Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN

PERCOBAAN AMBANG LEBAR

9.1 TUJUAN
Dapat mengetahui besar debit yang mengalir dan tinggi muka air
pada ambang lebar.

9.2 DASAR TEORI


Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (overflow),
tinggi energy hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran
diatas alat ukur ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang
sudah ada sekarang, maka bangunan ini dapat mempunyai bentuk yang
berbeda-beda, tapi debitnya tetap sama.
Peluap disebut ambang lebar apabila t > 0,66 H dengan t adalah
tebal peluap dan H adalah tinggi peluap. Dipandang peluang ambang lebar
seperti ditunjukan dalam gambar 8.1. Titik A dan Titik B adalah ujung
hulu dan hilir dari peluap. Tinggi air yang meluap dititik A adalah H2 dan

pada titik B adalah H3, rumus V = 2.g ( H 2  H 3).H 22  H 23

²/ 2g

²/ 2g

Gambar 9.1. Peluap Ambang Lebar


Aplikasi pada persamaan bernoully pada titik A dan B

𝑃 𝑉 𝑃 𝑉2
𝑍𝐴 + 𝐴 + 𝐴 = 𝑍𝐵 + 𝐵 + 𝐵
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Dimana :
ZA = 0 ZB = 0
𝑃𝐴 𝑃𝐵
= H2 = H3
𝛾 𝛾

𝑉𝐴 𝑉𝐵2
=0 =0
2𝑔 2𝑔

𝑚𝑎𝑘𝑎:
VB 2
0  H2  0  0  H3 
2g
dengan V adalah kecepatan dengan aliran pada sisi hilir peluap.
Dari persamaan tersebut dapat ditentukan kecepatan aliran V,
𝑉𝐵2
𝐻2 = 𝐻3 +
2𝑔
𝑉𝐵2
= 𝐻2 − 𝐻3
2𝑔
𝑉𝐵 = 2𝑔 (𝐻2 − 𝐻3 )
𝑉𝐵 = √2𝑔 (𝐻2 − 𝐻3 )
Debit aliran :
Q  C d .b.H 3 .V  Cd.b.H 3 . 2 g H 2  H 3 

𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝑏 √2𝑔. (𝐻2 − 𝐻3 )𝐻32

Q  Cd  b 2  g  H 2  H 3  H 3
2 3

Sehingga rumus koefisien debit :


Q
Cd 
b 2  g  H2  H3  H3
2 3

Dimana :
Q= Debit (m3/dtk)
H = Tinggi air yang meluap dititik H2 (m)
h = Tinggi air yang meluap dititik H3 (m)
Cd = Koefisien Debiet
b = Lebar pelimpah (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m3/dtk)

9.3 ALAT DAN BAHAN


1. Satu set alat saluran terbuka
2. Ambang lebar
3. Stopwatch

9.4 LANGKAH KERJA


1. Memasang ambang lebar pada saluran terbuka dan menutup celah-
celah pintu peluap dengan plastisin.
2. Pasang alat ukur pada titik H (H1, H2, H3 dan H4)
3. Jalankan mesin pompa hingga terjadi peluapan diatas ambang dengan
memulai ketinggian tertentu (H cm). Mencatat nilai H (H1, H2, H3 dan
H4) yang dihasilkan.
4. Mencatat volume air (V) dan waktu (T) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan nilai debit (Q).
5. Membuka kran untuk menambah volume air yang meluap pada saluran
terbuka.
6. Mengulangi percobaan tersebut sampai lima kali percobaan dengan
mengulangi kangkah pada nomor 3, 4, dan 5.
7. Apabila semua data telah didapat, matikan mesin pompa.

9.5 ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 9.1. Data Percobaan Ambang Lebar untuk Kemiringan 0%


H1 T
NO H2(mm) H3(mm) H4(mm) HA(mm) LA(mm) V(liter)
(mm) T1 T2 T3 Trata-rata
1 138 30.4 19.4 21 9.8 35 2 4.37 3.34 2.87 3.526
2 147 39.1 23.9 25 9.8 35 2 2.48 1.8 1.89 2.056
3 158 47.7 32 28 9.8 35 2 1.44 1.23 1.37 1.346
4 170 56.5 36.7 32 9.8 35 2 0.74 1.32 0.91 0.990
5 175 60.6 47.1 33.5 9.8 35 2 0.57 1.09 0.88 0.846

