Anda di halaman 1dari 41

Mekanika gelombang air

Water Wave Mechanics

1
Oscillation (osilasi /gerakan yang
mempunyai ritme tertentu)
di Basin (Kolam)

2
Pendahuluan
 Osilasi merupakan respon gaya penahan (restoring force)
terhadap gaya luar (disturbing force) yaitu mengembalikan
sistem ke posisi keseimbangan. Namun karena sistem tersebut
mempunyai kelembaman (inertia) pada saat melewati posisi
keseimbangan, maka terjadi free osilasi pada periode natural
sistem.
 Periode (frekuensi) natural osilasi tergantung pada geometri
sistem. Apabila diambil contoh, bandul (pendulum), maka
periode tergantung pada panjang tali, dan tidak bergantung
pada besarnya penyebab osilasi.
 Setelah gangguan (penyebab osilasi) telah terjadi, free osilasi
terus berlangsung pada frekuensi natural, namun amplitudo
berkurang secara exponensial karena pengaruh gesekan
(friction).
3
Pendahuluan (lanjutan….)
 Apabila energi pembangkitan(excitation energy) terus
menerus bekerja pada frekuensi yang mendekati atau
sama dengan frekuensi natural akan menyebabkan
perkuatan sistem respon.
 Tingkat perkuatan tersebut tergantung pada :
 Kedekatan frekuensi pembangkit (excitation frequency)
terhadap frekuensi natural
 Karakteristik gesekan (frictional) sistem.
 Contoh fenomena osilasi terlihat adalah gelombang back-
forth (bolak-balik) melintasi basin (kolam), seperti terlihat
pada seiching, dimana kecepatan dan bentuk perambatan
gelombang dan frekuensi natural tergantung pada
geometris basin (kolam) 4
Pendahuluan (lanjutan….)
 Kolam gelombang mempunyai variasi ragam (modes)
resonansi osilasi, tergantung pada geometri kolam.
 Osilasi pada teluk atau harbour biasanya terjadi pada
low amplitudo tetapi mempunyai periode panjang.
 Hal ini menyebabkan:
 Pergerakan air secara horisontal, dapat memberikan
pengaruh pada sistem tambatan kapal, misal: tali
tambatan putus, sistem fender rusak, sistem bongkar
muat kapal jadi terganggu.
 Menimbulkan arus kuat

5
Tn = periode natural pada mode
(ragam) osilasi
T = periode sistem pembangkitan
(energi dari luar)
A = perkuatan sistem osilasi,
adalah rasio amplitudo
respon sistem terhadap
amplitudo sistem
pembangkitan

Perilaku sistem
osilasi

6
Sesuai gambar di atas, terdapat 3 kemungkinan:
1. Apabila sistem pembangkitan (sistem dari luar)
mempunyai periode jauh lebih besar dari
periode natural, maka Tn/T ≈ 0, nilai amplifikasi
(penguatan), A = 1.
Kondisi ini bisa terjadi pada pelabuhan yang
mempunyai (pintu pelabuhan) yang relatif besar,
sehingga sistem pembangkitan dari luar (dari
lautan) berpengaruh besar terhadap pelabuhan
tersebut, yaitu misal, kondisi pasang surut
pelabuhan sama seperti di lautan.

7
2. Apabila sistem pembangkitan (sistem dari luar)
mempunyai periode hampir sama dengan
periode natural, Tn/T ≈ 1, maka terjadi
amplifikasi (penguatan).
Apabila periode excitation (pembangkitan)
sebanding dengan periode natural sistem, maka
amplifikasi mencapai puncaknya.
Sistem respon menjadi equilibrium
amplification, apabila rate energi yang diterima
oleh sistem sebanding dengan rate energi yang
terdisipasi oleh sistem tersebut.

8
3. Apabila sistem pembangkitan (sistem dari luar)
mempunyai periode lebih kecil dibandingkan
periode natural, Tn/T > 1, maka amplifikasi
berkurang sesuai dengan berkurangnya periode
sistem pembangkitan.
Sistem dengan laju disipasi energi besar akan
mengalami less amplification.

