Anda di halaman 1dari 11

Analisa Trotoar Jalan Dr.

Angka
Kajian Penataan Elemen Trotoar Jalan Dr. Angka, Kel. Sokanegara Kec. Purwokerto Timur
Kab. Banyumas, Jawa Tengah

Andri Nur Aziz


Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto
Email : andrinuraziz99@gmail.com
ABSTRAK
Keberadaan trotoar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan penataan kawasan perkotaan. Trotoar dibangun
untuk mewadahi aktivitas pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran,kenyaman, dan keamanan bagi
pejalan kaki. Penataan elemen trotoar baik elemen material ataupun elemen pendukung, sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam membangun trotoar. Untuk saat ini telah banyak sumber untuk dijadikan standar dalam
merencanakan dan membangun trotoar. Standar tersebut dapat mempermudah dalam menciptakan trotoar yang
nyaman dan mampu mewadahi seluruh aktivitas pejalan kaki.
PENDAHULUAN - Menurut Amos Rapoport ( 1977
Keberadaan trotoar di kota Purwokerto
merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Dilihat dari kecepatannya moda jalan kaki
penataan kawasan perkotaan. Trotoar berfungsi memiliki kelebihan yakni kecepatan rendah
untuk mewadahi aktivitas pejalan kaki. Selain itu sehingga menguntungkan karena dapat
trotoar juga berfungsi sebagai penguhubung antara mengamati lingkungan sekitar dan mengamati
pejalan kaki dengan sarana transfortasi.
objek secara detail serta mudah menyadari
Untuk mewujudkan kawasan kota menjadi
kawasan yang lebih nyaman bagi pejalan kaki, lingkungan sekitarnya
pelayanan pedestrian harus terpenuhi terutama.
Pemenuhan pelayanan pejalan kaki dapat dilakukan - Menurut Giovany Gideon ( 1977 )
dengan cara melakukan penataan elemen-elemen
Berjalan kaki merupakan sarana transportasi
trotoar baik elemen material ataupun elemen
pendukung lainnya. yang menghubungkan an-tara fungsi kawasan
Dari fenomena diatas penulis ingin satu dengan yang lain terutama kawasan
menitikberatkan pada permasalahan penataan perdagangan, kawasan budaya, dan kawasan
elemen trotar. permukiman, dengan berjalan kaki menjadikan
suatu kota menjadi lebih manusiawi.
TINJAUAN TEORI
Dengan demikian jalur pedestrian merupakan sebuah
Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana sarana untuk melakukan kegiatan, terutama untuk
berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga melakukan aktivitas di kawasan perdagangan
pedestrian dapat diartikan sebagi pejalan kaki atau dimana pejalan kaki memerlukan ruang yang cukup
orang yang berjalan kaki, sedangkan jalan untuk dapat melihat-lihat, sebelum menentukan
merupakan media diatas bumi yang memudahkan untuk memasuki salah satu pertokoan di kawasan
manusia dalam tujuan berjalan, Maka pedestrian perdagangan tersebut. Namun disadari pula bahwa
dalam hal ini memiliki arti pergerakan atau moda ini memiliki keterbatasan juga, karena kurang
perpindahan orang atau manusia dari satu tempat dapat untuk melakukan perjalanan jarak jauh, peka
sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuan terhadap gangguan alam, serta hambatan yang
dengan menggunakan moda jalan kaki. Atau secara diakibatkan oleh lalu lintas kendaraan.
harfiah, pedestrian berarti “ person walking in the
street “, yang berarti orang yang berjalan di jalan. Jalur pedestrian ini juga merupakan elemen penting
Namun jalur pedestrian dalam konteks perkotaan dalam perancangan kota, karena tidak lagi
biasanya dimaksudkan sebagai ruang khusus untuk berorientasi pada keindahan semata, akan tetapi juga
pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana pada masalah kenyamanan dengan didukung oleh
pencapaian yang dapat melindungi pejalan kaki dari kegiatan pedagang eceran yang dapat memperkuat
bahaya yang datang dari kendaraan bermotor. Di kehidupan ruang kota yang ada. Sistem jalur
Indonesia lebih dikenal sebagai trotoar, yang berarti pedestrian yang baik akan mengurangi keterikatan
jalur jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau terhadap kendaraan di kawasan pusat kota,
lebih memanjang sepanjang jalan umum. meningkatkan penggunaan pejalan kaki,
mempertinggi kualitas lingkungan melalui sistem
Berikut merupakan beberapa tinjauan dan pengertian perancangan yang manusiawi, menciptakan kegiatan
dasar mengenai pedestrian, yaitu : pedagang kaki lima yang lebih banyak dan akhirnya
- Menurut John Fruin ( 1979 ) akan membantu kualitas udara di kawasan tersebut.

