Anda di halaman 1dari 16

INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD

2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

Hubungan Antara Fungsi Intelektual dan Perilaku Adaptif dalam Diagnosis


Gangguan Intelektual

Marc J. Tasse´, Ruth Luckasson, and Robert L. Schalock

Abstrak

Gangguan intelektual bermula selama periode perkembangan dan ditandai oleh


keterbatasan signifikan baik dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif seperti yang
diungkapkan dalam keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis. Dalam artikel
ini, Penulis menyajikan sejarah singkat dari kriteria diagnostik gangguan intelektual
untuk DSM-5 dan AAIDD. Pada artikel ini juga bertujuan (a) memberikan pembaruan
pemahaman tentang perilaku adaptif, (b) menghilangkan dua kesalahan berpikir
mengenai kesalahan hubungan temporal atau kausal antara fungsi intelektual dan
perilaku adaptif, (c) menjelaskan bahwa ada korelasi yang kuat, tetapi tidak ada
penyebab/kausatif , hubungan antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif, dan (d)
menegaskan bahwa ketika pertanyaan tentang menentukan gangguan intelektual
meningkat, baik fungsi intelektual dan perilaku adaptif dinilai dan dipertimbangkan
bersama-sama dan ditimbang dengan bobot yang sama dalam diagnosis gangguan
intelektual. Penulis membahas masalah yang diciptakan oleh pernyataan yang tidak
akurat yang muncul dalam DSM-5 mengenai hubungan kausal antara defisit dalam
fungsi intelektual dan perilaku adaptif dan mengusulkan sebuah revisi dengan segera
untuk menghapus pernyataan yang keliru dan membingungkan ini.

Kata Kunci: intellectual disability; intellectual functioning; adaptive behavior; diagnosis; DSM -5;
definitions of intellectual disability; mental retardation

Meskipun istilah atau nama telah berubah seiring waktu, definisi gangguan intelektual
(ID—intellectual disability) yang digunakan selama 50 tahun terakhir atau lebih telah
cukup konsisten. Secara khusus, analisis definisi US-based yang digunakan sejak
tahun 1950-an menunjukkan bahwa tiga elemen penting ID — keterbatasan dalam
fungsi intelektual, keterbatasan dalam perilaku adaptif, dan permulaan (gangguan) pada
usia perkembangan anak (early ages of onset) — tidak berubah secara substansial
(Brown, 2007; Schalock, Luckasson, & Shogren, 2007). Meskipun ketiga unsur itu tidak
banyak berubah, ada perubahan kecil dalam ungkapan definisi yang telah terjadi dalam
buku pedoman yang diterbitkan oleh Asosiasi Amerika tentang Gangguan Intelektual
dan Perkembangan (AAIDD—American Association on Intellectual and Development
Disabilities) dan Asosiasi Psikiatri Amerika (APA—American Psychiatric Association)
sebagai ilmu dan pengetahuan di bidang ini yang telah maju.
Dalam artikel ini, Penulis fokus pada dua kemajuan ilmiah yang berkaitan
dengan gagasan perilaku adaptif dan bagaimana kemajuan ini membutuhkan
pertimbangan yang sama pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif dalam diagnosis
gangguan intelektual. Kemajuan besar yang pertama adalah validasi empiris dari

1
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

struktur faktor perilaku adaptif yang menunjukkan bahwa perilaku adaptif secara
keseluruhan terdiri dari keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis; kemajuan
besar kedua adalah kemajuan yang dibuat dalam penilaian standar formal dari perilaku
adaptif (Tasse´ et al., 2012).
Definisi gangguan intelektual saat ini, yang diumumkan secara resmi oleh
AAIDD, adalah bahwa ''gangguan intelektual ditandai oleh keterbatasan yang signifikan
baik dalam fungsi intelektual maupun perilaku adaptif seperti yang diungkapkan dalam
keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis. Gangguan ini bermula pada usia
sebelum 18 tahun’(Schalock et al., 2010, hal. 1). Sejalan dengan hal ini, Diagnostics
and Statistical Manual of Mental Disorder—Pedoman Diagnostik dan Statistik
Gangguan Mental, edisi ke-5 (DSM-5) mendefinisikan gangguan intelektual (gangguan
perkembangan intelektual) sebagai ''sebuah gangguan dengan onset/permulaan
selama periode perkembangan yang mencakup defisit perilaku intelektual dan adaptif
dalam konseptual, sosial, dan domain praktis '', (American Psychiatric Association,
APA, 2013, hal.33).
Untuk tujuan diagnosis, fungsi intelektual adalah yang terbaik saat ini yang
dikonseptualisasikan dan ditangkap oleh faktor umum kecerdasan, yang mana
merupakan kemampuan mental umum yang paling baik diwakili oleh skor skala penuh
atau gabungan (APA, 2013; Schalock et al., 2010). Kecerdasan mencakup penalaran,
perencanaan, pemecahan masalah, pemikiran, memahami ide-ide yang kompleks,
belajar dengan cepat, dan belajar dari pengalaman (Arvey et al., 1994; Gottfredson,
1997). Patokan ''Keterbatasan signifikan dalam fungsi intelektual '' untuk diagnosis ID
membutuhkan skor IQ skala penuh yang mendekati dua standar deviasi di bawah rata-
rata, mempertimbangkan kesalahan standar pengukuran untuk spesifikasi, instrumen-
inatrumen yang diadministrasikan secara individual yang digunakan, dan sifat
psikometrik instrumen. Semua sumber kesalahan pengukuran lainnya, seperti efek
Flynn dan efek latihan, juga harus dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil tes.
Untuk tujuan diagnosis, perilaku adaptif adalah kumpulan keterampilan
konseptual, sosial, dan praktis yang telah dipelajari dan dilakukan oleh orang-orang
dalam kehidupan sehari-hari mereka (Schalock et al., 2010). Pengukuran perilaku
adaptif menggunakan instrumen yang diadministrasikan secara individual, serta sumber
lain dari informasi klinis yang relevan, dan berfokus pada apakah orang tersebut
memiliki keterbatasan yang signifikan dalam satu atau lebih dari tiga bidang
keterampilan adaptif (konseptual, sosial, atau praktis). Keterbatasan signifikan dalam
perilaku adaptif secara obyektif ditetapkan melalui penggunaan langkah-langkah
standar norma pada masyarakat umum, termasuk orang-orang cacat dan orang-orang
tanpa cacat. Sama halnya dengan penilaian fungsi intelektual, patokan '' pembatasan
signifikan dalam perilaku adaptif '' untuk sebuah diagnosis pada ID adalah skor perilaku
adaptif yang kira-kira dua standar deviasi di bawah rata-rata pada salah satu dari tiga
bidang keterampilan adaptif, dengan mempertimbangkan standar kesalahan
pengukuran untuk masing-masing bidang keterampilan dan sifat psikometrik instrumen.
Interpretasi hasil penilaian perilaku adaptif harus mempertimbangkan keandalan
responden, apakah fungsi saat ini dipertimbangkan dalam konteks lingkungan
masyarakat dan dibandingkan dengan rekan sebaya yang sama, serta semua sumber
kesalahan pengukuran lainnya.