9
Gerakan Resonansi Massa Air
di Basin (Kolam)
(Seiche)

10
Pendahuluan
 Apabila gelombang terjadi pada suatu basin (kolam) maka
akan terbentuk standing wave (gelombang berdiri).
 Sesuai materi kuliah yang lalu, pada standing wave terjadi
nodes dan antinodes.
 Pada titik antinodal terjadi gerak partikel air secara vertikal,
sedangkan pada titik nodal terjadi gerak partikel air secara
horisontal.
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai:
 Prediksi periode fundamental dan resonansi harmonis
untuk berbagai ragam (mode) variasi resonan
 Prediksi bentuk garis nodal dan antinodal pada bidang
horisontal untuk setiap ragam (mode) resonan
 Prediksi amplitudo dan kecepatan gerak partikel 11
Basin 2 Dimensi (Basin 2D) Γ (baca: gamma) = panjang basin/kolam
L = panjang gelombang

Γ = 0,5 L Γ = 0,25 L

Γ=1L Γ = 0,75 L

Γ = 1,5 L Γ = 1,25 L 12
Basin Dua Dimensi (Basin 2-D)
 Untuk Closed Basin
Standing wave mempunyai panjang gelombang sebanding
dengan 0,5 Γ; 1,0 Γ dan 1.5Γ, dimana Γ (dibaca: gamma) =
panjang basin.
Periode natural untuk setiap ragam (mode) osilasi adalah
sama dengan panjang kolam dibagi kecepatan rambat
gelombang
Periode natural untuk setiap ragam osilasi untuk kondisi
shallow water: TxC = L
Panjang kolam =

Tn  Tn = periode natural ½ panjang
k  1 gd gelombang

2Γ 2Γ Tn gd L
k  0; Tn   Γ 
0  1 gd gd 2 2 13
Basin Dua Dimensi (Basin 2-D)
 Untuk Closed Basin (lanjutan..)
Dimana nilai k tergantung pada ragam (mode) osilasi.
Nilai k = 0, 1, 2, ..dst,
k = 0 merupakan ragam fundamental,
k = 1 merupakan ragam harmonis pertama, dan
k = 2 merupakan ragam harmonis kedua.
Osilasi ragam fundamental (k = 0) mempunyai periode
paling panjang. Ini merupakan ragam yang mempunyai
energi besar sehingga semua ragam akan berakhir menjadi
ragam fundamental
Periode ragam ini makin berkurang sesuai faktor pengali:
1
1  k  14
Γ = panjang basin
Basin 2 Dimensi (Basin 2D) L = panjang gelombang

Ragam
fundamental,
k =0

Γ = 0,5 L
Ragam
harmonis 1,
K=1

Γ=1L

Ragam
harmonis 2,
K=2 15
Γ = 1,5 L
Basin 2 Dimensi
 Untuk Open Basin
Standing wave (gelombang berdiri) mempunyai panjang
gelombang sebanding dengan 0,25 Γ; 0,75 Γ dan 1.25 Γ.
Periode resonansi untuk setiap model osilasi untuk kondisi
shallow water:

Tn 
2k  1 gd

4Γ 4Γ Tn gd L
k  0; Tn   Γ 
0  1 gd gd 4 4

Pada ragam harmonis findamental,k = 0.


Panjang kolam = ¼ panjang gelombang
16
Γ = panjang basin
Basin 2 Dimensi (Basin 2D) L = panjang gelombang

Ragam
fundamental, k = 0

Γ = 0,25 L

Ragam harmonis 1,
k=1
Γ = 0,75 L

Ragam harmonis 2,
k =2
Γ = 1,25 L 17
Basin 2 Dimensi
 Untuk Open Basin
Dimana nilai k tergantung pada ragam (mode) osilasi.
Nilai k = 0, 1, 2, ..dst,
k = 0 merupakan ragam fundamental,
k = 1 merupakan ragam harmonis pertama
dan
k = 2 merupakan ragam harmonis kedua.
Osilasi ragam fundamental (k = 0) mempunyai periode
paling panjang. Ini merupakan ragam yang mempunyai
energi besar sehingga semua ragam akan berakhir menjadi
ragam fundamental
Periode ragam ini makin berkurang sesuai faktor pengali
1/(2k+1). 18
Bagaimana menentukan periode natural (resonansi) untuk
natural basin (kolam alami), misal danau…?
Untuk menentukan periode natural (resonansi) untuk bentuk
basin alami dirumuskan sebagai berikut:
2 N
Γi
Tn  
k  1 i1 g d i
untuk closed basin

Dan
4 N
Γi untuk open basin
Tn 
2k  1 
i 1 g di

Panjang basin dipecah menjadi N segmen dengan panjang Γi,


setiap panjang basin mempunyai kedalaman rata-rata, di.

