120522035
S1 Akuntansi Ekstensi
Etika Bisnis dan Profesi
Independensi Auditor
Independensi dalam arti sempit adalah bebas, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri
auditor dalam menyatakan hasil pendapatnya.
Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktek akuntansi
dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari
setiap kewajiban atau independen dari pemilikan kepentingan dalam perusahaan yang
diauditnya.
Regulator Mengenai Independensi Akuntan Publik
Ada beberapa ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah
Peraturan Nomor: VIII.A.2/Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang
Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal. Ketentuan tersebut
memuat hal-hal sebagai berikut:
Jangka waktu Periode Penugasan Profesional
1. Periode Penugasan Profesional dimulai sejak dimulainya pekerjaan lapangan atau
penandatanganan penugasan, mana yang lebih dahulu.
2. Periode Penugasan Profesional berakhir pada saat tanggal laporan Akuntan atau
pemberitahuan secara tertulis oleh Akuntan atau klien kepada Bapepam bahwa
penugasan telah selesai, mana yang lebih dahulu.
Praktisi jasa konsultansi adalah akuntan publik, yang terlibat dalam penyediaan jasa
konsultansi untuk kliennya, atau siapa saja yang menyediakan jasa konsultansi untuk klien
dengan mengatasnamakan akuntan publik. Proses konsultansi adalah rangkaian kegiatan
dengan pendekatan analitik dalam penyediaan jasa konsultansi. Secara rinci, proses tersebut
merupakan gabungan kegiatan perumusan sasaran yang ditentukan oleh klien, penemuan
fakta, perumusan masalah atau peluang, pengkajian berbagai alternatif, penentuan usulan
tindakan, penyampaian temuan, implementasi, dan penindaklanjutan.
Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS) merupakan
fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien
untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan
perusahaan klien. Akuntan dapat dikontrak untuk memberikan pendapat sebagai seorang ahli
mengenai suatu hal tertentu seperti penggunaan prinsip akuntansi, undang-undang
perpajakan, dan penggunaan teknologi pemroses data-data keuangan. Akuntan publik, dengan
kapasitasnya sebagai konsultan, tidak dibenarkan membuat ataupun menentukan keputusan
manajemen.
Jasa konsulatansi pada hakikatnya berbeda dari jasa atestasi akuntan publik terhadap
asersi pihak ketiga. Dalam jasa atestasi, para praktisi menyajikan suatu kesimpulan mengenai
keandalan suatu asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain, yaitu pembuat asersi
(asserter). Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan
rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara
praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk
kepentingan klien.
Dalam praktiknya, tidak jarang bahwa jasa atestasi merupakan bagian dari jasa
konsultasi manajemen. Bila praktisi memberikan jasa atestasi sebagai bagian dari penugasan
jasa konsultasi manajemen, Pernyataan Standar Atestasi hanya berlaku terbatas untuk jasa
atestasi saja. Jika praktisi menentukan bahwa jasa atestasi dilaksanakan sebagai bagian dari
penugasan jasa konsultasi manajemen, praktisi harus memberitahu klien mengenai perbedaan
yang relevan antara dua tipe jasa tersebut dan harus memperoleh persetujuan dari klien
bahwa jasa atestasi harus dilaksanakan berdasarkan persyaratan profesional yang memadai.
Surat perjanjian jasa konsultasi manajemen harus menyebutkan persyaratan pelaksanaan jasa
atestasi tersebut. Praktisi harus melakukan tindakan itu karena persyaratan profesional untuk
jasa atestasi berbeda dengan persyaratan jasa konsultasi manajemen.
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa
konsultan manajemen akan menjadi lebih tinggi jika profesi tersebut menerapkan standar
mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota
profesinya. Tujuan konsultan manajemen adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan
tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi:
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi;
2. Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa konsultan sebagai profesional di bidangnya.
3. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan. Pemakai jasa konsultan manajemen harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasanya.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku
bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan
hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai
panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.