2
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fungsi intelektual dan perilaku
adaptif sebagaimana tercermin dalam definisi operasional terkait diagnostik
sebelumnya, bidang ID sekarang berada pada posisi yang lebih baik untuk menjawab
pertanyaan yang kadang muncul dalam keputusan dan rekomendasi klinis: '' Apakah
ada hubungan antara defisit dalam fungsi intelektual dan defisit dalam perilaku adaptif,
dan jika demikian, bagaimana hubungan harus diungkapkan, dan bagaimana hal itu
mempengaruhi kriteria diagnosis yang digunakan untuk menetapkan gangguan
intelektual? '' Dalam menangani pertanyaan kunci ini, Penulis (a) memberikan
pembaruan pemahaman tentang perilaku adaptif; (B) menghilangkan dua kesalahan
berpikir tentang kesalahan relasi temporal atau kausatif antara fungsi intelektual dan
perilaku adaptif; (c) menjelaskan bahwa ada korelasi yang kuat, tetapi tidak ada
hubungan kausal antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif; dan (D) menegaskan
bahwa ketika sebuah pertanyaan apakah seseorang memiliki ID meningkat, baik fungsi
intelektual dan perilaku adaptif dinilai, dipertimbangkan bersama, dan ditimbang dengan
bobot yang sama dalam diagnosis gangguan intelektual. Sepanjang artikel Penulis
sangat menekankan bahwa gagasan-gagasan dari fungsi intelektual dan perilaku
adaptif dan penilaiannya harus ditimbang sama dan dipertimbangkan bersama dalam
diagnosis ID.

Memahami Perilaku Adaptif

Ketika pertama kali diusulkan oleh AAIDD dalam draft mereka edisi ke-5 dari buku Commented [H1]: Ini merujuk pada tim AAIDD, bingung aku
membahasakan ‘mereka” disini,
pedoman Terminologi & Klasifikasi (T & C) (Heber, 1959), perilaku adaptif Karena “mereka” lebih cocok dan nampaknya cukup jelas ‘mereka’
diperkenalkan sebagai hal yang terdiri dari tiga elemen prinsip: belajar, penyesuaian ini merujuk ke siapa
sosial, dan pendewasaan. AAIDD dengan cepat memasukkan ketiga elemen ini ke
dalam gagasan luas perilaku adaptif dalam versi resmi edisi ke-5 dari panduan T & C Commented [H2]: Sampai disini, koq aq curiga ‘construct’ tetap
diterjemahkan ‘konstruk’ ya.. bukan ‘gagasan’
(Heber, 1961). Selama 40 tahun ke depan, konsep perilaku adaptif berevolusi dari Please check!
sebuah istilah tunggal yang sebagian besar tidak terdefinisi menjadi gagasan terukur
yang struktur dan pengukuran faktornya sekarang dipahami untuk memasukkan
keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis yang telah dipelajari dan dilakukan
pada suatu komunitas bersama orang-orang dalam kehidupan sehari-hari mereka Commented [H3]: Kalau yang ini merujuk pada “komunitas”,
sebenarnya menurutku sudah pas aja pakai kata ‘mereka’,
(Luckasson et al., 2002; Schalock et al., 2010; Thompson, McGrew, & Bruininks, 1999). Agak aneh kalau pakai ‘pasien’ atau semacam ‘komunitas sampling’
Tasse´ dan rekan-rekan (2012) berpendapat bahwa usulan yang pertama kali dibuat Please check
Heber (1959) dari ketiga bidang keterampilan tersebut tumpang tindih dengan
sempurna dengan model faktor perilaku adaptif saat ini yang terdiri dari keterampilan
konseptual, sosial, dan praktis.
Dengan konseptualisasi yang diterima dan divalidasi secara empiris ini, perilaku
adaptif dapat dipertimbangkan pada dasar yang sama dalam hal berat dan metrik
dengan fungsi intelektual dalam pemahaman dan diagnosis ID (Schalock et al., 2012).
Perilaku adaptif juga secara unik dapat digunakan secara efektif untuk menyediakan
kerangka kerja bagi dunia pendidikan dan untuk tujuan habilitasi orang-orang dan
strategi dukungan individual, perhatian secara langsung ke dimensi yang penting dari
fungsi manusia, dan berfungsi sebagai variabel independen dalam evaluasi hasil
(Luckasson & Schalock , 2013; Tasse´, 2009; Tasse´ et al., 2012).

