Abstrak
Kata Kunci: intellectual disability; intellectual functioning; adaptive behavior; diagnosis; DSM -5;
definitions of intellectual disability; mental retardation
Meskipun istilah atau nama telah berubah seiring waktu, definisi gangguan intelektual
(ID—intellectual disability) yang digunakan selama 50 tahun terakhir atau lebih telah
cukup konsisten. Secara khusus, analisis definisi US-based yang digunakan sejak
tahun 1950-an menunjukkan bahwa tiga elemen penting ID — keterbatasan dalam
fungsi intelektual, keterbatasan dalam perilaku adaptif, dan permulaan (gangguan) pada
usia perkembangan anak (early ages of onset) — tidak berubah secara substansial
(Brown, 2007; Schalock, Luckasson, & Shogren, 2007). Meskipun ketiga unsur itu tidak
banyak berubah, ada perubahan kecil dalam ungkapan definisi yang telah terjadi dalam
buku pedoman yang diterbitkan oleh Asosiasi Amerika tentang Gangguan Intelektual
dan Perkembangan (AAIDD—American Association on Intellectual and Development
Disabilities) dan Asosiasi Psikiatri Amerika (APA—American Psychiatric Association)
sebagai ilmu dan pengetahuan di bidang ini yang telah maju.
Dalam artikel ini, Penulis fokus pada dua kemajuan ilmiah yang berkaitan
dengan gagasan perilaku adaptif dan bagaimana kemajuan ini membutuhkan
pertimbangan yang sama pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif dalam diagnosis
gangguan intelektual. Kemajuan besar yang pertama adalah validasi empiris dari
1
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
struktur faktor perilaku adaptif yang menunjukkan bahwa perilaku adaptif secara
keseluruhan terdiri dari keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis; kemajuan
besar kedua adalah kemajuan yang dibuat dalam penilaian standar formal dari perilaku
adaptif (Tasse´ et al., 2012).
Definisi gangguan intelektual saat ini, yang diumumkan secara resmi oleh
AAIDD, adalah bahwa ''gangguan intelektual ditandai oleh keterbatasan yang signifikan
baik dalam fungsi intelektual maupun perilaku adaptif seperti yang diungkapkan dalam
keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis. Gangguan ini bermula pada usia
sebelum 18 tahun’(Schalock et al., 2010, hal. 1). Sejalan dengan hal ini, Diagnostics
and Statistical Manual of Mental Disorder—Pedoman Diagnostik dan Statistik
Gangguan Mental, edisi ke-5 (DSM-5) mendefinisikan gangguan intelektual (gangguan
perkembangan intelektual) sebagai ''sebuah gangguan dengan onset/permulaan
selama periode perkembangan yang mencakup defisit perilaku intelektual dan adaptif
dalam konseptual, sosial, dan domain praktis '', (American Psychiatric Association,
APA, 2013, hal.33).
Untuk tujuan diagnosis, fungsi intelektual adalah yang terbaik saat ini yang
dikonseptualisasikan dan ditangkap oleh faktor umum kecerdasan, yang mana
merupakan kemampuan mental umum yang paling baik diwakili oleh skor skala penuh
atau gabungan (APA, 2013; Schalock et al., 2010). Kecerdasan mencakup penalaran,
perencanaan, pemecahan masalah, pemikiran, memahami ide-ide yang kompleks,
belajar dengan cepat, dan belajar dari pengalaman (Arvey et al., 1994; Gottfredson,
1997). Patokan ''Keterbatasan signifikan dalam fungsi intelektual '' untuk diagnosis ID
membutuhkan skor IQ skala penuh yang mendekati dua standar deviasi di bawah rata-
rata, mempertimbangkan kesalahan standar pengukuran untuk spesifikasi, instrumen-
inatrumen yang diadministrasikan secara individual yang digunakan, dan sifat
psikometrik instrumen. Semua sumber kesalahan pengukuran lainnya, seperti efek
Flynn dan efek latihan, juga harus dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil tes.