Berjalan kaki merupakan alat untuk pergerakanA. Jalur pedestrian selalu memiliki fasilitas-fasilitas
internal kota, satu – satunya alat untuk didalamnya. Fasilitas jalur pedestrian dapat
memenuhi kebutuhan interaksi tatap muka yang dibedakan berdasarkan pada letak dan jenis kegiatan
ada didalam aktivitas komersial dan kultural di yang dilayani, yaitu fasilitas jalur pedestrian yang
lingkungan kehidupan kota. Berjalan kaki terlindung dan fasilitas jalur pedestrian yang
merupakan alat penghubung antara moda – terbuka. Fasilitas Jalur Pedestrian yang terlindung,
moda angkutan yang lain. dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Fasilitas jalur pedestrian yang terlindung di dimanfaatkan untuk kontak komunikasi
dalam bangunan, misalnya : atau interaksi sosial.

- Fasilitas jalur pedestrian arah vertikal, - Zebra cross, yaitu fasilitas jalur pedestrian
yaitu fasilitas jalur pedestrian yang sebagai fasilitas untuk menyeberang jalan
menghubungkan lantai bawah dan lantai kendaraan bermotor.
diatasnya dalam bangunan atau gedung
bertingkat, seperti tangga, ramps, dan B. Kategori dan fasilitas pejalan kaki menurut
sebagainya Rubenstein ( 1987 ), terdapat beberapa kategori
pejalan kaki :
- Fasilitas jalur pedestrian arah horizontal,
seperti koridor, hall, dan sebagainya. 1. Menurut sarana perjalanannya :
2. Fasilitas Jalur Pedestrian yang terlindung di - Pejalan kaki penuh, merupakan mereka yang
luar bangunan, misalnya :
menggunakan moda jalan kaki sebagai moda
- Arcade, yaitu merupakan selasar yang utama, jalan kaki digunakan sepenuhnya
terbentuk oleh sederetan kolom-kolom yang dari tempat asal sampai ke tempat tujuan.
menyangga atap yang berbentuk
lengkungan-lengkungan busur dapat - Pejalan kaki pemakai kendaraan umum,
merupakan bagian luar dari bangunan atau merupakan pejalan kaki yang menggunakan
berdiri sendiri. moda jalan kaki sebagai moda antara.
- Gallery, yaitu lorong yang lebar, umumnya Biasanya dilakukan dari tempat asal ke
terdapat pada lantai teratas. tempat kendaraan umum, atau pada jalur
perpindahan rute kendaraan umum, atau
- Covered Walk atau selasar, yaitu tempat pemberhentian kendaraan umum ke
merupakan fasilitas pedestrian yang pada tempat tujuan akhir.
umumnya terdapat di rumah sakit atau
asrama yang menghubungkan bagian - Pejalan kaki pemakai kendaraan umum dan
bangunan yang satu dengan bangunan yang
kendaraan pribadi, merupakan mereka yang
lainnya.
menggunakan moda jalan kaki sebagai moda
- Shopping mall, merupakan fasilitas antara, dari tempat parkir kendaraan pribadi
pedestrian yang sangat luas yang terletak di ke tempat kendaraan umum, dan dari tempat
dalam bangunan dimana orang berlalu- parkir kendaraan umum ke tempat tujuan
lalang sambil berbelanja langsung di tempat akhir perjalanan.
itu.