3
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

Mengatasi Kesalahan Berpikir

Temporal

Khususnya dalam definisi gangguan intelektual, bentuk ungkapan ‘‘fungsi intelektual”


muncul lebih dulu. Sayangnya, hal ini telah menyebabkan beberapa orang salah
menyimpulkan bahwa batasan signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif
harus dipertimbangkan secara berurutan. Kesalahan berpikir ini mengarah pada
pemikiran linear atau sekuensial yang tidak akurat bahwa keterbatasan dalam fungsi
intelektual adalah patokan utama dari diagnosis ID, dan bahwa keterbatasan signifikan
dalam perilaku adaptif adalah (patokan) sekunder. Terdapat penjelasan sejarah
sederhana untuk kesalahan pemikiran ini. Penjelasannya adalah bahwa sejak fungsi
intelektual pada awalnya dipahami lebih baik dan dapat dinilai secara formal pada awal
1900-an, tingkat fungsi intelektual menjadi titik tumpu untuk diagnosis. Selama tahun
1930-an, misalnya, bahwa tes mental sangat memengaruhi baik kebijakan publik
maupun tindakan klinis di Amerika Serikat. Sejalan dengan hal ini, secara internasional,
penggunaan '' IQ '' untuk mendiagnosis individu dengan gangguan intelektual difasilitasi
oleh ketersediaan '' tes IQ '' (Schalock, 2011), dan kurangnya skala perilaku adaptif
formal yang sebanding, yang mana tidak muncul hingga akhir 1960-an (Nihira, 1999).
Karena kecerdasan didefinisikan dengan lebih baik, mudah diukur dengan tes standar
dan dinyatakan sebagai skor IQ yang mudah dipahami, dan terdaftar pertama di
sebagian besar definisi ID, hal tersebut dapat dimengerti bahwa defisit dalam fungsi
intelektual secara keliru menjadi patokan utama dalam pikiran dan tindakan orang yang
digunakan dalam diagnosa-diagnosa ID.
Terlepas dari ketergantungan historis ini pada gagasan fungsi intelektual dalam
proses diagnostik, ada pemahaman bahwa ketergantungan tunggal pada fungsi
intelektual tidak memperhitungkan keterampilan dan perilaku yang diperlukan bagi
seseorang untuk belajar dan beradaptasi dengan tuntutan dan tuntutan masyarakat.
Untuk tujuan ini, Tredgold (1937) mengacu pada kebutuhan dan juga mengukur
‘‘ketidakmampuan sosial” di antara orang-orang yang didiagnosis memiliki gangguan
intelektual. Hal ini dibutuhkan untuk pemahaman ID yang lebih lengkap dan diagnosis
validnya mengarah pada pencarian suatu gagasan yang dapat mengukur kemampuan
seseorang untuk mempelajari keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk
beradaptasi pada kebutuhan dan ekspektasi masyarakat. Perilaku adaptif awalnya
diperkenalkan dalam bentuk '‘kompetensi sosial” oleh Edgar Doll (Doll, 1936, 1953) dan
kemudian berevolusi menjadi perilaku adaptif seperti yang dijelaskan oleh Heber (1959,
1961) dan kemudian oleh Tasse´ et al. (2012).

Kausatif

Dengan publikasi DSM-5 (APA, 2013), gagasan sebab-akibat telah muncul sebagai
kesalahan berpikir yang kedua. DSM-5 menggantikan skor IQ dengan tingkat defisit
perilaku adaptif sebagai metrik yang akan digunakan dalam menentukan tingkat
keparahan gangguan intelektual (misalnya, ringan, sedang, berat, dan mendalam).
Dengan demikian, DSM-5 membenarkan perubahan ini dengan menyatakan bahwa

4
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

perilaku adaptif adalah gagasan yang lebih menonjol dan relevan daripada fungsi
intelektual dalam memprediksi intensitas dari dukungan yang diperlukan (APA, 2013).
Meskipun tampak bahwa DSM-5 menekankan pentingnya pembentukan perilaku Commented [H4]: Kayaknya
‘construct” yang disini lebih cucok ‘pembentukan” disbanding
adaptif atas kecerdasan, hal ini dinegasikan oleh frasa yang salah. Sebagaimana ‘gagasan”,
dinyatakan dalam DSM-5: '' Untuk memenuhi kriteria diagnostik pada gangguan Atau mungkin tetap ‘konstruk”?
intelektual, defisit dalam fungsi adaptif harus secara langsung terkait dengan gangguan
intelektual yang dijelaskan dalam Kriteria A ’(hal.28). Frasa ini menyiratkan bahwa
defisit dalam perilaku adaptif disebabkan oleh defisit dalam fungsi intelektual. Dengan
frase tambahan ini, DSM-5 secara tidak sengaja menciptakan kriteria diagnostik
keempat, yang hampir tidak mungkin bagi dokter untuk menerapkan dan tidak didukung
oleh sains. Perhatian Penulis adalah bahwa meskipun seorang dokter (a clinician)
dapat menilai secara valid fungsi orang tersebut dan menetapkan keberadaan batasan
yang signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, namun tidak jelas
bagaimana seorang dokter akan menentukan hubungan kausal antara keduanya.
Mungkin akan sangat spekulatif bagi sebagian dokter untuk menegaskan bahwa defisit
dalam perilaku adaptif secara langsung berkaitan dengan defisit dalam fungsi
intelektual, atau, sebaliknya, bahwa defisit dalam fungsi intelektual secara langsung
berkaitan dengan defisit dalam perilaku adaptif. Bahkan dengan pengujian berulang
selama suatu jangka waktu, seorang dokter mungkin dapat mendokumentasikan
permulaan dari defisit ini tetapi masih tidak dapat menegaskan dengan keyakinan
bahwa yang satu menyebabkan yang lain. Jauh lebih mungkin bahwa defisit dalam
fungsi intelektual dan perilaku adaptif pada kenyataannya disebabkan oleh faktor
independen ketiga (misalnya, perkembangan otak atau cedera).
Implikasi kausa yang salah adalah kesalahan dalam berpikir dan merupakan
sebuah gagasan yang tidak didukung oleh bukti sebagaimana tercermin dalam definisi
retardasi mental atau cacat intelektual yang dipublikasikan selama lima dekade terakhir.