Untuk tujuan diagnosis, perilaku adaptif adalah kumpulan keterampilan
konseptual, sosial, dan praktis yang telah dipelajari dan dilakukan oleh orang-orang
dalam kehidupan sehari-hari mereka (Schalock et al., 2010). Pengukuran perilaku
adaptif menggunakan instrumen yang diadministrasikan secara individual, serta sumber
lain dari informasi klinis yang relevan, dan berfokus pada apakah orang tersebut
memiliki keterbatasan yang signifikan dalam satu atau lebih dari tiga bidang
keterampilan adaptif (konseptual, sosial, atau praktis). Keterbatasan signifikan dalam
perilaku adaptif secara obyektif ditetapkan melalui penggunaan langkah-langkah
standar norma pada masyarakat umum, termasuk orang-orang cacat dan orang-orang
tanpa cacat. Sama halnya dengan penilaian fungsi intelektual, patokan '' pembatasan
signifikan dalam perilaku adaptif '' untuk sebuah diagnosis pada ID adalah skor perilaku
adaptif yang kira-kira dua standar deviasi di bawah rata-rata pada salah satu dari tiga
bidang keterampilan adaptif, dengan mempertimbangkan standar kesalahan
pengukuran untuk masing-masing bidang keterampilan dan sifat psikometrik instrumen.
Interpretasi hasil penilaian perilaku adaptif harus mempertimbangkan keandalan
responden, apakah fungsi saat ini dipertimbangkan dalam konteks lingkungan
masyarakat dan dibandingkan dengan rekan sebaya yang sama, serta semua sumber
kesalahan pengukuran lainnya.
2
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fungsi intelektual dan perilaku
adaptif sebagaimana tercermin dalam definisi operasional terkait diagnostik
sebelumnya, bidang ID sekarang berada pada posisi yang lebih baik untuk menjawab
pertanyaan yang kadang muncul dalam keputusan dan rekomendasi klinis: '' Apakah
ada hubungan antara defisit dalam fungsi intelektual dan defisit dalam perilaku adaptif,
dan jika demikian, bagaimana hubungan harus diungkapkan, dan bagaimana hal itu
mempengaruhi kriteria diagnosis yang digunakan untuk menetapkan gangguan
intelektual? '' Dalam menangani pertanyaan kunci ini, Penulis (a) memberikan
pembaruan pemahaman tentang perilaku adaptif; (B) menghilangkan dua kesalahan
berpikir tentang kesalahan relasi temporal atau kausatif antara fungsi intelektual dan
perilaku adaptif; (c) menjelaskan bahwa ada korelasi yang kuat, tetapi tidak ada
hubungan kausal antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif; dan (D) menegaskan
bahwa ketika sebuah pertanyaan apakah seseorang memiliki ID meningkat, baik fungsi
intelektual dan perilaku adaptif dinilai, dipertimbangkan bersama, dan ditimbang dengan
bobot yang sama dalam diagnosis gangguan intelektual. Sepanjang artikel Penulis
sangat menekankan bahwa gagasan-gagasan dari fungsi intelektual dan perilaku
adaptif dan penilaiannya harus ditimbang sama dan dipertimbangkan bersama dalam
diagnosis ID.
Ketika pertama kali diusulkan oleh AAIDD dalam draft mereka edisi ke-5 dari buku Commented [H1]: Ini merujuk pada tim AAIDD, bingung aku
membahasakan ‘mereka” disini,
pedoman Terminologi & Klasifikasi (T & C) (Heber, 1959), perilaku adaptif Karena “mereka” lebih cocok dan nampaknya cukup jelas ‘mereka’
diperkenalkan sebagai hal yang terdiri dari tiga elemen prinsip: belajar, penyesuaian ini merujuk ke siapa
sosial, dan pendewasaan. AAIDD dengan cepat memasukkan ketiga elemen ini ke
dalam gagasan luas perilaku adaptif dalam versi resmi edisi ke-5 dari panduan T & C Commented [H2]: Sampai disini, koq aq curiga ‘construct’ tetap
diterjemahkan ‘konstruk’ ya.. bukan ‘gagasan’
(Heber, 1961). Selama 40 tahun ke depan, konsep perilaku adaptif berevolusi dari Please check!
