Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tamara Husna

NIM : 1705102010059
Mata Kuliah : Budidaya Tanaman Tahunan dan Semusim
Kelas : 01

Peran Pemuda dalam Meningkatkan Sektor Pertanian

Jika berbicara tentang pemuda maka tak lepas dari mahasiswa. Mahasiswa
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan dunia pertanian, sebab antara
teori yang telah dipelajarinya dan praktek haruslah berjalan beriringan. Salah satu peran
mahasiswa pertanian dalam revitalisasi pertanian adalah melakukan riset untuk menghasilkan
rekayasa teknologi maupun kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan pertanian
yang dapat memberdayakan petani serta menyokong ekonomi pertanian. Salah satu
komoditas yang sangat umum dan banyak digunakan sebagai bahan baku makanan di
Indonesia tetapi produktivitasnya masih tergolong rendah adalah kedelai. Kedelai (Glycine
max L) merupakan komoditas pangan yang penghasil protein nabati yang sangat penting, baik
karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang relatif murah
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Di indonesia, kedelai umumnya dikonsumsi
dalam bentuk pangan olahan seperti tahu, tempe, kecap, taiuco, susu kedelai, dan berbagai
bentuk makanan lainnya.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri pangan olahan
berbahan baku kedelai, maka kebutuhan kedelai di dalam negeri terus meningkat. Data
statistik dari FAO dan BPS menunjukkan bahwa kebutuhan kedelai rata-rata tahun2001–2005
sebesar 1,84–2,04 juta ton, sementara produksi dalam negeri masih sangat rendah yaitu antara
0,67–0,81 juta ton. Kekurangan harus diimpor sebesar 1,12–1,36 juta ton. Gambaran diatas
mencerminkan bahwa indonesia masih mengalami defisit yang cukup besar dalam memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Dalam situasi seperti ini pemuda pemuda indonesia harus mengambil
tindakan dan membantu dan mengarahkan petani petani kedelai untuk meningkatkan
produktivitas kedelai di Indonesia. Pemuda atau Mahasiswa pertanian dapat membantu dengan
menciptakan teknologi-teknologi baru yang dapat membantu meningkatkan produksi kedelai.
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui introduksi inovasi teknologi. Salah satu
komponen teknologi yang paling mudah dan cepat menyebar adalah penggunaan varietas
unggul baru (VUB) yang berdaya hasil tinggi, karena kontribusi varietas unggul dalam
meningkatkan produktivitas paling mudah dilihat dan dipahami oleh petani. Oleh kartena itu,
perakitan varietas unggul baru mempunyai karakter produktivitas tinggi serta toleran terhadap
cekaman lingkungan biotik maupun abiotik sangat diperlukan dalam rangka peningkatan
produksi kedelai. Selama periode 2001-2005, Departemen Pertanian melalui Badan Litbang
Pertanian telah melepas kurang lebih 11 varietas unggul kedelai. Varietas unggul ini
memiliki potensi hasil rata-rata 2,5 ton per ha, berumur 85-90 hari, memiliki ukuran biji
sedang hingga besar dan dapat beradaptasi di lahan sawah maupun lahan kering. Agar
produksi kedelai maksimal, penggunaan varietas unggul ini perlu dukungan teknik
pengelolaan lahan, air, tanaman dan organisme pengganggu tanaman (LATO), serta
komponen teknologi yang dikemas dalam model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
Sebenarnya prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor
cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang relatif
cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil
dalam usahatani. Disamping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar. Usahatani
kedelai menguntungkan dari segi finansial dengan pendapatan bersih sekitar Rp. 2,05 juta/ha.
Meskipun demikian areal panen kedelai terus menurun dari 1,48 juta ha pada tahun 1995
menjadi 0,55 juta ha pada tahun 2004 dengan laju penurunan 10% per tahun. Kemungkinan
salah satu penyebabnya adalah turunnya harga riil kedelai di tingkat produsen karena
tingginya impor kedelai akhir-akhir. Sebagai pemuda Indonesia kita dapat membantu dengan
hal lainnya yaitu dengan pemberdayaan petani, hal ini perlu dilakukan melalui penciptaan
iklim kondusif yang memungkinkan petani berkembang, memperkuat potensi dan daya saing
yang dimiliki petani, dan memberikan perlindungan yang secukupnya. Untuk itu,
pemberdayaan petani merupakan proses pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus-
menerus guna meningkatkan partisipasi dan kemampuan petani (pelaku usaha pertanian).
Sasaran pemberdayaan adalah meningkatnya kemampuan petani (pelaku usaha pertanian)
untuk mengelola usaha dan memanfaatkan akses terhadap sumberdaya lahan, air, alat dan
mesin pertanian, permodalan, teknologi dan informasi usaha/pasar,sehingga petani akan
semakin tertarik untuk menanam kedelai.

Anda mungkin juga menyukai