Tabel 1

Definisi dan Kriteria Diagnostik Gangguan Intelektual

Sistem Diagnostik / Edisi Definisi Disabilitas Intelektual


AAMD DRAFT of 5th Edition (Heber, 1959) ‘‘Mental retardation refers to subaverage general
intellectual functioning which originates during the
developmental period and is associated with
impairment in one or more of the following: (1)
maturation, (2) learning, and (3) social adjustment.’’
'' Retardasi mental mengacu pada
subaverage fungsi intelektual umum yang
berawal selama periode perkembangan
dan terkaitkan dengan penurunan dalam
satu atau lebih dari yang berikut: (1)
pendewasaan (2) pembelajaran, dan (3)
penyesuaian sosial. '

AAMD 5th Edition (Heber, 1961) ‘‘Mental retardation refers to subaverage general

5
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

intellectual functioning which originates during the


developmental period and is associated with
impairment in adaptive behavior.’’
“Retardasi mental merujuk pada
subaverage fungsi intelektual umum yang
berawal selama periode perkembangan
dan terkait dengan penurunan perilaku
adaptif. “

AAMD 6th Edition (Grossman, 1973) ‘‘Mental Retardation refers to significantly


subaverage general intellectual functioning existing
concurrently with deficits in adaptive behavior, and
manifested during the developmental period.’’
'' Retardasi Mental mengacu pada fungsi
intelektual umum subgeneral yang
signifikan yang ada bersamaan dengan
defisit dalam perilaku adaptif, dan
diwujudkan selama periode
perkembangan. ’

AAMD 7th Edition (Grossman, 1977) ‘‘Mental Retardation refers to significantly


subaverage general intellectual functioning existing
concurrently with deficits in adaptive behavior, and
manifested during the developmental period.’’
'' Retardasi Mental mengacu pada fungsi
intelektual umum subaverageyang
signifikan yang ada bersamaan dengan
defisit dalam perilaku adaptif, dan
diwujudkan selama periode
perkembangan. ’

AAMD 8th Edition (Grossman, 1983) ‘‘Mental retardation refers to significantly


subaverage general intellectual functioning existing
concurrently with deficits in adaptive behavior and
manifested during the developmental period.’’
'' Retardasi mental mengacu pada fungsi
intelektual umum subaverage yang
signifikan yang ada bersamaan dengan
defisit dalam perilaku adaptif dan
diwujudkankan selama periode
perkembangan. ’

AAMR 9th Edition (Luckasson et al., 1992) ‘‘Mental retardation refers to substantial limitations
in present functioning. It is characterized by
significantly subaverage intellectual functioning,
existing concurrently with related limitations in two
or more of the following applicable adaptive skill
areas: communication, self-care, home living,
social skills, community use, self-direction, health
and safety, functional academics, leisure, and

6
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

work. Mental retardation manifests before age 18.’’


“Retardasi mental mengacu pada
keterbatasan substansial dalam fungsi
saat ini. Hal ini ditandai dengan fungsi
intelektual subaverage yang signifikan,
yang ada bersamaan dengan
keterbatasan terkait dalam dua atau lebih
dari bidang keterampilan adaptif yang
berlaku berikut ini: komunikasi, perawatan
diri, kehidupan di rumah, keterampilan
sosial, keterlibatan dalam komunitas,
pengarahan diri sendiri, kesehatan dan
keselamatan, fungsional akademisi,
rekreasi, dan pekerjaan. Retardasi mental
bermanifestasi sebelum usia 18. ’

AAMR 10th Edition (Luckasson et al., ‘‘Mental retardation is a disability characterized by


2002) significant limitations both in intellectual functioning
and in adaptive behavior as expressed in
conceptual, social, and practical adaptive skills.
This disability originates before age 18.’’
'' Retardasi mental adalah gangguan yang
ditandai oleh keterbatasan signifikan yang
keduanya dalam fungsi intelektual dan
perilaku adaptif seperti yang diungkapkan
dalam keterampilan adaptif konseptual,
sosial, dan praktis. Gangguan ini bermula
sebelum usia 18.”

AAIDD 11th Edition (Schalock et al., 2010) ‘‘Intellectual disability is characterized by significant
limitations in intellectual functioning and in adaptive
behavior as expressed in conceptual, social, and
practical adaptive skills. This disability originates
before age 18.’’
'' Gangguan intelektual ditandai oleh
keterbatasan signifikan dalam fungsi
intelektual dan perilaku adaptif seperti
yang diungkapkan dalam keterampilan
adaptif konseptual, sosial, dan praktis.
Gangguan ini bermula sebelum usia 18.”
DSM (APA, 1952) ‘‘Here will be classified those cases presenting
primarily a defect of intelligence existing since birth,
without demonstrated organic brain disease or
known prenatal cause. This group will include only
those cases formerly known as familial or
‘‘idiopathic’’ mental deficiencies. The degree of
intelligence defect will be specified as mild,
moderate, or severe, and the current I.Q. rating,
with the name of the test used, will be added to the
diagnosis. In general, mild refers to functional