sebuah istilah tunggal yang sebagian besar tidak terdefinisi menjadi gagasan terukur
yang struktur dan pengukuran faktornya sekarang dipahami untuk memasukkan
keterampilan adaptif konseptual, sosial, dan praktis yang telah dipelajari dan dilakukan
pada suatu komunitas bersama orang-orang dalam kehidupan sehari-hari mereka Commented [H3]: Kalau yang ini merujuk pada “komunitas”,
sebenarnya menurutku sudah pas aja pakai kata ‘mereka’,
(Luckasson et al., 2002; Schalock et al., 2010; Thompson, McGrew, & Bruininks, 1999). Agak aneh kalau pakai ‘pasien’ atau semacam ‘komunitas sampling’
Tasse´ dan rekan-rekan (2012) berpendapat bahwa usulan yang pertama kali dibuat Please check
Heber (1959) dari ketiga bidang keterampilan tersebut tumpang tindih dengan
sempurna dengan model faktor perilaku adaptif saat ini yang terdiri dari keterampilan
konseptual, sosial, dan praktis.
Dengan konseptualisasi yang diterima dan divalidasi secara empiris ini, perilaku
adaptif dapat dipertimbangkan pada dasar yang sama dalam hal berat dan metrik
dengan fungsi intelektual dalam pemahaman dan diagnosis ID (Schalock et al., 2012).
Perilaku adaptif juga secara unik dapat digunakan secara efektif untuk menyediakan
kerangka kerja bagi dunia pendidikan dan untuk tujuan habilitasi orang-orang dan
strategi dukungan individual, perhatian secara langsung ke dimensi yang penting dari
fungsi manusia, dan berfungsi sebagai variabel independen dalam evaluasi hasil
(Luckasson & Schalock , 2013; Tasse´, 2009; Tasse´ et al., 2012).
3
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
Temporal
Kausatif
Dengan publikasi DSM-5 (APA, 2013), gagasan sebab-akibat telah muncul sebagai
kesalahan berpikir yang kedua. DSM-5 menggantikan skor IQ dengan tingkat defisit
perilaku adaptif sebagai metrik yang akan digunakan dalam menentukan tingkat
keparahan gangguan intelektual (misalnya, ringan, sedang, berat, dan mendalam).
Dengan demikian, DSM-5 membenarkan perubahan ini dengan menyatakan bahwa
4
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
perilaku adaptif adalah gagasan yang lebih menonjol dan relevan daripada fungsi
intelektual dalam memprediksi intensitas dari dukungan yang diperlukan (APA, 2013).
Meskipun tampak bahwa DSM-5 menekankan pentingnya pembentukan perilaku Commented [H4]: Kayaknya
‘construct” yang disini lebih cucok ‘pembentukan” disbanding
adaptif atas kecerdasan, hal ini dinegasikan oleh frasa yang salah. Sebagaimana ‘gagasan”,
dinyatakan dalam DSM-5: '' Untuk memenuhi kriteria diagnostik pada gangguan Atau mungkin tetap ‘konstruk”?
intelektual, defisit dalam fungsi adaptif harus secara langsung terkait dengan gangguan
intelektual yang dijelaskan dalam Kriteria A ’(hal.28). Frasa ini menyiratkan bahwa
defisit dalam perilaku adaptif disebabkan oleh defisit dalam fungsi intelektual. Dengan
frase tambahan ini, DSM-5 secara tidak sengaja menciptakan kriteria diagnostik
keempat, yang hampir tidak mungkin bagi dokter untuk menerapkan dan tidak didukung
oleh sains. Perhatian Penulis adalah bahwa meskipun seorang dokter (a clinician)
dapat menilai secara valid fungsi orang tersebut dan menetapkan keberadaan batasan
yang signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, namun tidak jelas
bagaimana seorang dokter akan menentukan hubungan kausal antara keduanya.