19
Natural Basin:
Danau

Γ2, d2
Γ1, d1

Γ3,d3
Γ6, d6
Γ4, d4

Γ5, d5

N1 N6

N2 N5
N3 N4
20
Contoh Periode alami (period natural) untuk beberapa danau

Nama Danau Panjang () Depth (d) Modes Periode alami, Tn


Hitung Ukur
Loch Earn, Scotland 6,22 mil 200 ft k=1 13,65 min 14,5 min
Lake George, New South 18,66 mil 18 ft k=1 129 min 131 min
Wales
Lake Baikal, Siberia 414 mil 2230 ft k =1 4,52 hour 4,64 hour

2 N
Γi
Tn 
k  1 
i 1 g di

1. Dengan menggunakan rumus di atas dapat ditentukan periode alami beberapa


danau.
2. Hasil perhitungan (menggunakan perumusan di atas) tidak terlalu berbeda
dengan hasil penggukuran langsung di lapangan

21
Karakteristik Seichi Wave

22
Gerakan ke bawah, atas,
bawah sama dng satu
panjang gelombang

Gerakan horisontal
Gerakan
partikel air.
vertikal
Kecepatan partikel
partikel air
horisontal

23
 Kecepatan puncak di bawah titik nodal, adalah:
H g
u max 
2 d

 Karena gerak partikel air berbentuk sinusoidal, maka


kecepatan rata-rata partikel adalah:
π HL
u avg  u max   
2 πdT

 Persamaan untuk mengestimasi gerak horisontal pada


titik nodal (X) selama separoh periode (T/2), adalah:
T HL HT g
X  u avg    
 2  2 π d 2π d

24
Contoh:
Suatu closed basin mempunyai kedalaman 8 meter,
panjang 1000 meter. Apabila resonansi terjadi pada
periode fundamental dan tinggi gelombang (standing
wave) yang terjadi sebesar 0,2 meter.
Tentukan:
 Periode resonansi
 Kecepatan partikel maksimum
 Goyangan horisontal partikel yang terjadi di bawah titik
nodal

25
Penyelesaian:
 Periode resonansi untuk closed basin pada periode
fundamental, (k = 0).
2 1000
Tn   226 detik (3,77 menit)
1 9,818

 Kecepatan maksimum partikel air:


H g 0,2 9,81
u max    0,11 m/det
2 d 2 8

 Loncatan / goyangan partikel horisontal


H T g 0,2 226 9,81
X   7,96 mtr
2π d 2π  8

26
Catatan:
Hasil tersebut di atas merupakan karakteristik resonansi, yaitu:
 Periode natural relatif panjang (Tn = 266 detik = 3,77 menit)
 Tinggi gelombang resonansi 0,2 meter (relatif kecil, sulit dilihat
dengan mata)
 Kecepatan partikel air relatif kecil, 0,11 m /detik
 Namun jarak gerakan partikel air relatif besar, 7,96 meter.
Karakter resonansi diperlukan dalam desain Kolam Pelabuhan.
Penambatan kapal dipengaruhi oleh periode resonansi, kapal akan
bergerak maju-mundur dengan jarak gerakan kapal yang signifikan
(± 7,96 meter) pada setiap (266/2) = 133 detik.
Hal ini akan menimbulkan gaya tarik pada tali tambatan kapal dan
sistem fender.

27
Vessel-generated waves

28
Vessel-Generated Waves
Pada daerah yang sempit, gaya angin tidak memungkinkan
untuk menggerakkan air. Namun gelombang akibat
pergerakan kapal menjadi lebih dominan.
Ingat sungai Siak atau selat yang sempit……
Gelombang akibat pergerakan kapal tergantung pada:
1.Kecepatan kapal
2.Kedalaman air
3.Bentuk geometris kapal (bow = haluan) dan draft kapal
4.Bentuk penampang saluran (apabila saluran relatif sempit)
Pada saluran sempit, kapal bergerak menghasilkan gradient
tekanan lebih besar dibandingkan apabila kapal bergerak
pada saluran lebar dan bodi kapal tercelup lebih dalam.
29
Bentuk Gelombang Kapal
Jika gelombang kapal tampak dari atas, bentuk gelombang
terdiri dari dua kelompok gelombang.
 Satu group gelombang menyebar keluar dari titik di depan
haluan kapal, ini disebut gelombang divergen (divergent
waves). Semakin dekat dengan garis arah kapal (vessel’s
sailing line), jarak antara gelombang makin kecil
 Satu group gelombang lainnya berada di belakang kapal dan
sedemikian hingga puncak gelombang tegak lurus dengan
vessel’s sailing line (garis arah kapal), ini disebut gelombang
melintang (transverse wave). Jarak antar gelombang konstan,
tidak tergantung pada garis arah kapal.
 Pada kondisi air dalam, penyebaran gelombang kapal dibatasi
oleh garis puncak (cusplines) dengan sudut ± 19o28’.
30
Perpotongan
gelombang divergen
dengan gelombang
melintang, tinggi
gelombang maks.