ANALISA PERHITUNGAN
 Untuk Percobaan 1
- Perhitungan debit air ( Q ).
𝑉
Q = Dimana : Q = Debit (m3/dtk)
𝑇

V = Volume (m3)
T = Waktu (dtk)
 Penyelesaian :
V₁
Q1 = T1 rata−rata
0,002
= 3.526 = 0.000567 m³/dtk
Untuk nilai debit (Q) pada waktu (detik) dan volume selanjutnya dapat
dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 9.2 Analisa Perhitungan Debit (Q)
Trata-
NO V(m3) Q(m3/detik)
rata
1 0.002 3.526 0.0005672
2 0.002 2.056 0.0009728
3 0.002 1.346 0.0014859
4 0.002 0.990 0.0020202
5 0.002 0.847 0.0023621

Perhitungan Koef.Debit ( Cd ).
𝑄
𝐶𝑑 =
𝑏√2 ∙ 𝑔 √𝐻2 ∙ (𝐻3 )2 − (𝐻3 )3

Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
H = tinggi air yang meluap dititik H2 (m)
h = tinggi air yang meluap dititik H3 (m)
Cd = koefisien debit
b = lebar pelimpah (m)
g = percepatan grafitasi (9.81 m3/detik)

0.000567
𝐶𝑑 =
0.035√2 ∙ 9,81 √0.0304 ∙ (0.0194)2 − (0.0194)3
Cd = 1.804951
Untuk nilai Koefisien Debit (Cd) selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah :
Tabel 9.3 Analisa Perhitungan Nilai Koefisien Debit (Cd)
Trata- Koefisien
NO V(m3) Q(m3/detik)
rata Debit (Cd)
1 0.002 3.526 0.0005672 1.805291971
2 0.002 2.056 0.0009728 2.135164168
3 0.002 1.346 0.0014859 2.401234811
4 0.002 0.990 0.0020202 2.530782285
5 0.002 0.847 0.0023621 2.791404639

Tabel 9.4 Perhitungan Hubungan Antara Debit (Q) Dan Koefisien Debit (Cd)
Trata- Koefisien
NO V(m3) Q(m3/detik) Q x Cd Q2
rata Debit (Cd)
1 0.002 3.526 0.0005672 1.805291971 0.00102 0.000000321733
2 0.002 2.056 0.0009728 2.135164168 0.00208 0.000000946267
3 0.002 1.346 0.0014859 2.401234811 0.00357 0.000002207852
4 0.002 0.990 0.0020202 2.530782285 0.00511 0.000004081216
5 0.002 0.847 0.0023621 2.791404639 0.00659 0.000005579572

Tabel 9.5 Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air (H) Dan Koefisien Debit (Cd)
Koefisien Debit
NO H2(m) H x Cd H2
(Cd)
1 0.03 1.805291971 0.05488 0.00092416
2 0.039 2.135164168 0.08348 0.00152881
3 0.048 2.401234811 0.11454 0.00227529
4 0.057 2.530782285 0.14299 0.00319225
5 0.061 2.791404639 0.16916 0.00367236
Tabel 9.6 Regresi Untuk Grafik Hubungan Antara Debit (Q) dengan Koefisien
Debit (Cd).
Debit (Q) Koef.Debit
NO Q2 Cd2 Q x Cd
(m³/dtk) (Cd)
1 0.0005672 1.805291971 0.000000321733 3.2590791 0.00102
2 0.0009728 2.135164168 0.000000946267 4.558926023 0.00208
3 0.0014859 2.401234811 0.000002207852 5.765928618 0.00357
4 0.0020202 2.530782285 0.000004081216 6.404858972 0.00511
5 0.0023621 2.791404639 0.000005579572 7.791939857 0.00659
Σ 0.0074082 11.6638779 0.0000131 27.7807326 0.0183753

Rumus Persamaan Garis :


y = a.x + b
𝑛∙𝛴(𝑄∙𝐶𝑑)−∑ 𝑄∙∑ 𝐶𝑑
𝑎= 𝑛∙∑ 𝑄 2 −(∑ 𝑄)2
5∙(0.0183753)−0.0074082 ∙ 11.6638779
= 5 ∙ 0.0000131− 0.0074082 ²