Mungkin akan sangat spekulatif bagi sebagian dokter untuk menegaskan bahwa defisit
dalam perilaku adaptif secara langsung berkaitan dengan defisit dalam fungsi
intelektual, atau, sebaliknya, bahwa defisit dalam fungsi intelektual secara langsung
berkaitan dengan defisit dalam perilaku adaptif. Bahkan dengan pengujian berulang
selama suatu jangka waktu, seorang dokter mungkin dapat mendokumentasikan
permulaan dari defisit ini tetapi masih tidak dapat menegaskan dengan keyakinan
bahwa yang satu menyebabkan yang lain. Jauh lebih mungkin bahwa defisit dalam
fungsi intelektual dan perilaku adaptif pada kenyataannya disebabkan oleh faktor
independen ketiga (misalnya, perkembangan otak atau cedera).
Implikasi kausa yang salah adalah kesalahan dalam berpikir dan merupakan
sebuah gagasan yang tidak didukung oleh bukti sebagaimana tercermin dalam definisi
retardasi mental atau cacat intelektual yang dipublikasikan selama lima dekade terakhir.
Tabel 1
AAMD 5th Edition (Heber, 1961) ‘‘Mental retardation refers to subaverage general
5
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
AAMR 9th Edition (Luckasson et al., 1992) ‘‘Mental retardation refers to substantial limitations
in present functioning. It is characterized by
significantly subaverage intellectual functioning,
existing concurrently with related limitations in two
or more of the following applicable adaptive skill
areas: communication, self-care, home living,
social skills, community use, self-direction, health
and safety, functional academics, leisure, and
6
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
AAIDD 11th Edition (Schalock et al., 2010) ‘‘Intellectual disability is characterized by significant
limitations in intellectual functioning and in adaptive
behavior as expressed in conceptual, social, and
practical adaptive skills. This disability originates
before age 18.’’
'' Gangguan intelektual ditandai oleh
keterbatasan signifikan dalam fungsi
intelektual dan perilaku adaptif seperti
yang diungkapkan dalam keterampilan
adaptif konseptual, sosial, dan praktis.
Gangguan ini bermula sebelum usia 18.”
DSM (APA, 1952) ‘‘Here will be classified those cases presenting
primarily a defect of intelligence existing since birth,
without demonstrated organic brain disease or
known prenatal cause. This group will include only
those cases formerly known as familial or
‘‘idiopathic’’ mental deficiencies. The degree of
intelligence defect will be specified as mild,
moderate, or severe, and the current I.Q. rating,
with the name of the test used, will be added to the
diagnosis. In general, mild refers to functional
7
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
8
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
DSM-III-R (APA, 1987) ‘‘The essential features of this disorder are: (1)
significantly subaverage general intellectual
functioning, accompanied by (2) significant deficits
or impairments in adaptive functioning, with (3)
onset before age of 18. The diagnosis is made
regardless of whether or not there is a coexisting
physical or other mental disorder.’’
''Gambaran-gambaran pokok dari
gangguan ini adalah: (1) fungsi intelektual
umum subaverage yang signifikan, disertai
dengan (2) defisit signifikan atau
gangguan dalam fungsi adaptif, dengan
(3) permulaan/onset sebelum usia 18
tahun. Diagnosis dibuat terlepas dari
apakah tidak ada gangguan mental fisik
atau mental yang ada. ''
9
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
10
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
11
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
Secara spesifik, pada Tabel 1 yang kami sediakan teks lengkap dari definisi retardasi
mental / intelektual yang dipublikasikan, kembali ke definisi 1959/1961 untuk Asosiasi
Amerika untuk Cacat Intelektual dan Perkembangan (AAIDD, kemudian American
Association on Mental Deficiency) dan 1952 untuk DSM (American Psychiatric
Association) , 1952). Patut dicatat adalah sedikit variasi dalam konjungsi. Untuk AAIDD,
konjungsi yang digunakan telah '' terkait dengan '' (Heber, 1959, 1961), '' ada
bersamaan dengan '' (Grossman, 1973, 1977, 1983; Luckasson et al., 1992), dan ''
keduanya di ... seperti yang diungkapkan dalam '' (Luckasson et al., 2002; Schalock et
al., 2010). Untuk DSM, konjungsi yang digunakan telah '' terkait dengan '' (APA, 1968),
'' mengakibatkan, atau terkait dengan '' (APA, 1980), '' disertai oleh '' (APA, 1987, 1994,
2000), dan '' yang mencakup keduanya '' (APA, 2013). Selama 50+ tahun terakhir
definisi yang diumumkan oleh AAIDD dan APA, setiap hubungan antara fungsi
intelektual dan perilaku adaptif telah berulang kali dan konsisten digambarkan sebagai
hubungan korelasional (misalnya '' terkait dengan'', ''ada secara bersamaan'', ''
termasuk ''), dan bukan hubungan kausal. Faktanya, selama setengah abad terakhir
satu-satunya waktu yang terdapat penyebutan salah satu gagasan yang menyebabkan
atau mengakibatkan hal lain dalam sistem diagnostik dan klasifikasi untuk gangguan
intelektual yaitu berada di edisi ketiga DSM (APA, 1980). Pernyataan ini segera
ditinggalkan dan diubah dalam revisi DSM-III menjadi ‘‘ defisit bersamaan atau
gangguan dalam perilaku adaptif ’(lihat: DSM-III-R; APA, 1987). Penulis
merekomendasikan revisi komparatif langsung ke DSM-5 untuk memperbaiki kesalahan
berpikir ini.