3. Fasilitas jalur pedestrian yang tidak - Pejalan kaki pemakai kendaraan pribadi
terlindung / terbuka, yang terdiri dari : penuh, merupakan mereka yang
menggunakan moda jalan kaki sebagai moda
- Trotoir / sidewalk, yaitu fasilitas jalur antara dari tempat arker kendaraan pribadi
pedestrian dengan lantai perkerasan yang ke tempat tujuan bepergian yang hanya
terletak di kanan-kiri fasilitas jalan
ditempuh dengan berjalan kaki.
kendaraan bermotor.

- Foot path / jalan setapak, yaitu fasilitas 2. Menurut kepentingan perjalanannya :


jalur pedestrian seperti gang-gang di
- Perjalanan terminal, merupakan perjalanan
lingkungan permukiman kampung.
yang dilakukan antara asal dengan area
- Plaza, yaitu tempat terbuka dengan lantai transportasi, misalnya : tempat parkir, halte
perkerasan, berfungsi sebagai pengikat bus dan sebagainya.
massa bangunan, dapat pula sebagai
- Perjalanan fungsional, merupakan
pengikat-pengikat kegiatan.
perjalanan untuk mencapai tujuan tertentu,
- Pedestrian mall, yaitu jalur pedestrian dari atau ke tempat kerja, sekolah, belanja,
yang cukup luas, disamping digunakan dan lain-lain.
untuk sirkulasi pejalan kaki juga dapat
- Perjalanan rekreasional, merupakan tidak menimbulkan black spot. -
perjalanan yang dilakukan dalam rangka Mengakomodasi tempat menggantung /
mengisi waktu luang, misalnya menikmati banner umbul-umbul. - Kriteria desain :
pemandangan.
sederhana, geometris, modern futuristic,
C. Elemen material jalur pedestrian fungsional, terbuat dari bahan anti
vandalism, terutama bola lampu.
Dalam perencanaan elemen-elemen jalur
pedestrian diperlukan pendekatan secara optimal 2. Lampu penerangan jalan Penempatannya
terhadap lokasi dimana jalur pedestrian tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga
berada. Disamping pertimbangan tersebut, yang dapat memberikan penerangan yang merata,
keamanan dan kenyamanan bagi
terpenting dalam perencanaan elemen jalur
pengendara, serta arah dan petunjuk yang
pedestrian adalah mengenai komposisi, warna, jelas. Pemilihan jenis kualitas lampu
bentuk, ukuran serta tekstur. Elemen pada suatu penerangan jalan, berdasarkan nilai
jalur pedestrian dapat dibedakan menjadi 2, efektifitas ( lumen/watt ) lampu tinggi dan
yaitu : elemen jalur pedestrian sendiri ( material rencana panjang.
dari jalur pedestrian ), dan elemen pendukung
b) Halte bus
pada jalur pedestrian ( lampu penerang, vegetasi,
tempat sampah, telepon umum, halte, tanda Kriteria :
petunjuk dan lainnya ). Elemen-elemen material
yang umumnya digunakan pada jalur pedestrian - Terlindung dari cuaca ( panas atau hujan ).
adalah paving ( beton ), bata atau batu. Paving
- Penempatan pada pinggir jalan utama yang
atau beton Paving beton dibuat dengan variasi
padat lalu lintas.
bentuk, tekstur, warna, dan variasi bentuk yang
memiliki kelebihan terlihat seperti batu bata, - Panjang halte minimum sama dengan
serta pemasangan dan pemeliharaannya mudah. panjang bus kota, yang memungkinkan
penumpang dapat naik atau turun dari pintu
depan atau pintu belakang.
Paving beton ini dapat digunakan di
c) Tanda petunjuk/rambu-rambu lalu lintas
berbagai tempat karena kekuatannya, jalan yang
terpasang paving atau beton dapat dilewati Kriteria :
mobil, sepeda motor, bus dan kendaraan lain.
Bentuk dapat dibuat untuk pola jalur pedestrian - Penyatuan tanda petunjuk dengan lampu
agar tidak terlihat monoton dan memberikan penerangan atau traffic light akan lebih
