedekatan ibu dengan bayi, peningkatan berat badan dan
perbaikan klinis bayi (WHO, 2003) Endyarni (2010) dalam buku Indonesia Menyusui
juga mengatakan bahwa PMK juga mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar
yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi
termoregulator bagi bayinya.
PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi,
keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit
berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara
ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. PMK adalah
kontak dari kulit ke kulit antara bayi dan orangtuanya, dimana bayi biasanya berada
pada posisi dada ke dada bagian kanan atas dengan posisi pronasi (tengkurap). PMK
adalah salah satu intervensi yang bermanfaat pada perkembangan bayi. PMK
umumnya didefinisikan sebagai kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayinya. Konsep
PMK meliputi ibu dan bayinya secara eksklusif, untuk kehangatan dan memberikan
efek yang positif, salah satunya pada pemberian makan bayi.
Penelitian telah mengidentifikasi keuntungan lain dari metode perawatan
kanguru, yang dapat dikerjakan oleh ibu atau ayah bayi. Metode perawatan kanguru
dipertimbangkan sebagai metode dimana menggendong bayi secara langsung pada
dada orangtua bayi. Bergantung pada prematuritas dan beratnya penyakit pada
kelahiran, perawatan kanguru mungkin dimulai segera setelah kelahiran atau dapat di
tunda beberapa minggu. Tim pemberi perawatan kesehatan menyetujui bahwa
intervensi ini dapat diterapkan pada rencana perawatan harian (Dimenna, 2006).
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil data didapatkan ini didapatkan bahwa terapi kangguru dapat meningkatkan
fungsi fisiologi bayi dan kepercayaan ibu dalam merawat bayi prematur.
5. T (Time)
Penelitian ini dilakukan pada bulan november 2013.
6. Kelemahan penelitian
Adapun kelemahan dari penelitian ini yaitu:
a. Jumlah sempel dalam penelitian ini kurang representative, sehingga hasil yang
diperoleh dari penelitian kurang mewakili seluruh populasi penelitian.
b. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini kurang maksimal, perlakuan hanya
dilakuan selama 3 hari.
7. Kelebihan penelitian
Kelebihan hasil dari penelitian ini bersifat praktis yaitu efektif efisien dengan
mengunakan sumber daya yang mudah didapat, kantong kanguru dari selimut yang
dimodifikasi dan mudah didapatkan dikalangan masyarakat .
Dalam potter dan perry (2005) disebutkan bahwa perawat memiliki beberapa peran
dan fungsi. Berdasarkan analisa jurnal, maka peran fungsi perawat yang berkaitan dengan
penerapan jurnal ini adalah :
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh perawatan metode kangguru terhadap fungsi
fisiologis bayi prematur dan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi didapatkan hasil
bahwa pemberian perawatan metode kangguru terhadap fungsi fisiologis bayi prematur
dan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi terdapat Terdapat perbedaan yang bermakna
suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan saturasi oksigen bayi prematur sebelum dan
sesudah dilakukan perawatan metode kangguru, pada hari I (pertama), hari II (kedua), dan
hari III (ketiga).
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
pertimbangan khususnya dalam perawatan bayi dengan prematur. Agar dijadikan
tindakan yang rutin dilakukan kepada bayi prematur.
2. Bagi perawat dan mahasiswa perawat
Bagi perawat bisa dijadikan sebagai tindakan yang rutin dilakukan kepada bayi
prematur bila kondisi bayi memungkinkan untuk dilakukan perawatan metode
kangguru. Sebaiknya ruang perinatologi memiliki ruangan khusus untuk melakukan
perawatan metode kangguru dan mempunyai rumah singgah bagi ibu-ibu yang
memiliki bayi yang masih dirawat diruang perinatologi, agar ibu-ibu lebih mudah
untuk mengunjungi bayinya yang dirawat. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
kajian bagi perawat tentang manfaat perawatan metode kangguru, sehingga pada
akhirnya dapat diimplementasikan dalam pemberian asuhan keperawatan pada bayi.
3. Untuk perkembangan ilmu keperawatan
Diharapkan hasil yang didapatkan dari penelitian in akan menjadi sumber
informasi dalm pengembangan ilmu keperawatan dalam melakukan penelitian
selanjutnya dengan topik yang sama atau dapat dikembangkan lagi.
REFERENSI
Hartini, Sri. 2011.Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Suhu Tubuh Bayi yang
Mengalami Demam di RS Telegorejo dan RB Mardi Rahayu Semarang. Tesis. Jakarta:
Fakultas Ilmu Keperawatan Program Studi Magister Keperawatan
Suprihatin, Kusmini. 2012. Studi Pengaruh Kontak Kulit ke Kulit Antara Ayah dan BBLR
Terhadap Suhu Tubuh Ayah dan Bayinya di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
Tesis. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Program Studi Pasca Sarjana Kekhususan
Keperawatan Anak
Syamsu Fatimah, Andi. 2013. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Fungsi
Fisiologis Bayi Prematur Dan Kepercayaan Diri Ibu Dalam Merawat Bayi. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.3,
Nopember 201: 163