Bobot yang Sama dan Pertimbangan Bersama Commented [H5]: Agak wagu, please check
Tidak ada penelitian yang diterbitkan yang mendukung gagasan tentang hubungan
kausal antara kecerdasan dan perilaku adaptif. Hal ini dikarenakan pernah ada
penelitian (lihat Tasse´ et al., 2012) yang mendokumentasikan hubungan korelasional
antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif, dan karena gagasan-gagasan dari fungsi
intelektual dan perilaku adaptif dan penilaian mereka lebih dipahami dan dibandingkan
dalam hal metrik yang digunakan dalam penilaian mereka, keduanya harus berbobot
sama dan dipertimbangkan bersama dalam diagnosis ID. Urutan penyajian dua kriteria
ini di semua sistem diagnostik hanyalah historis dan tidak boleh ditafsirkan sebagai
urutan atau langkah-langkah berurutan dalam proses diagnostik. Temuan empiris
berikut dan terapan klinis terbaik mendukung posisi ini.
12
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
1. Hubungan antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif telah dinyatakan secara
historis dan secara konsisten sebagai korelasional, bukan penyebab (lihat Tabel 1).
2. Mendemonstrasikan suatu hubungan kausatif antara dua kriteria ini untuk diagnosis
ID secara klinis adalah tidak mungkin dan tidak relevan, dan mencoba untuk
melakukannya akan secara keliru menambahkan kriteria keempat untuk proses
diagnostik.
3. Pemahaman lengkap tentang fungsi manusia membutuhkan pemahaman tentang
kinerja khas pada diri seseorang, yang merupakan kasus dalam penilaian perilaku
adaptif, bukan kinerja maksimum, yang merupakan kasus dalam penilaian fungsi
intelektual (Luckasson & Schalock, 2015).
4. Berbagai faktor dapat digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi subgroup, termasuk
tingkat kebutuhan dukungan, perilaku adaptif, atau fungsi intelektual (Schalock &
Luckasson, 2015). AAIDD telah lama dindesak agar berbagai sistem klasifikasi
dikembangkan untuk memastikan pengelompokan individu yang berarti sesuai
dengan kriteria yang relevan dengan tujuan klasifikasi (Luckasson et al., 1992, 2002;
Schalock et al., 2010). DSM-5 mengikuti tren yang ditetapkan ini dalam
mengusulkan gagasan bahwa tingkat perilaku adaptasi atau tingkat kebutuhan
dukungan seseorang digunakan untuk menentukan tingkat klasifikasi untuk ID
(DSM-5; APA, 2013).
5. Diagnosis ID yang valid mengharuskan dokter untuk mensintesis / mengintegrasikan
penilaian fungsi intelektual dan perilaku adaptif saat mengikuti dua standar penilaian
klinis ini (Schalock & Luckasson, 2014; Luckasson & Schalock, 2015): (a) penilaian
klinis menggunakan penelitian berbasis praktik terbaik untuk diagnosis, klasifikasi,
dan dukungan perencanaan; dan (b) penilaian klinis menggabungkan
multidimensionalitas fungsi manusia dalam diagnosis, klasifikasi, dan dukungan
perencanaan. Sebuah pengakuan terhadap peran penting dari penilaian klinis juga
ditekankan dalam kriteria diagnostik DSM-5.
