Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
— Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha membantah bahwa bantuan langsung sementara
masyarakat (BLSM) memanjakan rakyat. Julian berargumen, bantuan sebesar Rp 150.000
selama 9 bulan tersebut kepada kelompok masyarakat yang terkena dampak langsung
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Jadi mereka harus diselamatkan, dan itu memang tanggung jawab negara. Mereka
diselamatkan dengan bantuan langsung sementara melalui beberapa skema," kata Julian
kepada para wartawan di Jakarta Convention Center, Senin (12/3/2012).
Pemerintah, kata Julian, akan memastikan bahwa kelompok masyarakat yang menerima
bantuan adalah mereka yang benar-benar membutuhkan. Pemerintah akan melakukan
verifikasi daftar penerima BLSM yang akan dibagikan sejak April 2012.
Sementara itu, terkait penolakan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga
BBM, Julian berpendapat, hal tersebut diakibatkan kurangnya sosialisasi. Masyarakat dinilai
belum memahami alasan pemerintah menaikkan harga BBM. "Oleh sebab itu, sosialisasi
memang perlu. Kami sedang melakukan sosialisasi yang lebih intens dan menyeluruh ke
segenap kelompok masyarakat sehingga mereka benar-benar memahami," sambung Julian.
Sebelumnya, beberapa pengamat berpendapat, program BLSM tak produktif. Terlebih, nilai
alokasinya lebih besar ketimbang tambahan anggaran infrastruktur. Proyek infrastruktur
memiliki efek ekonomi berantai yang lebih berarti.
Pembangunan proyek infrastruktur padat karya, ujar Sofjan, akan menyerap tenaga kerja
yang pada akhirnya memberikan pendapatan kepada masyarakat. Efek berantai positif pun
luas. Menurut Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani, BLSM tidak produktif dan
hanya bersifat sesaat.