suasana yang berbeda. Batu Batu merupakan mengefisiensikan dan memudahkan
salah satu material yang paling tahan lama, orang membaca.
memiliki daya tahan yang kuat dan mudah
dalam pemeliharaannya. Batu granit adalah - Terletak di tempat terbuka, ketinggian
salah satu yang sering digunakan pada jalur papan reklame yang sejajar dengan
pedestrian yang membutuhkan keindahan. Bata kondisi jalan.
Bahan material ini merupakan bahan yang - Tanda petunjuk ini memuat informasi
mudah pemeliharaannya, serta mudah pula tentang lokasi dan fasilitasnya.
didapat. Bata memiliki tekstur dan dapat
menyerap air dan panas dengan cepat tetapi - Tidak tertutup pepohonan.
mudah retak.
d) Telepon umum
D. Elemen pendukung jalur pedestrian
Kriteria :
a) Lampu Penerangan
- Memberikan ciri sebagai fasilitas
1. Lampu pejalan kaki - Tinggi lampu 4 – 6 telekomunikasi.
meter. - Jarak penempatan 10 – 15 meter,
- Memberikan kenyamanan dan - Pencegah erosi ( Erosion control )
keamanan bagi pengguna.
- Habitat satwa ( Wildlife habitats )
- Mudah terlihat, terlindung dari cuaca. -
Penempatan pada tepi atau tengah area - Nilai estetis ( Aesthetic values )
pedestrian. g) Ramp
- Tiap satu fasilitas telepon umum Ram tepi jalan Perubahan pada permukaan
berdimensi lebar ± 1 meter. jalan ke trotoar dan trotoar kejalan masuk
e) Tempat sampah menuju bangunan akan menimbulkan
persoalan yang paling banyak bagi para
Kriteria : cacat fisik. Untuk memudahkan pergerakan
diatas penyangga yang rendah, sebuah ramp
- Perletakan tempat sampah yang diatur tepi harus dipasang. Permukaan tidak boleh
dalam jarak tertentu ( jarak penempatan 15 – licin tetapi tidak boleh dibuat alur, karena
20 meter ). alur ini dapat terisi oleh air dan menjadikan
ramp tersebut licin. Pertimbangan
- Mudah dalam sistem pengangkutannya.
perancangan ramp tepi jalan bagi cacat fisik,
- Jenis tempat sampah yang disediakan yaitu :
memiliki tipe yang berbeda-beda sesuai
- Pembuatan tepi tidak boleh menghasilkan
dengan fungsinya ( tempat sampah kering
penyangga yang tidak perlu terhadap para
dan tempat sampah basah ).
cacat fisik. Apabila bibuat penyangga, maka
tepi jalan yang sudah dibangun sebelumnya
harus dibongkar atau diberi ramp.
f) Vegetasi
- Pembuatan tepi tidak boleh lebih tinggi
Kriteria : dari tinggi maksimum satu anak tangga atau
6½ inci. Hal tersebut penting, terutama
- Dapat berfungsi sebagai peneduh ( jalur
apabila terdapat lalu lintas pejalan kaki yang
tanaman tepi ).
melaluinya atau kendaraan yang parkir
- Ditempatkan pada jalur tanaman ( minimal didekatnya.
1.50 meter ), percabangan 2 meter diatas
- Tepi yang berundak menyulitkan bagi para
tanah, bentuk percabangan tidak merunduk,
cacat fisik untuk menjalaninya dan ketika
bermassa daun padat dan ditanam secara
gelap akan membahayakan semua pejalan
berbaris.
kaki. Penggunaan ini harus dibatasi.
- Jenis dan bentuk pohon yang dipergunakan Perletakan ramp tepi jalan biasanya pada
antara lain : Angsana, Tanjung, dan Kiara jalan masuk menuju bangunan, jalan menuju
Payung. Tanaman atau vegetasi tidak hanya trotoar ( bagi cacat fisik ). Kemiringan dari
mengandung atau memiliki nilai estetis saja, ramp tersebut maksimal 17%.
namun juga berfungsi untuk meningkatkan
kualitas kehidupan.
E. Dimensi Trotoar
Berbagai fungsi tanaman dapat
dikategorikan sebagai berikut Kebutuhan lebar trotoar terdiri atas jalur
- Kontrol Pandangan ( Visual Control ) hijau, lahan pejalan kaki, jalur fasilitas, dan
kebebasan samping.
- Pembatas fisik ( Physical barriers )