= 502.79

∑ 𝐶𝑑∙∑ 𝑄 2 −∑ 𝑄∙∑(𝑄∙𝐶𝑑)
𝑏= 2
𝑛∙∑ 𝑄 2 −(∑ 𝑄)
11.6638779×0.0000131−0.0074082×0.0183753
= 5 ∙ 0.0000131− 0.0074082 ²

= 1.569
Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan Koef.
Debit (Cd) adalah : y = a.x + b
Cd = 502.79 Q+ 1.569
2.9

2.7
Koefisien Debit (Cd)

2.5

2.3

2.1

1.9

1.7
0.0005000 0.0010000 0.0015000 0.0020000 0.0025000
Debit (Q)

Grafik 9.1. Grafik hubungan Antara Debit (Q) dan Koef. Debit (Cd)

Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi luapan air (H)
dengan Koefisien debit (Cd)
Tabel 9.7 Regresi Untuk Grafik Hubungan Antara Tinggi luapan air (H) dengan
Koefisien Debit (Cd).
Tinggi Air
Koef.Debit
NO (H) H2 Cd2 H x Cd
(m) (Cd)
1 0.03 1.805291971 0.00092416 3.2590791 0.05488
2 0.039 2.135164168 0.00152881 4.558926023 0.08348
3 0.048 2.401234811 0.00227529 5.765928618 0.11454
4 0.057 2.530782285 0.00319225 6.404858972 0.14299
5 0.061 2.791404639 0.00367236 7.791939857 0.16916
0.235 11.6638779 0.01159287 27.7807326 0.56505
Σ
Rumus Persamaan Garis :
y = a.x + b
𝑛 × ∑ 𝐻 ∙ 𝐶𝑑 − ∑ 𝐻 ∙ ∑ 𝐶𝑑
𝑎=
𝑛 ∙ ∑ 𝐻 2 − (∑ 𝐻)2
5∙(𝟎.𝟓𝟔𝟓𝟎𝟓)−𝟎.𝟐𝟑𝟓∙𝟏𝟏.𝟔𝟔𝟑𝟖𝟕𝟕𝟗
= 5∙𝟎.𝟎𝟏𝟏𝟓𝟗𝟐𝟖𝟕− 𝟎.𝟐𝟑𝟓²

= 3.073

∑ 𝐶𝑑 ∙ ∑ 𝐻 2 − ∑ 𝐻 ∙ ∑(𝐻 ∙ 𝐶𝑑)
𝑏= 2
𝑛 ∙ ∑ 𝐻 2 − (∑ 𝐻)
𝟏𝟏. 𝟔𝟔𝟑𝟖𝟕𝟕𝟗 × 𝟎. 𝟎𝟏𝟏𝟓𝟗𝟐𝟖𝟕 − 𝟎. 𝟐𝟑𝟓 × 𝟎. 𝟓𝟔𝟓𝟎𝟓
=
5 ∙ 𝟎. 𝟎𝟏𝟏𝟓𝟗𝟐𝟖𝟕 − 𝟎. 𝟐𝟑𝟓²
=0.887

Jadi persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air
(H) dengan Koefisien Debit (Cd) adalah :
y = a.x + b
Cd = 3.073 H + 0.0887

2.7

2.5
Koefisien Debit (Cd)

2.3

2.1

1.9

1.7
0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0.055 0.06 0.065
Tinggi Muka Air (H)

Grafik 9.2. grafik hubungan tinggi muka air (H) dengan Koefisien debit (Cd)
9.6 KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, kami dapat menyimpulkan bahwa :


 Jika semakin rendah luapan air maka waktu yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air akan semakin lama. Hal ini disebabkan karena antara
tinggi luapan dengan waktu berbanding terbalik.

 Jika waktu pengaliran semakin kecil maka Debit (Q) yang dihasilkan
akan semakin besar dan Koefisien debit (Cd) semakin kecil.

 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Debit (Q) dengan


Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 502.79 Q+ 1.569

 Persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Tinggi Muka Air (H)
dengan Koefisien debit (Cd), yaitu Cd = 3.073 H + 0.0887
9.7 GAMBAR ALAT

Ambang Saluran
Lebar Terbuka

Alat Ukur Tinggi Air


9.8 GAMBAR DOKUMENTASI

Menghitung Tinggi Muka Air

Mencatat Waktu Peluapan yang terjadi pada


Ambang Lebar

Anda mungkin juga menyukai