6. Definisi dari ID, kembali ke lebih dari 50 tahun lalu hingga saat ini, mengkonfirmasi
bahwa setiap hubungan antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif selalu bersifat
korelasional. Tidak ada bukti empiris untuk mendukung memasukkan interpretasi
kausal antara keduanya. Kesalahan terbaru dalam DSM-5 yang bertentangan,
menunjukkan kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat, tidak didukung oleh
ilmu pengetahuan atau praktik klinis, dan akan secara keliru menambahkan elemen
diagnostik keempat yang baru pada definisi ID yang tidak mungkin dibuat secara
klinis.
Secara Singkat, dalam artikel ini Penulis telah memberikan pemahaman terbaru tentang
perilaku adaptif, menghilangkan dua kesalahan berpikir mengenai hubungan temporal
atau kausatif antara fungsi intelektual dan perilaku adaptif, menjelaskan bahwa ada
hubungan korelasional yang kuat tetapi tidak ada hubungan antara fungsi intelektual
dan perilaku adaptif , dan menegaskan bahwa ketika pertanyaan tentang penentuan ID
meningkat, baik fungsi intelektual dan perilaku adaptif dinilai dan dipertimbangkan
bersama-sama dan ditimbang sama dalam menentukan diagnosis kecacatan
intelektual.
13
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
Referensi
American Psychiatric Association. (1952). Diagnostic and statistical manual for mental
disorders.Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1968). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(2nd
ed.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1980). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(3 rd
ed.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1987). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(3 rd ed.,
rev.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(4 th
ed.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(4 th;ed.,
text rev.). Washington, DC: Author.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders(5 th
ed.). Washington, DC: Author.
Arvey, R. D., Bourchard, T. J., Jr., Carroll, J.B.,Cattell, R. B., Cohen, D. B., Davis, R. V.. . .Willerman, L.
(1994, December 13). Mainstream science on intelligence. Wall StreetJournal, p. B1.
Brown, I. (2007). What is mean by intellectual and developmental disabilities? In I. Brown & M.Percy
(Eds.), A comprehensive guide to intellectual and developmental disabilities (pp. 3–15).
Baltimore, MD: Brookes.Doll, E. A. (1936). The Vineland Social Maturity Scale. Vineland, NJ:
Vineland Training School.
Doll, E. A. (1953). Measurement of Social Maturity: A manual for the Vineland Social Maturity Scale.
Circle Pines, MN: American Guidance Services, Inc. http://dx.doi.org/10.1037/11349-000
Gottfredson, L. S. (1997). Mainstream science on intelligence. An editorial of 52 signatories,history,
and bibliography. Intelligence, 24(1),13–23. http://dx.doi.org/10.1016/S01602896(97)90011-8
Grossman, H. J. (Ed.) (1973). Manual on terminology and classification in mental
retardation.Washington, DC: American Association onMental Deficiency.
Grossman, H. J. (Ed.) (1977). Manual on terminology and classification in mental
retardation.Washington, DC: American Association onMental Deficiency.
Grossman, H. J. (Ed.) (1983). Classification in mental retardation. Washington, DC: American
Association on Mental Deficiency.
14
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
Heber, R. (1959). A manual on terminology and classification in mental retardation. American Journal of
Mental Deficiency [A monograph supplement], 64, 1–111.
Heber, R. (1961). A manual on terminology and classification in mental retardation (2 nd
ed.).American Journal of Mental Deficiency [Amonograph supplement], 66, 1–109.
Luckasson, R., Borthwick-Duffy, S., Buntinx, W.H. E., Coulter, D. L., Craig, E. M., Reeve,
A. . . . Tasse´, M. J. (2002). Mental retardation: Definition, classification, and systems of supports(10 th
ed.). Washington, DC: American Association on Mental Retardation.
Luckasson, R., Coulter, D. L., Polloway, E. A.,Reiss, S., Schalock, R. L., Snell, M. E. . . .Stark, J. A.