7
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

(vocational) impairment, as would be expected with


I.Q.’s of approximately 70 to 85; moderate is used
for functional impairment requiring special training
and guidance, such as would be expected with
I.Q.’s of about 50-70; severerefers to the functional
impairment requiring custodial or complete
protective care, as would be expected withI.Q.’s
below 50.’’
'' Di sini akan digolongkan kasus-kasus
yang secara khusus merupakan
defek/cacat kecerdasan yang ada sejak
lahir, tanpa menunjukkan penyakit otak
organik atau penyebab pranatal yang
diketahui. Kelompok ini hanya akan
mencakup kasus-kasus yang sebelumnya
dikenal sebagai golongan atau defisiensi
mental 'idiopatik'. Tingkat kecacatan
intelijen akan dispesifikasikan sebagai
ringan, sedang, atau berat, dan penilaian
I.Q. saat ini, dengan nama tes yang
digunakan, akan ditambahkan pada
diagnosis. Secara umum, tingkat
kecacatan ringan mengacu pada
gangguan fungsional (kejuruan), seperti
yang diekspektasikan dengan I.Q. sekitar
70 hingga 85; tingkat kecacatan sedang
digunakan untuk gangguan fungsional
yang membutuhkan pelatihan dan
bimbingan khusus, seperti yang
diekspektasikan dengan I.Q. sekitar 50-70;
tingkat kecacatan parah mengacu pada
gangguan fungsional yang memerlukan
perawatan perlindungan kustodian atau
lengkap, seperti yang diekspektasikan
dengan I.Q. di bawah 50.”

DSM-II (APA, 1968) ‘‘Mental retardation refers to subnormal general


intellectual functioning which originates during the
developmental period and is associated with
impairment of either learning and social adjustment
or maturation, or both.’’
'' Retardasi mental mengacu pada fungsi
intelektual umum subnormal yang bermula
selama periode perkembangan dan terkait
dengan penurunan baik pembelajaran dan
penyesuaian sosial atau pendewasaan,
atau keduanya. ’

8
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

DSM-III (APA, 1980) ‘‘The essential features are: (1) significantly


subaverage general intellectual functioning, (2)
resulting in, or associated with, deficits or
impairments in adaptive behavior, (3) with onset
before the age of 18. The diagnosis is made
regardless of whether or not there is a coexisting
mental or physical disorder.’’
'' Gambaran-gambaran yang pokok
adalah: (1) fungsi intelektual umum
subaverage yang signifikan, (2)
mengakibatkan, atau terkait dengan,
defisit atau gangguan dalam perilaku
adaptif, (3) dengan permulaan/onset
sebelum usia 18 tahun. Diagnosis dibuat
dengan terlepas dari apakah ada
gangguan mental atau fisik yang
berdampingan. ''

DSM-III-R (APA, 1987) ‘‘The essential features of this disorder are: (1)
significantly subaverage general intellectual
functioning, accompanied by (2) significant deficits
or impairments in adaptive functioning, with (3)
onset before age of 18. The diagnosis is made
regardless of whether or not there is a coexisting
physical or other mental disorder.’’
''Gambaran-gambaran pokok dari
gangguan ini adalah: (1) fungsi intelektual
umum subaverage yang signifikan, disertai
dengan (2) defisit signifikan atau
gangguan dalam fungsi adaptif, dengan
(3) permulaan/onset sebelum usia 18
tahun. Diagnosis dibuat terlepas dari
apakah tidak ada gangguan mental fisik
atau mental yang ada. ''

DSM-IV (APA, 1994) ‘‘The essential feature of Mental Retardation is


significantly subaverage general intellectual
functioning (Criterion A) that is accompanied by
significant limitations in adaptive functioning in at
least two of the following skill areas:
communication, self-care, home living, social /
interpersonal skills, use of community resources,
self-direction, functional academic skills, work,
leisure, health, and safety (Criterion B). The onset
must occur before age 18 years (Criterion C).’’
'' Gambarab pokok dari Retardasi Mental
adalah fungsi intelektual umum
subaverage yang signifikan (Kriteria A)
yang disertai dengan keterbatasan
signifikan dalam fungsi adaptif di

9
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

setidaknya dua bidang keterampilan


berikut ini: komunikasi, perawatan diri,
kehidupan rumah, keterampilan sosial /
interpersonal , penggunaan sumber daya
komunitas, pengalihan diri, keterampilan
akademik fungsional, pekerjaan, rekreasi,
kesehatan, dan keselamatan (Kriteria B).
Permulaan/onset harus terjadi sebelum
usia 18 tahun (Kriteria C). ’

DSM-IV-TR (APA, 2000) ‘‘The essential feature of Mental Retardation is


significantly subaverage general intellectual
functioning (Criterion A) that is accompanied by
significant limitations in adaptive functioning in at
least two of the following skill areas:
communication, self-care, home living,
social/interpersonal skills, use of community
resources, self-direction, functional academic skills,
work, leisure, health, and safety (Criterion B). The
onset must occur before age 18 years (Criterion C).
Mental retardation has many different etiologies
and may be seen as a final common pathway of
various pathological processes that affect the
functioning of thecentral nervous system.’’
'' Gambaran pokok dari Retardasi Mental
adalah fungsi intelektual umum
subaverage yang signifikan (Kriteria A)
yang disertai dengan keterbatasan
signifikan dalam fungsi adaptif di
setidaknya dua bidang keterampilan
berikut: komunikasi, perawatan diri,
kehidupan rumah, keterampilan sosial /
interpersonal , penggunaan sumber daya
komunitas, pengarahan diri sendiri,
keterampilan akademik fungsional,
pekerjaan, rekreasi, kesehatan, dan
keselamatan (Kriteria B). Permulaan/onset
harus terjadi sebelum usia 18 tahun
(Kriteria C). Retardasi mental memiliki
banyak etiologi yang berbeda dan dapat
dilihat sebagai jalur umum terakhir dari
berbagai proses patologis yang
memengaruhi fungsi sistem saraf pusat. ’