- Pengendali iklim ( Climate control )


Pada trotoar jalan Dr. Angka elemen
Lebar efektif minimum ruang pejalan kaki
materila yang dipilih adalah paving. Paving
berdasarkan kebutuhan orang adalah 60 cm
dipilih karena pemasangan dan
ditambah 15 cm untuk bergoyang tanpa
perawatannya yang relatif lebih mudah
membawa barang, sehingga kebutuhan total
dibandingkan dengan elemen material
minimal untuk 2 orang pejalan kaki berpapasan
lainnya. Pada beberapa bagian trotoar
tanpa terjadi berpapasan menjadi 150 cm. Dalam
terdapat variasi bentuk dan tekstur, terutama
keadaan ideal untuk mendapatkan lebar
di bagian depan Hotel Java Heritage. Di
minimum Jalur pejalan kaki (W) dipakai rumus
beberapa tempat terdapat juga penurunan
sebagai berikut:
tinggi trotoar, terutama dibagian yang
� = � /35 + 1,5 bertepatan dengan akses masuk bangunan.

Keterangan: P = volume pejalan kaki


(orang/menit/meter) W = lebar Jalur Pejalan
Kaki. Lebar Jalur Pejalan Kaki harus ditambah,
bila pada jalur tersebut terdapat perlengkapan 20cm
jalan (road furniture) seperti patok rambu lalu
lintas, kotak surat, pohon peneduh atau fasilitas
umum lainnya.

Di beberapa tempat, terdapat penutup


lubang saluran drainase berukuran (80cm x
80cm). Penutup lubang saluran ini selain
berpungsi sebagai pengaman penutup
lubang ini juga berfungsi sebagai pengontrol
jika terjadi permasalahan dalam saluran
drainase.

HASIL PEMBAHASAN

1) Elemen material di trotoar jalan Dr. Angka

Untuk saat trotoar jalan Dr. Angka dianggap


kurang ramah bagi pejalan kaki yang
berkebutuhan khusus, hal ini dikarenakan
belum adanya keramik bertanda khusu dirasa cukup baik,mudah dilihat dan tidak
(guilding block ) yang berfungsi sebagai terhalang oleh pepohonan.
pemandu bagi kaum difabel.

2) Elemen pendukung di trotoar jalan Dr. Angka


d. Tempat Sampah
a. Lampu Penerangan

Untuk saat ini dijalan Dr. Angka fasilitas tempat


Pada trotoar jalan Dr. Angka terdapat
sampah masih sangat kurang memadai. Jika
banyak penerangan. Jarak antar lampu
dilihat dari standar yang telah ditetap maka
penerangan diperkirakan sekitar 10m.
harusnya setiap jarak 15-20m terdapat
Dalam hal ini jaraknya sudah sesuai dengan
setidaknya satu tempat sampah yang dibagi
standar yang telah ditentukan yaitu sekitar
menjadi beberapa tipe yaitu
10-15m. Penempatan lampu penerangan
organic.anorganik,dan kimia. Hal ini bertujuan
menjadi masalah tersendiri di trotoar jalan
untuk memberikan pelajaran kepada pejalan
Dr. Angka. Beberapa lampu penerangan
kaki agar bisa menjaga kebersihan dengan
letakanya tepat bersebelahan dengan
membuang sampah pada tempatnya.
vegetasi yang mengakibatkan fungsi dari
lampu penerangan yang ada kurang e. Vegetasi
maksimal.