(1992). Mental retardation: Definition, classification, and systems of supports (9 th ed.). Washington, DC:
American Association on Mental Retardation.
Luckasson, R., & Schalock, R. L. (2013). Definingand applying a functionality approach tointellectual
disability. Journal of Intellectual Disability Research, 57, 657–668. http://dx.doi.org/10.1111/j.1365-
2788.2012.01575.x
Luckasson, R., & Schalock, R. L. (2015). Standards to guide the use of clinical judgment in the field of
intellectual disability. Intellectual and Developmental Disabilities, 53, 240–251. http://
dx.doi.org/10.1352/1934-9556-53.3.240
Nihira, K. (1999). Adaptive behavior: A historical overview. In R. L. Schalock (Ed.), Adaptive behavior
and its measurement: Implications for the field of mental retardation (pp. 7–14). Washington, DC:
American Association on Mental Retardation.
Schalock, R. L. (2011). International perspectives on intellectual disability. In K. D. Keith (Ed.), Cross-
cultural psychology: Contemporary themes and perspectives (pp. 312–328). New York, NY: Wiley-
Blackwell.
Schalock, R. L., Borthwick-Duffy, S. A., Bradley,V. J., Buntinx, W. H. E., Coulter, D. L., Craig,E. M.,
Gomez, S. C., Lachapelle, Y., Luckasson, R., Reeve, A., Shogren, K. A., Snell, M.E., Spreat, S.,
Tasse´, M. J., Thompson, J. R.,Verdugo-Alonso, M. A., Wehmeyer, M. L., &Yeager, M. H. (2010).
Intellectual disability:Definition, classification, and systems of supports(11 th ed.). Washington DC:
American Association on Intellectual and DevelopmentalDisabilities.
Schalock, R. L., Borthwick-Duffy, S. A., Bradley, V.J., Buntinx, W. H. E., Coulter, D. L., Craig, E.M.,
Gomez, S. C., Lachapelle, Y., Luckasson, R.,Reeve, A., Shogren, K. A., Snell, M. E., Spreat,S., Tasse´,
M. J., Thompson, J. R., VerdugoAlonso, M. A., Wehmeyer, M. L., & Yeager, M.H. (2012). Users guide
to intellectual disability: Definition, classification, and systems of supports.Washington DC: American
Association onIntellectual and Developmental Disabilities
.Schalock, R. L., & Luckasson, R. (2014). Clinical judgment (2nd ed.). Washington, DC: American
Association on Intellectual and Developmental Disabilities.
Schalock, R. L., & Luckasson, R. (2015). A systematic approach to subgroup classification in
intellectual disability. Intellectual and Developmental Disabilities, 53, 358–366.
http://dx.doi.org/10.1352/1934-9556-53.5.358
Schalock R. L., Luckasson, R., & Shogren, K. A. (2007). The renaming of mental retardation:
Understanding the change to the term intellectual disability. Intellectual and Developmental Disabilities,
45, 116–124. http://dx.doi.org/10. 1352/1934-9556(2007)45[116:TROMRU]2.0.CO;2
Tasse´, M. J. (2009). Adaptive behavior assessment and the diagnosis of mental retardation in capital
cases. Applied Neuropsychology, 16, 1 1 4 – 1 2 3 . h t t p : // d x . d o i . o r g / 1 0 . 1 0 8 0 /
09084280902864451
Tasse´, M. J., Schalock, R. L., Balboni, G., Bersani, H. A. Jr., Borthwick-Duffy, S. A. S.Spreat, . . .Zhang,
D. (2012). The construct of adaptive behavior: Its conceptualization, measurement, and use in the field of
intellectual disability.American Journal on Intellectual and Developmental Disabilities, 117, 291–303.
http://dx.doi.org/10.1352/1944-7558-117.4.291
Thompson, J. T., McGrew, K., & Bruininks, R. H.(1999). Adaptive behavior and maladaptive behavior:
Functional and structural characteristics. In R. L. Schalock (Ed.), Adaptivebehavior and its
15
INTELLECTUAL AND DEVELOPMENTAL DISABILITIES @AAIDD
2016, Vol. 54, No. 6, 381–390 DOI: 10.1352/1934-9556-54.6.381
16