DSM-5 (APA, 2013) ‘‘Intellectual disability (intellectual developmental


disorder) is a disorder with onset during the
developmental period that includes both intellectual
and adaptive functioning deficits in conceptual,
social, and practical domains. The following three
criteria must be met:

10
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

A. Deficits in intellectual functions, such as


reasoning, problem solving, planning, abstract
thinking, judgement, academic learning, and
learning from experience, confirmed by both
clinical assessment and individualized,
standardized intelligence testing.
B. Deficits in adaptive functioning that result in
failure to meet developmental and sociocultural
standards for personal independence and
social responsibility. Without ongoing support,
the adaptive deficits limit functioning in one or
more activities of daily life, such as
communication, social participation, and
independent living, across multiple
environments, such as home, school, work,
and community.
C. Onset of intellectual and adaptive deficits
during the developmental period.’’

''Gangguan intelektual (gangguan


perkembangan intelektual) adalah
gangguan dengan permulaan/onset
selama periode perkembangan yang
mencakup defisit fungsi intelektual dan
adaptif dalam bidang/domain konseptual,
sosial, dan praktis. Berikut adalah tiga
kriteria yang harus dipenuhi:
A. Defisit dalam fungsi intelektual, seperti
penalaran, pemecahan masalah,
perencanaan, pemikiran abstrak,
penilaian, pembelajaran akademis, dan
belajar dari pengalaman, dikonfirmasi
oleh penilaian klinis dan tes
kecerdasan individual yang
terstandardisasi.
B. Defisit dalam fungsi adaptif yang
mengakibatkan kegagalan untuk
memenuhi standar perkembangan dan
standar kehidupan sosial budaya untuk
independensi pribadi dan tanggung
jawab sosial. Tanpa dukungan
berkelanjutan, batasan defisit adaptif
berfungsi dalam satu atau lebih
aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti
komunikasi, partisipasi sosial, dan
kemandirian, di berbagai lingkungan,
seperti rumah, sekolah, pekerjaan, dan
masyarakat.
C. C. Awal / permulaan(onset) defisit

11
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

intelektual dan adaptif terjadi selama


periode perkembangan.”
Catatan. AAMD dan AAMR sekarang adalah Asosiasi Amerika untuk Cacat Intelektual dan
Perkembangan (AAIDD). DSM = Diagnostic and Statistical Manual of Mental of Mental Disorders dari
American Psychiatric Association (APA).

Secara spesifik, pada Tabel 1 yang kami sediakan teks lengkap dari definisi retardasi
mental / intelektual yang dipublikasikan, kembali ke definisi 1959/1961 untuk Asosiasi
Amerika untuk Cacat Intelektual dan Perkembangan (AAIDD, kemudian American
Association on Mental Deficiency) dan 1952 untuk DSM (American Psychiatric
Association) , 1952). Patut dicatat adalah sedikit variasi dalam konjungsi. Untuk AAIDD,
konjungsi yang digunakan telah '' terkait dengan '' (Heber, 1959, 1961), '' ada
bersamaan dengan '' (Grossman, 1973, 1977, 1983; Luckasson et al., 1992), dan ''
keduanya di ... seperti yang diungkapkan dalam '' (Luckasson et al., 2002; Schalock et
al., 2010). Untuk DSM, konjungsi yang digunakan telah '' terkait dengan '' (APA, 1968),
'' mengakibatkan, atau terkait dengan '' (APA, 1980), '' disertai oleh '' (APA, 1987, 1994,
2000), dan '' yang mencakup keduanya '' (APA, 2013). Selama 50+ tahun terakhir
definisi yang diumumkan oleh AAIDD dan APA, setiap hubungan antara fungsi
intelektual dan perilaku adaptif telah berulang kali dan konsisten digambarkan sebagai
hubungan korelasional (misalnya '' terkait dengan'', ''ada secara bersamaan'', ''
termasuk ''), dan bukan hubungan kausal. Faktanya, selama setengah abad terakhir
satu-satunya waktu yang terdapat penyebutan salah satu gagasan yang menyebabkan
atau mengakibatkan hal lain dalam sistem diagnostik dan klasifikasi untuk gangguan
intelektual yaitu berada di edisi ketiga DSM (APA, 1980). Pernyataan ini segera
ditinggalkan dan diubah dalam revisi DSM-III menjadi ‘‘ defisit bersamaan atau
gangguan dalam perilaku adaptif ’(lihat: DSM-III-R; APA, 1987). Penulis
merekomendasikan revisi komparatif langsung ke DSM-5 untuk memperbaiki kesalahan
berpikir ini.

Bobot yang Sama dan Pertimbangan Bersama Commented [H5]: Agak wagu, please check

Tidak ada penelitian yang diterbitkan yang mendukung gagasan tentang hubungan
kausal antara kecerdasan dan perilaku adaptif. Hal ini dikarenakan pernah ada
penelitian (lihat Tasse´ et al., 2012) yang mendokumentasikan hubungan korelasional
antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif, dan karena gagasan-gagasan dari fungsi
intelektual dan perilaku adaptif dan penilaian mereka lebih dipahami dan dibandingkan
dalam hal metrik yang digunakan dalam penilaian mereka, keduanya harus berbobot
sama dan dipertimbangkan bersama dalam diagnosis ID. Urutan penyajian dua kriteria
ini di semua sistem diagnostik hanyalah historis dan tidak boleh ditafsirkan sebagai
urutan atau langkah-langkah berurutan dalam proses diagnostik. Temuan empiris
berikut dan terapan klinis terbaik mendukung posisi ini.