Gambar 5
Pola puncak gelombang dibangkitkan oleh haluan kapal yang
bergerak 31
 Gelombang divergen memotong gelombang melintang
(transverse wave) tepat di garis puncak (cusplines). Pada
titik potong ini terjadi tinggi gelombang yang paling besar
(maksimum).
 Kecuraman gelombang melintang lebih rendah
dibandingkan gelombang divergen.
 Periode gelombang kapal tergantung pada:
 Kecepatan kapal
 Kedalaman air

32
Periode dan Panjang Gelombang Kapal
 Gelombang melintang mempunyai panjang dan periode
gelombang yang lebih besar dibandingkan gelombang
divergen.
 Pada gelombang divergen, periode dan panjang gelombang
terbesar terjadi pada gelombang yang pertama dan
selanjutnya semakin berkurang.
 Panjang gelombang melintang (transverse wave) dapat
ditentukan secara numeris, diasumsikan bahwa kecepatan
rambat gelombang transverse sama dengan kecepatan kapal.
g Lt 2πd
tanh  V2
2π Lt

Lt = panjang gelombang melintang (meter)


d = kedalaman (meter)
V = kecepatan kapal (meter/detik)
33
Periode dan Panjang Gelombang Kapal
 Apabila kedalaman mencukupi, panjang gelombang melintang
ditentukan dengan perumusan:
2π 2
Lo  V  0,169Vk2
g

Lo = panjang gelombang melintang apabila kedalaman


mencukupi (meter)
Vk = kecepatan kapal (knot); diambil Vk = 1,946 V (m/detik)
 Periode gelombang melintang sebanding dengan periode
gelombang dengan panjang gelombang Lt atau Lo di
kedalaman d:
2π 2πd 2πd To 

V  0,330 Vk
Tt  L t coth    To coth  
g
g  Lt   Lt 

Tt = periode pada kedalaman d (detik), To = periode pada 34


kedalaman cukup dalam (detik)
Periode dan Panjang Gelombang Kapal
 Panjang gelombang dan periode gelombang divergen
ditentukan dengan perumusan:
L  L cos θ2 dan T  T cos θ
d t d t

Ld = panjang gelombang divergen (meter)


Td = periode gelombang divergen (detik)
θ = sudut antara garis arah kapal dengan arah gelombang
divergen, (derajad) (lihat Gambar 5)
Sudut θ ditentukan seperti pada Gambar 6, sesuai dengan
posisi terhadap kapal. Nilai θ minimum 40o, biasanya
antara 50o – 55o.

35
Gambar 6. Arah gelombang dan periode gelombang kapal
36
Pengaruh Shoaling pada gelombang kapal
 Seperti pada umumnya gelombang, gelombang kapal juga
dipengaruhi oleh kedalaman yaitu ketika kedalaman
berkurang relatif terhadap panjang gelombang kapal.
 Kecepatan kapal makin tinggi akan menimbulkan
gelombang yang mempunyai panjang gelombang makin
besar.
 Apabila panjang gelombang kapal makin besar, sehingga
mampu menyentuh dasar laut (kondisi shallow water),
maka pengaruh shoaling harus diperhitungkan.
 Kondisi ini terjadi jika:
V  0,7 gd
37
Pengaruh Shoaling pada gelombang kapal
 Namun apabila kecepatan kapal berkurang, maka
panjang gelombang kapal juga semakin kecil.
 Apabila kecepatan kapal sedemikian hingga memenuhi
persamaan di bawah ini:
V  0,7 g d

maka kondisi gelombang dianggap sebagai deep water,


sehingga pengaruh shoaling dapat diabaikan
V = kecepatan kapal (m/detik)
g = gravitasi
d = kedalaman air (meter)
38
 Sorensen (1989, 1997), kecepatan kapal 5-15 knot,
tinggi maksimum gelombang pada titik cusps antara
0.2 – 0.9 m. Periode antara 1 – 2,5 detik.
Hasil perhitungan pada persamaan di atas dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

d = h = kedalaman air

39
Tinggi gelombang kapal
Tinggi gelombang kapal diprakirakan secara kasar
dengan persamaan:
13
L  E HPW
Ho   s 
 100  1620 Ls Vk

Ho = tinggi gelombang kapal karakteristik (meter) atau


tinggi gelombang maksimum pada jarak 100
meter dari garis arah kapal (sailing lines) ketika
kapal berjalan dengan kecepatan penuh (meter)
Ls = panjang kapal (meter)
VK = kecepatan penuh (knot)
EHPW= Power (W)

40
Terima Kasih atas perhatiannya

41

Anda mungkin juga menyukai