b. Halte Bus

Untuk saat ini di trotoar jalan Dr. Angka


belum terdapat halte bus.

c. Tanda Penunjuk (Rambu-rambu lalu lintas)

Pada trotoar jalan Dr. Angka saat ini


terdapat banyak pepohonan yang berfungsi
sebagai pengatur iklim atau peneduh. Jarak
antar pohon sekitar 10m. Pemilihan jenis
pohonnyapun dianggap cukup baik dan
Pada trotoar jalan Dr. Angka terdapat memenuhi kriteria yang telah ditentukan
beberapa rambu-rambu lalu lintas yaitu diantranya percabangan 2 meter diatas
diantaranya, rambu-rambu penyebrangan, tanah, bentuk percabangan tidak merunduk,
rambu-rambu pejalan kaki, lampu lalu lintas bermassa daun padat dan ditanam secara
dan peraturan parkir. Penempatannya pun
berbaris. Penataan vegetasi yang ada di jalan
Dr. Angka khususnya yang berada tepat di
depan hotel Java Heritage telah memenuhi 175 cm
aspek kontrol pandangan ( Visual Control) Jika dilihat dari standar ukuran trotoar maka
dengan sistem penataan yang memiliki nilai dipastikan trotoar jalan Dr. Angka belum
estetika yang baik. Namun sayangnya hal ini memenuhi strandar. Lebar Trotoar karena
tidak diimbangi dengan penataan dibagian jalan Dr. Angka termasuk kedalam kawasan
lainnya. perkotaan maka lebar minumun awalnya
f. Ramp adalah 200cm.

Penambahan jalur kursi roda = 100 cm

Penambahan tiang lampu = 75 cm

Keranjang sampah = 100 cm

Tanaman peneduh = 100 cm

Jika ditambah dengan fasilitas yang ada


diatas maka setidaknya trotoar tersebut
Pembuatan ramp di jalan Dr. Angka harus memiliki lebar sekitar 575cm.
memeiliki ketinggian 20cm. Jika dilihat dari
standar yang telah ditentukan yaitu 6½ inci
(16.5cm) maka trotoar belum memenuhi
standar. Tinggi trotoar menentukan sudut
kemiringan yang akan sangat berpengaruh
pada kenyamanan pejalan kaki khususnya
bagi pejalan kaki yang berkebutuhan
khusus.

3) Dimensi Trotoar jalan Dr. Angka

Untuk saat ini dimensi trotoar di jalan Dr.


Angka tidak sama atau memiliki ukuran
yang berbeda di setiap tempatnya.

a. Ukuran standar

200cm

b. Ukuran depan Hotel Java Heritage

230cm

c. Ukuran sebelah utara jalan Dr. Angka


KESIMPULAN

Dari pembahasan hasil pembahasan penulis


menyimpulan bahwa trotoar jalan Dr. Angka masih
diperlukan beberapa perbaikan dan penambahan
fasilitas diantaranya penambahan fasilitas guilding
block untuk pejalan kaki yang berkebutuhan khusus
(difabel), tempat pembuangan sampah, dan
penambahan dimendi trotoar. Hal ini diperlukan
untuk menambah tingkat kenyamanan bagi pejalan
kaki.
DAFTAR PUSTAKA
- Rustam Hakim. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara.
- Chiara J.D. dan Lee E Koppelman. 1994. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
- Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 1997. Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah
Kota. Jakarta. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993.
- Hamid Shirvani. The Urban Design And Process. Van Nostrand Reinhold Company, New
York, 1985.
- Mahasiswa S2 – Angkatan 1990 / 1991 Program Studi Perancangan Arsitektur Fakultas
Pascasarjana ITB Bandung. Teori Perancangan Urban. Tahun 1991.
- Swanto, danoe (2006) pengaruh elemen elemen pelengkap jalur pedestrian terhadap
kenyamanan pejalan kaki. Diakses melalui http://eprints.undip.ac.id/18474/ pada hari Minggu
tanggal 15 September 2018.
-

Anda mungkin juga menyukai