12
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

1. Hubungan antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif telah dinyatakan secara
historis dan secara konsisten sebagai korelasional, bukan penyebab (lihat Tabel 1).
2. Mendemonstrasikan suatu hubungan kausatif antara dua kriteria ini untuk diagnosis
ID secara klinis adalah tidak mungkin dan tidak relevan, dan mencoba untuk
melakukannya akan secara keliru menambahkan kriteria keempat untuk proses
diagnostik.
3. Pemahaman lengkap tentang fungsi manusia membutuhkan pemahaman tentang
kinerja khas pada diri seseorang, yang merupakan kasus dalam penilaian perilaku
adaptif, bukan kinerja maksimum, yang merupakan kasus dalam penilaian fungsi
intelektual (Luckasson & Schalock, 2015).
4. Berbagai faktor dapat digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi subgroup, termasuk
tingkat kebutuhan dukungan, perilaku adaptif, atau fungsi intelektual (Schalock &
Luckasson, 2015). AAIDD telah lama dindesak agar berbagai sistem klasifikasi
dikembangkan untuk memastikan pengelompokan individu yang berarti sesuai
dengan kriteria yang relevan dengan tujuan klasifikasi (Luckasson et al., 1992, 2002;
Schalock et al., 2010). DSM-5 mengikuti tren yang ditetapkan ini dalam
mengusulkan gagasan bahwa tingkat perilaku adaptasi atau tingkat kebutuhan
dukungan seseorang digunakan untuk menentukan tingkat klasifikasi untuk ID
(DSM-5; APA, 2013).
5. Diagnosis ID yang valid mengharuskan dokter untuk mensintesis / mengintegrasikan
penilaian fungsi intelektual dan perilaku adaptif saat mengikuti dua standar penilaian
klinis ini (Schalock & Luckasson, 2014; Luckasson & Schalock, 2015): (a) penilaian
klinis menggunakan penelitian berbasis praktik terbaik untuk diagnosis, klasifikasi,
dan dukungan perencanaan; dan (b) penilaian klinis menggabungkan
multidimensionalitas fungsi manusia dalam diagnosis, klasifikasi, dan dukungan
perencanaan. Sebuah pengakuan terhadap peran penting dari penilaian klinis juga
ditekankan dalam kriteria diagnostik DSM-5.
6. Definisi dari ID, kembali ke lebih dari 50 tahun lalu hingga saat ini, mengkonfirmasi
bahwa setiap hubungan antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif selalu bersifat
korelasional. Tidak ada bukti empiris untuk mendukung memasukkan interpretasi
kausal antara keduanya. Kesalahan terbaru dalam DSM-5 yang bertentangan,
menunjukkan kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat, tidak didukung oleh
ilmu pengetahuan atau praktik klinis, dan akan secara keliru menambahkan elemen
diagnostik keempat yang baru pada definisi ID yang tidak mungkin dibuat secara
klinis.

Ringkasan dan Kesimpulan

Secara Singkat, dalam artikel ini Penulis telah memberikan pemahaman terbaru tentang
perilaku adaptif, menghilangkan dua kesalahan berpikir mengenai hubungan temporal
atau kausatif antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif, menjelaskan bahwa ada
hubungan korelasional yang kuat tetapi tidak ada hubungan antara fungsi intelektual
dan perilaku adaptif , dan menegaskan bahwa ketika pertanyaan tentang penentuan ID
meningkat, baik fungsi intelektual dan perilaku adaptif dinilai dan dipertimbangkan
bersama-sama dan ditimbang sama dalam menentukan diagnosis kecacatan
intelektual.

13
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

Kesimpulannya, gagasan-gagasan dari fungsi intelektual dan perilaku adaptif serta


penilaian mereka (gagasan-gagasan yang terbentuk) harus ditimbang dengan bobot
yang sama dan dipertimbangkan bersama dalam diagnosis ID. Korelasinya tidak
menunjukkan sebab-akibat. Tidak ada urutan prioritas atau yang ditentukan untuk dua
kriteria ini yang diperlukan untuk diagnosis gangguan intelektual. Sebagai rekan
sejawat, proses diagnostik dapat dimulai dengan fungsi intelektual atau perilaku adaptif.
Begitu pertanyaan apakah seseorang memiliki ID meningkat, proses diagnostik dapat
dimulai dengan penilaian perilaku adaptif atau fungsi intelektual; keduanya harus
dipertimbangkan secara bersama dan ditimbang dengan setara. Setiap upaya untuk
memperpendek proses evaluasi / penilaian dengan hanya melakukan setengah
penilaian yang diperlukan adalah tidak konsisten dengan tanggung jawab profesional
dan praktik klinis yang ditetapkan.

Referensi
American Psychiatric Association. (1952). Diagnostic and statistical manual for mental
disorders.Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1968). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(2nd
ed.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1980). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(3 rd
ed.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1987). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(3 rd ed.,
rev.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(4 th
ed.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(4 th;ed.,
text rev.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(5 th
ed.). Washington, DC: Author.
Arvey, R. D., Bourchard, T. J., Jr., Carroll, J.B.,Cattell, R. B., Cohen, D. B., Davis, R. V.. . .Willerman, L.
(1994, December 13). Mainstream science on intelligence. Wall StreetJournal, p. B1.
Brown, I. (2007). What is mean by intellectual and developmental disabilities? In I. Brown & M.Percy
(Eds.), A comprehensive guide to intellectual and developmental disabilities (pp. 3–15).
Baltimore, MD: Brookes.Doll, E. A. (1936). The Vineland Social Maturity Scale. Vineland, NJ:
Vineland Training School.
Doll, E. A. (1953). Measurement of Social Maturity: A manual for the Vineland Social Maturity Scale.
Circle Pines, MN: American Guidance Services, Inc. http://dx.doi.org/10.1037/11349-000
Gottfredson, L. S. (1997). Mainstream science on intelligence. An editorial of 52 signatories,history,
and bibliography. Intelligence, 24(1),13–23. http://dx.doi.org/10.1016/S01602896(97)90011-8
Grossman, H. J. (Ed.) (1973). Manual on terminology and classification in mental
retardation.Washington, DC: American Association onMental Deficiency.
Grossman, H. J. (Ed.) (1977). Manual on terminology and classification in mental
retardation.Washington, DC: American Association onMental Deficiency.
Grossman, H. J. (Ed.) (1983). Classification in mental retardation. Washington, DC: American
Association on Mental Deficiency.

14
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

Heber, R. (1959). A manual on terminology and classification in mental retardation. American Journal of
Mental Deficiency [A monograph supplement], 64, 1–111.
Heber, R. (1961). A manual on terminology and classification in mental retardation (2 nd
ed.).American Journal of Mental Deficiency [Amonograph supplement], 66, 1–109.
Luckasson, R., Borthwick-Duffy, S., Buntinx, W.H. E., Coulter, D. L., Craig, E. M., Reeve,
A. . . . Tasse´, M. J. (2002). Mental retardation: Definition, classification, and systems of supports(10 th
ed.). Washington, DC: American Association on Mental Retardation.
Luckasson, R., Coulter, D. L., Polloway, E. A.,Reiss, S., Schalock, R. L., Snell, M. E. . . .Stark, J. A.
(1992). Mental retardation: Definition, classification, and systems of supports (9 th ed.). Washington, DC:
American Association on Mental Retardation.
Luckasson, R., & Schalock, R. L. (2013). Definingand applying a functionality approach tointellectual
disability. Journal of Intellectual Disability Research, 57, 657–668. http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-
2788.2012.01575.x
Luckasson, R., & Schalock, R. L. (2015). Standards to guide the use of clinical judgment in the field of
intellectual disability. Intellectual and Developmental Disabilities, 53, 240–251. http://
dx.doi.org/10.1352/1934-9556-53.3.240
Nihira, K. (1999). Adaptive behavior: A historical overview. In R. L. Schalock (Ed.), Adaptive behavior
and its measurement: Implications for the field of mental retardation (pp. 7–14). Washington, DC:
American Association on Mental Retardation.
Schalock, R. L. (2011). International perspectives on intellectual disability. In K. D. Keith (Ed.), Cross-
cultural psychology: Contemporary themes and perspectives (pp. 312–328). New York, NY: Wiley-
Blackwell.
Schalock, R. L., Borthwick-Duffy, S. A., Bradley,V. J., Buntinx, W. H. E., Coulter, D. L., Craig,E. M.,
Gomez, S. C., Lachapelle, Y., Luckasson, R., Reeve, A., Shogren, K. A., Snell, M.E., Spreat, S.,
Tasse´, M. J., Thompson, J. R.,Verdugo-Alonso, M. A., Wehmeyer, M. L., &Yeager, M. H. (2010).
Intellectual disability:Definition, classification, and systems of supports(11 th ed.). Washington DC:
American Association on Intellectual and DevelopmentalDisabilities.
Schalock, R. L., Borthwick-Duffy, S. A., Bradley, V.J., Buntinx, W. H. E., Coulter, D. L., Craig, E.M.,
Gomez, S. C., Lachapelle, Y., Luckasson, R.,Reeve, A., Shogren, K. A., Snell, M. E., Spreat,S., Tasse´,
M. J., Thompson, J. R., VerdugoAlonso, M. A., Wehmeyer, M. L., & Yeager, M.H. (2012). Users guide
to intellectual disability: Definition, classification, and systems of supports.Washington DC: American
Association onIntellectual and Developmental Disabilities
.Schalock, R. L., & Luckasson, R. (2014). Clinical judgment (2nd ed.). Washington, DC: American
Association on Intellectual and Developmental Disabilities.
Schalock, R. L., & Luckasson, R. (2015). A systematic approach to subgroup classification in
intellectual disability. Intellectual and Developmental Disabilities, 53, 358–366.
http://dx.doi.org/10.1352/1934-9556-53.5.358
Schalock R. L., Luckasson, R., & Shogren, K. A. (2007). The renaming of mental retardation:
Understanding the change to the term intellectual disability. Intellectual and Developmental Disabilities,
45, 116–124. http://dx.doi.org/10. 1352/1934-9556(2007)45[116:TROMRU]2.0.CO;2
Tasse´, M. J. (2009). Adaptive behavior assessment and the diagnosis of mental retardation in capital
cases. Applied Neuropsychology, 16, 1 1 4 – 1 2 3 . h t t p : // d x . d o i . o r g / 1 0 . 1 0 8 0 /
09084280902864451
Tasse´, M. J., Schalock, R. L., Balboni, G., Bersani, H. A. Jr., Borthwick-Duffy, S. A. S.Spreat, . . .Zhang,
D. (2012). The construct of adaptive behavior: Its conceptualization, measurement, and use in the field of
intellectual disability.American Journal on Intellectual and Developmental Disabilities, 117, 291–303.
http://dx.doi.org/10.1352/1944-7558-117.4.291
Thompson, J. T., McGrew, K., & Bruininks, R. H.(1999). Adaptive behavior and maladaptive behavior:
Functional and structural characteristics. In R. L. Schalock (Ed.), Adaptivebehavior and its

15
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381

measurement: Implications forthe field of mental retardation (pp. 15–42).Washington, DC:


American Association on Mental Retardation.
Tredgold, A. F. (1937). A textbook of mental deficiency (6th ed.). Baltimore, MD: WilliamWood and
Company.
Received 8/31/2016; accepted 9/2/2016.’
,

16

Anda mungkin juga menyukai